Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG

DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BATAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) sekarang ini dilakukan secara langsung.
Pemilihan kepala daerah secara langsung ini telah berlangsung sejak tahun 2005, yang
didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
dengan berlandaskan pada ketentuan Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menentukan bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
Demokrasi di Indonesia merupakan demokrasi yang mengedepankan kedaulatan
rakyat, yakni pemilihan dari tingkat kampung/desa, kecamatan, kabupaten, provinsi
hingga pemerintah seluruhnya dipilih oleh rakyat secara langsung.Penetapan aturan ini
dilandasi oleh adanya keinginan kuat pemerintah untuk mengembangkan sistem
pemilihan yang lebih bersifat demokratis. Pemilihan Kepala Daerah merupakan amanat
dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam
ketentuan Pasal 18 ayat 4 dinyatakan bahwa “ Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-
masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara
demokratis.
Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu instrumen untuk memenuhi
desentralisasi politik dimana dimungkinkan terjadinya transfer lokus kekuasaan dari
pusat ke daerah. Pemilihan kepala daerah sebagaimana pemilihan umum nasional
merupakan sarana untuk memilih dan mengganti pemerintahan secara damai dan teratur.
Melalui pemilihan kepala daerah, rakyat secara langsung akan memilih pemimpin di
daerahnya sekaligus memberikan legitimasi kepada siapa yang berhak dan mampu untuk
memerintah. Melalui pemilihan kepala daerah perwujudan kedaulatan rakyat dapat
ditegakkan. Pemilihan kepala daerah dengan kata lain merupakan seperangkat aturan atau
metode bagi warga negara untuk menentukan masa depan pemerintahan yang absah
(legitimate).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pemilihan Kepala Daerah


Praktik penyelenggaraan pemerintahan lokal di Indonesia telah mengalami
kemajuan sejak masa reformasi, ini dapat dilihat dari diberlakukannya undangundang No.
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan diberlakukannya undang -undang
ini, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi lebih desentralistis, dalam arti
sebagian besar wewenang dibidang pemerintahan diserahkan kepada daerah. Secara
umum undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ini telah banyak
membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peranan Kepala Daerah sangat besar sekali dalam pelaksanaan tugastugas Daerah,
khususnya tugas-tugas otonomi.Sehubungan dengan hal ini, maka berhasil tidaknya
tugas-tugas Daerah sangat tergantung pada Kepala Daerah sebagai Manajer Daerah yang
bersangkutan.35Keberhasilan seseorang yang menjabat suatu jabatan dalam menjalankan
tugas-tugasnya tergantung kepada kualitas yang dimilikinya.Demikian pula halnya
dengan seseorang yang menjabat Kepala Daerah,keberhasilan di dalam menjalankan
tugasnya tergantung kepada kualitas yang dimilikinya.
Pengertian Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerahberdasarkan Pasal
1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6Tahun 2005 tentang
Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan PemberhentianKepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah juncto Peraturan Pemerintah Nomor 49Tahun 2008 tentang Perubahan
atas PP Nomor 6 Tahun 2005 adalah: ”saranapelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah
Provinsi dan/atau Kabupaten/Kotaberdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
memilih Kepala Daerah danWakil Kepala Daerah”.Dalam kehidupanpolitik di daerah,
pilkada merupakan salah satu kegiatan yang nilainya equivalendengan pemilihan anggota
DPRD.Equivalen tersebut ditunjukkan dengankedudukan yang sejajar antara kepala
daerah dan DPRD.
2. Dasar Hukum Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
Undang Undang Dasar 1945 merupakan suatu perangkat peraturan yang
menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan, Undang
Undang Dasar 1945 juga menentukan batas batas berbagai pusat kekuasaan itu dan
memaparkan hubungan – hubungan diantara mereka3 . Materi yang diatur dalam
peraturan perundangundangan yang berada dibawah Undang Undang Dasar 1945 tidak
diperbolehkan bertentangan dengan materi Undang – Undang Dasar 1945. Materi -
materi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pemilihan umum maupun tentang
penyelenggara pemilihan umum yang terdapat dalam Undang – Undang Dasar 1945
harus diterjemahkan kembali dalam Undang – Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP),
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu), dan sebagainya. Pasal pasal
yang terdapat di dalam Undang – Undang Dasar 1945 harus dijadikan rujukan utama
dalam pembuatan Undang – undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang – Undang (Perpu) dan sebagainya dan yang menjadi Dasar
Hukum Pemilihan Kepala Daerah adalah:
a. Undang – Undang Dasar 1945
b. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang Undang No 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan kedua atas Undang Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang Undang
d. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tentang
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun
2017
e. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016
Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun
2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikot
3. Sistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem pemilu adalah seperangkat metode yang mengatur warga negara untuk
memilih para wakilnya yang akan duduk di lembaga legislatif dan eksekutif. Sistem
pemilihan ini penting dalam suatu sistem pemerintahan demokrasi perwakilan , sebab :
a. Sistem pemilihan mempunyai konsekuensi pada tingkat proporsionalitas hasil
pemilihan
b. Sistem pemilihan memengaruhi bentuk kabinet yang akan dibentuk
c. Sistem pemilihan membentuk sistem kepartaian, khusus berkaitan dengan jumlah
partai politik yang ada di dalam sistem kepartaian tersebut
d. Sistem pemerintahan memengaruhi akuntabulitas pemerintahan, khususnya
akuntabilitas para wakil terhadap pemilihmya
e. Sistem pemilu mempunyai dampak pada tingkat kohesi partai politik
f. Sistem pemilihan berpengaruh terhadap bentuk dan tingkat partisipasi politik warga
g. Sistem pemilihan adalah elemen demokrasi yang lebih mudah untuk dimanipulasi
dibandingkan dengan elemen demokrasi lainnya, oleh karena itu, jika suatu negara
bermaksud mengubah tampilan atau wajah demokrasinya. Hal itu dapat dilakukan
dengan mudah melalui perubahan sistem pemilunya
h. Sistem pemilihan juga dapat dimanipulasi melalui berbagai peraturan yang tidak
demokratis dalam tingkat pelaksanaannya.

4. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah


Pemerintahan di daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan pemerintah pusat
sebagai konsekuensi Indonesia memakai sistem pemerintahan presidensiil. Presiden
sebagai penyelenggara pemerintahan tertinggi dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan untuk menuju
tujuan negara Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Karena
tugas dan kewajiban presiden sangat banyak, maka memerlukan bantuan dari pemerintah
daerah, sebagai konsekuensi bentuk negara kesatuan adanya pembagian wilayah
Republik Indonesia menjadi daerah besar (propinsi) dan daerah kecil (kabupaten/kota)
seperti dalam pasal 18 UUD 1945.
Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi
perkembangan Demokrasi di Indonesia :
a. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daeraah dan Wakil Kepala Daerah, DPR, DPD,
DPRD selama ini telah dilakukan secara langsung
b. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan Undang – Undang dasar
1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing masing sebagai kepala pemerintahan
daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
c. Pemilihan Kepala Daerah Langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik)
bagi rakyat. Pilkada menjadi media pembelajaran praktik berdemokraasi bagi rakyat
yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang
pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai hati nurainya.
d. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan
otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik
pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2017, maka komitmen
pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan
dan aspirasi masyarakat agar dapat diwijudkan.
e. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan
nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Tinjauan Pelsaksaan Pilkada Langsung


Pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) langsung pada era reformasi
mengindikasikan adanya peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia, penyelenggaraan
pemilihan kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat ini memberikan ruang
partisipasi yang luas untuk memilih dan menentukan kepemimpinan politik di tingkat
daerah. Selain itu, pemilihan kepala daerah ditujukan untuk mendukung otonomi daerah,
karena pemimpin yang pilih secara langsung oleh masyarakat akan lebih paham akan
kondisi yang ada di daerahnya.
Menurut Asshiddiqie dalam Wirdasari (2015:25), pemilihan kepala daerah langsung
merupakan mekanisme demokrasi dalam rangka rekruitmen pemimpin di daerah, di mana
rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon-calon yang
bersaing dalam suatu medan permainan dengan aturan main yang sama. Sebab, sebagus
apapun suatu negara yang ditata secara demokratis, tidak akan dianggap benar-benar
demokratis manakala pemimpinpemimpinnya tidak dipilih secara bebas oleh rakyatnya
sendiri. Pemilihan selalu dijadikan tolak ukur untuk menentukan sebuah negara
demokratis atau tidak. Demokrasi memang tidak semata-mata ditentukan oleh ada
tidaknya pemilihan oleh rakyat atas pemimpin-pemimpinnya. Suharizal dalam Wirdasari
(2015:25-26), mengemukakan pemilihan kepala daerah merupakan perjalanan politik
panjang yang diwarnai tarik menarik antara kepentingan elit politik dan kehendak politik,
kepentingan nasional dan internasional.
Mengingat esensi pilkada adalah pemilu, dimana secara prosedural dan substansi
adalah manifestasi dari prinsip demokrasi dan penegakan kedaulatan, maka pilkada
sebagaimana pemilu lainnya layak mendapatkan pengaturan khusus sebagai derajat
akuntabilitas dan kualotas demokrasinya terpenuhi dengan baik. Prihatmoko & Moessafa
(2008: 34) juga mengatakan bahwa pilkada langsung merupakan mekanisme demokratis
dalam rangka rekruitmen pemimpin daerah, di mana rakyat secara menyeluruh memiliki
hak dan kebebasan untuk memilih caloncalon bersaing dalam suatu medan permainan
dengan aturan main yang sama. Pilkada langsung dapat disebut pemilu apabila kedua
prasyarat dasar tersebut diterjemahkan dengan berbagai tahapan kegiatan dan penunjang
kegiatan yang terbuka (transparan) dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).
Berdasarkan definisi pemilihan kepala daerah oleh beberapa ahli di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa pemilih kepala daerah merupakan proses pemilihan secara
langsung oleh rakyat untuk memilih pemimpin yang akan melaksanakan urusan
daerahnya sehingga hak dan kebebasan yang dimiliki oleh rakyat ini harus dimanfaatkan
dengan baik agar dapat memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas dalam
memimpin daerah tersebut.
Asas yang digunakan dalam pilkada langsung sama persis dengan asas yang
dipakai dalam pemilu, yakni langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Menurut
Pramusinto dalam Wirdasari (2015: 28), asas-asas tersebut dapat dikatakan bahwa
pilkada langsung di Indonesia telah menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku umum
dalam rekrutmen pejabat publik atau pejabat politik yang terbuka. Pengertian asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Langsung
Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara
langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara;
b. Umum
Pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan perundangan berhak mengikuti pilkada. Pemilihan yang
bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku
menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku,
agama ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial;
c. Bebas
d. Setiap warga negara yang berhak memilih, bebas menentukan pilihan tanpa
tekanan dan paksaan dari siapapun. Kemudian dalam melaksanakan haknya,
setiap warga negara dijamin keamanannya sehingga dapat memilih sesuai
kehendak hati nurani dan kepentingannya;
e. Rahasia Selanjutnya dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin dan
dipilihnya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun.
Pemilih memberikan 15 suaranya pada surat suara dengan tidak dapat
diketahui oleh orang lain kepada siapapun suaranya diberikan;
f. Jujur Dalam penyelenggaraan pilkada, setiap penyelenggaraan pilkada, aparat
pemerintah, calon atau peserta pilkada, pengawas pilkada, pemantau pilkada,
pemilih serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur
sesuai dengan peraturan perundangundangan;
g. Adil Pada penyelenggara pilkada, setiap pemilih dan calon atau peserta
pilkada mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak
manapun.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagaian dari impact dari
suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi. Sistem demokrasi adalah sistem
pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian atas
segala sesuatu yang terjadi dalam suatu negara itu berasal dari rakyat dan bertujuan untuk
rayat itu sendiri.
Pilkada secara langsung merupakan disain kelembagaan untuk mempercepat proses
pematangan demokrasi di daerah. Kehidupan demokrasi di tingkat lokal menjadi lahan
praktek bagi mewujudkan semangat multikulturalisme yang sangat dibutuhkan bagi
terwujudya harmonisasi dalam etnis pada pemerintahan demokratis. Pilkada merupakan
salah satu media pembelajaran demokrasi bagi masyarakat daerah dan sekaligus untuk
terwujudnya hak-hak esensial individu seperti kesamaan hak politik dan kesempatan
untuk menempatkan posisi individu dalam pemerintahan daerah. Pilkada telah menuntun
pemimpin untuk secara konsistem menjalin hubungan dengan konstituen yang salah
satunya diwujudkan melalui optimalisasi anggran daerah bagi pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat.

2. Saran
Pelaksanaan pilkada secara langsung merupakan suatu langkah maju demokrasi di
Indonesia, namun dalam proses pelaksanaannya harus lah selalu mendapatkan perbaikan
dalam upaya melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu dan peran serta masyarakat
agar supaya demokrasi di Indonesia melaliu system pemilihan kepala daerah secara
langsung dapat terlaksana dengan baik dan penuh dengan demokratis.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Universitas Terbuka BMP MKDU 4111/Pendidikan Kewarganegaraan


Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Filosofi, Sistem, dan Problema
Penerapan di Indonesia, Ctk. Pertama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005,
Afifi, Subhan dkk, Pilkada Langsung dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah, Fisip UPN
“Veteran” Yogyakarta Pers, Yogyakarta, 2005.
Mubarok, M. Mufti, Suksesi Pilkada Jurus Memenangkan Pilkada Langsung, Java Pustaka
Media Utama, Surabaya, 2005.
Santosa, Purwo, “Peta Jalan untuk Pengembangan Akuntabilitas Pemeruintahan Daerah Pasca
Pilkada Langsung”, dalam Pilkada Langsung dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah, Fisip
UPN “Veteran” Yogyakarta Pers, Yogyakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai