Pengaruh Core Stability Exercise
Pengaruh Core Stability Exercise
Proposal Skripsi
OLEH:
201610490311037
2019
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR BAGAN...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................v
i
C. Core stability exercise..........................................................................14
1. Definisi...........................................................................................14
2. Anatomi dan Fisiologi....................................................................15
3. Indikasi...........................................................................................18
4. Kontraindikasi.................................................................................19
5. Manfaat Core Stability Excersice...................................................20
6. Teknik Core Stability Excersice.....................................................19
D. Keseimbangan
1. Definisi ..........................................................................................22
2. Anatomi Organ Keseimbangan.......................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................44
ii
DAFTAR BAGAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keseimbangan antara fisika dan spiritual adalah bagian dari upaya untuk
menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Menjalani gaya hidup
sehat adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap orang, tidak hanya demi
kesehatan, tetapi juga untuk kelangsungan hidup secara keseluruhan Pola hidup
sehat tidak cukup hanya dengan makan, tidur dan olahraga. Lebih dari itu, sehat
adalah syarat yang baik secara keseluruhan yang mencakup fisik, mental dan
spiritual. (Cindiawaty Pudjiadi (Dokter Spesialis Gizi),2019).
Kegemukan dan obesitas sering dianggap sebagai hal yang sama, padahal
keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Kegemukan adalah suatu kondisi
yang ditandai dengan kelebihan berat badan atau melebihi ideal. Sedangkan
obesitas adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penimbunan lemak di dalam
tubuh. Penderita obesitas memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dari normal,
sehingga berdampak pada risiko penyakit yang lebih serius dan penyakit tersebut
1
2
antara lain gangguan jantung, stroke, diabetes, darah tinggi. tekanan darah tinggi,
gangguan pembuluh darah dan beberapa jenis kanker. (Gracia Belinda, dan
Kartika Mayasari, 2021).
Pada tahun 2016 sekitar 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun
dikategorikan kelebihan berat badan dengan prevalensi 39% pria dan 40% wanita.
Prevalensi tinggi (62%) masih terjadi di negara-negara maju seperti Amerika dan
Eropa, sementara di Asia Tenggara (14%), dan di Indonesia mencapai 13,5%
orang yang kelebihan berat badan memiliki perubahan morfologis pada otot,
elastisitas dan fleksibilitas otot juga menurun propioseptif yang dapat
menyebabkan penurunan sistem keseimbangan tubuh (WHO, 2016). Lebih
dari 1,9 juta orang berusia 18 tahun atau lebih diidentifikasi sebagai kelebihan
berat badan dipengaruhi 70% oleh faktor lingkungan dan 30% oleh faktor genetik.
Faktor-faktor lingkungan yang berkontribusi besar adalah aktivitas fisik yang
rendah dan konsumsi makanan yang tidak sehat. Beberapa efek negatif kelebihan
berat badan adalah penyakit degeneratif seperti osteoartritis, penyakit pembuluh
darah, diabetes melitus, kanker dan lain sebagainya. Perkembangan keseimbangan
3
tubuh dipengaruhi oleh sistem informasi sensorik, sensorik sinergis respon otot,
kekuatan otot, sistem adaptasi, dan gerakan sendi (WHO, 2016).
Adapun salah satu permasalahan yang bisa terjadi akibat dari overweight
ini yaitu pengurangan keseimbangan tubuh. Keseimbangan adalah kemampuan
tubuh untuk melakukan reaksi atas setiap perubahan posisi tubuh sehingga tubuh
tetap stabil dan terkendali. Keseimbangan ini terdiri atas keseimbangan statis
(tubuh dalam posisi diam) dan keseimbangan dinamis (tubuh dalam posisi
bergerak). Keseimbangan statis diperlukan saat duduk atau berdiri diam.
Keseimbangan dinamis diperlukan saat jalan, lari atau gerakan berpindah dari satu
titik ke titik yang lain dalam suatu ruang (Nala, 2015).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh core stability exercise terhadap keseimbangan
dinamis pada dewasa muda overweight?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap keseimbangan
dinamis pada dewasa muda overweight.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kejadian overweight pada siswi SMKS YP 17-1
Malang.
b. Mengidentifikasi nilai keseimbangan dinamis pada siswi
overweight.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tahun, Metode
No Nama Peneliti Judul penelitian Perbedaan
dan Hasil
1. Yoni Rustiana, Latihan core Tahun: 2015 Subjek penelitian ini
Kusumawati stability dan adalah seluruh
Yulianto William flexion Metode: quasi penderita nyeri
Wahyono dalam menurunkan eksperimental punggung bawah
nyeri, peningkatan dengan desain
keseimbangan dan group to group Lokasi penelitian ini
kemampuan present and posttest dilakukan di poliklinik
fungsional design fisioterapi RSUD Dr.
