Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya di Indonesia


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perbankan

Disusun Oleh:
Satrio Wibowo 010120242
Muhammad Putra Adi P. 010120245
Raihan Fauzi 010120257
Hanif Ramadhani 010120260
Putri Nurmala N. Utami 010120263
Feliks Christianta Hia 010120266
Mahfud Anas Baniu 010120267
Aliya Luthfiatul Hikmah 010120273
Fahmi Husaeni Badrie 010120274
Gerry Abror Haryo Wibowo 010120276
Isna Desiana 010120279

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Semesta Alam karena atas izin
dan kehendak-Nya makalah ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Lingkungan. Adapun yang penyusun bahas dalam makalah ini mengenai
“Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya di Indonesia ”.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hukum Perbakankan yang diberikan oleh Ibu Farahdinny Siswajanthy, S.H.,
M.H.Dalam penulisan makalah ini penyusun menemui berbagai hambatan
dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan mengenai hal yang berkenaan dengan
penulisan makalah ini. Penyusun menyadari akan kemampuan kami yang masih
amatir. Dalam makalah ini penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi
penyusun yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang. Penyusun juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang
lain yang membacanya.

Bogor, 19 Desember 2022

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1. Latar Belakang .......................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

A. Kronologi Kasus Jiwasraya ....................................................................... 4


B. Penyebab Kasus Jiwasraya ........................................................................ 6
C. Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya ......................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah
organisasi baik organisasi dalam skala kecil maupun besar. Kemajuan
perekonomian yang semakin pesat saat ini membuat sumber daya manusia
menjadi unsur yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan dalam arti sumber
daya lain seperti modal, sumber daya material lainnya akan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan yang dikelola oleh manusia dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan memerlukan karyawan yang
berkualitas sebagai akibat semakin tajamnya persaingan yang dihadapi perusahaan
dan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan sebagai akibat perkembangan teknologi.

Saat ini PT. Asuransi Jiwasraya (persero) adalah satu-satunya perusahaan


asuransi jiwa milik Negara, yaitu memberikan jaminan faidah : (i) asuransi hari
tua, (ii) meninggal dunia, (iii) kesehatan dan kecelakaan baik dalam bentuk
pertanggungan perorangan (individual insurance) maupun pertanggungan
kumpulan (group insurance). Undang–undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
1992 tentang usaha perasuransian pasal 2 yaitu:

1. Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun


danamasyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan
perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi
terhadapkemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.
2. Usaha penunjang usaha asuransi, yang menyelenggarakan jasa keperantaraan,
penilaian kerugian asuransi dan jasa akturia.

Jaringan pelayanan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) saat ini tersebar di


seluruh Indonesia dan memliki satu kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta,
17 Kantor cabang di tingkat provinsi, 72 kantor perwakilan di tingkat provinsi
maupun di daerah tingkat satu, dan 388 Kantor unit produksi di daerah tingkat II.
Hal ini di upayakan untuk menciptakanlayanan yang cepat dan tepat (just in time).

1
Namun PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) tersandung kasus yang menyebabkan
reputasinya menjadi buruk. Kasus Jiwasraya disebut-sebut bermula pada 2002.
Saat itu, BUMN asuransi itu dikabarkan sudah mengalami kesulitan. Namun,
berdasarkan catatan BPK, Jiwasraya telah membukukan laba semu sejak 2006.
Alih-alih memperbaiki kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan saham
berkualitas, Jiwasraya justru menggelontorkan dana sponsor untuk klub sepak
bola dunia, Manchester City, pada 2014.

Kemudian pada tahun 2015, Jiwasraya meluncurkan produk JS Saving Plan


dengan cost of fund yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan obligasi.
Sayangnya, dana tersebut kemudian diinvestasikan pada instrumen saham dan
reksadana yang berkualitas rendah. Pada 2017, Jiwasraya kembali memperoleh
opini tidak wajar dalam laporan keuangannya. Padahal, saat ini Jiwasraya mampu
membukukan laba Rp 360,3 miliar. Opini tidak wajar itu diperoleh akibat adanya
kekurangan pencadangan sebesar Rp 7,7 triliun. "Jika pencadangan dilakukan
sesuai ketentuan, seharusnya perusahaan menderita rugi (pada saat itu)," ungkap
Agung.

