Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 2

ISIP4130 PENGANTAR ILMU HUKUM/ PTHI


EKO RIANDHIKA
048698655
Fakultas Hukum
UPBJJ 17 JAMBI

Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Terbuka
2023.1
KATA PENGANTAR
Setelah mempelajari materi sesi 1,2,3,4 dan 5 dan membaca pemahaman pada
Buku Materi Pokok (BMP) ISIP4130 PENGANTAR ILUM HUKUM/PTHI yang
membahas ruang lingkup pengantar ilmu hukum, definisi hukum, norma hukum.
Penulis membuat sedikit pemaparan akan pemahaman di bidang pengantar ilmu
hukum/PTHI melalui jawaban tugas 2 yang diberikan Tutor.

PEMBAHASAN
Tugas 2

KASUS

Feri dan Firman merupakan teman dekat (bukan saudara) karena rumah
mereka berdua berdekatan. Suatu hari Firman dipindahkan tugas ke kota lain.
Sehingga rumah Firman kosong dalam waktu yang cukup lama. Karena
ditinggalkan begitu saja rumah Firman menjadi tidak terawat terutama rumput
di depan, samping dan belakang rumahnya yang sudah tumbuh begitu lebat
hampir menutupi seluruh rumah Firman. Feri yang awalnya merasa tidak
nyaman melihat keadaan rumah Firman akhirnya memutuskan untuk
membersihkan halaman depan, samping dan belakang rumah Firman.

Pertanyaan (Dalam Hukum Positif)

1. Analisis perbuatan apakah yang dilakukan oleh Feri, serta apa saja
konsekuensi dari perbuatan tersebut. Jelaskan disertai dasar hukumnya!

2. Analisislah oleh saudara tergolong hukum apakah kasus di atas jika dilihat
dari isinya serta dari masa berlakunya!

3. Dalam mazhab ilmu hukum dikenal beberapa aliran, salah satunya adalah
aliran positivisme, jelaskan serta kaitkan dengan kasus di atas!

Solusi atas Pertanyaan

1. Analisa dari wacana tersebut adalah Feri dan Firman merupakan masyarakat
hukum (recht sosiale) yaitu sekelompok orang yang berdiam dalam suatu
wilayah tertentu dimana didalam kelompok tersebut berlaku serangkaian
peraturan yang menjadi pedoman bertingkah laku bagi setiap anggota
kelompok dalam pergaulan hidup mereka. Disini perbuatan yang dilakukan Feri
adalah melanggar hak mutlak atas kebendaan yang digolongkan dari sebagian
dimiliki oleh firman yaitu rumah dan pekarangan. Dimana Feri dengan sengaja
memasuki rumah Firman dan melakukan perbuatan hukum yaitu membersihkan
halaman depan, samping dan belakang tanpa seizin dari Firman. Dengan objek
hukum adalah pekarangan rumah Firman dan disini Feri disebut sebagai subjek
hukum.
Dikarenakan merupakan masyarakat hukum maka terdapat kosekuensi
menurut hukum positif untuk Feri karena melakukan perbuatan tanpa izin yang
mengacu pada Pada Pasal 385 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer), setiap orang yang dengan sengaja merusak atau mengambil barang
milik orang lain tanpa izin atau persetujuan dapat dipidana dengan pidana
penjara selama 4 tahun atau denda sebesar 9.000.000 rupiah.

2. Apabila dilihat dari isinya cerita di atas menggambarkan termasuk golongan


hukum berdasarkan isinya yaitu hukum privat (sipil) atau jenis hukum yang
mengatur hubungan antara antara individu satu dengan individu lainnya,
termasuk negara sebagai pribadi. Jenis hukum privat memfokuskan pada
kepentingan perseorangan dan asas damai diutamakan dan diupayakan oleh
hakim serta sanksinya berbentuk perdata.

3. Aliran Positivisme dalam hukum adalah aliran hukum yang mengedepankan


hukum tertulis atau undang – undang sebagai perintah dari otoritas yang sah,
sehingga secara tegas aliran positivisme memisahkan secara tegas hukum yang
ada hukum yang seharusnya ada (memisahkan hukum dari unsur-unsur non
hukum) sehingga menjadi kehilangan hakikatnya yaitu nilai-nilai moralitas,
keadilan, dan kebenaran. Terkait dari kasus diatas apabila aliran positivisme di
kedepankan menurut pandangan penulis akan sedikit mengganggu pergaulan
dalam masyarakat disebabkan pada pasal Pasal 385 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPer), setiap orang yang dengan sengaja merusak atau
mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau persetujuan dapat dipidana
dengan pidana penjara selama 4 tahun atau denda sebesar 9.000.000 rupiah.
Langsung membuat Feri dimasukkan dalam masalah yang pelik yaitu penjara
dan denda, sedangkan pemikiran Feri pada saat itu adalah membersihkan
lingkungan agar tidak dihinggapi nyamuk dan binatang berbahaya lain. Disini
apabila paham positivisme dikedapankan hanya melihat pasal menyebabkan
perpecahan antar kedua tetangga di kemudian hari. Peranan hakim disini bisa
mengedapankan asas damai demi persatuan dan kesatuan meskipun keduanya
mempunyai sanksi hukum yang dapat dikenakan pada pelanggarnya, secara
hukum Feri bersalah mengambil hak Firman tanpa seizinnya, begitu pula Firman
juga bersalah terhadap hukum lingkungan di perumahan tersebut dengan
membiarkan rumah tanpa perawatan dan mengganggu ketentraman umum.
Aliran positivisme kurang cocok diterapakan di Indonesia dikarenakan
bertentangan dengan sila ke 3 Persatuan Indonesia dan Sila ke 4 Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, yang mengedepankan musyawarah dan mufakat

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

1. Prof. Dr. H.Nandang A. Deliarnoor, S.H, M.Hum (2022). ISIP4130


PENGANTAR ILMU HUKUM / PTHI. Banten: Penerbit Universitas Terbuka.

2. Dikutip dari https://roboguru.ruangguru.com/forum/berdasarkan-wujudnya-


penggolongan-hukum-ada-dua-sebut-dan-jelaskn_FRM-RJKVYCJ4
3. Sri Sumarwani (2014). TINJAUAN YURIDIS PEMIDANAAN CYBERCRIME
DALAM PERPEKTIF HUKUM PIDANA POSITIF. Diakses pada Jurnal
Pembaharuan Huku vol 1, No.3 dikutiip dari
https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/PH/article/view/1489

4. Dikutip dari https://fahum.umsu.ac.id/penggolongan-hukum-di-indonesia/

5. Johni Najwan, S.H., M.H., Ph. D.2010. Implikasi Aliran Positivisme Terhadap
Pemikiran Hukum.Jurnal Ilmu Hukum.Vol.2 (No.3). Hal 18 - 30

Jambi, 15 Mei 2023

EKO RIANDHIKA

Anda mungkin juga menyukai