Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Putra Adipradana

NPM : 010120245
KELAS: IJ
Rangkuman Hukum pemda

Membahas mengenai pemilihan kepala daerah atau yang disingkat dengan istilah Pilkada
Sebelum saya membahas lebih jauh mengenai pemilihan kepala daerah sehingga walini
semua dengan menyampaikan tujuan dari dilaksanakannya desentralisasi bahwa negara kita
menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi yakni Hai berupa Penyerahan wewenang dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah penyerahan wewenang yang sebagian besar
penyerahan sebagian besar Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan pemerintahan di daerahnya masing-masing sesuai
dengan karakteristik dan aspirasi masyarakat di daerahnya masing-masing tujuan dari
desentralisasi ini adalah pertama yakni tujuan politik bahwa desain desentralisasi ini
diterapkan untuk mencapai tujuan politik yakni agar terbangun infrastruktur dan suprastruktur
politik di tingkat lokal menjadi lebih demokratis y di daerah diberikan hak untuk membangun
infrastruktur dan suprastruktur politik di tingkatan daerah mereka masing-masing sehingga
jalannya pemerintahan itu nantinya bisa lebih demokratis yang kedua adalah tujuan
administratif menciptakan birokrasi pemerintahan lokal yang mampu memaksimalkan nilai-
nilai 4x efektifitas efisiensi equality yang kesetaraan serta ekonomis dan yang terakhir adalah
tujuan sosial ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan agar
menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya itulah tujuan dari dilaksanakan desentralisasi
pemerintah pusat memberikan wewenang yang begitu banyak kepada daerah sehingga dari
semua wewenang yang sebetulnya pada awalnya menjadi wewenang pemerintah pusat
pemerintah pusat hanya mengambil enam saja 6 urusan pemerintahan sebagian besar
kemudian diserahkan kepada daerah tujuannya Apa tujuannya agar tercipta masyarakat atau
tercipta pemerintahan daerah yang lebih demokratis tujuan politiknya tujuan administratifnya
menciptakan birokrasi pemerintahan lokal yang efektif efisien equality eksekutif ya
kesetaraan dan ekonomis juga untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat Hai dengan
diberikannya wewenang kepada daerah untuk mengurus urusan pemerintahannya masing-
masing diharapkan pemerintah daerah bisa menghadirkan kesejahteraan kepada masyarakat
di daerahnya masing-masing Lain halnya kalau kemudian urusan pemerintahan itu semua ada
di kendali pemerintah pusat maka pemerintah pusat tidak sempat untuk mengurusi eh
pemenuhan kesejahteraan kepada masyarakat di daerah karena begitu banyaknya dan
kompleksnya kehidupan di daerah Oleh sebab itu dibagi lah Kekuasaan pemerintah pusat itu
kepada pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah tertentu diberikan kewajiban untuk
dan wewenang diberikan kewajiban dan wewenang untuk wujudkan kesejahteraan atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya melalui Wewenang yang dimiliki oleh
pemerintah daerah diharapkan mereka bisa menjalankan urusan pemerintahan di daerahnya
masing-masing sesuai dengan karakteristik dan aspirasi masyarakat di daerah tersebut Apa
hubungannya tujuan desentralisasi ini dengan pembahasan kita pada hari ini pada video
pembelajaran kita kali ini yakni pemilihan kepala daerah itu ada di kaitannya dengan tujuan
politik menciptakan infrastruktur dan suprastruktur politik di tingkat lokal yang menjadi lebih
demokratis salah satu bentuknya adalah terkait dengan mekanisme pemilihan kepala daerah
di mana Hai dengan adanya desentralisasi daerah diberikan hak untuk memilih kepala
daerahnya masing-masing Hai tidak kemudian dipilih oleh pemerintah pusat sekali lagi
karena kewenangan Ya sebagian besar kewenangan itu sudah diberikan kepada daerah oleh
pemerintah pusat maka pemerintah daerah diberikan hak wewenang untuk menggelar
pemilihan kepala daerah di daerahnya masing-masing inilah hubungan pembahasan kita
mengenai pemilihan kepala daerah dengan tujuan dari Hai diterapkannya prinsip atau asas
desentralisasi berbicara mengenai pemilihan kepala daerah ada sejarah panjang yang lebih
