Anda di halaman 1dari 7

RESUME INSPIRED BOOK

Chapter 6 – 10

Chapter 6 – Akar Penyebab Kegagalan Upaya Produk

 10 Masalah Serius yang Menyebabkan Kegagalan Tim


1. Kurangnya Pemberdayaan Tim
Ide yang ada hanya berfokus pada penjualan dan stakeholder. Seringnya produk yang
diciptakan hanya dibuat untuk kepentingan suatu pihak, sehingga tim tidak benar-benar
dapat merealisasikan idenya diluar dari keinginan stakeholder.
2. Kesalahan fatal dalam kasus bisnis
Dari ide-ide yang ada, perusahaan menginginkan prioritas roadmap yang dibuat selalu
membahas tentang:
 Berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan ide yang ada?
 Berapa banyak uang yang akan dihasilkan dari ide tersebut?

Faktanya , kita tidak tau jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, karena banyak uang yang
dihasilkan tergantung dari seberapa baik solusi yang kita hasilkan. Jika kita melakukan
pekerjaan dengan sangat baik, produk yang kita miliki bisa sangat sukses dan benar-benar
membuat perusahaan menjadi lebih baik. Namun kebenarannya, banyak ide produk yang
akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
3. Fitur yang tidak sesuai
Banyak proyek dan fitur prioritas yang tidak berjalan dan tidak berimpact pada pelanggan.
Kita mengira produk yang ada sudah baik, namun faktanya produk terlalu rumit untuk
digunakan dan kurang memberi value pada pelanggan. Alhasil produk tersebut pun
ditinggalkan.
4. Peran product management
Faktanya Product Management tidak benar-benar memanage sebuah proyek melainkan
hanya mengumpulkan data dan mendokumentasikannya untuk para enginer.
5. Lipstick on the pig
Desain yang dibuat terkadang tidak sesuai dengan produk yang ada, hal itu dilakukan guna
menutupi kesalahan yang telah terjadi agar tampilannya sesuai dan terlihat konsisten.
6. Engineering gets brought in way too late
Seringnya enginer hanya dilibatkan dalam membuat kode dan merealisasikan suatu produk
saja. Namun faktanya, enginer perlu terlibat dalam keseluruhan proses pembuatan produk
karena enginer juga merupakan sumber inovasi terbaik.
7. Penggunaan Agile yang tidak optimal
Metode Agile harusnya tidak hanya digunakan dalam mendeliver suatu produk saja, tetapi
Agile juga bisa dimanfaatkan dalam konteks apapun termasuk organisasi.
8. Projects are output and product is all about outcome
Suatu fitur yang dirilis tidak memenuhi tujuan, hal tersebut dapat menjadi masalah karena
tidak sesuai dengan inti produk yang ingin dibuat.
9. Keterlambatan validasi
Prinsip utama dalam metode Lean adalah mengurangi pemborosan,
dan salah satu bentuk pemborosan terbesar adalah merancang, membangun,
menguji, dan menggunakan fitur atau produk hanya untuk mengetahui bahwa itu bukan apa
yang dibutuhkan. Namun, kita melakukan hal tersebut saat membuat produk.
10. Biaya peluang
Begitu banyak perusahaan menghabiskan banyak waktu dan uangnya dan mendapatkan
begitu sedikit keuntungan sebagai imbalan.
Perusahaan seharusnya telah menyiapkan peluang dari kerugian yang ada, namun faktanya
kerugian terbesar adalah saat kita berproses dan menghabiskan banyak waktu dan uang
namun keuntungan yang didapat hanya sedikit.

