Anda di halaman 1dari 5

CERITA FABEL ATAU LEGENDA

Guru Mata Pelajaran :


Sulastri,M.Pd

Nama Kelompok :
- Adinda Renata Adhananda
- Ashya Nadhifah
- Dzakirah Nurtalita
- Rahmania Putri Sabrina
Cerita Fabel

Kelinci dan Siput

Pada zaman dahulu hiduplah dua binatang di hutan yang luas. Binatang itu ialah kelinci dan
siput. Kelinci memiliki sifat sangat sombong dan pemarah. Bahkan, sang kelinci sering
meremehkan hewan hewan lainnya. Ketika ia berjalan jalan di sekitar hutan, kelinci itu
bertemu sang siput yang berjalan dengan lambatnya. Kelinci pun berkata, "Siput, apa yang
kamu lakukan disini?" Siput menjawab, "Aku sedang mencari penghidupan".
Kelinci tersebut malah marah karena ia berpikir sang siput hanya berlagak mencari
penghidupan. Si siput berusaha menjelaskan maksud jawabannya tadi, tapi kelinci tetap saja
marah bahkan ia mengancam akan menginjak tubuh siput.
Akhirnya siput menantang adu kecepatan dengan kelinci. Mendengar tantangan tersebut sang
kelinci marah besar. Ia menerima tawaran siput dan berkata dengan keras agar hewan-hewan
lain menjadi saksi perlombaan lari antara kelinci dengan siput. Hari perlombaan tiba, kelinci
dan siput pun berlomba lari untuk sampai ke garis finis. Namun, sebelumnya si siput
memiliki akal untuk meminta siput-siput lainnya berada di titik titik jalur lomba lari sampai
ke finis.
Hal ini dikarenakan cangkang semua siput memiiliki kesamaan, dengan begitu hewan-hewan
lain tidak akan curiga. Kelinci pun melompat dan berlari meninggalkan siput di jalur start.
Akhirnya rencana siput berjalan lancar dan akhirnya siput tadi menjadi pemenang, walaupun
sebenarnya yang memasuki finis ialah temannya. Dengan kemenangan siput membuat kelinci
menjadi tidak sombong dan tidak pemarah lagi.

Pesan moral: Jangan suka meremehkan orang lain dengan kesombongan kita. Kesombongan
tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal di kemudian hari.
Kancil Cerdik dan Buaya

Suatu hari, ada seekor kancil sedang duduk bersantai di bawah pohon. Ia menghabiskan
waktu siangnya dengan menikmati suasana hujan yang asri dan sejuk. Beberapa waktu
kemudian, perutnya keroncongan. Ya, kancil itu lapar. Ia sedang berpikir untuk mendapatkan
mentimun yang letaknya berada di seberang sungai. Tiba-tiba terdengar suara kecipak keras
dari dalam sungai. Ternyata itu adalah buaya.
Kancil yang cerdik itu pun punya ide untuk menghilangkan rasa laparnya. Ia bangkit dari
duduknya dan berjalan cepat ke arah sungai untuk menghampiri buaya. “selamat siang buaya,
apakah kau sudah makan?” Tanya kancil berpura-pura. Namun buaya itu tetap diam,
nampaknya ia tertidur pulas sehingga tidak menjawab pertanyaan kancil. Si kancil pun
mendekat. Kini jaraknya dengan buaya hanya satu meter saja “hai buaya, aku punya banyak
daging segar. Apakah kau sudah makan siang?” Tanya kancil dengan suara yang dikeraskan.
Buaya itu tiba-tiba mengibaskan ekornya di air, ia bangun dari tidurnya. “ada apa? Kau
mengganggu tidurku saja” jawab buaya agak kesal. “sudah kubilang, aku punya banyak
daging segar. Tapi aku malas untuk memakannya. Kau tahu bukan kalau aku tidak suka
daging? Jadi aku berniat memberikan daging segar itu untukmu dan teman-temanmu” jawab
kancil polos. “benarkah itu? Aku dan beberapa temanku memang belum makan siang, hari ini
ikan-ikan entah pergi kemana, sehingga kami tak punya cukup makanan” jawab buaya
kegirangan. “kebetulan sekali, kau tidak perlu khawatir kelaparan buaya. Selama kau punya
teman yang baik sepertiku. Benarkan? Hehehe” ujar kancil sembari memperlihatkan deretan
gigi runcingnya. “terimaksih kancil, ternyata hatimu begitu mulia. Sangat berbeda dengan apa
yang dikatakan oleh teman-teman di luar sana. Mereka bilang kalau kau licik dan suka
memanfaatkan keluguan temanmu untuk memenuhi segala ambisimu” jawab buaya yang
polos tanpa ragu-ragu. Mendengar itu, kancil sebenarnya agak kesal. Namun, ia harus tetap
terlihat baik demi mendapatkan mentimun yang banyak di seberang sungai “aku tidak
mungkin sejahat itu. Biarlah. Mereka hanya belum mengenalku saja, sebab selama ini
sikapku terlalu cuek dan tidak peduli dengan omong kosong seperti itu. sekarang, panggilah
teman-temanmu” ujar kancil.
Buaya itu pun tersenyum lega, akhirnya ada jatah makan siang hari ini. “teman-teman,
keluarlah. Kita punya jatah makan siang daging segar yang sangat menggoda. Kalian sangat
lapar bukan?” Pekik buaya dengan suara yang sengaja dikeraskan agar teman-temannya cepat
keluar. Tak lama kemudian, 8 ekor buaya yang lain pun keluar secara bersamaan. Melihat
kedatangan buaya itu, kancil berkata “ayo berbaris yang rapi. Aku punya banyak daging
segar untuk kalian”. Mendengar itu, 9 ekor buaya itu pun berbaris rapi di sungai. “baiklah,
aku akan menghitung jumlah kalian, agar daging yang aku bagikan bisa merata dan adil” tipu
kancil. Sang kancil pun meloncat girang melewati 9 ekor buaya sembari berkata berhitung,
hingga akhirnya ia sampai di seberang sungai. 9 buaya itu berkata “mana daging segar untuk
makan siang kami?”. Kancil terbahak-bahak lalu berkata “betapa bodohnya kalian, bukankah
aku tak membawa sepotong pun daging segar di tangan? Itu artinya aku tak punya daging
segar untuk jatah makan siang kalian. Enak saja, mana bisa kalian makan tanpa ada usaha?”.
9 ekor buaya itu pun merasa tertipu, salah satu diantara mereka berkata “akan ku balas semua
perbuatanmu”. Kancil pun pergi sembari berkata “terimakasih buaya bodoh, aku pamit pergi
untuk mencari mentimun yang banyak. Aku lapar sekali”.