menggambarkan bagaimana perjalanan eh pemilihan kepala daerah di Indonesia kaitannya
dengan mekanisme pemilihannya dimana sebelum Reformasi pemilihan kepala daerah itu
lebih bersifat sentralistik dimana yang memilih dan mengangkat kepala daerah itu adalah
pemerintah pusat berbeda Setelah reformasi pasca reformasi itu dengan diterapkannya
otonomi daerah asas desentralisasi disitu diterapkan maka daerah diberikan kesempatan khas
luasnya Untuk menentukan siapa kepala daerah mereka masing-masing daerah diberikan
kebebasan oleh pemerintah pusat untuk memilih sendiri kepala daerahnya Nah untuk lebih
jelasnya saya akan coba bahas sebagaimana sejarah pemilihan kepala daerah diawali dari
berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 dimana undang-undang ini adalah undang-
undang tentang komite nasional daerah atau KND yang ditetapkan pada tanggal 23
November 1945 dimana menurut undang-undang nomor 1 tahun 45 ini bahwa kepala daerah
itu diangkat oleh pemerintah Hai pusat Selain itu kepala daerah juga memimpin komite
nasional daerah yang kemudian berubah menjadi badan perwakilan rakyat daerah DPRD
dimana anggota DPRD ini ataukah Ende ini adalah lima orang kepala daerah memimpin kmd
atau bpmd yang berjumlah lima orang Sebagai penyelenggara pemerintahan sehari-hari jadi
pada undang-undang pada saat itu menurut undang-undang ini pemilihan kepala daerah tidak
melalui proses politik atau tahapan sebagaimana lazimnya pemilihan Dek kepala daerah yang
saat ini ada yang saya ini berlaku tidak melalui tahap pencalonan tidak melalui tahap
Penjaringan tidak melalui seleksi dan pemilihan Hai tetapi langsung pengangkatan dari
pemerintah pusat Hal ini dilakukan mengingat pada saat itu suasana politik di Indonesia yang
baru saja Merdeka belum stabil masyarakat masih dalam kondisi yang traumatik belum juga
ada aturan pelaksanaan yang jelas selain itu juga DPRD sebagai representasi suara rakyat
pada saat itu juga belum ada karena Pemilu belum dilaksanakan oleh sebab itu kepala daerah
Menurut undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 ini ditunjuk langsung dipilih langsung oleh
pemerintah pusat lalu selanjutnya setelah undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 ini dianggap
kurang memadai dalam menata penyelenggaraan pemerintahan daerah maka pemerintah
melakukan pembaharuan dengan menetapkan undang-undang terbaru undang-undang Nomor
22 Tahun 1948 yang mengatur mengenai pemerintahan daerah di mana Eh menurut undang-
undang ini Kepala daerah provinsi itu dia angkat oleh Presiden tetapi diajukan oleh DPRD
provinsi diajukan oleh DPRD provinsi Adapun untuk kepala daerah kota besar diangkat oleh
Mendagri Menteri Dalam Negeri diajukan oleh DPRD kota besar Begitu juga dengan kepala
daerah kota kecil diangkat oleh Kepala daerah provinsi diajukan oleh DPRD kita kecil jadi
doa pemilihan apa Penjaringan itu ada di di DPRD lalu kemudian diserahkan sekurang-
kurangnya dua atau sebanyak dua sekurang-kurangnya dua sebanyak-banyaknya itu empat
calon diajukan oleh DPRD kepada presiden kalau untuk Kepala daerah provinsi diajukan
kepada Mendagri kalau itu kepala daerah kota besar jadi Penjaringan nya ada di DPRD DPD
kemudian menetapkan dua calon paling tidak ada dua calon paling banyak empat calon lalu
eh Hai Pada perjalanan selanjutnya dibuatlah undang-undang yang baru link undang-undang
nomor 5 tahun 1974 mengenai pokok-pokok pemerintahan daerah dimana pada undang-
undang ini juga karakteristik sentralistik nya masih tentang sama saja dengan undang-undang
sebelumnya bahwa eh DPRD melakukan Penjaringan calon kepala daerah lalu diajukan
kepada Presiden melalui Mendagri untuk kepala daerah tingkat 1 diajukan kepada Mendagri
melalui Gubernur itu untuk kepala daerah tingkat 2 jadi jaring dulu Om di DPRD baru
kemudian diajukan kepada pemerintah pusat untuk enam kepala daerah yang terpilih itu
adalah undang-undang yang berlaku dengan mekanisme pemilihan kepala daerah yang
berlaku pada masa sebelum Reformasi Hai setelah reformasi kemudian dibuat undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 dimana pasca reformasi ini undang-undang mengenai