Chapter 7 – Di luar Lean dan Agile

 Berikut tiga prinsip kerja diluar Lean dan Agile yang dapat kita terapkan:
1. Risiko ditangani di awal, bukan di akhir
Kita harus yakin dapat menangani risiko apapun yang terjadi sebelum melakukan sesuatu.
Risiko tersebut termasuk risiko nilai (apakah pelanggan akan membelinya), risiko kegunaan
(apakah pengguna dapat mengetahui cara menggunakannya), risiko kelayakan/ kemampuan
(apakah enginer dapat membangun apa yang dibutuhkan baik dari segi waktu,
keterampilan, dan teknologi yang kita miliki), dan risiko kelangsungan bisnis (apakah solusi
ini juga bekerja untuk berbagai aspek bisnis—penjualan, pemasaran, keuangan, hukum, dll.).
2. Produk didefinisikan dan dirancang secara kolaboratif, bukan berurutan
Dimana seorang desainer bertugas merancang solusi yang memenuhi persyaratan yang ada,
kemudian enginer mengimplementasikan persyaratan tersebut, dan setiap orang
hidup dengan kendala dan keputusan dari orang-orang yang mendahuluinya.
Dalam tim yang kuat, produk, desain, dan rekayasa bekerja berdampingan
sisi, dengan cara memberi-dan-menerima untuk menciptakan kekuatan teknologi.
3. Menyelesaikan masalah, bukan dengan menerapkan fitur
Roadmap produk konvensional semuanya berisi tentang output. Kita tahu itu bukan hanya
tentang mengimplementasikan solusi, tetapi juga harus memastikan bahwa solusi tersebut
dapat memecahkan masalah yang ada dalam mrmbuat suatu bisnis.

Chapter 8 – Konsep Kunci


 Produk Holistik
Bukan hanya fungsionalitas dan fitur-fiturnya saja, namun produk yang dibuat harus berkualitas.
Hal ini juga mencakup cara menarik dan memperoleh pengguna dan pelanggan, termasuk
pengalaman offline yang bervalue dari produk tersebut. Misal, produk situs e-niaga, maka ini
akan mencakup pengalaman pemenuhan barang dagangan dan pengalaman pengembalian
barang dagangan. Karena biasanya, e-commerce menyediakan segala sesuatu kecuali barang
dagangan yang dijualnya.
 Penemuan dan Pengiriman Berkelanjutan
Tidak hanya peduli dengan penerapan fitur, namun kita juga harus memperhatikan
pengembangan produk dan pengiriman berkelanjutan. Ada dua aktivitas penting tingkat tinggi
yang perlu dilakukan di semua tim produk. Kita perlu menemukan produk yang akan dibangun,
dan kita perlu mengirimkan produk itu ke pasar. Penemuan dan pengiriman adalah dua aktivitas
utama di sebuah tim produk lintas fungsi, dan keduanya biasanya berkelanjutan dan secara
paralel. Ada beberapa cara untuk memikirkan hal ini dan memvisualisasikannya, tetapi
konsepnya cukup sederhana: Kita harus bekerja secara paralel dengan keduanya termasuk
manajer produk dan desainer yang menemukan produk yang diperlukan untuk dibangun dan
para enginer yang bekerja untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
 Penemuan Produk
Tujuan penemuan produk adalah untuk memisahkan ide yang baik dengan yang buruk.
Outputnya adalah dengan memvalidasi simpanan produk, dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Apakah pengguna akan membelinya (atau memilih untuk menggunakannya)?
2. Bisakah pengguna mengetahui cara menggunakannya?
3. Bisakah enginer membuatnya?
4. Dapatkah stakeholder mendukung hal ini?
 Prototipe
Prototipe adalah serangkaian uji coba yang dilakukan untuk bereksperimen untuk menciptakan
rancangan produk yang cepat dan murah sebelum merealisasikannya. Biasanya eksperimen ini
dilakukan setiap minggu pada rentang 10-20 lebih/minggu.
 Penyajian Produk
Tujuan dari semua prototipe dan eksperimen yang dilakukan adalah untuk memberikan bukti
apakah produk tersebut layak dibuat dan kemudian dapat ditawarkan kepada pelanggan. Hal ini
mencakup skala, kinerja, keandalan, toleransi kesalahan yang diperlukan, keamanan, privasi,
internasionalisasi, dan lokalisasi yang telah dilakukan, dan produk bekerja seperti yang
diiklankan. Tujuannya adalah untuk menciptakan produk teknologi berkualitas yang dapat dijual
dan dijadikan bisnis.
 Produk dan Kesesuaian Pasar
Walaupun telah membuat produk yang Tangguh bukan berarti orang mau membelinya. Jadi
dalam hal ini, kita perlu berusaha keras untuk menemukan produk yang pas dengan kebutuhan
pasar. Kegiatan penemuan membantu kita menentukan produk yang diperlukan, tetapi
bagaimana cara kita mendelivery lah yang benar-benar dibutuhkan untuk membangun, menguji,
dan merilis suatu produk.
 Visi Produk
Bagaimana produk yang dibuat dapat mewujudkan misi perusahaan dalam rentang waktu 2-10
tahun kedepan. Prototipe digunakan untuk melakukan eksperimen cepat dalam penemuan
produk, lalu mendeliver, membuat dan merilis produk dengan harapan mencapai kecocokan
produk/pasar, yang merupakan langkah kunci menuju penyampaian pada visi produk
perusahaan.