Berlanjut ke tahun 2018, Jiwasraya akhirnya membukukan kerugian unaudited


sebesar Rp 15,3 triliun. Pada September 2019, kerugian menurun jadi Rp 13,7
triliun. Kemudian pada November 2019, Jiwasraya mengalami negative equity
sebesar Rp 27,2 triliun. Disebutkan sebelumnya, kerugian itu terutama terjadi
karena Jiwasraya menjual produk saving plan dengan cost of fund tinggi di atas
bunga deposito dan obligasi. Apalagi berdasarkan catatan BPK, produk saving
plan merupakan produk yang memberikan kontribusi pendapatan tertinggi sejak
1
tahun 2015.

Desember 2019 : Penyidikan Kejagung terhadap kasus dugaan korupsi


Jiwasraya menyebut ada pelanggaran prinsip kehati- hatian dalam berinvestasi.
Jaksa Agung ST Burhanuddin bahkan mengatakan Jiwasraya banyak

1
Money.kompas.com “Ini Kronologi Lengkap Kasus Jiwasraya Versi BPK”, Tersedia di
https://money.kompas.com/read/2020/01/09/063000926/simak-ini-kronologi-lengkap-kasus-
jiwasraya-versi-bpk?page=all Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.10 WIB.

2
menempatkan 95 dana investasi pada aset-aset berisiko. Imbasnya, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) turut memantau perkembangan penanganan
perkara Kasus dugaan korupsi di balik deficit anggaran Jiwasraya. Selain itu,
Kejagung meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan
HAM mencekal 10 nama yang diduga bertanggung jawab atas kasus Jiwasraya,
yaitu : HH, BT, AS, GLA, ERN, MZ, DW, HR, HP, dan DYA. 2

Oleh karena itu penyusun tertarik untuk mengangkat judul makalah ini dengan
judul “Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah- masalah yang akan dianalisis sebagai berikut.

1. Bagaimana Kronologi Kasus Jiwasraya?


2. Apa Penyebab Kasus Jiwasraya?
3. Bagaimana Penegakan Hukum dalam Kasus Jiwasraya ini?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan bagaimana Kronologi Kasus Jiwasraya.
2. Untuk mengetahui Penyebab Kasus Jiwasraya..
3. Menjelaskan Penegakan Hukum yang terdapat pada Kasus Jiwasraya.

2
www.cnnindonesia.com “Kronologi Kasus Jiwasraya Gagal Bayar Hingga Dugaan Korupsi”,
Tersedia di : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414 -78-463406/kronologi-
kasus-jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi Diakses 19 Desember 2022 Pukul. 17.00 WIB.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kronologi Kasus Jiwas raya


PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menjadi sorotan masyarakat. Asuransi
jiwa tertua di Indonesia itu mengalami tekanan likuiditas sehingga ekuitas
perseroan tercatat negatif Rp23,92 triliun pada September 2019. Selain itu,
Jiwasraya membutuhkan uang sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali sehat.
Berikut kronologi kasus Jiwasraya:

2006: Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan


ekuitas Jiwasraya tercatat negatif Rp3,29 triliun.

2008: Badan PemeriksaKeuangan (BPK) memberikan opini disclaimer (tidak


menyatakan pendapat) untuk laporan keuangan 2006-2007 lantaran penyajian
informasi cadangan tidak dapat diyakini kebenarannya. Defisit perseroan semakin
lebar, yakni Rp5,7 triliun pada 2008 dan Rp6,3 triliun pada 2009.

2010-2012: Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi dan mencatatkan surplus


sebesar Rp1,3 triliun pada akhir 2011. Namun, Kepala Biro Perasuransian Isa
Rachmatawarta menyatakan metode reasuransi merupakan penyelesaian
sementara terhadap seluruh masalah. Sebab, keuntungan operasi dari reasuransi
Cuma mencerminkan keuntungan semu dan tidak memiliki keuntungan ekonomis.
Karenanya, pada Mei 2012, Isa Rachmatawarta menolak permohonan
perpanjangan reasuransi. Laporan keuangan Jiwasraya 2011 disebut tidak
mencerminkan angka yang wajar pada 2012, Bapepam- LK memberikan izin
produk JS Proteksi Plan pada 18 Desember 2012. JS Proteksi Plan dipasarka n
melalui kerjasama dengan bank (bancassurance). Produk ini ikut menambah sakit
perseroan lantaran menawarkan bunga tinggi, yakni 9 persen hingga 13 persen.

2014: Di tengah permasalahan keuangan, Jiwasraya menggelontorkan sponsor


untuk klub sepakbolaa salInggris, Manchester City.

2017: Kondisi keuangan Jiwasraya tampak membaik. Laporan keuangan


Jiwasraya pada 2017 positif dengan raihan pendapatan premi dari produk JS

4
Saving Plan mencapai Rp21 triliun. Selain itu, perseroan meraup laba Rp2,4
triliun naik 37,64 persendari tahun 2016. Perlu diketahui, sepanjang 2013-2017,
pendapatan premi Jiwasraya meningkat karena penjualan produk JS Saving Plan
dengan periode pencairan setiap tahun.

2018: Direktur Pengawasan Asuransi OJK, Ahmad Nasrullah menerbitkan


surat pengesahan cadangan premi 2016 sebesar Rp10,9 triliun.Pada bulan yang
sama, Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim dan Direktur Keuangan
Jiwasraya Hary Prasetyo dicopot. Nasabah mulai mencairkan JS Saving Plan
karena mencium kebobrokan direksi lama Mei 2018, pemegang saham menunjuk
Asmawi Syam sebagai direktur utama Jiwasraya. Di bawah kepemimpinannya,
direksi baru melaporkan terdapat kejanggalan laporan keuangan kepada
Kementerian BUMN. Indikasi kejanggalan itu betul, karena hasil audit Kantor
Akuntan Publik (KAP) Price water house Coopers (PwC) atas laporan keuangan
2017 mengoreksi laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp2,4 triliun
menjadi hanya Rp428 miliar.

Agustus 2018, Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan direksi untuk


mendalami potensi gagal bayar perseroan. Ia juga meminta BPK dan BPKP untuk
melakukan audit investigasi terhadap Jiwasraya. Oktober-November 2018,
masalah tekanan likuiditas Jiwasraya mulai tercium publik. Perseroan mengumum
kantidak dapat membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar
Rp802 miliar. Pada November, pemegang saham menunjuk Hexana Tri Sasongko
sebagai Direktur Utama menggantikan Asmawi Syam.

Hexana mengungkap Jiwasraya membutuhkan dana sebesar Rp32,89 triliun


untuk memenuhi rasiosolvabilitas (RBC) 120 persen. Tak hanya itu, aset
perusahaan tercatat hanya sebesar Rp23,26 triliun, sedangkan kewajibannya
mencapai Rp50,5 triliun. Akibatnya, ekuitas Jiwasraya negative sebesar Rp27,24
triliun. Sementara itu, liabilitas dari produk JS Saving Plan yang bermasalah
tercatat sebesar Rp15,75 triliun.

5
November 2019, Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir
mengaku melaporkan indikasi kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung
(Kejagung). Hal itu dilakukan setelah pemerintah melihat secara rinci laporan
keuangan perusahaan yang dinilai tidak transparan.

Kementerian BUMN juga mensinyalir investasi Jiwasraya banyak ditaruh di


saham-saham gorengan. Hal ini yang menjadi satu dari sekian masalah gagal
bayar klaim Asuransi Jiwasraya. Selain Kejagung, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI
Jakarta juga menaikkan status pemeriksaan dari penyelidikan menjadi penyidikan
pada kasusdugaan korupsi.

Desember 2019: Penyidikan Kejagung terhadap kasus dugaan korupsi


Jiwasraya menyebut ada pelanggaran prinsip kehati- hatiandalam berinvestasi.
Jaksa Agung ST Burhanuddin bahkan mengatakan Jiwasraya banyak
menempatkan 95 dana investasi pada aset-aset berisiko. Imbasnya, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) turut memantau perkembangan penanganan
perkara Kasus dugaan korupsi di balik defisit anggaran Jiwasraya. Selain itu,
Kejagung meminta DirektoratJenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan
HAM mencekal 10 nama yang diduga bertanggung jawab atas kasus Jiwasraya,
yaitu: HH, BT, AS, GLA, ERN, MZ, DW, HR, HP, dan DYA. 3

B. Penyebab Kasus Jiwasraya

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akhirnya menjabarkan secara rinci


kronologi kasus yang membelit Jiwasraya hingga berakhir tak mampu membayar
polis asuransi (gagal bayar). Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna menuturkan,
penyebab utama gagal bayarnya Jiwasraya adalah kesalahan mengelola investasi
di dalam perusahaan. Jiwasraya kerap menaruh dana di saham-saham berkinerja
buruk. "Saham-saham yang berisiko ini mengakibatkan negative spread dan

3
www.cnnindonesia.com “Kronologi Kasus Jiwasraya Ga gal Bayar Hingga Dugaan Korupsi”,
Tersedia di : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414-78-463406/kronologi-
kasus-jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi Diakses 19 Desember 2022 Pukul. 17.00 WIB.

6
menimbulkan tekanan likuiditas pada PT Asuransi Jiwasraya yang berujung pada
gagal bayar,".

