Sujianto 3
Sujianto 3
id
BAB IV
Ruas jalan lingkar utara Sragen merupakan salah satu ruas jalan propinsi kelas III
yang berada di wilayah Kabupaten Sragen yang menghubungkan antara Jawa
Tengah dengan Jawa Timur. Lebar perkerasan jalan tersebut adalah 6 m dengan
panjang 10,6 km, yang terdiri dari satu arah dan dua lajur, serta dengan bahu jalan
selebar 1 m pada arah samping kiri dan kanan jalan.
Jalan Lingkar utara Sragen terdiri dari tiga bagian, yaitu Jalan Lingkar Utara Barat
(Sragen) dengan panjang 3,673 km. Bagian kedua yaitu Jalan S. Parman (Sragen)
dengan panjang 2,327 km. Sedangkan bagian yang ketiga adalah Jalan Lingkar
Utara Timur (Sragen) dengan panjang 4,6 km.
Sketsa memanjang dari ruas jalan Lingkar Utara Sragen ditunjukkan pada Gambar
4.1 Tampak Atas Ruas Jalan Lingkar Utara Sragen
Jawa Timur
b
CL
Keterangan Notasi :
a = bahu jalan efektif 1m
b = jalur jalan 6 m
CL = Center Line (As Jalan)
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Tabel. 4.1 Paket Pemeliharaan Berkala Jalan dan Peningkatan Jalan Tahun 2010
RENCANA
NAMA KEGIATAN/NAMA LOKASI
NO PAGU DANA JENIS
PAKET KAB/KOTA
(Rp) PEKERJAAN
PENINGKATAN
I. STRUKTUR JALAN
overlay yang ada pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen di laksanakan pada
segmen ruas jalan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Gambar 4.2 Tipikal Potongan Melintang Desain Overlay Ruas Jalan Lingkar
Utara Sragen
beton semen bertulang. Pekerjaan desain perbaikan jalan ini terdiri dari lapisan
perkerasan beton bertulang tebal 28 cm dan lapisan WLC tebal 10 cm.
Spesifikasi dari perkerasan jalan beton yang dipakai adalah beton K.350 dengan
kuat lentur (fs) = 45 Kg/cm2 dengan tie bar memakai tulangan baja ulir D16 dan
mutu baja tulangan yang dipakai adalah U32 untuk tulangan ulir sedangkan dowel
menggunakan tulangan baja polos D32 dengan mutu baja tulangan yang dipakai
adalah U32 serta tebal perkerasan beton dilapangan rata-rata adalah 28 cm.
Gambar desain tipikal struktur perkerasan kaku dengan perkerasan jalan beton
yang dilaksanakan pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen secara utuh dapat dilihat
pada Gambar 4.3 Tipikal Potongan Melintang Desain Perkerasan Jalan Beton
Ruas Jalan Lingkaar Utara Sragen, sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Gambar 4.3 Tipikal Potongan Melintang Desain Perkerasan Jalan Beton Ruas
Jalan Lingkaar Utara Sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Didalam analisis struktur perkerasan ditentukan MST = 8 ton sebagai beban statis.
Untuk analisis beban MST = 8 ton, Design Axle load dapat dilihat pada Gambar
4.4 Design Axle Load Standard Axle Load = 80 KN = 8,16 ton; dan Gambar 4.4
Ekivalensi luas bidang kontak lingkaran, seperti terlihat dibawah ini :
2t 2t
Tekanan Ban
q = 85 psi
= 5,95 kg/cm2
35 cm 35 cm
140 cm
Gambar 4.4 Design Axle Load Standard Axle Load = 80 KN = 8,16 ton
ekivalensi dengan
lingkaran jari-jari = r
Sd = 35 cm
Pd 2000
L 25,36..cm
0,5227.q 0,5227x5,95
Dengan demikian Bidang kontak beban roda dapat dilihat pada Gambar 4.5
Bidang kontak beban roda seperti terlihat dibawah ini :
4 Ton 4 Ton
20 cm 20 cm
40 cm 40 cm
140 cm
Menurut Bowles (1998), umumnya untuk tanah tak berkohesi nilai Gs adalah 2,67
gr/cm3 sedangkan untuk tanah lempung anorganik besarnya nilai Gs adalah 2,70
gr/cm3. Untuk data karakteristik tanah ruas jalan Lingkar Utara Sragen
diasumsikan bahwa jenis tanah dasarnya berupa lempung lanauan CH dengan
nilai Gs antara range 2,453-2,738 gr/cm3. Jika nilai tersebut diplotkan pada tabel
diatas maka jenis tanah dasarnya berupa lempung anorganik.