PART II

Chapter 9 – Prinsip Tim Produk yang Kuat


Tim produk disebut juga tim khusus yang dibuat tidak hanya untuk mengerjakan satu proyek/fitur tetapi
juga terlibat dalam tim lintas fungsi. Tim produk adalah sekelompok orang yang memiliki keterampilan
dan tanggungjawab khusus atas kepemilikan nyata suatu produk setidaknya di sebagian besar produk
yang substansial.

 Tim Misionaris
Tim yang benar-benar percaya pada visi dan berkomitmen untuk memecahkan masalah bagi
pelanggan mereka. Tim ini berdedikasi dan bertindak sesuai dengan visi misi perusahaan dan
produknya.
 Komposisi Tim
Tim produk terdiri dari manajer produk, produk desainer, dan sekitar 10-12 enginer untuk
bertindak sebagai API terprogram. Tim mungkin juga memiliki beberapa anggota lain seperti
manajer pemasaran produk, enginer penguji otomatis, seorang user research, analisis data dan
delivery manager.
 Pemberdayaan Tim dan Akuntabilitas
Tim produk ada guna untuk memecahkan masalah yang sulit dalam suatu bisnis. Mereka
dibekali tujuan yang jelas guna untuk mencapai tujuan trersebut dan diberdayakan untuk
mencari cara terbaik dalam menemukan tujuan dan bertanggung jawab atas hasilnya.
 Ukuran Tim
Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa semua tim produk harus memiliki jumlah/ukuran
yang sama, karena yang terpenting adalah tim yang absolut yang memiliki keseimbangan
keterampilan guna untuk memastikan kita membuat dan membangun semuanya dengan benar.
 Struktur Pelaporan Tim
Biasanya, setiap orang di tim produk adalah kontributor individu, dan tidak ada manajer orang.
Orang-orang di tim biasanya terus melaporkan kepada manajer fungsional mereka. Misalnya,
para insinyur melapor ke seorang insinyur pengelola. Demikian juga desainer biasanya melapor
kepada kepala desain, dan manajer produk melapor ke kepala produk.
 Kolaborasi Tim
Tim produk adalah kumpulan orang-orang yang terampil, yang berkumpul untuk waktu yang
lama untuk memecahkan masalah bisnis yang sulit. Hubungannya lebih bersifat kolaborasi yang
bekerja untuk mencari solusi Bersama dan tidak bersifat hirarki.
 Lokasi Tim
Co-location berarti bahwa anggota tim benar-benar duduk bersebelahan satu sama lain
tujuannya agar mudah melihat layar computer satu sama lain. Karena tim yang ditempatkan
bersama akan lebih unggul dan stabil secara substansial.
 Lingkup Tim
Tim produk memiliki tanggung jawab untuk semua pekerjaan—semua proyek, fitur, perbaikan
bug, kerja kinerja, pengoptimalan, dan konten berubah—segalanya dan apa saja untuk produk
mereka. Pada beberapa tipe perusahaan, tim produk bertanggung jawab atas produk yang
lengkap. Tapi umumnya bahwa produk adalah pengalaman pelanggan penuh (bayangkan
Facebook atau PayPal), dan masing-masing tim bertanggung jawab untuk beberapa bagian yang
lebih kecil namun bermakna dari pengalaman itu. Misalnya, mungkin tim kita sedang
mengerjakan sesuatu di eBay dan bertanggung jawab atas teknologi untuk mendeteksi dan
mencegah penipuan atau alat dan layanan untuk dapat menghasilkan volume penjualan yang
tinggi.