Kasus Jiwasraya disebut-sebut bermula pada 2002. Saat itu, BUMN asuransi
itu dikabarkan sudah mengalami kesulitan. Namun, berdasarkan catatan BPK,
Jiwasraya telah membukukan laba semu sejak 2006. Alih-alih memperbaiki
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan saham berkualitas, Jiwasraya
justru menggelontorkan dana sponsor untuk klub sepak bola dunia, Manchester
City, pada 2014.

Kemudian pada tahun 2015, Jiwasraya meluncurkan produk JS Saving Plan


dengan cost of fund yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan obligasi.
Sayangnya, dana tersebut kemudian diinvestasikan pada instrumen saham dan
reksadana yang berkualitas rendah. Pada 2017, Jiwasraya kembali memperoleh
opini tidak wajar dalam laporan keuangannya. Padahal, saat ini Jiwasraya mampu
membukukan laba Rp 360,3 miliar. Opini tidak wajar itu diperoleh akibat adanya
kekurangan pencadangan sebesar Rp 7,7 triliun. "Jika pencadangan dilakukan
sesuai ketentuan, seharusnya perusahaan menderita rugi (pada saat itu)," ungkap
Agung.

Berlanjut ke tahun 2018, Jiwasraya akhirnya membukukan kerugian unaudited


sebesar Rp 15,3 triliun. Pada September 2019, kerugian menurun jadi Rp 13,7
triliun. Kemudian pada November 2019, Jiwasraya mengalami negative equity
sebesar Rp 27,2 triliun. Disebutkan sebelumnya, kerugian itu terutama terjadi
karena Jiwasraya menjual produk saving plan dengan cost of fund tinggi di atas
bunga deposito dan obligasi. Apalagi berdasarkan catatan BPK, produk saving
plan merupakan produk yang memberikan kontribusi pendapatan tertinggi sejak
4
tahun 2015.

4
Money.kompas.com “Ini Kronologi Lengkap Kasus Jiwasraya Versi BPK”, Tersedia di
https://money.kompas.com/read/2020/01/09/063000926/simak-ini-kronologi-lengkap-kasus-
jiwasraya-versi-bpk?page=all Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.10 WIB.

7
Pemeriksaan BPK

Adapun dalam kurun waktu 2010-2019, BPK telah dua kali melakukan
pemeriksaan atas Jiwasraya, yaitu Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT)
tahun 2016 dan pemeriksaan investigatif pendahuluan tahun 2018. Dalam
investigasi tahun 2016, BPK mengungkapkan 16 temuan terkait dengan
pengelolaan bisnis, investasi, pendapatan, dan biaya operasional tahun 2014-2015.
Temuan tersebut mengungkapkan, Jiwasraya kerap berinvestasi pada saham
gorengan, seperti TRIO, SUGI, dan LCGP. Lagi- lagi, investasi tak didukung oleh
kajian usulan penempatan saham yang memadai.

Pada tahun 2016 pula, Jiwasraya telah diwanti- wanti berisiko atas potensi
gagal bayar dalam transaksi investasi dengan PT Hanson Internasional. Ditambah,
Jiwasraya kurang optimal dalam mengawasi reksadana yang dimiliki. "Jadi ini
sudah dideteksi pada 2016,".

Pemeriksaan BPK tahun 2018 Kemudian, menindaklanjuti hasil temuan 2016,


BPK akhirnya melakukan investigasi pendahuluan yang dimulai pada 2018. Yang
menggemparkan, hasil investigasi ini menunjukkan adanya penyimpangan yang
berindikasi fraud dalam mengelola saving plan dan investasi. Potensi fraud
disebabkan oleh aktivitas jual beli saham dalam waktu yang berdekatan untuk
menghindari pencatatan unrealized loss. Kemudian, pembelian dilakukan dengan
negosiasi bersama pihak-pihak tertentu agar bisa memperoleh harga yang
diinginkan.

Parahnya, selain investasi pada saham gorengan, kepemilikan saham tertentu


melebihi batas maksimal di atas 2,5 persen. Saham-saham gorengan yang kerap
dibelinya, antara lain saham Bank BJB (BJBR), Semen Baturaja (SMBR), dan PT
PP Properti Tbk. Saham-saham gorengan tersebut berindikasi merugikan negara
sebesar Rp 4 triliun. "Jadi pembelian dilakukan dengan negoisasi bersama pihak-
pihak tertentu agar bisa memperoleh harga yang diinginkan. Untuk saat ini,
indikasi kerugian negara atas saham tersebut sebesar Rp 4 triliun," ungkap Agung.