Murwadi.
Hasil: terdapat
pengaruh terapi
latihan core
stability exercise
terhadap penurunan
nyeri, peningkatan
keseimbangan dan
kemampuan
fungsional
2. Noer Wachid Pengaruh core Tahun : 2017 Subjek penelitian ini
Riqzal Firdaus, stability bermain Metode: pre- adalah para mahasiswa
Hari Setijono bola kaki dan eksperimental yang melakukan latihan
Muhammad meningkatkan dengan one group
kekuatan otot kaki, pretest dan protes Lokasi penelitian ini
otot perut dan desain dilakukan di STKIP
keseimbangan PGRI Sumenep.
Hasil: terdapat
pengaruh core
stability terhadap
peningkatan
kekuatan otot
tungkai kekuatan
otot perut dan
keseimbangan
3. Agung Mulyadi, Pengaruh core Tahun : 2016 Subjek penelitian ini
BM. Wara stability exercise dilakukan pada atlet
Kushartanti terhadap Metode: pre- UKM pencak silat
peningkatan experimental Universitas Negeri
kekuatan tokok dan dengan rancangan Yogyakarta
keseimbangan one group pretest
dinamis atlet dan posttest design Lokasi penelitian ini
dilakukan di GOR dan
Hasil: terdapat hal beladiri Universitas
peningkatan Negeri Yogyakarta.
kekuatan pokok dan
keseimbangan
dinamis setelah atlet
mengikuti program
latihan Core
7
stability exercisex-
ride
4. Wibowo Pengaruh Tahun : 2015 Subjek penelitian ini
Septianto, Veni penambahan latihan dilakukan pada lansia
Fatmawati keseimbangan pada Metode: quasi yang mengalami resiko
latihan core eksperimental jatuh
stability exercise dengan pre-test and
lebih baik terhadap post-test group Lokasi penelitian ini
resiko jatuh pada design dilakukan di Posyandu
lansia lansia di Adi yuswo,
Hasil: terdapat Dusun Ngebel,
pengaruh latihan Kecamatan Kasihan
keseimbangan pada kabupaten Bantul
latihan core Yogyakarta
stability exercise
terhadap resiko
jatuh pada lansia
5. Syarifah, Ulfiah Perbedaan pengaruh Tahun : 2019 Subjek penelitian ini
pemberian engkel adalah lansia yang
stability exercise Metode: quasi mempunyai resiko
dan core stability eksperimental jatuh
terhadap penurunan dengan pre-test post
resiko jatuh pada test to group design Lokasi penelitian ini
lansia di posyandu dilakukan di Posyandu
As-Syifa Hasil: tidak terdapat As-Syifa Yogyakarta
perbedaan pengaruh
pemberian ankle
stability exercise
dan core stability
terhadap penurunan
resiko jatuh pada
lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dewasa Awal
1. Pengertian
Masa dewasa awal dimulai dari akhir usia belasan atau permulaan
usia 20 tahun dan berlangsung sampai usia 30 tahun. Masa ini
merupakan waktu yang membentuk kemandirian pribadi dan ekonomi
(Santrock, 2003).
Terlepas dari perbedaan dalam menentukan waktu dimulainya masa
dewasa pada umumnya pisikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun
sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40
sampai 50 tahun (Desmita, 2009).
2. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal
Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Santrock (2003):
a. Masa dewasa awal sebagai usia produktif
Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga. Pada
masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan
masa reproduksi dimana seorang wanita siap menerima tanggung
jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini alat-alat reproduksi
manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk
melakukan reproduksi.
b. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah
Setiap masa dalam kehidupan manusia pasti mengalami
perubahan, sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri
kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada
masa dewasa awal ini seseorang harus banyak melakukan kegiatan
penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai
orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa
secara hukum.
8
9
B. Overweight
1. Pengertian
Overweight merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat
mengganggu kesehatan. Kelebihan berat badan terjadi bila besar dan
jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang
bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah
besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2007).
Data WHO pada 2014 menunjukkan lebih dari 1,9 miliar orang
dewasa, yang berusia 18 tahun ke atas mengalami overweight, dan 600
juta diantaranya mengalami obesitas. Persentase orang dewasa berusia
18 tahun ke atas di seluruh dunia mengalami overweight adalah 39%.