Bagaimanapun, yang sangat penting adalah keselarasan antara manajemen produk dan
rekayasa. Inilah mengapa kepala produk dan kepala enginer biasanya berkumpul untuk
menentukan ukuran dan ruang lingkup tim yang ada agar dapat bekerja secara optimal.
 Durasi Tim
Intinya adalah kita berusaha keras untuk menjaga tim tetap satu dan stabil. Sementara banyak
hal muncul, dan orang berganti pekerjaan dan tim, sekali anggota tim mengenal satu sama lain,
dan belajar cara bekerja baik bersama-sama, sejujurnya itu adalah hal yang indah dan kuat, dan
kita mencoba untuk tidak mengacaukan dinamika itu. Dan alasan kenapa hal tersebut penting
adalah bertahan untuk beberapa waktu untuk mendapat keahlian yang cukup di suatu bidang
untuk dapat berinovasi. Karena jika kita berpindah dari tim ke tim sepanjang waktu, akan sulit
bagi kita untuk mendapatkan keahlian itu dan sulit merasakan kepemilikan atas sebuah produk
dan Hasrat misionaris dari produk tersebut.
 Otonomi Tim
Jika kita ingin tim merasa diberdayakan dan memiliki semangat seperti misionaris untuk
memecahkan masalah pelanggan, kita perlu memberi mereka derajat otonomi yang signifikan.
Hal ini bukan berarti mereka bisa pergi dan mengerjakan apa pun yang terlihat menyenangkan,
tetapi mencoba untuk memecahkan masalah yang ditugaskan kepada mereka dengan cara
terbaik yang mereka anggap cocok.

Ada beberapa alasan mengapa model ini begitu efektif.

1. Kolaborasi dibangun di atas hubungan, dan produk tim—terutama tim yang ditempatkan
bersama—dirancang untuk memelihara hal ini hubungan.
2. Untuk berinovasi Anda membutuhkan keahlian, dan sifat tahan lama tim produk memungkinkan
orang masuk cukup dalam untuk mendapatkan keahlian itu.
3. Alih-alih hanya membangun apa yang orang lain tentukan berharga, dalam model tim produk
yang dipahami oleh seluruh tim—kebutuhan untuk memahami—tujuan dan konteks bisnis. Dan
yang paling penting, seluruh tim merasa memiliki dan bertanggung jawab atas hasilnya.

Chapter 10 – Manajer Produk

 Tiga cara bekerja sebagai seorang manajer produk, yaitu:


1. Manajer produk dapat mengeskalasi setiap masalah dan keputusan sampai dengan Dirut.
Dalam model ini, manajer produk benar-benar menjadi sebuah administrator simpanan.
Banyak CEO memberi tahu saya bahwa ini adalah model mereka menemukan diri mereka,
dan itu bukan penskalaan.
2. Manajer produk dapat mengadakan rapat dengan semua pemangku kepentingan di
ruangan tersebut dan kemudian membiarkan mereka bertengkar.
Ini dirancang oleh komite, dan jarang menghasilkan apa pun di luar biasa-biasa saja. Dalam
model ini, sangat umum di perusahaan besar, yaitu manajer produk sebenarnya adalah
roadmap administrator.
3. Manajer produk dapat melakukan pekerjaannya.

