KAK Pengadaan Obat JKN
KAK Pengadaan Obat JKN
I. Latar Belakang
Dalam mencapai Millenium Development Goals (MDG’S) pada tahun 2016 dan
penerapan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Berbagai upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus dilakukan dalam berbagai bidang
pelayanan, termasuk bidang pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dalam pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk pencapaian penggunaan obat secara rasional, keamanan, efikasi
dan efisiensi penggunaan obat, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam upaya untuk mencapai hal tersebut, ketersediaan obat yang cukup, menjadi
sangat penting. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan
dengan benar, untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan obat yang efisien, efektif dan rasional. Sehingga pada tahun 2004
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa
program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan
Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial.
Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari
2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sesuai dengan Kepmenkes no 19 th 2014 tentang penggunaan dana
Kapitasi JKN Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional
Pada Faskes Tingkat Pertama Milik Pemda. Dan Permenkes no 28 tahun 2014 yg
memuat berbagai ketentuan pokok yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai
petunjuk teknis sehingga diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Pengelolaan
obat dan perbekalan kesehatan yang dilakukan secara baik, walaupun adanya
keterbatasan tenaga, dana, sarana dan prasarana pendukungnya, diharapkan tujuan
pembangunan di bidang kesehatan, khususnya bidang obat dan perbekalan kesehatan
dapat tercapai, meliputi terjaminnya ketersediaan obat dengan jenis dan jumlah yang
tepat sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin dan tersebar secara merata,
berkesinambungan dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu
yang tepat.
II. Tujuan
Terjaminnya ketersediaan obat dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai
kebutuhan dengan mutu yang terjamin.
III. Sasaran
Menentukan jumlah perencanaan obat yg termasuk dalam FORNAS yg
disesuaikan dengan dana kapitasi JKN yg diperoleh oleh Puskesmas Mojo dan
pemakaian selama 1 tahun dengan ditambahkan buffer stok
IV. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun. Pelaksanaan perencaaann obat dilakukan
pertahun dengan menggunakan format RKA.
VI. Lokasi
Unit Farmasi Puskesmas Mojo