Anda di halaman 1dari 10

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 1-10

Published every April, August and December

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN


ISSN:2541-061X (Online). ISSN:2338-1507(Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK

Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan


Transfer Pricing di Indonesia

Wika Arsanti Putri


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Abstract. This research is a normative research based on the principles of law, the prevailing laws and regulations
and studying the literature related to transfer pricing activities. Transfer pricing causes tax revenue in a country
with a high tax rate to feel disadvantaged because the profit on the company in the country is diverted to a country
with a low tariff to avoid tax. This is a problem for countries that have to find a solution so that taxation in each
country is deemed fair for the income that is properly established in the company. In Indonesia in 2016, the arm’s
length principle and special documents were used to overcome this problem in transfer pricing fraud.
Keywords: Multinational; Taxation; Transfer Pricing

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang didasarkan pada asas-asas hukum, peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta memperlajari literatur-literatur yang berhubungan dengan kegiatan
transfer pricing. Transfer pricing menyebabkan penerimaan pajak di suatu negara dengan tarif pajak yang tinggi
merasa dirugikan karena laba atas perusahaan di negara tersebut dialihkan ke negara dengan tarif yang rendah
untuk menghindari pajak. Hal ini menjadi permasalahan negara-negara yang harus dicarikan solusi agar
pemajakan di setiap negara dirasa adil atas penghasilan yang didapan sebagaimana mestinya di perusahaan
tersebut. Di Indonesia tahun 2016 dalam mengatasi hal tersebut diberlakukan prinsip arm’s length dan dokumen
khusus untuk mengurangi adanya kecurangan transfer pricing.
Kata Kunci: Multinasional; Perpajakan; Transfer Pricing

Corresponding author. Email: wikaarsanti@gmail.com


How to cite this article. Putri, W. A. (2018). Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan
Transfer Pricing di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 6(1), 1–10. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/view/8029
History of article. Received: January 2018, Revision: Maret 2018, Published: April 2018
Online ISSN: 2541-061X. Print ISSN: 2338-1507. DOI : 10.17509/jrak.v5i2.8029
Copyright©2018. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Program Studi Akuntansi FPEB UPI
.

1 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


WIKA ARSANTI PUTRI/Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di
Indonesia

PENDAHULUAN pajak mereka disumbangkan oleh PPh Badan.


Indonesia juga merupakan negara yang
Peningkatan perekonomian terus
mempunyai kerugian yang cukup besar atas
dilaksanakan oleh semua negara. Strategi
transaksi ini diperkirakan mencapat 1.300
peningkatan perekonomian ini salah satunya
triliun setiap tahunnya,jumlah yang sangat
dengan adanya perluasan interaksi bisnis yang
besar sekali karena angka tersebut mencapai
dilakukan oleh negara. Interaksi bisnis untuk
sekitar 114% dari target penerimaan pajak
mendapatkan suatu benefit telah memberikan
tahun 2013 (Setiawan, 2014).