pemerintahan daerah itu sudah terasa semangat desentralisasi nya jadi undang-undang ini
menjadi momentum bergesernya bandul dominasi pusat ke daerah dimana pemerintah pusat
memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada daerah masing-masing untuk mengurus
urusan pemerintahannya sendiri dimana undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 ini
menetapkan bahwa mekanisme pemilihan kepala daerah itu bersama-sama dengan wakil
kepala daerah Hai dan dipilih oleh DPRD lalu pada undang-undang nomor 32 tahun 2004
kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat Nah disinilah ada
pergeseran lagi pada undang-undang 22 Tahun 1999 kepala daerah dan wakil kepala daerah
memang dipilih oleh daerah masing-masing bukan ditentukan oleh pemerintah pusat tetapi
pemilihan di daerah ini dipilih oleh DPR pemilihan kepala daerahnya ini dipilih oleh DPR
berbeda dengan undang-undang 32 Tahun 2004 pemilihan kepala daerah itu dilaksanakan
secara langsung oleh rakyat rakyat memilih One Man One vote rakyat secara langsung
memilih sepak Pasangan calon yang dia kehendaki dimana pemilihan dilakukan oleh KPUD
Komisi dengan Umum Daerah yang bertanggung jawab kepada DPRD menurut undang-
undang ini Pasangan calon itu dicalonkan oleh partai politik oleh partai politik atau gabungan
partai politik dimana partai politik atau gabungan partai politik yang berhak untuk
mendaftarkan Pasangan calon itu adalah partai politik atau gabungan partai politik yang
memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya lima belas persen dari jumlah kursi
DPRD 12 persen dari jumlah kursi DPRD berbeda dengan undang-undang 22 tahun 9956
lebihan kepala daerah dan wakil kepala daerah itu dipilih oleh DPRD.
dimana dasar pencalonan apa namanya pemilihan kepala daerah itu dilakukan atas dasar
pencalonan fraksi-fraksi di DPRD kemudian dipilih oleh anggota DPRD sedangkan pada
undang-undang 32 Tahun 2004 itu pemilihan secara langsung oleh rakyat dimana the
Pasangan calon yang bisa dipilih oleh rakyat yang berhak untuk ikut kompetisi dalam
perebutan kursi pemilihan kepala daerah kursi kepala daerah dan wakil kepala daerah itu
adalah calon yang didukung atau diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik
yang memiliki suara 15% kursi di DPRD hai lalu pada perkembangannya pada 2007 datra
bosan penting dalam pemilihan kepala daerah di mana Mahkamah Konstitusi saat itu
mengeluarkan putusan yang membuka ruang bagi calon perorangan untuk berkompetisi
menjadi seorang kepala daerah Saudi undang-undang 32 Tahun 2004 dikatakan bahwa
Pasangan calon kepala daerah itu adalah yang diusung oleh atau diajukan oleh partai politik
atau gabungan partai politik tetapi sejak 2007 dengan adanya putusan dari Mahkamah
Konstitusi maka Pasangan calon perseorangan pun berhak untuk berkompetisi tanpa
didukung atau diajukan oleh partai politik tertentu itu sejak 2007 lalu WHO sejarah
pemilihan kepala daerah berkembang lagi dengan dibuatnya undang-undang nomor 23 tahun
2014 di sini ada perubahan lagi dimana pemilihan kepala daerah kembali lagi dipilih oleh
DPRD sama dengan undang-undang nomor 22 tahun 99 yang kemudian banyak pihak
menganggap Hai undang-undang 23 tahun 2014 yang mengatur mekanisme pemilihan kepala
daerah oleh DPRD itu sebagai langkah mundur kebelakang dianggap tidak demokratis Bagi
sebagian kalangan dan ini cukup membuat gelisah pemerintah pada saat itu yakni Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sehingga pemerintah pada saat itu mengeluarkan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur
bupati dan walikota yang pada intinya pada saat itu pemerintah bersikukuh untuk tetap
melaksanakan mekanisme yang kepala daerah secara langsung dengan adanya terjadi yang
ketentuan yang terkandung di dalam Perpu ini peraturan pemerintah pengganti undang-
undang nomor 1 tahun 2014 ini bahwa pemilihan kepala daerah itu dilaksanakan melalui
mekanisme pemilihan secara langsung jadi dibalik dikembalikan pagi karena pada saat itu
pemerintah SBY menganggap bahwa pemilihan secara langsung adalah pemilihan kepala