Jika manajer produk tidak memiliki kecanggihan teknologi, tidak memiliki kecerdasan
bisnis, tidak memiliki kredibilitas dengan eksekutif kunci, tidak memiliki pengetahuan pelanggan
yang mendalam, tidak memiliki hasrat terhadap produk, atau tidak memiliki rasa hormat dari
tim produk mereka, maka itu adalah resep yang pasti untuk kegagalan.

 Kunci Tanggung jawab


Manajer produk bertanggung jawab untuk mengevaluasi peluang dan menentukan apa yang
dibangun dan disampaikan kepada pelanggan. Ketika sebuah produk berhasil, itu karena semua
orang di tim melakukannya apa yang perlu mereka lakukan. Tetapi ketika suatu produk gagal, itu
adalah kesalahan manajer produknya.
Dalam hal ini, ada empat hal yang menjadi andalan produk manajer, yaitu:
1. Mengetahui pelanggan lebih dalam
2. Mengetahui dan mendalami data yang dimiliki
3. Mengetehui tentang bisnis yang kita miliki secara mendalam
4. Mengetahui lebih dalam tentang industry dan pasar.

 Cerdas, Kreatif dan Gigih


Tidak hanya cerdas IQ tetapi pengetahuan secara intelektual cepat belajar dan menerapkan
teknologi baru untuk dipecahkan masalah bagi pelanggan, untuk mencapai audiens baru, atau
untuk mengaktifkan yang baru model bisnis.
Kreatif, seorang PM harus dapat berpikir out of the box untuk dapat menciptakan fitur untuk
memecahkan masalah bisnis.
Gigih, seorang PM harus mampu mendorong perusahaan jauh melampaui zona nyaman dengan
bukti yang kuat, komunikasi konstan, dan membangun jembatan lintas fungsi dalam
menghadapi perlawanan keras kepala.

Hal penting yang harus dipersiapkan adalah:


- Mulailah dengan menjadi ahli dalam pengguna dan pelanggan.
Terbuka dengan apa yang kita pelajari baik dari sisi baik dan buruk. Jadilah orang yang tepat
bagi tim dan perusahaan untuk memahami apa pun tentang pelanggan dari segi kuantitatif
dan kualitatif.
- Bekerja untuk membangun hubungan yang kuat dengan stakeholder dan mitra bisnis
Yakinkan mereka akan dua hal:
(1) Kita memahami kendala mereka beroperasi di bawah.
(2) Kita hanya akan memberikan mereka solusi yang kita yakini akan berhasil saat
mengalami kendala.
- Menjadi pakar yang tak terbantahkan tentang produk dan industri yang kita miliki. Bagikan
pengetahuan yang kita miliki secara terbuka dan murah hati.
- Terakhir, bekerja sangat keras untuk membangun dan memupuk hubungan kolaboratif yang
kuat dengan tim produk kita.
Poin besar yang dapat diambil, yaitu:

1. Manajemen produk berbeda dari disiplin ilmu lain, karena harus mempelajari banyak hal.
PM mirip dengan CEO tapi bukan bos dari siapapun.
2. PM harus memahami semua aspek bisnis dan harus memastikan hasil bisnis. Dalam hal ini
kita perlu memiliki pemahaman yang baik tentang banyak bagian yang saling terkait dan
kendala bisnis—keuangan, pemasaran, penjualan, hukum, kemitraan, layanan, lingkungan
pelanggan, teknis kemampuan, pengalaman pengguna—dan cari tahu solusinya bekerja
untuk pelanggan serta untuk bisnis.
3. Produk hebat membutuhkan kolaborasi yang intens dengan desain dan rekayasa untuk
memecahkan masalah nyata bagi pengguna dan pelanggan kita, dengan berbagai cara yang
memenuhi kebutuhan bisnis.
4. Jangan takut untuk memimpin. Karena, true leadership is a big part of what separates the
great product people from the merely good ones.

Anda mungkin juga menyukai