dampak pada meningkatnya transaksi
Praktik penghilangan dan pengalihan
international (cross border transaction).
keuntungan ini dapat dilakukan salah satu
Darussalam (2017) menyebutkan terdapat
caranya melalui praktik transfer pricing. Kasus
peningkatan volume perdagangan global yang
transfer pricing di Indonesia oleh PT Toyota
dipengaruhi oleh adanya kerja sama global
Motor Manufacturing Indonesia diungkapkan
maupun regional, perkembangan teknologi,
oleh media Tempo (2016) yang menyebutkan
dan sebagainya. Angka sekitar 60-70% dari
bahwa Direktorat Jenderal Pajak mencurigai
perdagangan global tersebut dilakukan oleh
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
antarafiliasi atau di dalam perusahaan
telah melakukan penghindaran pembayaran
multinasional itu sendiri. Tingginya angka
pajak senilai Rp 1,2 triliun dengan
perdagangan global oleh antar perusahaan
memanfaatkan transfer pricing. Prusahaan ini
afiliasi tersebut menyebabkan adanya
memanfaatkan skema jual beli yaitu pihak PT
kemungkinan peluang penghindaran pajak
Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang
yang dilakukan oleh perusahan-perusahaan
menjual kepada Toyota Asia Pasifik Singapura
tersebut.
yang merupakan perusahaan terafiliasi dengan
Ketidaksiapan oleh negara-negara dalam
harga rendah, kemudian pihak Toyota Asia
mengantisipasi perkembangan bisnis global ini
Pasifik Singapura ini yang menjual kepada
akan menyebabkan terjadinya bias dan loop
pasar dari produk mereka dengan profit yang
hole dalam aturan pengenaan pajak. Akibat
cukup tinggi. Perusahaan memanfaatkan pajak
dari hal ini adalah terjadinya peluang base
yang lebih rendah di negara Singapura yaitu
erosion and profit shifting (BEPS) atau
dengan tarif 15% sedangkan Indonesia
pengalihan keuntuangan yang dimanfaatkan
memiliki tarif 25%.
oleh perusahaan-perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional melalui
untuk tidak membayar pajak atau membayar
sekema transfer pricing telah dianggap sebagai
pajak namun dalam jumlah yang kecil.
rencana strategis perusahaan dan aktivitas
Menurut Organisation for Economic Co-
dalam pengambilan keputusan dengan tujuan
operation and Development/OECD (2013),
untuk meningkatkan kinerja operasional
praktik pengerusan basis pajak dan pengalihan
perusahaan, memperkecil beban pajak secara
laba atau sering disebut dengan BEPS
keseluruhan, meningkatkan cash flows,
memberikan dampak menguapnya 4%-10%
mengurangi adanya tekanan legal dan tentu
PPh Badan global setiap tahunnya.
saja, untuk meningkatkan penerimaan. Namun
Pemanfaatan atas gap dan kelemahan-
hal ini telah membuat resah negara-negara
kelemahan suatu aturan perundang-undangan
dengan tidak ada keadilan penerimaan pajak
perpajakan domestik suatu negara untuk
negara yang didapatkan. Hal ini tentunya
menghilangkan keuntungan atau mengalihkan
menjadi pembahasan yang serius diantar
keuntungan tersebut ke negara lain yang
negara. Sebuah permasalahan yang harus
memiliki tarif pajak yang rendah atau bahkan
dipecahkan oleh negara-negara di dunia yang
bebas pajak akan sangat mungkin dilakukan
sudah melakukan keterbukaan bisnis dalam
oleh perusahaan multinasional. Darussalam
peningkatan perekonomian.
(2017) menyebutkan dampak kerugian
penerimaan pajak atas transaksi multinasional
paling sangat dirasakan oleh negara
berkembang karena 20%-30% penerimaan