daerah yang lebih demokratis hal ini kemudian semakin diperkuat dengan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang yang kemudian disetujui menjadi undang-undang
gimana Perpu nomor 1 tahun 2014 itu kemudian disetujui menjadi undang-undang dan
kemudian diatur dalam undang-undang nomor eh 21 tahun 2015 tentang penetapan Perpu
Nomor 1 2014 menjadi undang-undang dan dasar hukum yang kemudian sampai hari ini
berlaku terkait dengan pemilihan kepala daerah itu adalah tadi undang-undang nomor 1 tahun
2015 undang-undang nomor 8 tahun 2015 tentang perubahan atas undang-undang nomor 1
tahun 2015 lalu undang-undang Nomor 10 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas undang-
undang nomor 1 tahun 2015 jadi ada tiga undang-undang yang berlaku undang-undang
nomor 1 2015 undang-undang nomor 8 tahun 2015 dan terakhir tahun ngobrol 10 tahun 2016
ini adalah undang-undang yang menjadi landasan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah
menjadi undang-undang 32 Tahun 2004 mengembalikan lagi kewenangan pemilihan kepala
daerah kepada DPRD ya Sorry undang-undang 23 2014 nonton 2 23 tahun 2014
mengembalikan kewenangan DPRD untuk memilih kepala daerah tetapi pada saat itu
kemudian ditolak oleh pemerintah sehingga pemerintah membuat Perpu nomor 1 tahun 2014
yang mengembalikan pemilihan kepala daerah itu menjadi mekanisme secara langsung jadi
dari pembahasan tadi mengenai sejarah Hai mekanisme pemilihan kepala daerah di Indonesia
bahwa pasca-reformasi Kita sudah melaksanakan Pilkada secara langsung dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya I have kita juga pernah eh menjalankan pemeran pemilihan
kepala daerah ini juga melalui mekanisme nah dipilih oleh DPRD dan pada Penghujung 2014
dinamika politik di parlemen menghendaki agar kepala daerah dikembalikan dipilih oleh
DPRD berbeda dengan undang-undang 32 tahun 2014 2014 sebelum 23 tahun 2014 dimana
pada 32 Tahun 2004 Pilkada itu dilaksanakan secara langsung oleh rakyat dengan adanya
undang-undang 23 tahun 2014 ini memunculkan pro-kontra di masyarakat di beberapa
berbagai macam kalangan dengan argumen yang sangat beragam mulai dari efisiensi
anggaran yang sampai isu perampasan kedaulatan rakyat jadi Mengapa kemudian
dikembalikan lagi kepada DPRD untuk pemilihan kepala daerah itu karena salah satu
alasannya adalah untuk efisiensi anggaran kalau melalui mekanisme pemilihan umum
pemilihan secara langsung maka akan memunculkan pemborosan anggaran [Musik]
sedangkan bagi yang mendukung pemilihan secara langsung itu berargumentasi salah satunya
adalah mengembalikan kedaulatan rakyat sepenuh jika dikembalikan kepada DPRD maka
kedaulatan rakyat itu seakan dikebiri ada perampasan kedaulatan rakyat di situ tetapi saudara-
saudara sekalian bahwa kita ke ikan lagi kepada konstitusi kita undang-undang Dasar 1945
dimana pada pasal 18 ayat 4 dinyatakan bahwa gubernur bupati dan walikota itu masing-
masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi kabupaten dan kota dan dipilih secara
demokratis jadi konstitusi kita menghendaki bahwa pemilihan kepala daerah itu harus
diselenggarakan secara demokratis lalu mana yang paling demokratis atau makna pemilihan
yang demokratis yang sesuai dengan konstitusi Apakah pemilihan kepala daerah melalui
DPRD ataukah pemilihan kepala daerah melalui pemilihan secara langsung maka pada
dasarnya sebetulnya buat cara pemilihan tersebut baik melalui DPRD ataupun melalui
pemilihan secara langsung oleh rakyat itu sebetulnya sama-sama menggambarkan demokrasi
sama-sama menggambarkan kedaulatan rakyat dimana kalau dipilih oleh DPRD itu adalah
gambaran dari demokrasi perwakilan sedangkan kalau dipilih secara langsung oleh rakyat
adalah gambaran demokrasi langsung sehingga bisa dikatakan bahwa dua mekanisme ini dua
mekanisme pemilihan kepala daerah ini bisa dikatakan Sesuai dengan amanat konstitusi kita
jadi sama-sama demokratis Nah inilah yang kemudian menjadi bahan untuk diskusi kita
menurut anda kira-kira a lebih suka yang mana anda lebih setuju yang mana Apakah
pemilihan kepala daerah yang secara langsung ataukah pemilihan Kepala Daerah yang dipilih
oleh DPRD.

Anda mungkin juga menyukai