8
Tak sampai di situ, Agung menyebut investasi langsung pada saham yang
tidak likuid dengan harga tak wajar juga disembunyikan pada beberapa produk
reksadana. Pada posisi per 30 Juni 2018, Jiwasraya diketahui memiliki 28 produk
reksadana dengan 20 reksadana di antaranya memiliki porsi di atas 90 persen.
Sayang, Agung tak menyebutkan nama 20 reksadana tersebut. Yang jelas,
sebagian besar reksadana berkualitas rendah. "Reksadana tersebut sebagian besar
adalah reksadana berkualitas rendah dan tidak likuid. BPK menemukan indikasi
kerugian negara sementara akibat penurunan nilai diperkirakan Rp 6,4 triliun,"
ungkap Agung. 5

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, ada tiga akar


permasalahan yang dialami PT Asuransi Jiwasraya (Persero) selama belasan
tahun. Hal itu yang membuat perusahaan berakhir pada pada kasus gagal bayar di
tahun 2020, yaitu :

1. Permasalahan fundamental yakni terkait masalah likuiditas dan


solvabilitas yang sudah terjadi sejak lama.
2. Permasalahan kedua adalah reckless investment activities atau tata kelola
perusahan yang lemah. Di mana tidak adanya portofolio guideline yang
mengatur investasi maksimum pada aset yang berisiko tinggi.
3. Permasalahan tekanan likuiditas dari produk saving plan Jiwasraya yang
menyebabkan naiknya pencairan dan penurunan penjualan. Sejak 2017
nilai klaim dan manfaat meningkat drastis

Selain 3 akar permasalahan tersebut lemahnya pengawasan disebut jadi salah


satu penyebab kasus jiwasraya. Beberapa faktor mendukung kelengahan OJK,
antara lain kelalaian dalam melihat indikasi persoalan di Jiwasraya, padahal OJK
memiliki kewenangan super untuk mengawasi lembaga keuangan. Selain itu
karena jangkauan aturan atau undang-undang yang tidak mampu mendeteksi

5
Merdeka.com “Lemahnya Pengawasan Disebut Jadi Salah Satu Penyebab Kasus Jiwasraya”
Tersedia di : https://www.merdeka.com/uang/lemahnya -pengawasan-disebut-jadi-salah-satu-
penyebab-kasus-jiwasraya.html Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.20 WIB.

9
persoalan awal Jiwasraya. Meski tidak bisa ditumpukan semua ke OJK, na mun
setiap rantai pengawasan harus bertanggung jawab, mulai dari pengawasan
internalnya, hingga lembaga auditnya. 6

C. Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya


Pasar modal merupakan bidang yang memiliki peran kunci dalam
pembangunan perekonomian Indonesia, sehingga ketentuan terkait pasar modal
diatur secara khusus dalam UU Pasar Modal dan POJK (Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan) yang menjadi payung hukum untuk kegiatan pasar modal. Pengaturan
secara khusus ini memiliki tujuan untuk menjamin kegiatan dalam lingkup pasar
modal dapat berjalan dengan baik dengan harapan tidak terjadinya pelanggaran
dan tindak pidana yang merugikan pihak yang berkegiatan di dalam lingkup pasar
modal, sehingga tujuan pendirian pasar modal dapat terwujud di tengah
masyarakat. 7
Hukum memainkan peran besar dalam menjamin “aturan main” dalam
berkegiatan di bidang Pasar Modal diikuti oleh para pihak yang berkegiatan
didalamnya. Pengaturan hukum yang secara khusus untuk lingkup pasar modal
tidak hanya berperan untuk menangani pelanggaran, tetapi juga menjamin
keamanan dan kenyamanan bagi para investor untuk melakukan kegiatan pasar
modal. Oleh karena itu, pengaturan ini jelas melindungi kepentingan para investor
publik serta pemegang saham minoritas. 8

Penegakan hukum di dalam tindak pidana pada kasus Jiwasraya ini sangat
perlu dilakukan dalam rangka menunjukan keseriusan pemerintah dalam
melindungi kepentingan para investor publik dan pemegang saham yang terkait
dengan Jiwasraya serta menunjukan keefektifan peraturan hukum yang sudah ada
dalam menangani kasus jiwasraya yang sedang terjadi. Kasus jiwasraya yang pada

6
Money.Kompas.com “3 Akar Persoalan Yang Bikin Jiwasraya Gagal Bayar” Tersedia di :
https://money.kompas.com/read/2021/04/28/162735826/ini -3-akar-persoalan-yang-bikin-
jiwasraya-gagal-bayar Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.45 WIB.
7
Kolompoy, Monica, “Penegakan Hukum Tindak Pidana Dalam Kegiatan Penyelenggaraan Pasar
Modal Di Indonesia”, Lex Privatum Vol. IV, No. 2 (2016): 26 -33
8
Tavinayati dan yulia Qamariyanti, Op.cit., h. 5.