10
aktif dan sub sistem saraf aktif. Subsistem pasif terdiri dari ligament
vertebra, fasia thorakolumbar, diskus intervertebra dan facet joint.
Ligamen vertebra dilengkapi dengan proprioseptor yang
menyampaikan umpan balik sensorik ke sistem saraf pusat tetapi
subsistem pasif hanya memiliki potensi terbatas untuk menstabilkan
vertebra. Kemampuan untuk menahan kekuatan besar ini tergantung
pada stabilitasi tambahan yang diberikan pada subsistem otot aktif.
Subsistem otot aktif adalah terdiri dari otot-otot abdomen (misalnya
transversus abdominis, obliques internal) dan otot paraspinal
(misalnya multifidus) yang meningkatkan kekakuan pada otot untuk
meningkatkan stabilisasi. Otot-otot ini berfungsi dalam rotasi dan
perpindahan tubuh selama aktivitas sehari-hari yang melibatkan
tungkai seperti melempar atau menendang. Subsistem saraf aktif
berfungsi untuk mengontrol otot-otot core melalui mekanisme umpan
balik. Tujuan latihan core adalah mengontrol mekanisme umpan balik
dan vertebra agar dapat memprogram ulang peran dan fungsi core
dengan baik.
Core stability berhubungan dengan bagian tubuh yang dibatasi oleh
dinding perut, pelvis, punggung bagian bawah dan diafragma serta
kemampuannya untuk menstabilkan tubuh selama gerakan. Otot-otot
utama yang terlibat meliputi transversus abdominis, obliques internal
dan eksternal, quadratus lumborum dan diafragma. Diafragma adalah
otot utama untuk menghirup napas pada manusia dan lain sebagainya,
sangat penting dalam memberikan kekuatan core stability saat
bergerak dan mengangkat beban. Core stability merupakan komponen
penting dalam memberikan kekuatan lokal dan keseimbangan untuk
memaksimalkan aktivitas secara efisien (Ahmad Al, 2013).
Anatomi muscle dan deep muscle fungsinya menurut (Irfan 2010):
a. Fungsi Global adalah:
1. Menghubungkan kepala dan leher ke trunk.
2. Mentransfer beban eksternal antara turun ke panggul.
17
3. Indikasi
Kibler (2006) mengatakan core stability exercise digunakan pada
kondisi:
a. Spasme otot.
b. Keterbatasan pada fleksor pinggul
c. Kontrol otot yang buruk pada otot panggul
d. Ketidakseimbangan antara pinggul dan otot-otot panggul
19
a. Single-Legabdominal Press
Posisi awal atau gerakan awal terlentang (berbaring) dengan kaki
rata dilantai kemudian lutut dilipat. Angkat lutut kiri serta letakkan
tangan kiri anda dilutut. Kemudian tekan atau dorong ke bawah
dan tangan kiri menarik lutut kiri kearah atas atau kearah perut.
Tahan posisi ini selama 30 detik. Ulangi posisi ini dikaki yang
satunya.
c. legs lift
Gerakan ketiga yaitu denga posisi berbaring kemudian angkat
kedua kaki perlahan setelah sampai keatas coba tahan (sesuai
dengan toleransi). Kemudian ulang hingga tiga kali pengulangan.
d. Bridge Exercise
gerakan terakhir yaitu duduk dilantai dengan lutut dan telapak kaki
rata dilantai. Angkat perut selama dan tahan (toleransi pasien).
Lakukan gerakan ini selama 3 kali pengulangan.
D. Keseimbangan
1. Definisi
Luklukaningsih, 2014 mengatakan keseimbangan adalah kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur
pada aktivitas motorik. Faktor lingkungan dan sistem regulasi
berhubungan dalam faktor pembentukan keseimbangan. Tujuan dari
keseimbangan adalah menjaga postur tubuh manusia agar mampu
tegak dan mempertahankan posisi tubuh.
2. Anatomi Organ Keseimbangan
a. Anatomi
Organ keseimbangan terletak pada telinga bagian dalam (labirin),
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh.
Labirin terdiri dari tulang dan membran. Labirin membran terletak
dalam labirin tulang. Perilimfa (tinggi natrium, rendah kalium)
terletak diantara labirin tulang dan labirin membrane, sedangkan
endolimpa (tinggi kalim, rendah natrium) terdapat didalam labirin
membrane. Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi dibandingkan
pada cairan perilimfa, yang berada pada labirin tulang. Tulang
labirin, terdiri dari bagian vestibuler (kanalis semisirkulasi,
utriculus, sacculus) dan bagian koklea. Setiap labirin terdiri dari
tika kanalis semi sirkulasi, yaitu horizontal (lateral), anterior
(superior) dan posterior (inferior) (Bashiruddin, 2007).
Pada bagian verstibuler terdapat utrikulus dan sakulus yang
didalamnya terdapat macula yang dilindungi oleh sel-sel rambut.
23
a. Pusat gravitasi
Pusat gravitasi pada manusia berpindah sesuai dengan arah
atau perubahan berat. Ketika berdiri pusat gravitasi ada
pada pinggang diantara depan dan belakang vertebra
sacrum kedua. Untuk mempertahankan keseimbangan perlu
adanya kemampuan tubuh untuk menjaga pusat gravitasi
agar tetap stabil.
b. Garis gravitasi (line of gravity -LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada
vertikal melalui pusat gravitasi dan pusat bumi. Derajat
stabilitas tubuh ditentukan oleh hubungan garis gravitasi,
pusat gravitasi dengan bidang tumpu.
c. Bidang tumpu
Bidang tumpu adalah bagian tubuh yang berhubungan
dengan permukaan tubuh. Pada saat garis gravitasi tepat
berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang,
stabilitas dipengaruhi oleh bidang tumpu. Semakin tinggi
bidang tumpu, maka semakin tinggi stabilitas.
2. Jenis Keseimbangan Postural
Masitoh, 2013 mengatakan keseimbangan postural (balance
stability) adalah kemampuan tubuh utuk memelihara pusat dari
massa tubuh dengan batasan stabilitas yang ditentukan dengan
dasar penyangga. Batasan stabilitas merupakan tempat pada
suatu ruang dimana tubuh dapat menjaga posisi tanpa berubah
dari dasar penyangga dan dapat berubah sesuai dengan tugas,
biomekanik secara individual dan aspek lingkungan. Jenis
keseimbangan postural terbagi menjadi dua yaitu:
a. Keseimbangan Statis
Masitoh, 2013 mengatakan keseimbangan statis
adalah keadaan seseorang dapat memelihara keseimbangan
tubuhnya pada suatu posisi tertentu selama jangka waktu
29
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual ini mengguakan pendekatan sistem secara
jelas ditampilkan pada gambar 3.1 dibawah ini
Mencegah cedera
Y balance
test
Peningkatan
keseimbangan
dinamis
: Tidak diteliti
B. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka terdapat hipotesis sebagai berikut:
H0: tidak terdapat pengaruh core stability exercise terhadap keseimbangan
dinamis pada dewasa muda overweight.
32
33
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis eksperimen dengan jenis rancangan pre and
post test one group desain yang bertujuan mengetahui peningkatan keseimbangan
dinamis pada dewasa muda overweight sebelum dan sesudah pemberian core
stability exercise dengan metode Y Balance Test.
P S 01 X 02
Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
01 : pengukuran keseimbangan dinamis sebelum diberi core stability
exercise
X : core stability exercise
02 : pegukuran keseimbangan dinamis setelah diberi core stability
exercise
44
45
B. Kerangka
Desain Penelitian : Quasi experimental metode pre test – post test one group design
Purposive Sampling
V. Dependen
V. Independen
Keseimbangan dinamis
Core Stability Exercise
Y Balance Exercise
Sesuai SOP
Skala : Ordinal
Kesimpulan
D. Variabel Penelitian
Definisi
No Variabel Alat ukur Skala Data
Operasional
1. Variabel Independen Core Stability yaitu SOP
core stability excersice kemampuan untuk (Standart
menontrol posisi Opersional
dan gerak dari trunk Prosedur)
atau badan melalui
panggul sampai
kaki yang
digunakan untuk
melakukan gerakan
secara optimal.
Dengan dosis yang
digunakan 3 kali
dalam seminggu.
2. Variabel dependen Keseimbangan Y balance Untuk
a. Keseimbangan dinamis adalah pada test mengukur
Dinamis saat tubuh keseimbangan
melakukan gerakan menggunakan
atau saat berdiri skala ordinal
diatas landasan
yang bergerak
(dynamis standing)
yang akan
menempatkannya
dalam kondisi yang
tidak stabil.
