Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN PENYAKIT INKONTINENSIA URINE

Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen pengampu : Ns. Mokhtar Jamil, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Ellen thania (211103)


2. Desi regita cahyani (211117)
3. Alfionita indah A (211121)
4. Syahrul soetyo (211137)
5. Della eva Nanda I (201105)
6. Miftahul Andrian Firmansah (211106)
7. Khoridatul Bahiyah N (211107)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS DAN KESEHATAN RS
dr.SOEPRAOEN MALANG PROGAM STUDI KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Tempat Praktik :


NIM : Tgl Praktik :

1. Identitas Diri
Nama : Ny. M
Tempat/tanggal Lahir : Ngabang, 17 Juli 1956
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : Sekolah Rakyat
Diagnosa Medik : Inkontinensia Urine
Alamat : Jln. Merdeka No.5

2. Keluarga atau Orang lain yang penitng/dekat yang dapat dihubungi:


Nama : Tn.P
Alamat : Jln. Merdeka No.5
No. Telpon : 082153532121
Hubugan Dengan Klien : Anak Kandung

3. Riwayat pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat Ini : Guru Mengaji
Pekerjaan Sebelumnya :-
Sumber Pendapatan : Uang dari anak-anaknya
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Tidak Ada
Berpergian/wisata : Tidak Pernah
Keanggotaan organisasi : Tidak tergabung
5. Rwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

No Nama Keadaan Saat Ini Keterangan


1 Tn. E Sehat, tinggal bersama anak sulungnya
2 Tn. I Sehat, tinggal bersama anak bungsunya

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)


Nama :-
Umur :-
Penyebab Kematian :-

c. Kunjungan Keluarga : Anaknya Tn.P dan istri tampak mengunjungi


ibunya Ny.M di panti

A. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 3 kali sehari
b. Nafsu makan : ada
c. Jenis makanan : nasi, sayur-sayuran dan lauk pauk
d. Kebiasaan sebelum makan : berdoa terlebih dahulu
e. Maknan yang tidak disukai : ada, masakan yang berbau laut
f. Alergi terhadap makanan : tidak ada
g. Pantang makan : tidak ada
h. Keluhan yang berhubungan : tidak ada
dengan makan
2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi dan waktu : 15-18x sehari
2) Kebiasaan BAK dalam : ya, ada
malam hari
Keluhan yag berhubungan : tidak bisa menahan keluarnya urine jika terasa
dengan BAK ingin BAK
b. BAB
1) Frekuensi dan waktu : 2x sehari
2) Konsistensi : lembek, berwarna kuning
3) Keluhan yang berhubu- : tidak ada
ngan dengan BAB
4) Pengalaman memakai : tidak pernah
Laxantif/Pencahar

3. Personal Higiene
a. Mandi
1) Frekuensi dan waktu : 2x/sehari, pagi dan sore hari
mandi
2) Pemakaian sabun : ya
(Ya/Tidak)
b. Oral Higiene
1) Frekuensi dan waktu : 2x sehari, sehabis mandi dan sebelum tidur
gosok gigi
2) Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut
1) Frekuensi : 3x seminggu
2) Penggunaan shampo : ya
(Ya/Tidak)
d. Kuku dan Tangan
1) Frekuensi gunting kuku : 2x dalam sebulan
2) Kebiasaan mencuci : ya.
tangan pakai sabun

4. Istirahat dan tidur


a. Lama tidur malam : 5 jam sehari
b. Tidur siang : 1 jam sehari
c. Keluhan yang berhubungan : tidur terganggu sering ke WC karna mau
Dengan tidur kencing

5. Kebiasaan mnegisi waktu luang


Klien mengatakan mengisi waktu luangnya dengan membaca al-quran dan berdoa

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


(jenis/frekuensi/ljumlah/lama pakai)
a. Merokok (Ya/Tidak) : tidak
b. Minuman keras (Ya/Tidak) : tidak
c. Ketergantungan terhadap : ya
Obat (Ya/Tidak)

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


No Jenis Kegiatan Lama Waktu untuk Setiap kegiatan
1 Merapikan tempat tidur 3 menit
2 Sholat subuh 10 menit
3 Mandi pagi 20 menit
4 Sarapan 10 menit
5 Berkebun 1 jam
6 Istirahat 5 menit
7 Mandi 20 menit
8 Menonotn tv 30 menit
9 Tidur siang 2 jam
10 Bersih-bersih panti 30 menit
11 Istirahat 5 menit
12 Mandi 20 menit
13 Mengajar ngaji 1 jam
14 Berkumpul bersama teman panti 1 jam
15 Makan malam 10 menit
16 Menonton tv 30 menit
17 Tidur malam 5 jam

B. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama selama 1 tahun terakhir
Ny.M mengatakan 1 tahun terakhir sering mengeluh nyeri saat berkemih, kalau bersin
atau batuk kencing keluar secara tiba-tiba, nokturia.
b. Gejala yang dirasakan
Kencing dalam sehari 1-18x/hari
c. Faktor pencetus
Dimensia, ISK
d. Timbulnya keluhan
( ) Mendadak (V) Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan
Satu tahun
f. Upaya mengatasi
1) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik

2. Riwayat kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah di derita
Klien mengatakan dua tahun lalau terkena hipertensi dan rutin mengonsumsi obat
diuretik
b. Riwayat alergi (obat,makanan, binatang, debu dan lain-lain)
Tidak ada alergi
c. Riwayat kecelakaan
Tidak pernah mengalami kecelakaan
d. Riwayat dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit karna sering berobat ke dokter
klinik
e. Riwayat pemakaian obat
Klien mnegatakan rutin mnegonsumsi obat diuretik

3. Pengkajian/pemeriksaan Fisik
(Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi dan palpasi)
a. Keadaan umum (TTV) : TD 180/140 mmHg, Nadi 80x/menit
Pernapasan 18x/menit, Suhu 36oC
b. BB/TB : 45 Kg, 150 cm
c. Rambut : bersih, berwarna putih, tidak ada ketombe
d. Mata : simetris, konjungtiva anemis, palpebrae
gelap, sclera anikterik
e. Telinga : bersih, tidak ada benda asing
f. Mulut, gigi dan bibir : bersih, tidak berbau, gusi tidak ada
peradangan, tidak ada karies, tidak ada gigi
palsu, lidah bersih, mampu untuk mnegunyah
keras
g. Dada : bentuk dada simetris, getaran dinding kiri dan
kanan sama, tidak ada suara tambahan,
payudara mneyusut, tidak teraba massa, tidak
ada suara tambahan
h. Abdomen : datar, tidak ada bendungan vena pada
abdomen, tidaka da striae, kendung kemih
teraba keras, tidak ada mengalami usus buntu,
tidak ada pembesaran limfe
i. Kulit : tekstur kulit terhilat kendur, keriput, tugor
kulit jelek, terdapat ruam dan kemerahan
disekitar genetalia
j. Ekstremitas atas : tonus otot baik, kekuatan otot tangan
kiri kanan sama yaitu pada skala 5
k. Ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki kiri dan kanan sama yaitu
pada skala 5, tidak ada nyeri persendian, tidak terjadi osteoporosis, dan
tidak ada kelainan
tulang

C. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)


a. Masalah kesehatan Kronis :6
b. Fungsi kognitif :6
c. Status fungsional : 13
d. Status psikologis (skala depresi) : 3
e. Dukungan keluarga :

D. Lingkungan Tempat Tinggal


1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Bersih
2. Penerangan : listrik, Sangat terang
3. Sirkulasi udara : ada, baik
4. Keadaan kamar mandi dan WC : ada, toilet duduk
5. Pembuangan air kotor : ada
6. Sumber air minum : ada, sumber dari PAM
7. Pembuangan sampah : ada, tertutup, diambil petugas di depan panti
8. Sumber pencemaran : tidak ada
9. Penataan halaman (kalau ada) : rapi, bersih
10. Privasi : Aman
11. Risiko jatuh : tinggi

Resume
Ny.M datang ke RS. B diantar keluarga. Keluarga mengatakan Ny.M sering kencing
tanpa disadari (ngompol). Klien sendiri mengatakan tidak bisa menahan jika sudah terasa
ingin BAK. Frekuensi berkemih tiap hari 15-18x/hari. Klien juga mengatakan saat dia bersin,
membungkuk, batuk tiba-tiba keluar sedikit air kencing. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
data TB dan BB Ny.M adalah 150cm, 45 kg, TD 180/140 mmHg, Nadi 80x/menit, repirasi
18x/menit dan suhu 36,5oC, output 2100cc. Terdapat Terdapat distendi kandung kemih.
Kegiatan sehari-hari Ny.M adalah menjadi guru mnegaji, akan tteapi semenjak ia sering
mengompol kegiatan menjadi terganggu.
ANALISA DATA
Nama Tgl masuk
No RM Dx Medis