10
bagian sebelumnya telah dikategorikan sebagai bentuk tindak pidana pasar modal,
sehingga lembaga yang berwenang untuk mengawasi adalah BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal) yang sekarang kewenangannya telah diambil alih oleh
Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disingkat menjadi OJK). OJK dapat
9
dikatakan sebagai polisi khusus di bidang pasarmodal.

OJK ini dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 UU OJK. 10 OJK
tidak berwenang dalam melakukan penuntutan terhadap tindak pidana dalam
bidang pasar modal, karena kewenangan tersebut ada pada kejaksaan. OJK
berwenang dalam memeriksa dan melakukan penyidikan jika ada terjadi suatu
tindak pidana dalam bidang pasar modal dalam pengawasan dan berkoordinasi
dengan Pejabat kepolisian, setelah semua hasil pemeriksaan dan penyidikan
dibuat, maka OJK akan melimpahkan berkas hasil pemeriksaan dan penyidikan
tersebut kepada kejaksaan. Setelah itu, pihak kejaksaan akan melakukan tindak
lanjut terhadap berkas perkara yang telah dilimpahkan oleh OJK, setelah
pengkajian selesai, kejaksaan dapat memberikan keputusan untuk melanjutkan ke
tahap penuntutan apabila berkas perkara dinyatakan lengkap. Jika hasil pengkajian
pihak kejaksaan menyatakan bahwa berkas tersebut belum lengkap, maka
kejaksaan memiliki kewenangan untuk memberikan berkas tersebut kembali
untuk dilengkapi oleh OJK. Kerjasama antara OJK, Kejaksaan serta Pejabat
kepolisian memiliki peranan penting dalam penegakan hukum atas tindak pidana
pasar modal. Oleh karena itu, koordinasi antara instansi tersebut perlu dijaga
bahkan ditingkatkan agar penegakan hukum dapat berjalan secara optimal. 11

Badan Pemeriksaan Keuangan melakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti


berupa data-data yang cukup yang diperoleh dari Penyidik dan melakukan

9
Apriana, Tri Nurhidayati, “Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Rangka Memberikan
Perlindungan Hukum Kepada Investor Atas Terjadinya Misleading Prospectus Di Pasar Modal”,
Jurnal Ilmiah Universitas Mataram, (2018): 1-15.
10
Indonesia, Undang-Undang Tentang Tentang Otoritas Jasa Keuangan, UU No. 21 Tahun 2011,
LN No.111 Tahun 2011, TLN No.5253, Pasal 4.
11
Ananda, Zelin Amalia Tri, Paramitha Prananingtyas dan Umi Rozah, “Tinjauan Yuridis Terhadap
Transaksi Efek Yang Mengandung Unsur Tindak Pidana Dalam Pasar Modal”, Diponegoro Law
Journal 5, No. 3 (2016):1-13.

11
konfirmasi atau klarifikasi kepada pihak-pihak terkait secara langsung, proses
pemeriksaan dilakukan secara obyektif independen dan profesional untuk dapat
mengambil kesimpulan ada tidaknya dampak kerugian yang dialami oleh negara.
Menurut hasil pemeriksaan secara investigatif yang bertujuan untuk mengetahui
perhitungan jumlah kerugian yang dialami oleh negara, tidak ditemukan adanya
kerugian Negara terhadap investasi Repurchase Agreemant (Repo) dan Medium
Term Note (MTN), kerugian negara ditemukan atas investasi saham BJBR;
PPPro; SMBR; SMRU sejumlah Rp4.650.283.375.000,00 dan kerugian negara
atas investasi Reksa Dana sejumlah Rp12.157.000.000.000,00 sehingga total
kerugian Negara secara keseluruhan adalah Rp16.807.283.375.000,00. Sehingga
berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan BPK serta bukti – bukti yang tercantum
pada Putusan Pengadilan Nomor 30/Pid.SusTPK/2020/PN Jkt.Pst, Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat menyatakan terdakwa bersalah atas tindak pidana yang
dilakukannya.