Pendekatan nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (ks) dapat menggunakan nili CBR
dengan ks seperti pada Gambar 4.6 Hubungan antara ks dan CBR yang diambil
dari literature Highway Engineering (Teknik Jalan Raya), Clarkson H Oglesby, R
Gary Hicks, Stanford University dan Oregon State University, 1996 seperti
dibawah ini :
Menurut petugas Binamarga Jawa Tengah yang bernama Sugiyatno, Amd nilai
CBR untuk lapis tanah dasar adalah 2 % sehingga jika nilai itu diplotkan ke grafik
diatas maka didapat ksv (Modulus reaksi tanah dasar vertikal) sebesar 50 Psi/in =
1,406 Kg/cm3 = 1,406 x 10 N/cm3 = 14,06 N/cm3 = 14,06 x 106 N/m3 = 14,06
KN/m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Dari data diatas maka besarnya nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (ks) yang akan
dipakai sebagai konstanta pegas (spring) tanah dalam analisis struktur perkerasan
jalan adalah sebesar 1,406 Kg/cm3 setara dengan 1406 KN/m3.
Sehingga besarnya nilai modulus elastisitas tanahnya adalah 60 MPa atau setara
30
dengan 600 Kg / cm 2 .
0,1
Untuk data karakteristik tanah ruas jalan Lingkar Utara Sragen diasumsikan
bahwa jenis tanah dasarnya berupa lempung lanauan CH. Sehingga nilai
berdasarkan pada tabel diatas terletak pada range nilai 0,10-0,50. Untuk analisis
struktur perkerasan ditentukan besarnya nilai diambil rata-rata sebesar 0,30.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Dari grafik diatas diketahui bahwa besarnya Daya Dukung Tanah adalah
3 Kg/cm2 = 300 KN/m2
Dari data Ks diketahui bahwa nilai qu adalah 300 kN/m2 dan Ks adalah 14060
KN/m3, sehingga nilai lendutan yang diijinkan terjadi adalah :
qu 300
0,021 m 2,1 cm
K s 14060
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Jadi lendutan yang diijinkan terjadi pada struktur perkerasan yang terletak diatas
tanah dasar adalah maksimal 2,1 cm.
material struktur. Hal itu menunjukkan bahwa analisis struktur dengan SAP-2000
mengakomodasi lebih banyak tentang besaran fisik material struktur. Data
keluaran yang dihasilkan dari program SAP-2000 tidak hanya menghitung besaran
tegangan dan deformasi saja namun juga menghasilkan besaran-besaran momen,
geser, gaya aksial, torsi dan gambaran mengenai bentuk deformasi struktur. Hal
itu menunjukkan bahwa analisis struktur dengan SAP-2000 akan memberikan
hasil keluaran yang lebih lengkap mengenai perilaku struktur yang dianalisis.
P1 P2 .......Pn
G se
P1 P P
2 ....... n
G se1 G se 2 G sen
Dimana :
Gmm = Berat jenis maksimum Laston/Asphalt Concrete (AC)
Pmm = Persen berat terhadap total campuran = 100
Ps = Persen agregat terhadap total campuran
Pb = Kadar aspal total, persen terhadap total campuran
P1, P2, Pn = Persentase masing-masing fraksi agregat
Gse = Berat jenis efektif agregat
Gb = Berat jenis aspal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Berdasarkan standar Bina Marga 1997, nilai-nilai berat jenis agregat dan aspal
untuk campuran Laston (AC) disajikan pada Tabel.1 Persyaratan Agregat untuk
Campuran Laston (AC), dibawah ini :
Dengan asumsi bahwa proporsi fraksi agregat dalam campuran agregat aspal
beton adalah agregat kasar (P1) sebesar 0,41; agregat halus (P2) adalah 0,53 dan
bahan filler (P3) adalah 0,06 maka nilai dari berat jenis efektif campuran agregat,
berat jenis maksimum campuran Laston dapat dihitung sebagai berikut :
P1 P2 .......Pn
G se
P1 P P
2 ....... n
G se1 G se 2 G sen
0,41 0,53 0,06
0,41 0,53 0,06
2,5 2,5 2,5
1
0,164 0,212 0,024
1
0,4
2,5 gram / cm 3
Dari data diatas diketahui bahwa berat jenis efektif campuran agregat adalah 2,5
gram/cm3, dengan asumsi kadar aspal diambil rata-rata 5% sehingga nilai berat
jenis campuran laston minimal dapat dihitung sebagai berikut :
commit=to95%
Pb = 5 % maka nilai dari Ps = 100%-5% user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Pmm
Gmm
Ps P
b
G se Gb
100
95 5
2,5 1
100
43
2,325...gram / cm 3 2,325 x10 3..Kg / cm 3
Jadi nilai dari berat jenis campuran laston minimal adalah 2,325 gram/cm3 = 2,325
x10-3 Kg/ cm3.
2. Modulus Elastisitas Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
Modulus Elastisitas Lapis Perkerasan Asphalt Concrete-Wearing Course
(AC-WC)
Berdasarkan Sjahdanulirwan (2009) yang dicuplik dari Brown,S.F (1980)
mengatakan bahwa mengacu terhadap kekakuan aspal minimum 5 Mpa, maka
kekakuan/modulus elastisitas campuran lapis permukaan AC-WC adalah
2.250
sekitar 2250 Mpa = 22.500 Kg/cm2.
0,1
Modulus Elastisitas Lapis Perkerasan Asphalt Concrete-Binder Course (AC-
BC)
Besarnya nilai modulus elastisitas Laston/Asphalt Concrete-Binder Course
(AC-BC) dapat dicari dengan pendekatan rumus sebagai berikut:
n
257,5 2,5VMA
S mix 1
nVMA 3
4 x10 4
n 0,83. log10
Sb
Keterangan :
Smix = Kekakuan/ Modulus elastisitas campuran (Mpa)
VMA= Rongga dalam agregat (%)
Sb = Kekakuan aspal (Mpa)
(2009) yang dicuplik dari Brown, S.F (1980) mensyaratkan bahwa nilai
kekakuan aspal minimum adalah 5 Mpa. Dengan demikian besarnya nilai
modulus elastisitas campuran laston dapat dihitung sebagai berikut :
4 x10 4
n 0,83. log10
Sb
4 x10 4
n 0,83 x log10
5
n 0,83 x3,903
n 3,24
dengan n = 3,24 maka besarnya nilai Smix adalah :
n
257 , 5 2 , 5 VMA
S mix S b x 1
n VMA 3
257 , 5 2 , 5 x 14
3 , 24
S mix 5 x 1
3 , 24 14 3
3 , 24
222 , 5
S mix 5 x 1
35 , 64
S mix 5 x 1 6 , 243 3 , 24
S mix 5 x 611 ,133
S mix 3055 , 665 .... Mpa
Jadi besarnya modulus elastisitas campuran Laston AC-BC adalah sekitar
3.055,665
3055,665 Mpa = 30.556,65 Kg/cm2.
0,1
3. Angka Poisson’s Ratio Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
Besarnya nilai angka poisson’s ratio untuk campuran Laston AC-WC dan Laston
AC-BC adalah sekitar 0,35.
4. Modulus Geser (G) Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
dapat dihitung dengan memakai rumus :
E ac
G
2(1 )
dimana :
G = Modulus geser campuran Laston (Mpa)
Eac commit
= Modulus elastisitas campuran to user
Laston (Mpa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Berdasarkan rumus diatas maka nilai-nilai dari modulus geser laston AC-WC dan
Laston AC-BC dapat dihitung sebagai berikut :
Modulus geser Laston AC-WC
Dengan Eac = 2250 Mpa dan angka poisson’s campuran Laston AC-WC =
0,35 maka besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-WC adalah
sebagai berikut :
E ac
G
2(1 )
2250
G
2 x(1 0,35)
2250
G
2,7
833,33
G 833,33 Mpa 8333,30 .Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-WC adalah sekitar
8333,30 Kg/cm2.