Gajah dan Semut

Pada suatu siang yang sangat panas. Terlihat segerombolan koloni semut yang memilh untuk
berdiam diri di dalam rumah mereka, mereka tidak ingin pergi keluar dari rumah karena
cuaca sedang sangat panas, mereka memilih untuk menikmati makanan mereka.

Ditengah para semut sedang bersantai tiba-tiba bumi terasa seperti bergoyang, dan koloni
semut itu pun panik bukan main. Mereka kira sedang terjadi gempa, sehinga membuat
mereka semua lari kalang kabut keluar dari sarang mereka yang berada di dalam tanah.

Namun begitu para semut ini berada di luar, mereka kaget ternyata yang menyebabkan bumi
bergetar itu adalah kawanan Gajah yang sedang mencari makan didekat rumah para semut.
Melihat hal itu ketua dari koloni semut itu pun menjadi marah, dirinya pun berkata, "Hai,
Gajah!!! Pergi kalian dari sini!! ini daerah kami. Kalian telah menganggu istirahat siang
kami, langkah kaki kalian membuat tanah tempat tinggal kami bergoyang serasa seperti
gempa!!."
Namun, para Gajah itu tidak memperdulikan perkataan dari ketua Semut tadi. Para Gajah
menganggap semut hanyalah bintang kecil tidak ada apa-apanya dengan tubuh besar milik
para Gajah itu. Para gajah tetap melanjutkan makan mereka, mereka bahkan dengan sengaja
menghancurkan tempat tinggal para semut itu. Akibatnya para Semut itu tidak lagi
mempunyai tempat tingga.
Pada malam hari setelah keadaan sudah kembali sepi, dan para gajah telah pergi dari tempat
mereka, para semut pun berkumpul untuk berembuk mencari cara agar tempat tinggal mereka
tidak lagi di rusak oleh para gerombolan Gajah.
Ada usul dari salah satu semut agar para koloni semut tersebut kembali menyerang balik para
gajah itu. Namun semut yang lain hanya terdiam ragu, mana mungkin tubuh kecil mereka
dapat melawan para gajah yang bertubuh lebih besar dibanding mereka. Tapi, ketua koloni
semut itu berhasil meyakinkan para koloninya, akhirnya mereka mulai menyusun rencana
untuk mengalahkan kawanan gajah.
Keesokan harinya, kawanan Gajah kembali datang. Ketua koloni semut pun menghadang
gerombolan para gajah. Awalnya ketua Semut itu ingin berbicara dengan baik-baik, tapi
sayang para gajah tidak mau mendengarkan. Akhirnya koloni semut itu mulai menyerang
kawanan Gajah. Koloni semut itu mulai merayapi tubuh kawanan gajah. Mereka mulai
menyerang bagian gajah seperti belalai dan telinga Gajah. Kulit gajah memang sangat keras
tak mungkin bagi para Semut untuk bisa mengigitnya, tapi bagian tubuh gajah yang dalam
tidak sekuat kulit luar mereka maka dari itu para semut menyerang bagian dalam dari tubuh
gajah. Dan alhasil, para gajah merasa kesakitan dan satu persatu para kawanan gajah mulai
terjatuh, saat itulah para gajah mulai sadar kalau semut memang bertubuh kecil tapi mereka
tidak bisa meremehkan, terbukti mereka bisa kalah kali ini oleh para Semut.

Anda mungkin juga menyukai