2 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 1-10

KAJIAN LITERATUR pengurangan laba/penghasilan di satu


perusahaan akan mengakibatkan penambahan
Transfer Pricing
laba/penghasilan di perusahaan lainnya
Transfer pricing merupakan suatu sehingga hasilnya akan sama ke penerimaan
pemberian harga transfer atas suatu transaksi pajak. Walaupun domestic transfer pricing
yang dilakukan oleh perusahaan atas barang, masih dapat digunakan untuk mengalihkan
jasa dan sebagainya. Setiawan (2014) laba dari suatu perusahaan ke perusahaan lain
menyebutkan ada dua kelompok transaksi yang masih berhak menikmati kompensasi
transfer pricing. Dua kelopok tersebut adalah kerugian atas penghasilan tertentu.
intra-company dan inter-company transfer Adanya penghindaran pajak (tax
pricing. Dikatakan Intra-company transfer avoidance) dilakukan pengusaha dengan
pricing jika transfer pricing dilakukan oleh melakukan transfer pricing (TP) antar
antardivisi di dalam suatu perusahaan. perusahaan yang berada di berbeda negara
Sedangkan inter-company transfer pricing yaitu dengan mendirikan perusahaan perantara
merupakan suatu transfer pricing di antara dua di negara bertarif pajak rendah seperti
perusahaan yang mempunyai hubungan Singapura, sebelum menjual ke konsumen.
istimewa. Transaksi tersebut bisa dilakukan Berikut merupakan contoh dari transaksi
dalam satu negara (domestic transfer pricing), transfer pricing perusahaan otomotif PT A
atauantar negara (international yang memproduksi kendaraan dengan biaya
transferpricing). Rp 800,- dan menjualnya kepada PT B
Eden (2001) dalam (Darussalam, 2008) (perusahaan afiliasi) yang berada di luar negeri
menyebutkan manipulasi harga yang dapat dengan harga Rp 1.000,-. PT B ini hanya
dilakukan melalui transfer pricing yaitu perantara penjualan yang berada di negara
dengan manipulasi pada: (1) Harga penjualan, dengan tarif pajak rendah. Dari PT B,
(2) Harga pembelian, (3) Alokasi biaya kendaraan dijual kepada PT C atau konsumen
administrasi dan umum atau pun pada biaya akhir (non-afiliasi) dengan harga Rp 2.000.
overhead, (4) Pembebanan bunga atas Karena PT B tidak memiliki peran usaha yang
pemberian pinjaman oleh pemegang saham, riil, karena sebenarnya yang terjadi adalah
(5) Pembayaran atas komisi, lisensi, franchise, penjualan kendaraan dari PT A kepada PT C.
sewa, royalti, imbalan jasa manajemen, Dari ilustrasi ini maka profit PT A yang
imbalan jasa teknik, serta imbalan jasa lainnya, dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan
(6) Pembelian atas harta yang dimiliki Pajak (SPT) adalah sebesar Rp 200,- per
perusahaan oleh pemegang saham atau pihak kendaraan yaitu dari Rp 1.000-700.
yang mempunyai hubungan istimewa yang Seharusnya profit PT A adalah Rp 1.000 per
harganya lebih rendah dari harga pasar, (7) kendaraan yaitu dari Rp 2.000-1.000. Adanya
Penjualan terhadap pihak luar negeri melalui selisih harga jual ini merupakan bentuk
pihak ketiga yang kurang atau tidak memiliki transfer pricing berupa mark down. Atas
substansi usaha. transaksi ini, negara akan mengalami kerugian
Pemanfaatan pajak yang dilakukan oleh karena seharusnya pajak dikenakan atas profit
perusahaan multinasional dari transaksi sebesar Rp 1.000 per pendaraan bukan Rp Rp
transfer pricing yaitu mengalihkan laba. 200.
Pengalihan laba mereka dari negara yang tarif
pajaknya tinggi ke negara yang tarif pajaknya METODOLOGI PENELITIAN
rendah. Pemanfaatan oleh perusahaan ini
Metode yang digunakan adalah suatu
dilakukan oleh perusahaan multinasional yang
penelitian normatif yang didasarkan pada asas-
mempunyai anak-anak perusahaan di berbagai
asas hukum, peraturan perundang-undangan
negara (international transfer pricing).
yang berlaku serta memperlajari literatur-
Sedangkan transfer pricing domestik tidak
literatur yang berhubungan dengan perpajakan
berpengaruh secara signifikan terhadap potensi
yang membahas mengenai transfer pricing.
penerimaan pajak pada negara tersebut karena
Penelitian ini dilakukan dengan studi

5 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


WIKA ARSANTI PUTRI/Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di
Indonesia

kepustakaan, kemudian menganalisis dengan "Diperlukan keterbukaan pajak di negara-


berpedoman kepada ketentuan-ketentuan negara lain, di kedutaan-kedutaan di luar
hukum yang berlaku khususnya Undang- negeri". Hal lain yang menjadi penyebab DJP
undang dan literatur mengenai perpajakan lemah dalam hal transfer pricing yaitu
yang terkait dengan transfer pricing. kurangnya database dari informasi yang
dimiliki oleh DJP. Padahal hal tersebut sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN dibutuhkan untuk menggunakan metode-
metode penerapan harga transfer sebagaimana
Ada banyak Wajib pajak yang tidak
diungkapkan di atas sangat dibutuhkan
mengerti ataupun yang pura-pura tidak
database yang lengkap. Kelengkapan data yang
mengerti atau acuh terhadap adanya
dibutuhkan adalah meliputi keadaan ekonomi,
permasalahan transfer pricing ini. Meskipun
produk, industri, tingkat laba, perusahaan,
Wajib Pajak mengisi Lampiran Khusus
royalti, lisensi, harga jasa-jasa, dan
Pernyataan Transaksi Hubungan Istimewa
sebagainya, termasuk juga database
pada saat pelaporan SPT, tetapi Wajib Pajak
perusahaan-perusahaan multinasional di
tidak mengerti konsekuensi dari Lampiran SPT
Indonesia yang melakukan praktik transfer
yang mereka isi tersebut. Contohnya adalah
pricing.
terdapat sebuah perusahaan besar yang
Masalah transfer pricing bukan hanya
terdafatar di suatu KPP Wajib Pajak Besar
masalah dari satu Negara saja, namun dapat
yang menyatakan dalam Lampiran bahwa
menyangkut kepentingan pajak dari Negara
mereka menggunakan metode CUP.
lain. Contohnya yaitu apabila ada otoritas
Dikarenakan seluruh penjualan atau pembelian
pajak dari Negara A yang melakukan koreksi
dilakukan kepada perusahaan afiliasi, maka
atas transfer pricing berkaitan dengan
dapat dipastikan Wajib Pajak ini tidak
transaksi dengan perusahaan afiliasi di Negara
memiliki harga pembanding baik pembanding
B, maka pada hakekatnya koreksi negatif dapat
internal maupun eksternal untuk jenis barang
diajukan oleh perusahaan afliasi pada Negara
yang mereka beli atau jual dari/kepada
B atas penghasilan yang sudah dilaporkan
perusahaan afiliasi. Mereka juga tidak
kepada otoritas pajak Negara B sesuai dengan
membuat dokumentasi atau catatan mengenai
besarnya koreksi transfer pricing dari otoritas
transaksi ini.
pajak Negara A. Sehingga masing-masing
Wajib Pajak juga banyak yang tidak
negara terus mengklain hak atas jumlah
mengetahui bahwa untuk dapat
perpajakannya.
diperbandingkan, Wajib Pajak perlu membuat
Mengatasi transfer pricing bukanlah
suatu analisa kesebandingan dalam hal fungsi,
suatu hal yang mudah bagi setiap negara.
aset dan resiko yang dijalankan. Begitu pula
Keterkaitan antar datadi dalam dan luar negeri
dengan Kantor Akuntan Publik yang
yang membuat sulitnya pemberantasan
mengeluarkan Laporan Audit atas perusahaan
penghindaran pajak dari transaksi transfer
tersebut. Meskipun dalam laporan audit nyata-
pricing. Harimurti (2012) menyebutkan terkait
nyata disebutkan bahwa transaksi antar afiliasi
dengan isu transfer pricing bahwa secara
dilakukan berdasarkan harga wajar, tetapi
umum otoritas fiskal harus memperhatikan dua
akuntan publik tersebut belum tentu
hal yang mendasar. Hal tersebut dilakukan
melakukan pengujian harga wajar
agar koreksi pajak yang dilakukan terhadap
sebagaimana yang disebutkan pada PSAK no
adanya dugaan transfer pricing mendapat
7. Pengujian yang dilakukan oleh mereka
justifikasi yang kuat, yaitu meliputi afiliasi
hanya pada jumlah transaksi afiliasi tersebut
(associated enterprises) atau hubungan
dan harga yang dibayarkan, bukan kepada
istimewa (special relationship) dan kewajaran
kewajaran harganya.
atau arm’s length principle. Jika kedua prinsip
Direktorat Jenderal Pajak belum dapat
tersebut dijalankan, maka tidak akan ada
optimal untuk memantau kecurangan semacam
kecurigaan untuk transaksi transfer pricing
ini dikarenakan tidak memiliki data jual beli
yang dapat merugikan negara akibat
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.

2 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 1-10

berkurangnya penerimaan pajak dari Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010


perusahaan. Lingga (2015) menyebutkan hal Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan
penting dalam mengatasi adanya pengalihan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara
atas laba adalah dengan cara antara lain: (1) Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai
Otoritas pajak di berbagai Negara membuat Hubungan Istimewa, serta Peraturan
aturan transfer pricing yang ketat seperti No.213/PMK.03/2016 mengenai Jenis
penerapan hukuman atau sanksi. (2) Dokumen dan/atau Informasi Tambahan yang
Persyaratan dokumen yang lengkap, (3) Wajib Disimpan Oleh Wajib Pajak yang
Pemeriksaan pajak terhadap perusahaan yang Melakukan Transaksi Dengan Para Pihak
melakukan praktik transfer pricing. Yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan
Ada tiga aturan yang harus di jalankan Tata Cara Pengelolaannya. Diharapkan dengan
oleh wajib pajak di Indonesia terkait dengan adanya aturan transfer pricing Dapat mengatur
transfer pricing yaitu Pasal 18 UU Nomor 36 atas transaksi transfer pricing Indonesia terkait
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU perpajakannya agar mengurangi kecurang
PPh), Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun transfer pricing yang terjadi dan pajak dapat
2011 Perubahan Atas Peraturan Direktur diterima oleh negara secara maksimal.

Tidak diwajibkan
membuat Transfer
Pricing Document
Hubungan Melaksanakan Wajib
Istimewa Transferpricing menerapkan
arm’s length
Diwajibkan membuat principle
Transfer Pricing
Document

 Dokumen Induk;
 Dokumen Lokal;
 Laporan per
Negara.