Penegakan hukum di dalam kejahatan korupsi dan pencucian uang yang


terjadi di dalam kasus jiwasraya dapat di simpulkan telah terjadi di lingkungan
Pengadilan Negeri di tingkat pertama. Perlu diingat bahwa tindak pidana yang
terjadi di dalam kasus jiwasraya tidak hanya seputar adanya korupsi dan
pencucian uang, namun juga ada tindak pidana dalam lingkup pasar modal dengan
menggunakan skema investasi ponzi. Investasi Ponzi adalah suatu investasi palsu
yang menggunakan cara memberikan keuntungan pada investor dari uang yang di
dapat dari milik investor yang sama atau dari uang investasi yang dilakukan
12
investor yang lain. Pada saat ini, jerat pidana pada investasi dengan skema ponzi
belum diatur secara khusus. Sehingga hal ini dapat menimbulkan kekosongan
norma yang dapat menghambat para penegak hukum dalam menegakkan hukum
di tengah masyarakat khususnya pada bidang kegiatan pasar modal.

Pasal 28 ayat (2) & (3) UU OJK menjelaskan bahwa Apabila OJK mendeteksi
adanya kegiatan suatu lembaga jasa keuangan yang dapat merugikan masyarakat,
maka OJK memiliki wewenang dalam memerintahkan lembaga yang bergerak

12
Sakina Rakhma Diah Setiawan (Ed.), Loc.cit

12
dalam bidang jasa keuangan tersebut menghentikan melakukan kegiatannya, OJK
juga berwenang melakukan tindakan lain selama tindakan tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan Peraturan dan perundang – undangan yang
berlaku. Pengaturan yang dijelaskan pada pasal tersebut merupakan kewenangan
OJK untuk memberikan jaminan perlindungan hukum yang ber upa langkah
represif. Selain itu, pengaturan pasal ini adalah langkah lanjutan dalam
menanggapi pengaduan masyarakat yang merasa dirugikan dalam kegiatan jasa
keuangan, sehingga perusahaan yang melakukan tindak pidana yang merugikan
masyarakat dapat diberikan sanksi berupa pencabutan izin. 13 Dengan demikian
peraturan tersebut dapat menjadi dasar penegakan hukum pada kasus Jiwasraya
sebagai tindak pidana dalam bidang pasarmodal yang telah menyebabkan
kerugian terhadap masyarakat dan perekonomian negara.

13
Ahmad, Sufmi Dasco, “Peranan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanggulangan Investasi Ilegal
Di Indonesia”, Privat Law 6, No. 1 (2018): 1-12.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus yang terjadi pada PT. Asuransi Jiwasraya pada dasarnya mencakup
tindak pidana pasar modal, tindak pidana pencucian uang serta tindak pidana
korupsi. Di dalam tindak pidana pasar modal, PT. Asuransi Jiwasraya diduga
melakukan Investasi dengan Skema Ponzi. Investasi Ponzi adalah suatu
investasi palsu yang menggunakan cara memberikan keuntungan pada investor
dari uang yang di dapat dari milik investor yang sama atau dari uang investasi
yang dilakukan investor yang lain, sehingga pembayaran keuntungan investasi
bukan berasal dari keuntungan yang diperoleh dalam menjalankan kegiatan
usaha yang dilakukan oleh lembaga yang dimaksud. Dalam hal laporan
keuangan, perusahaan yang melakukan skema investasi ponzi ini melakukan
window dressing yang bertujuan untuk menunjukan performa yang terlihat
bagus dengan cara memasukan premi sebagai pendapatan bukan sebagai utang.
Selain tindak pidana pasar modal, dalam kasus ini juga ada tindak pidana
pencucian uang yang di lakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya melakukan
transaksi jual beli saham oleh pihak-pihak terafiliasi dan diduga melakukan
rekayasa harga dan juga Tindak Pidana Korupsi yang dibuktikan pada Putusan
Pengadilan Nomor 30/Pid.Sus-TPK/2020/PN Jkt.Pst. Dalam Penegakan
hukumnya, terkhusus pada Putusan Pengadilan Nomor 30/Pid.Sus-
TPK/2020/PN Jkt.Pst, Badan Pemeriksaan Keuangan melakukan pemeriksaan
terhadap bukti-bukti berupa data-data yang cukupyang diperoleh dari Penyidik
dan melakukan konfirmasi atau klarifikasi kepada pihak-pihak terkait secara
langsung, proses pemeriksaan dilakukan secara obyektif independen dan
profesional untuk dapat mengambil kesimpulan ada tidaknya kerugian negara.
Hasil pemeriksaan tersebut menjelaskan bahwa negara mengalami dampak
kerugian dikarenakan kejahatan yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya,
sehingga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan terdakwa terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Korupsi secara bersama

14
sama dan melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah
dijelaskan di dalam Putusan Pengadilan tersebut.