49
G. Alur penelitian
Penelitian ini beralur sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
2. Melakukan observasi
3. Pengukuran antropometri Indeks Massa Tubuh dan pre test one group
4. Pengukuran overweight dan core stability exercise
5. Post test one group keseimbangan dinamis
6. Pengolahan data
7. Analisis data
8. Interpretasi dan menarik kesimpulan
9. Penyajian data
I. Masalah Etika
Sebelum melakukan penelitian ini, penelitian mengajukan permohonan ijin
kepada institusi dan lembaga tempat penelitian yang dituju dengan membawa
rekomendasi dari institusi. Setelah mendapatkan persetujuan, barulah peneliti
dapat melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan surat kontrak antara peneliti dengan
responden, dan menjadi bukti atas kesediaan seseorang menjadi
responden. Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang
memenuhi kriteria inklusi. Jika sampel bersedia menjadi responden,
maka harus menandatangani lembar persetujuan dan sampel yang
menolak tidak akan diperiksa dan tetap dihormati haknya.
2. Anonymity atau tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi hanya memberi kode pada setiap responden.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh
peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam hasil
penelitian.
4. Kejujuran (Veracity)
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur
pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
J. Instrument Penelitian
1. Kuesioner penelitian
Kuesioner penelitian yang digunakan berfungsi untuk mendapatkan
informasi yang ada pada responden seperti data umum untuk
memeriksa overweight.
52
2. Y Balance Test
Merupakan tes stabilitas dinamis yang telah dianggap efisien dan dapat
diterapkan secara klinis untuk memberikan penilaian yang akurat dari
control neuromuscular pada ekstremitas bawah (Neves et al, 2017). Y
balance test ini untuk mengukur keseimbangan yang menggunakan 3
arah. Responden berdiri satu kaki pada titik tengah lintasan berbentuk
Y yang sudah disiapkan dengan kaki yang lain menggantung dan
tangan berada di pinggang.
3. SOP (Standart Operating Prosedur)
Pada standar operasional prosedur dilakukan ketika kita memberikan
treatment dengan menggunakan metode core stability exercise pada
pasien overweight dengan resiko terganggunya keseimbangan dinamis.
2. Coding
Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009). Kode yang diberikan
berupa kelompok intervensi core stability exercise dan keseimbangan
dinamis.
3. Entry data
Entry data adalah suatu kegiatan memasukkan data, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau dapat juga dengan
membuat tabel kontingensi (Hidayat, 2009). Peneliti melakukan entry
data dengan memasukkan nama inisial responden, usia, jenis kelamin,
pengukuran resiko jatuh menggunakan skala morse keseimbangan
sebelum melakukan metode Y balance excersice.
M. Analisa Data
Analisa data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan penelitian sesuai dengan tujuan yang ditetapkan peneliti, terdapat uji
analisa univariant dan analisa bivariate. Tahap uji analisa data yaitu:
1. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteistik setiap variabel penelitian (Ghani & Amalia, 2015).
2. Analisa Bivariat
Sebelum melakukan analisa data dengan pengujian uji t berpasangan,
data terlebih dahulu akan diuji normalitas. Tujuan uji normalitas adalah
untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau
mendekati distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan
menggunakan uji Shapiro-wik test jika data <50, sedangkan jika data
>50 maka menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kesimpulan hasil
analisa data berdistribusi normal jika p>0,05 dan data tidak
berdistribusi normal jika p < 0,05 (Sujarweni, 2015).
55
Tabel. Data Tinggi dan Berat Badan Siswa SMK YP 17-1 Malang
Kelompok Perlakuan
Karakteristik Mean + SD
n=64
Tinggi Badan Siswa 170,33 + 5,307
Berat Badan Siswa 63,11 + 7,828
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa perbandingan Berat Badan Ideal dan
Overweight dengan Rumus = Tinggi Badan – 110, kelompok perlakuan dengan
prosentase 67,2% subyek Berat Badan Ideal, dan 32,8% Berat Badan Overweight.
58
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus Dan Kusno Waluyo. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Badung. Yrama
Widya.
Soekidjo Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
59
KUESINONER PENELITIAN
IDENTITAS KORESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Daftar Kuesioner
Mohon untuk memberikan (√) pada setiap pertanyaan yang anda pilih.
Keterangan:
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Berpegangan saat menaiki tangga
2. Berpegangan saat duduk ke berdiri
3. Berpegangan saat berdiri ke duduk
4. Berdiri dengan satu kaki
5. Berdiri dengan mata tertutup
6. Berdiri dengan kedua kaki rapat
7. Berdiri dengan satu kaki didepan kaki yang
lain
62
Dengan hormat,
Saya mahasisiwa prodi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Malang, bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Core
Stability Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Dewasa Muda
Overweight di SMKS YP 17-1 Malang”.
Peneliti
Lampiran 1
64
Lampiran 2
65
Lampiran 3
66
Lampiran 4