Gambar 1. Skema peraturan transfer pricing di Indonesia

Di Indonesia sendiri transfer pricing kelaziman yaitu dengan cara menggunakan


telah diatur dalam Pasal 18 UU Nomor 36 metode perbandingan harga antara pihak yang
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU independen, metode harga penjualan kembali,
PPh). Pasal 18 ayat (3) UU PPh yang metode biaya-plus, atau metode lainnya.
menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal Pajak Hubungan istimewa terjadi jika (1)
(DJP) berwenang untuk menentukan kembali Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal
besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib langsung ataupun tidak langsung dengan
Pajak yang mempunyai hubungan istimewa jumlah paling rendah 25% pada Wajib Pajak
dengan Wajib Pajak lainnya (afiliasi) sesuai lainnya, (2) Wajib Pajak menguasai atas Wajib
dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak
yang tidak dipengaruhi oleh hubungan berada di bawah penguasaan yang sama baik
istimewa (arm’s length principle). Ada secara langsung maupun tidak langsung, atau
beberapa cara untuk mengukur kewajaran dan (3) jika terdapat hubungan keluarga baik

5 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


WIKA ARSANTI PUTRI/Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di
Indonesia

hubungan sedarah ataupun semenda dalam Digunakan ketika Wajib Pajak memiliki
garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu usaha perdagangan, di mana produk yang
derajat. telah dibeli dari pihak yang mempunyai
Aturan khusus mengenai transfer pricing hubungan istimewa dijual kembali (resale)
termuat dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor kepada pihak lainnya (yang tidak
43 Tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan mempunyai hubungan istimewa). Harga
Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011. Aturan ini jualan kembali tersebut dikurangkan dengan
menyebutkan pengertian dari arm’s length laba kotor yang wajar sehingga diperoleh
principle yaitu harga atau laba atas transaksi harga beli wajar dari pihak yang
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
mempunyai hubungan istimewaditentukan c. Cost Plus Method
oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi Dilakukan dengan menambahkan
tersebut mencerminkan harga pasar yang persentase laba kotor wajar yang diperoleh
wajar.Dalam Peraturan DJP ini juga diatur perusahaan yang sejenis dari transaksi
bahwa arm’s length principle dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai
dengan menggunakan langkah-langkah: (1) Hubungan Istimewa atau tingkat laba kotor
melakukan analisis kesebandingan dan wajar yang diperoleh perusahaan lain dari
menentukan pembanding, (2) menentukan transaksi sebanding dengan pihak yang
metode penentuan harga transfer yang paling tidak mempunyai Hubungan Istimewa.
tepat, (3) menerapkan prinsip kewajaran dan Umumnya digunakan pada usaha pabrikasi.
kelaziman usaha dengan mengambil dasar dari d. Profit Split Method/PSM
hasil analisis kesebandingan dan metode Metode ini dilakukan dengan
penentuan transfer pricing yang tepat ke dalam mengidentifikasi laba gabungan atas
transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak transaksi afiliasi yang akan dibagi oleh
dengan pihak lain yang memiliki hubungan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan
istimewa, serta (4) melakukan Istimewa tersebut dengan menggunakan
pendokumentasian untuk setiap langkah yang dasar yang dapat diterima secara ekonomi
dilakukan dalam menentukan Harga Wajar yang memberikan perkiraan pembagian
atau Laba Wajar sesuai dengan ketentuan laba yang selayaknya akan terjadi dan akan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam tercermin dari kesepakatan antar pihak-
aturan ini juga menyebutkan metode apa yang pihak yang tidak mempunyai Hubungan
dapat digunakan dalam menentukan harga Istimewa, dengan menggunakan Metode
transfer yang wajar dilakukan oleh perusahaan Kontribusi (Contribution Profit Split
multinasional yang melakukan transfer pricing, Method) atau Metode Sisa Pembagian Laba
yaitu: (Residual Profit Split Method).
a. Comparable Uncontrolled Price/CUP e. Transactional Net Margin Method/TNMM
Dengan membandingkan harga dari Metode ini dilakukan dengan
transaksi pihak yang memiliki hubungan membandingkan persentase laba bersih
istimewa dengan harga dari transaksi operasi terhadap biaya, terhadap penjualan,
barang yang sejenis dengan pihak yang terhadap aktiva, atau terhadap dasar lainnya
tidak mempunyai hubungan istimewa atas transaksi antara pihak-pihak yang
(independen), baik itu internal CUP maupun mempunyai hubungan istimewa dengan
eksternal CUP. Metode ini sebenarnya persentase laba bersih operasi yang
merupakan metode yang paling akurat, diperoleh atas transaksi sebanding dengan
tetapi yang sering menjadi permasalahan pihak lain yang tidak mempunyai
adalah mencari barang yang benar-benar Hubungan Istimewa atau persentase laba
sejenis sulit ditemukan di pasar karena bersih operasi yang diperoleh atas transaksi
biasanya karakter barang selalu berbeda- sebanding yang dilakukan oleh pihak yang
beda. tidak mempunyai hubungan istimewa
b. Resale Price Method/RPM lainnya.

2 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 1-10

Atas aturan yang telah diberlakukan di menyelenggarakan dan menyimpan tiga


Indonesia tersebut trnyata masih adanya celah- tingkat dokumen yang terdiri atas:
celah yang terjadi karena tidak adanya data a. Dokumen Induk,
pendukung yang jelas yang disiapkan oleh b. Dokumen Lokal, dan
perusahaan dalam pelaporan perpajakannya di c. Laporan per Negara.
Indonesia. Masalah ini juga terjadi di negara- Dokumen penentuan harga transfer
negara lain, sehingga Organisation for diatas harus disampaikan dalam Bahasa
Economic Co-operation and Development Indonesia. Akan tetapi, Wajib Pajak yang telah
(OECD) merekomendasikan atas mendapat ijin untuk menyelenggarakan
pemberlakuan dokumen transfer pricing di pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang
setiap negara. selain Rupiah dapat membuat dokumen dalam
Menteri Keuangan Republik Indonesia Bahasa Inggris yang disertai dengan dokumen
pada tahun 2016 menerbitkan Peraturan No. penentuan harga transfer dalam Bahasa
213/PMK.03/2016. Peraturan ini diterbitkan Indonesia.
dalam rangka menerapkan ketentuan baru Peraturan ini diterbitkan sehubungan
mengenai dokumen harga transfer. Peraturan dengan ketentuan atas dokumen penentuan
ini mencakup ketentuan atas pelaporan harga transfer, dan tidak menggantikan
Dokumen Induk, Dokumen Lokal dan Laporan peraturan yang berlaku untuk mengatur prinsip
per Negara bagi Wajib Pajak yang melakukan kewajaran dan kelaziman usaha, yaitu:
transaksi dengan pihak yang mempunyai Peraturan DJP No. PER-43/PJ/2010 (diubah
hubungan istimewa. Ketentuan atas Dokumen oleh Peraturan DJP No. PER-32/PJ/2011).
Induk/Dokumen Lokal dan Laporan per Jenis informasi yang setidaknya harus dimuat
Negara ini dibuat sejalan dengan rekomendasi dalam Dokumen Induk:
dari OECD pada laporan final mengenai  Struktur dan bagan kepemilikan serta
Transfer Pricing Documentation and Country- negara atau yuridiksi masing masing
by-Country Reporting - Action 13 (yang juga anggota dan Grup Usaha,
disebut dengan BEPS Action 13).  Kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Peraturan mengenai ketentuan Grup Usaha,
dokumentasi transfer pricing ini intinya  Harta tidak berwujud yang dimiliki
memperkenalkan pendekatan tiga tingkat oleh Grup Usaha,
untuk dokumentasi yang sejalan dengan  Aktivitas keuangan dan pembiayaan
ketentuan internasional dalam BEPS Action didalam Grup Usaha, dan
13. Dokumen ini berisikan penggunaan  Laporan keuangan konsolidasi Entitas
ambang batas untuk pengelolaan dokumen, Induk dan informasi perpajakan terkait
dan mewajibkan dokumen untuk dibuat dalam transaksi afiliasi.
Bahasa Indonesia. Peraturan ini juga Jenis informasi yang setidaknya harus dimuat
memberikan petunjuk mengenai pihak yang dalam Dokumen Lokal adalah:
wajib membuat dokumentasi tersebut,  Identitas dan kegiatan usaha yang
informasi yang harus tertera di dalam dokumen dilakukan,
yang dimaksud, dan kapan dokumen harus  Informasi transaksi afiliasi dan
sudah tersedia. transaksi independen yang dilaku kan,
Berdasarkan aturan yang berlaku, Wajib
 Penerapan Prinsip kewajaran dan
Pajak di Indonesia hanya diharuskan untuk
kelaziman usaha,
menyelenggarakan dokumen lokal penentuan
harga transfer sebagai dasar penerapan prinsip  Informasi keuangan dan Wajib Pajak,
kewajaran dan kelaziman usaha atas  Peristiwa-penstiwa/kejadian-
transaksinya dengan pihak yang mempunyai kejadian/fakta-fakta non-keuangan
hubungan istimewa. Peraturan menteri yang mempengaruhi pembentukan
keuangan ini mewajibkan Wajib Pajak untuk harga atau tingkat laba.
Aturan mengenai pernyataan Wajib
Pajak wajib untuk menyampaikan ikhtisar

5 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


WIKA ARSANTI PUTRI/Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di
Indonesia

Dokumen Induk dan Dokumen Lokal sebagai dividen di negara Wajib Pajak
lampiran SPT Pajak Penghasilan Badan tahun dikecualikan,
pajak yang bersangkutan, sesuai dengan format  Laba (rugi) sebelum pajak
yang diberikan. Ikhtisar tersebut berisi (termasuk pendapatan dan biaya
pernyataan Wajib Pajak atas ketersediaan jenis non-operasional),
informasi yang setidaknya harus dimuat dalam  Pajak penghasilan yang telah
Dokumen Induk dan Dokumen Lokal dan dipotong/dipungut/dibayar sendiri,
Wajib Pajak harus mencantumkan tanggal  Pajak penghasilan terutang seperti
tersedianya Dokumen Induk dan Dokumen yang dilaporkan dalam laporan laba
Lokal tersebut. (rugi) dan tidak termasuk pajak
Selain Dokumen Induk dan Dokumen tangguhan,
Lokal, ada satu lagi lapran tambahan yaitu  Modal. Untuk bentuk usaha tetap,
Laporan per Negara wajib diselenggarakan dan nilai modal adalah nilai modal yang
disampaikan oleh Wajib Pajak yang memenuhi dilaporkan oleh kantor pusat kecuali
ketentuan sebagai Entitas Induk dan Grup jika negara tertentu mensyaratkan
Usaha dan memiliki peredaran bruto adanya modal untuk BUT,
konsolidasi pada tahun pajak yang  akumulasi laba ditahan. Untuk BUT,
bersangkutan paling sedikit akumulasi laba ditahan harus
Rp11.000.000.000.000,00 (sebelas triliun dilaporkan oleh kantor pusat,
Rupiah). Dalam hal Entitas Induk berdomisili  Jumlah pegawai tetap, dan
di luar negeri, Wajib Pajak dalam negeri wajib  Nilai buku harta berwujud selain kas
menyampaikan Laporan per Negara jika dan setara kas. Untuk BUT, filai
negara atau yuridiksi tempat Entitas Induk buku harta berwujud harus
berdomisili: dilaporkan untuk negara di mana
 Tidak mewajibkan penyampaian BUT tersebut berada,
Laporan per Negara, 2. Daftar anggota Grup Usaha dan
 Tidak memiliki perjanjian dengan kegiatan usaha utama per negara atau
pemerintah Indonesia mengenai yuridiksi, yang meliputi:
pertukaran informasi perpajakan, atau  Nama entitas disetiap yurisdiksi,
 Memiliki perjanjian dengan  Kegiatan usaha utama,
pemerintah Indonesia, namun Laporan 3. Kertas kerja yang mencakup informasi
per Negara tidak dapat diperoleh di atas yang diguna kan untuk
pemerintah Indonesia dan negaraatau menyiapkan formulir Laporan per
yuridiksi tersebut. Negara tersebut.
Isi dari Laporan per Negara harus Perlu diingat bahwa masalah transfer
disusun sesuai dengan format sebagaimana pricing bukan hanya masalah dari salah satu
tercantum dalam lampiran dan PMK-213. Negara saja, tetapi dapat menyangkut
Format ini sejalan dengan format yang terda kepentingan pajak dari Negara lain.
pat dalam BEPS Action 13, dan memuat Dimisalkan apabila otoritas pajak Negara A
informasi sebagai berikut: melakukan suatu koreksi atas adanya transfer
1. Alokasi penghasilan, pajak yang telah pricing yang berkaitan dengan transaksi
dibayar, dan aktlvitas usaha dan dengan perusahaan afiliasi di Negara B, maka
seluruh anggota (Grup Usaha per pada hakekatnya, perusahaan afliasi di Negara
negara atau yuridiksi baik dalam negeri B dapat mengajukan koreksi negatif atas
maupun luar negeri, yang meliputi: penghasilan yang telah dilaporkan kepada
 Nama negara atau yuridiksi, otoritas pajak Negara B sesuai dengan besaran
 Peredaran bruto yang dipisah antara koreksi transfer pricing dari otoritas pajak
transaksi pihak ketiga dan afiliasi. Negara A. Untuk keperluan ini, OECD Model
Tetapi, pembayaran yang dianggap Convention Article 25 telah menetapkan
prosedur yang harus ditempuholeh kedua