No. Data Etilogi Masalah


keperawatan
1 DS: Kehilangan kemampuan untuk Gangguan Eliminasi
menghambat kontraksi kandung kemih Urine
keluarga mengatakan Ny.M
seing kencing tanpa disadari
(ngompol). Klien juga
mengatakan saat dia bersin,
membungkuk, batuk tiba-tiba
keluar sedikit kencing.
Sebelumnya Ny.M ada riwayat
hipertensi 2 tahun lalu dan
mengonsumsi obat diuretik.
DO :
Terdapat distensi kandung
kemih.
2. DS : Modifikasi lingkungan Resiko Jatuh
Klien sendiri mengatakan
tidak bisa menahan jika sudah
terasa ingin BAK. Klien juga
mengatakan frekuensi
berkemih tiap ahri
15-18x/hari. Klien juga
mengatakan, sring bolak-nalik
WC.
DO :
Skor status fungsional hasil
analisisnya berjumlah 13
dikategorikan bahwa pasien
mandiri. WC terpisah dari
kamar, jaraknya sekitar 10
meter.
3. DS : Nokturia pada malam hari Gangguan Pola Tidur
Klien mengatakan tidurnya
tergaggu karna sering kencing
pada malam hari
DO :
conjungtiva anemis, palpebrae
gelap, sering menguap
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN

NAMA KLIEN :
NO.REG : xxxxxx

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1 20 Mei 2013 Gangguan eliminasi urin berhubungan
dengan Kehilangan kemampuan untuk
menghambat kontraksi kandung kemih
ditandai dengan keluarga mengatakan Ny.M
seing kencing tanpa disadari (ngompol).
Klien juga mengatakan saat dia bersin,
membungkuk, batuk tiba-tiba keluar sedikit
kencing
2. 20 Mei 2013 Resiko Jatuh berhubungan dengan
Modifikasi lingkungan ditandai dengan Skor
status fungsional hasil analisisnya berjumlah
13 dikategorikan bahwa pasien mandiri. WC
terpisah dari kamar, jaraknya sekitar 10
meter.

3. 20 Mei 2013 Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan


Nokturia pada malam hari ditandai dengan
Klien mengatakan tidurnya tergaggu karna
sering kencing pada malam hari
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Dx / No.Reg :

No Tgl Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Gangguan eliminasi urin L.04034-Eliminasi Urine Observasi Observasi


berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda gejala
Kehilangan kemampuan keperawatan selama 3x24 jam retensi atau inkontinensia urin terjadinya retensi urin
untuk menghambat maka eliminasi urin membaik 2. Identifikasi faktor yang 2. Untuk mengetahui apa penyeban
kontraksi kandung kemih dengan kriteria hasil : menyebabkan retensi atau retensi urin
1. Sensasi berkemih inkontinensia urin 3. Untuk mengetahui ada atau
meningkat 3. Monitor eliminasi urin (mis. tidaknya ke abronmalan dlam
2. Desakan berkemih frekuensi, konsistensi, aroma, eliminasi urin pasien
(urgensi) menurun volume, dan warna) Terapeutik
3. Distensi kandung kemih Terapeutik 1. Mengetahui kapan saja pasien
menurun 1. Catat waktu-waktu dan berkemih
4. Berkemih tidak tuntas haluaran berkemih 2. Mencegah pasien berkemih terus
(hesitancy) menurun 2. Batasi asupan cairan, jika perlu menerus
5. Volume residu urine 3. Ambil sampel urin tengah 3. Digunakan uji laboratorium
menurun (midstream) atau kultur untuk mengetahui atau menujang
6. Urin menetes (dribbling) Edukasi diagnosa pasien
menurun 1. Ajarkan tanda dan gejala Edukasi
7. Mengompol menurun infeksi saluran berkemih 1. Agar pasien mengetahui tanda
8. Disuria menurun 2. Ajarkan mengambil spesimen dan gejala infeksi saluran kemih
9. Frekuensi BAK urin midstream 2. Agar pasien dapat melakukan
membaik 3. Ajarkan mengenali tanda secara mandiri pengambilan
10. Karakteristik urin berkemih dan waktu yang tepat spesimen urin
membaik untuk berkemih 3. Mencegah pasien mengompol
4. Anjurkan minum yang cukup, dan waktu yg tepat saat berkemih
jika tidak ada kontraindikasi 4. Untuk mempertahankan cairan di
5. Anjurkan mengurangi minum dalam tubuh agar tidak dehidrasi
menjelang tidur 5. Mencegah pasien
Kolaborasi mengompol di malam hari
1. Kolaborasi pemberian obat
supositoria uretra, jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Dx / No.Reg :

No Tgl Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Resiko Jatuh L.14138-Tingkat Jatuh. Observasi Observasi


berhubungan dengan 1. Identifikasi faktor jatuh (mis: 1. Mengetahui penyebab pasien
Modifikasi lingkungan Setelah dilakukan intervensi usia > 65 tahun, penurunan mengalami resiko jatuh
ditandai dengan Skor keperawatan 3x24 jam maka tingkat kesadaran, defisit 2. Mengetahui seberapa besar resiko
status fungsional hasil masalah tingkat jatuh menurun kognitif, hipotensi ortostatik, jatuh pada pasien
analisisnya berjumlah 13 dengan kriteria hasil : gangguan keseimbangan, 3. Menjaga keamanan dan
dikategorikan bahwa 1. Jatuh dari tempat tidur gangguan penglihatan, kenyamanan pasien untuk
pasien mandiri. WC menurun neuropati) mencegah jatuh
terpisah dari kamar, 2. Jatuh saat berdiri 2. Identifikasi risiko jatuh 4. Mengetahui kemampuan pasien
jaraknya sekitar 10 meter. menurun setidaknya sekali setiap shift dalam melakukan aktivitas
3. Jatuh saat duduk atau sesuai dengan kebijakan Terapeutik
menurun institusi 1. Mengenalkan ruangan dan
4. Jatuh saat berjalan 3. Identifikasi faktor lingkungan tempat² yang harus lebih di
menurun yang meningkatkan risiko jatuh perhatikan yang dapat
5. Jatuh saat dipindahkan (mis: lantai licin, penerangan menyebabkan pasien jatuh
menurun kurang) 2. Mencegah terjadinya
6. Jatuh saat naik tangga 4. Hitung risiko jatuh dengan kecelakaan yang dapat
menurun menggunakan skala (mis: fall menyebabkan pasien cidera
7. Jatuh saat di kamar morse scale, humpty dumpty atau jatuh
mandi menurun scale), jika perlu 3. Agar pasien tidak jatuh dri
8. jatuh saat membungkuk 5. Monitor kemampuan berpindah tempat tidur
menurun dari tempat tidur ke kursi roda 4. Agar pasien mampu turun
dan sebaliknya dari tempat tidur
Terapeutik 5. Agar perawat atau tenaga lain
1. Orientasikan ruangan pada dapat mengetahui bahwa
pasien dan keluarga pasien merupakan pasien
2. Pastikan roda tempat tidur dan dengan resiko jatuh
kursi roda selalu dalam kondisi 6. Memudahkan pasien untuk
terkunci berpindah
3. Pasang handrail tempat tidur 7. Mempermudah pasien jika
4. Atur tempat tidur mekanis pada membutuhkan bantuan agar
posisi terendah tidak terlalu jauh berpindah
5. Tempatkan pasien berisiko dan memperkecil resiko
tinggi jatuh dekat dengan terjadinya jatuh
pantauan perawat dari nurse Edukasi
station
6. Gunakan alat bantu berjalan
(mis: kursi roda, walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
1. Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
2. Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
3. Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
4. Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
5. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil 
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Dx / No.Reg :

No Tgl Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Gangguan Pola Tidur Observasi: Observasi


berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi pola aktivitas dan 1. Mengetahui kecukupan tidur px
Nokturia keperawatan 3x24 jam maka tidur 2. Mengetahui penyebab px tidak
masalah tingkat jatuh menurun 2. Identifikasi faktor pengganggu bisa tidur
dengan kriteria hasil : tidur (fisikdan/atau psikologis) 3. Mengetahui kebiasaan atau
1. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi makanan dan makanan yang di konsumsi px yg
menurun minuman yang mengganggu dapat menyebabkan px tidak
2. Keluhan sering terjaga tidur (mis.kopi, teh, dapat tidur
menurun alkohol,makanan mendekati 4. Mengetahui obat² an yang
3. Keluhan tidak puas tidur waktu tidur, minum banyakair digunakan px jika tidak bisa
menurun sebelum tidur) tidur
4. Keluhan pola tidur 4. Identifikasi obat tidur yang Terapeutik
berubah menurun dikonsumsi 1. Memberikan lingkungan yg
5. Keluhan istirahat tidak Terapeutik: nyaman yg dapat menunjang
6. cukup menurun 1. Modifikasi lingkungan (mis. kecukupan tidur
pencahayaan,kebisingan, suhu, 2. Agar pasien dapat tertidur
matras, dan tempat tidur) lebih cepat di malam hari dan
2. Batasi waktu tidur siang, jika tidak begadang
perlu 3. Agar pasien dapat tidur
3. Fasilitasi menghilangkan stres dengan tenang tanpa tekanan
sebelum tidur ataupun beban fikiran
4. Tetapkan jadwal tidur rutin 4. Untuk memulihkan pola tidur
5. Lakukan prosedur untuk yg normal
meningkatkan kenyamanan 5. Kenyamanan dapat menjadi
(mis. faktor penunjang utama yang
pijat,pengaturanposisi,terapi dapat mempengaruhi tidur
akupresur) pasien
6. Sesuaikan jadwal pemberian 6. Menunjang upaya dalam
obat dan/atau tindakan untuk meningkatkan siklus tidur px
menunjang siklus tidur-terjaga Edukasi
Edukasi 1. Agar pasien mengetahui bahaya
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup dan pentingnya tidak cukup tidur
selama sakit selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan 2. Melatih pasien kooperatif dalam
waktu tidur mematuhi jadwal tidur
3. Anjurkan menghindari 3. Agar pasien tidak begadang dan
makanan/minuman yang memiliki cukup waktu tidur
mengganggu tidur 4. Agar pasien mengetahui dan
4. Anjurkan penggunaan obat dapat menghindari faktor apa saja
tidur yang tidak mengandung yang menyebabkan ia kesulitan
supresor terhadap tidur REM tidur
5. Ajarkan faktor-faktor yang 5. Agar pasien dapat melakukan
berkontribusi terhadap relaksasi guna mendapatkan
gangguan pola tidur (mis. kenyamanan saat di rumah jika
psikologis:gaya hidup, sering px tdak dapat tidur
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan
relaksasi otot autogenik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama
No RM Dx. Keperawatan

Observasi S:
1. Mengidentifikas faktor jatuh (mis: usia > 65 tahun, Keluarga pasien mengatakan peasien sudah
penurunan tingkat kesadaran, defisit kognitif, hipotensi mampu melakukan aktivitas tanpa di bantu
ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, atau menggunakan alat, pasien tida permah
neuropati) jatuh
2. Mengidentifikasrisiko jatuh setidaknya sekali setiap shift O :-
atau sesuai dengan kebijakan institusi A : masalah gangguan resikojatuh teratasi
3. Mengidentifikasfaktor lingkungan yang meningkatkan P : hentikan intervensi
risiko jatuh (mis: lantai licin, penerangan kurang)
4. Menghitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis:
fall morse scale, humpty dumpty scale), jika perlu
5. Memonitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
1. Mengorientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
2. Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam
kondisi terkunci
3. Memasang handrail tempat tidur
4. Mengatur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
5. Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat dari nurse station
6. Menggunakan alat bantu berjalan (mis: kursi roda, walker)
7. Mendekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1. Menganjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
2. Menganjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
3. Menganjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Menganjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
5. Menganjurkan cara menggunakan bel pemanggil
untuk memanggil 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama
No RM Dx. Keperawatan
Observasi S:
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau Pasien mengatakan Sensasi berkemih
inkontinensia urin meningkat,urin tidak menetes lagi dan pola
2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau berkemih sudah membaik
inkontinensia urin O:
3. Memonitor eliminasi urin (mis. frekuensi, konsistensi, -
aroma, volume, dan warna) A: masalah inkontesia urine sudah teratasi
Terapeutik P : hentikan intervensi
1. Mencatat waktu-waktu dan haluaran berkemih
2. Membatasi asupan cairan, jika perlu
3. Mengambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih
2. Mengajarkan mengambil spesimen urin midstream
3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
4. Mengajarkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
5. Mengajarkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama
No RM Dx. Keperawatan
Observasi S:
1. Mengidentifikas faktor jatuh (mis: usia > 65 tahun, Keluarga pasien mengatakan peasien sudah
penurunan tingkat kesadaran, defisit kognitif, hipotensi mampu melakukan aktivitas tanpa di bantu
ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, atau menggunakan alat, pasien tida permah
neuropati) jatuh
2. Mengidentifikasrisiko jatuh setidaknya sekali setiap shift O :-
atau sesuai dengan kebijakan institusi A : masalah gangguan resikojatuh teratasi
3. Mengidentifikasfaktor lingkungan yang meningkatkan P :hentikan intervensi
risiko jatuh (mis: lantai licin, penerangan kurang)
4. Menghitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis:
fall morse scale, humpty dumpty scale), jika perlu
5. Memonitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
1. Mengorientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
2. Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
3. Memasang handrail tempat tidur
4. Mengatur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
5. Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat dari nurse station
6. Menggunakan alat bantu berjalan (mis: kursi roda,
walker)
7. Mendekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1. Menganjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
2. Menganjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
3. Menganjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Menganjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
5. Menganjurkan cara menggunakan bel pemanggil
untuk memanggil 

Anda mungkin juga menyukai