Anda di halaman 1dari 42

4 Pengalolaan Lahan Gambut

Mohammad Nurcholis

1
A. Pendahuluan
• Lahan Gambut Indonesia merupakan 45 % Gambut Tropika
• Lahan gambut berfungsi sebagai penyimpanan karbon dan air, serta
keanekaragaman hayati
• Perkembangan pemafaatan lahan gambut di Indonesia sangat pesat,
terutama untuk perkebunan
• Sifat gambut mudah rusak jika salah mengelola dan memanfaatkan
• Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan secara drastic
• Perlu praktek pertanian ramah lingkungan di lahan gambut

2
Karakteristik Lahan Basah

LAHAN BASAH

Gambut Lapisan Pirit Luapan

HUTAN LAHAN
BASAH DALAM
KONDISI
SEIMBANG

3
DRAINASE LAHAN GAMBUT

Kekeringan

Banjir

Drainase
Subsidensi

GAMBUT
Pematangan

Karakteristik
fisika, kimia Emisi CO2
dan biologi
Bahaya
Ketebalan
Kebakaran

4
5
AIR DI LAHAN GAMBUT
Gambut merupakan
lumbung air, karena
tanah gambut
didominasi oleh air

Gambut juga
mempunyai porositas
tinggi sehingga
mudah mengalirkan
air

Air gambut

S Tumbang Muroi
6
Potensi air Gambut untuk PDAM di Bengkalis

7
Permasalahan
Ada 3 (tiga) hal:
• Hidrologi yakni penurunan pH air sungai karena air gambut masam
yang tercuci keluar.
• Hilangnya elastisitas penyangga gambut hingga terjadi penyusutan,
kekeringan dan ketergenangan
• Penebangan ilegal atau pencurian kayu dari kawasan gambut yang
seharusnya dikonsevasi dan dipreservasi.

8
Penyebab degradasi Lahan gambut

Pembukaan
hutan

Degradasi
Lahan
Gambut

Kebakaran Drainase

9
Kedalaman air tanah Gambut

Kedalaman air tanah


gambut sangat
menentukan tingkat
kemudahan
kebakaran

Gambut dengan
porositas tinggi
mampu mengalirkan
oksigen masuk
kelapisan dalam untuk
gambut yang kering

10
DRAINASE DI LAHAN GAMBUT

Drainase

Over drained

11
GAMBUT TERDEGRADASI

Pasca Kebakar
Alang-alang

Pasir Kuarsa Sebagai Sisa

12
Pasca bakar

Gambut yang terbakar atau dibakar akan menyebabkan


simpanan karbon hilang dan menyebabkan emisi karbon dan
pengurangan massa tanah gambut

13
Fungsi lahan gambut sebagai penyimpan cadangan karbon (Dariah dan
Maswar, 2016)
(Data sumber karbon dari Agus et al., 2013)

14
Peta sebaran lahan
gambut Pulau Sumatera

15
16
B.Karakterisitk tanah gambut
1. Drainase
2. Daya dukung tanaman rendah
3. Tingkat kematangan
4. ketebalan tanah gambut
5. Sifat kimia tanah gambut
6. Substratum bahan sulfidik atau substratum pasir
7. Amblesan tanah gambut
8. Mudah kering dan tidak mudah balik

17
1. Drainase

Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya


air dari tanah atau keadaan tanah yang
menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air

Secara umum tanaman memerlukan kondisi drainase


tanah yang baik atau beraerasi baik, dimana oksigen
yang diperlukan oleh perakaran tanaman dapat
terpenuhi.

Lahan gambut mempunyai kelas drainase terhambat sampai sangat


terhambat karena berada di topografi datar dan rendah,
Permeabilitas tanah gambut termasuk sangat cepat sampai cepat
karena sifat gambut yang sangat porous (sarang)
18
Porositas dan mobilitas air tanah gambut

Kedalaman air tanah


gambut sangat
menentukan tingkat
kemudahan
kebakaran

19
2. Daya dukung rendah

Porositas gambut yang sangat tinggi yaitu >75%


volume, menyebabkan daya dukung (bearing
capacity) gambut untuk menahan beban menjadi
sangat rendah, sehingga pada lahan gambut tebal
sering ditemui kondisi tanaman yang doyong ke
satu arah.