B. Saran
Tidak hanya itu Kerugian lainnya diduga terjadi karena Jiwasraya menjual
produk saving plan dengan cost of fund tinggi di atas bunga deposito dan
obligasi. Penegakan hukum di dalam tindak pidana pada kasus Jiwasraya ini
sangat perlu dilakukan dalam rangka menunjukan keseriusan pemerintah dalam
melindungi kepentingan para investor publik dan pemegang saham yang terkait
dengan Jiwasraya serta menunjukan keefektifan peraturan hukum yang sudah
ada dalam menangani kasus jiwasraya yang sedang terjadi.
Pasal 28 ayat (2) & (3) UU OJK menjelaskan bahwa Apabila OJK
mendeteksi adanya kegiatan suatu lembaga jasa keuangan yang dapat
merugikan masyarakat, maka OJK memiliki wewenang dalam memerintahkan
lembaga yang bergerak dalam bidang jasa keuangan tersebut menghentikan
melakukan kegiatannya, OJK juga berwenang melakukan tindakan lain selama
tindakan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku.
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap teknik analisis jaringan
komunikasi yang lain dapat lebih dipelajari lebih jauh oleh peneliti lain dengan
metode yang sama. Penelitian ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
mempelajari teknik analisis jaringan yang lain, diluar sentralitas tingkatan.
Seiring berjalannya kasus Jiwasraya, penelitian ini juga dapat terus
dikembangkan dengan bertambahnya aktor yang terlibat, baik individu maupun
lembaga atau kelompok. Peneliti berharap penelitian ke depan mengenai
analisis jaringan komunikasi dapat menggunakan objek lain diluar kasus
korupsi, dan atau menggunakan teknik yang lain untuk memperlihatkan
informasi dan hasil analisis yang lebih beragam.

15
Daftar Pustaka

www.cnnindonesia.com “Kronologi Kasus Jiwasraya Gagal Bayar Hingga Dugaan Korupsi”,


Tersedia di : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414 -78-463406/kronologi -
kasus-jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi Diakses 19 Desember 2022 Pukul. 17.00 WIB

Money.kompas.com “Ini Kronologi Lengkap Kasus Jiwasraya Versi BPK”, Tersedia di


https://money.kompas.com/read/2020/01/09/063000926/simak-ini-kronologi-lengkap-kasus-
jiwasraya-versi-bpk?page=all Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.10 WIB.

Merdeka.com “Lemahnya Pengawasan Disebut Jadi Salah Satu Penyebab Kasus Jiwasraya”
Tersedia di : https://www.merdeka.com/uang/lemahnya-pengawasan-disebut-jadi-salah-satu-
penyebab-kasus-jiwasraya.html Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.20 WIB.

Money.Kompas.com “3 Akar Persoalan Yang Bikin Jiwasraya Gagal Bayar” Tersedia di :


https://money.kompas.com/read/2021/04/28/162735826/ini -3-akar-persoalan-yang-bikin-
jiwasraya-gagal-bayar Diakses 19 Desember 2022. Pukul 17.45 WIB.

Kolompoy, Monica, “Penegakan Hukum Tindak Pidana Dalam Kegiatan Penyelenggaraan Pasar
Modal Di Indonesia”, Lex Privatum Vol. IV, No. 2 (2016): 26 -33

Tavinayati dan yulia Qamariyanti, Op.cit., h. 5.

Apriana, Tri Nurhidayati, “Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Rangka Memberikan
Perlindungan Hukum Kepada Investor Atas Terjadinya Misleading Prospectus Di Pasar Modal”,
Jurnal Ilmiah Universitas Mataram, (2018): 1-15.

Indonesia, Undang-Undang Tentang Tentang Otoritas Jasa Keuangan, UU No. 21 Tahun 2011, LN
No.111 Tahun 2011, TLN No.5253, Pas al 4.

Ananda, Zelin Amalia Tri, Paramitha Prananingtyas dan Umi Rozah, “Tinjauan Yuridis Terhadap
Transaksi Efek Yang Mengandung Unsur Tindak Pidana Dalam Pasar Modal”, Diponegoro Law
Journal 5, No. 3 (2016):1-13.

Sakina Rakhma Diah Setiawan (Ed.), Loc.cit

Ahmad, Sufmi Dasco, “Peranan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanggulangan Investasi Ilegal Di
Indonesia”, Privat Law 6, No. 1 (2018): 1-12.

16

Anda mungkin juga menyukai