2 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 1-10

otoritas pajak Negara yang bersangkutan Jenis Dokumen dan/atau Informasi Tambahan
dalam apa yang disebut Mutual Agreement yang Wajib Disimpan Oleh Wajib Pajak yang
Procedure (MAP). Maka dari itu setiap negara Melakukan Transaksi Dengan Para Pihak yang
tetap harus tunduk terhadap kesepakatan dalam Mempunyai Hubungan Istimewa, dan Tata
MAP tersebut agar transfer pracing bisa Cara Pengelolaannya. Diharapkan dengan
berjalan dengan baik. adanya aturan transfer pricing Dapat mengatur
atas transaksi transfer pricing Indonesia terkait
SIMPULAN perpajakannya agar mengurangi kecurang
transfer pricing yang terjadi dan pajak dapat
Skema atas pemanfaatan pajak atas
diterima oleh negara secara maksimal. Dalam
transaksi transfer pricing yang sering
Peraturan Dirjen Pajak ini diatur bahwa arm’s
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
length principle harus dilakukan dan
multinasional adalah dengan cara mengalihkan
jugamewajibkan Wajib Pajak untuk
laba mereka dari negara yang tarif pajaknya
menyelenggarakan dan menyimpan tiga
tinggi ke negara yang tarif pajaknya rendah.
tingkat dokumen yang terdiri atas: Dokumen
Adanya penghindaran pajak (tax avoidance)
Induk, Dokumen Lokal, dan Laporan per
dilakukan pengusaha dengan melakukan
Negara.
transfer pricing (TP) antar perusahaan yang
Diharapkan dengan adanya aturan
berada di berbeda negara yaitu dengan
transfer pricing Dapat mengatur atas transaksi
mendirikan perusahaan perantara di negara
transfer pricing Indonesia terkait
bertarif pajak rendah. Ternyata banyak Wajib
perpajakannya agar mengurangi kecurang
pajak yang tidak mengerti atau pura-pura tidak
transfer pricing yang terjadi dan pajak dapat
mengerti atau acuh terhadap masalah transfer
diterima oleh negara secara maksimal.
pricing ini. Walaupun Wajib Pajak sudah
mengisi Lampiran Khusus Pernyataan
Transaksi Hubungan Istimewa pada SPT, DAFTAR PUSTAKA
tetapi mereka tidak mengerti konsekuensi dari
Darussalam, D. S. (2008). Konsep dan
Lampiran SPT yang mereka isi tersebut.
Aplikasi Cross-Border Transfer Pricing
Direktorat Jenderal Pajak, belum dapat dengan
untuk Tujuan Perpajakan: Jakarta:
optimal memantau atas kecurangan yang
Danny Darussalam Tax Center.
dilakukan semacam ini karena tidak memiliki
Harimurti, F. (2012). Aspek Perpajakan Dalam
data jual beli yang dibutuhkan selama ini.
Praktik Transfer Pricing. Ekonomi dan
Diperlukan keterbukaan pajak di negara-
Kewirausahaan, 7(1).
negara lain, di kedutaan-kedutaan di luar
Lingga, I. S. (2015). Aspek Perpajakan dalam
negeri. Mengatasi transfer pricing bukanlah hal
Transfer Pricing dan Problematika
yang mudah bagi setiap negara. Keterkaitan
Praktik Penghindaran Pajak (Tax
antar data luar negeri yang membuat sulitnya
Avoidance). Zenit, 1(3).
pemberantasan penghindaran pajak dari
Setiawan, H. (2014). Transfer Pricing dan
transaksi ini.
Risikonya Terhadap Penerimaan
Ada 3 aturan besar yang harus di
Negara: PPRF, BKF, Kementerian
jalankan wajib pajak di Indonesia terkait
Keuangan.
dengan transfer pricing yaitu Pasal 18 UU
UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
Penghasilan (UU PPh), Peraturan Dirjen Pajak
Nomor 32 Tahun 2011 Perubahan Atas
Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Perubahan Atas Peraturan Direktur
PER-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip
Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010
Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam
Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran
Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak
Dan Kelaziman Usaha Dalam
yang Mempunyai Hubungan Istimewa, serta
Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan
Peraturan No.213/PMK.03/2016 mengenai

5 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018


WIKA ARSANTI PUTRI/Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di
Indonesia

Pihak Yang Mempunyai Hubungan


Istimewa.
Peraturan No. 213/PMK.03/2016 mengenai
Jenis Dokumen Dan/Atau Informasi
Tambahan Yang Wajib Disimpan Oleh
Wajib Pajak Yang Melakukan
Transaksi Dengan Para Pihak Yang
Mempunyai Hubungan Istimewa, Dan
Tata Cara Pengelolaannya.
http://news.ddtc.co.id/artikel/9229/perspektif-
memahami-isu-transfer-pricing/
diakses tanggal 1 Agustus 2017.
https://investigasi.tempo.co/toyota/ diakses
tanggal 5 Agustus 2017

2 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018

Anda mungkin juga menyukai