Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PEMBANGUNAN ILMU

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas;

Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Helmi Najamudin,M.Pd

Oleh Kelompok 4 :

1. Misratul Aeni
2. Dewi Sulasti
3. Rahimahullah

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM PRODI PENDIDIKAN GURU PAUD

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL WATHAN

LOMBOK TIMUR TAHUN 2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat allah yang maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PEMBANGUNAN ILMU” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah PENDIDIKAN PANCASILA. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen selaku pengajar mata kuliah
pendidikan pancasila. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Anjani, 17 mei 2023


Penulis

Kelompok4

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama
dari bangsa indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh
aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Bangsa Indonesia memiliki
akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat
sehingga manakala pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya
dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) dewasa ini mencapai kemajuan pesat sehingga
peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
Pengembangan iptek tidak terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu
berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersetuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga disatu pihak dibutuhkan semangat
objektivitas, dipihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannga agar tidak merugikan umat manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu?
2. Bagaimana urgensi pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu?
3. Bagaimana esensi pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu?
4. Darimana sumber histori pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu?
5. Apa alasan diperlukannya pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui konsep pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu
2. Mengetahui urgensi pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu
3. Mengetahui esensi pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu
4. Mengetahui sumber histori pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu
5. Mengetahui alasan diperlukannya pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pembangunan ilmu


Pengertian pancasila sebagai dasar nilai pembangunan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman1.
1. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia
haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2. Bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
3. Bahwa nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek
diindonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan
cara bertindak bangsa Indonesia
4. Bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumian ilmu)

Keempat pengertian diatas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian


pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam
perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai pancasila. Pengertian kedua bahwa setiap
iptek yang dikembangkan diindonesia harus menyertakan nilai-nilai pancasila sebagai faktor
internal mengendalikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-
nilai pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya
ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.

Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normative bagi
pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para
ilmuan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu
akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus
berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi

2
kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang
menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandalkan bahwa pancasila
bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu
yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan
pembicaraan dikalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai pancasila selalu
menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.

B. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pembangunan Ilmu

Apakah anda menyadari bahwa kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi di sekitar kita
ibarat pisau bermata dua, di satu sisi IPTEK memberikan kemudahan untuk memecahkan
berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapi, tapi di pihak lain dapat membunuh,
bahkan memusnahkan peradaban umat manusia. Contohnya 2yang pernah terjadi adalah bom
atom yang dijatuhkan Hirosima dan Nagasaki dalam perang dunia kedua. Dampaknya tidak
hanya dirasakan warga Jepang waktu itu, tetapi menimbulkan traumatik yang
berkepanjangan pada generasi berikut, bahkan menyentuh nilai kemanusiaan secara
universal. Nilai kemanusiaan bukan milik individu atau sekelompok orang atau bangsa
semata, tetapi milik bersama umat manusia

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pembagunan ilmu dapat di telusuri ke dalam hal-hal
sebagai berikut:

1. Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring
dengan kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang
kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan da refleksi yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian negara.
2. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan IPTEK terhadap lingkungan hidup berada
dalam titik nadi yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan
datang. Oleh karen itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan IPTEK di Indonesia.

3
3. Perkembangan IPTEK yang didominasi negara-negara barat dengan politik global ikut
mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas,
gotong royong, solidaritas, musyawarah, Dan cita rasa keadilan. Boleh karena itu,
diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai
global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.

C. Esensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pembangunan Ilmu

Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof.Wahyudi


Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan
dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:

Sila pertama, ketuhanan yang maha esa memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di
dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya yang
abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan
perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan di bumi. Tuntuna sikap pada
kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti : menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat pertanggungjawab, etis dan taat aturan
untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan profesional dan lain-lain, adalah
suatu manifestasi perbuatan untuk kebalikan tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan
kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti
mensyukuri anugerah Tuhan ( Wahyudi,2006: 61-62).

Sila ke-dua, kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan arahan, baik bersifat
universal maupun khas terhadap ilmuwan dan Adi teknik di Indonesia. Asal kemanusiaan
atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi,
bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam
lingkungannya bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi ( Wahyudi, 2006: 65). Hakikat
kodrat manusia yang bersifat mono-pluralis sebagaimana dikemukakan Notonegoro yaitu
terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial (sifat kodrat),
makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar dapat
menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.

4
Sila ke-tiga, persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia
perlu menjunjung tinggi asas persatuan Indonesia itu dalam tugas-tugas profesionalnya.
Kerjasama yang sinergis antara individu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-
masing akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada penjumlahan
produktivitas individunya. ( Wahyudi 2006: 66). Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan
bersama dengan semangat nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang
lebih optimal.

Sila ke-empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan memberikan arah asas kerakyatan yang mengandung arti
bahwa pembentukan negara Republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat
Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara
titik demikian pula halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi
sebesar-besarnya sesuai kemampuan sama-sama kemampuan untuk kemajuan negara. Sila
ke-4 ini juga memberikan arahan dalam manajemen keputusan baik pada tingkat nasional,
regional maupun lingkup yang lebih sempit ( Wahyudi 2006: 68). Manajemen keputusan
yang dilandasi semangat musyawarah akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat
melibatkan semua pihak dengan penuh kerelaan.

Sila ke-lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan arahan agar
selalu diusahakan tidak terjadi jurang (gap) kesejahteraan diantara bangsa Indonesia.
Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang
memajukan perusahaan, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan ( Wahyudi 2006:69).
Selain ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dalam arti
keuntungan perusahaan sehingga cenderung mengabaikan kesejahteraan karyawan dan
kelestarian lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya
mementingkan kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu
aksi protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

5
D. Sumber Histori Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pembangunan Ilmu

Sumbernya dapat dilihat dalampembukaan Undang-undang Dasar 1945. Alenia keempat


pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “kemudian dari pada itu untuk Sumber historis
pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu3
membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerekaan,perdamaian abdi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalamsuatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu suasana Negara Republik Idonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa, ... dan seterusnya”.
Selain itu Presiden Soekarno dalam rangkaian kuliah umum Pancasila Dasar Falsafah
Negara pada 26Juni 1958 -1 Februari 1959 sebagai mana disitir Sopian Effendi, Rektor UGM
dalam simposium dan Sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan
Pengembangan Bangsa, 14-15 Agustus 2006, selalu menyinggung perlunya setiap sila
Pancasila dijadikan bluprin bagi setiap pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia karen kalau
tidak akan terjadi kemunduran dalam pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mulai dirasakan sebagai
kebutuhan yang medesak sekitar 1980-an, terutama di perguruan tinggi yang mencetak kaum
intelektual. Salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang membicarakan hal tersebut adalah
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Pada 15 Oktober 1987, Universitas Gajah Mada
menyelenggarakan seminar dengan tema Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan ilmu
bekerja sama dengan Harian Kedaulatan Rakyat.

E. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pembangunan Ilmu

Dasarnya bahwa kemajuan iptek akan meliputi segala aspek kehidupan tanpa kecuali, tinggal
menunggu waktu. Hal ini berarti bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek
yang terlepas dari nilai-nilai spiritualisme, kemanusiaan, kebagsaaan, musyawarah, dan
keadilan merupakan gejala yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat
Indonesia. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan

6
pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejarteraan masyarakat perlu
mendapat perhatian yang serius. Penjabaran sila-sila Pancasila sebagaidasar nilai
pengembangn iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan
iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cendrung
pragmatis. Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengangaya hidup globaal,seperti: sikap berhaja digantikan dengan gaya
hidup bermewah-mewah, konsumerisme, solidaritas sosialdigantikan dengan semangat
individualisme; musyawarah untuk mufakat diganti dengan voting.

7
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu artinya, kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus
berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat
luas.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan implementasi dan pengaplikasian
pengetahuan yang didapatkan dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca dalam
ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Widnyana, Adi. 2020. Pendidikan Pancasila Berbasis Implementasi Nilai dan Konsep Local
Genius. Surabaya. SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.

Nurwardani, Paristiyanti. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta. DIREKTORAT JENDERAL


PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN.

Anda mungkin juga menyukai