20
3. Kematangan Gambut

1. Gambut mmentah (fibrik): bila diremas masih mengandung


serat >75% (berdasarkan volume)
2. Gambut setengah matang (hemik) mengandung serat antara
17-74%
3. Gambut matang (saprik): mengandung serat <17%, berwarna
kelabu sangat gelap sampai hitam dan secara struktur
mendekati tanah mineral (peaty clay)

21
Uji Kematangan Tanah gambut Metode Van Poost

Hasil Perasan
Sisa Perasan

22
4. Kedalaman tanah gambut

Pembatas tanah gambut berdasarkan kedalaman

1. dangkal (50-100 cm)


2. sedang (>100-200 cm) 1. dangkal (50-100 cm)
3. dalam (>200-400 cm) 2. agak dalam (>100-300 cm)
4. sangat dalam (>400 cm) 3. dalam (>300 cm)
(Sumber: Mutalib et al. 1991)
Sumber: Wahyunto (et al., 2005)

23
5. Sifat kimia tanah gambut
Karakterisitk kimia gambut ombrogen dan topogen di Indonesia

24
6. Substratum bahan sulfidik atau substratum pasir

Tanah gam but yang mempunyai lapisan


material pirit dapat mengalami oksidasi
sehingga pH tanah menjadi sangat
pH meter
rendah

extrak tanah

Pengukuran pH Tanah
25
pH air dari oksidasi pirit dan air permukaan dari hujan

pH air hasil oksidasi pirit (2,5) pH air permukaan dari hujan (5)

26
Substratum lapisan pasir kuarsa, yang mempunyai
kesuburan sangat rendah

27
7. Amblesan tanah gambut

Amblesan (subsidence)
tanah gambut dan pohon
miring
Amblesan (subsidence) tanah gambut
Pengukuran amblesan
ditunjukkan akar tanaman di permukaan
(subsidence) tanah
tanah
gambut

28
8. Mudah kering dan tidak mudah balik

Gambut dengan porositas tinggi mampu mengalirkan air ke


arah samping sehingga mudah kering, terjadi overdrained, dan
mudah terbakar

Over drained
Drainase

29
C. Tanah gambut untuk pertanian ramah lingkungan

1. Gambut yang sudah matang


2. Gambut dangkal
3. Tidak mempunyai substratum sulfidik atau lapisan pasir

30
Kesesuaian tanah gambut untuk pertanian

• Hortikultura: sayuran dan buah-buahan


• tanaman tahunan
• tanaman pangan khususnya padi sawah sangat
terbatas pada tanah gambut dangkal.

31
Perkiraan kesesuaian tanaman secara umum pada berbagai tipe gambut, pada tingkat
pengelolaan rendah sampai sedang (Ritung dan Sukarman, 2016)

+++ = relatif sesuai


++ = relatif cukup sesuai
+ = relatif kurang sesuai
-- = tidak sesuai

32
Perkiraan kesesuaian tanaman secara umum pada berbagai tipe gambut, pada tingkat
pengelolaan rendah sampai sedang (Ritung dan Sukarman, 2016) lanjutan

+++ = relatif sesuai


++ = relatif cukup sesuai
+ = relatif kurang sesuai
-- = tidak sesuai

Sumber: Wahyunto et al. (2013); diolah dari: Widjaja-Adhi (1992, 1997), dan Subagjo 2002)

33
Menggunakan Integrated Farming (IF) System
(Gatot Supangkat et al., 2011)

PENGELOLAAN TERPADU TANAMAN


PANGAN, HORTIKULTURA,
PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Produk

KEBUTUHAN

Produk
PERIKANAN KELUARGA PENGELOLAAN
DARAT DAN PASAR TERPADU TERNAK
BESAR, KECIL DAN
UNGGAS

BIOGAS

34
Integrated Farming (Nurcholis et al., 2012)

Kandang Higienis Penampungan Fermentasi


urin

Aplikasi Pumicair

Pengomposan
Pemisahan urin Granulasi &
Pumi Padat
dan tinja Penyimpanan
Pengepakan

Biogas
35
Kolam ikan
CONTOH

36
INOVASI PEMBENAH TANAH DALAM SLPG - PLTB:
F1 Embio (pembenah tanah) : inovasi lokal berupa
cairan yang diperoleh dari pembiakan bakteri dari kotoran
ayam yang belum terkena sinar matahari
o Menyuburkan tanah gambut
o Menaikkan pH tanah gambut
o Dibuat dengan bakteri yang berasal dari kotoran ayam yang
masih segar, dan dibiakkan dalam media yang direbus dari
tepung, buah nanas, terasi, gula, vitamin B/tepung bekatul
dll)

Mikroorganisme Lokal (MOL) : pembenah tanah berasal dari mikroorganisme lokal


yang berasal dari bawah tegakan bambu, dan diperangkap melalui nasi yang membusuk, ini sebagai
bahan penyubur tanah)
o  MOL tingkat 1 sd MOL tingkat 4

 Menyuburkan tanah
 Merangsang pertumbuhan daun dan buah
INOVASI PEMBENAH TANAH DALAM SLPG - PLTB:

Arang Sekam
 Menggemburkan tanah
 Membantu menyerap air
 Menjaga kesuburan tanah
1. Rancang Bangun Kandang

Pemisah tinja dan urin dengan


alas kandang sedikit miring

39
2. Pupuk Organik Padat

40
3. Pupuk Organik Cair

41
42

Anda mungkin juga menyukai