Modulus geser Laston AC-BC
Dengan Eac = 3055,665 Mpa dan angka poisson’s campuran Laston AC-BC
= 0,35 maka besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-BC adalah
sebagai berikut :
E ac
G
2(1 )
3055,665
G
2 x(1 0,35)
3055,665
G
2,7
1131,73
G 1131,73 Mpa 11.317,30 .Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-BC adalah sekitar
11.317,30 Kg/cm2.
Adapun data properti material struktur perkerasan base course yang akan
dianalisis adalah sebagai berikut :commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
B. Pemodelan Struktur
Data dimensi struktur perkerasan lentur yang ditinjau adalah :
Panjang perkerasan lentur = 6 m
Lebar perkerasan lentur =3m
Tebal perkerasan lentur = * AC-WC = 4 cm
* AC-BC = 14 cm
* Base Course = 30 cm
Jumlah tumpuan pegas = 1891 bh
Jarak antar tumpuan pegas = * Arah memanjang = 10 cm
* Arah melebar = 10 cm
Modulus reaksi tanah dasar (ks) = 4,409 Kg/cm3.
Pemodelan struktur dari perkerasan lentur yang akan dianalisis dengan program
SAP-2000 disajikan pada Gambar 4.10 Pemodelan Struktur Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000, dibawah ini :
commit to user
52
1. Momen Maksimal
Besaran nilai-nilai momen maksimal yang terjadi pada lapisan perkerasan lentur
ditampilkan pada Gambar 4.10 Diagram Momen Lapisan Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000, dibawah ini :
Berdasarkan Gambar 4.10 diketahui bahwa momen maksimal plat yang terjadi di
lapisan perkerasan lentur mulai pada lapisan yang paling atas yaitu lapisan ACWC
sampai lapisan perkerasan lentur yang paling bawah yaitu lapisan base course,
nilai-nilai momen maksimalnya mengalami kenaikan besaran momen plat.
Besarnya momen maksimal plat yang terjadi pada lapisan bawah perkerasan
(lapisan base course) sangat bervariasi yaitu antara minus 19,156 Kg.cm hingga
plus 151,131 Kg.cm.
1843. Hasil gaya reaksi perletakan pegas selengkapnya dapa di lihat pada
Lampiran LB2. Besarnya nilai tegangan pada joint-joint tersebut disajikan pada
Tabel 4.8 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Lentur dengan SAP-
2000, sebagai berikut :
Tabel 4.8 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000.
Lapis Perkerasan Lentur
Reaksi Tegangan
Jarak x Tumpuan Tanah
Joint Load
(cm) Pegas Sub Grade
(Kg) (Kg/cm²)
25 Comb 1 0 16.1615 0.323
24 Comb 1 10 32.4521 0.325
135 Comb 1 20 32.6623 0.327
196 Comb 1 30 32.9700 0.330
257 Comb 1 40 33.3573 0.334
318 Comb 1 50 33.7778 0.338
379 Comb 1 60 34.1650 0.342
440 Comb 1 70 34.4475 0.344
501 Comb 1 80 34.5697 0.346
562 Comb 1 90 34.5110 0.345
623 Comb 1 100 34.2936 0.343
684 Comb 1 110 33.9750 0.340
745 Comb 1 120 33.6295 0.336
806 Comb 1 130 33.3278 0.333
867 Comb 1 140 33.1246 0.331
928 Comb 1 150 33.0532 0.331
989 Comb 1 160 33.1246 0.331
1050 Comb 1 170 33.3278 0.333
1111 Comb 1 180 33.6295 0.336
1172 Comb 1 190 33.9750 0.340
1233 Comb 1 200 34.2936 0.343
1294 Comb 1 210 34.5110 0.345
1355 Comb 1 220 34.5697 0.346
1416 Comb 1 230 34.4475 0.344
1477Comb 1 240 34.1650 0.342
1538 Comb 1 250 33.7778 0.338
1599 Comb 1 260 33.3573 0.334
1660 Comb 1 270 32.9700 0.330
1721 Comb 1 280 32.6623 0.327
1782 Comb 1 290 32.4521 0.325
1842 Comb 1 300 16.1615 0.323
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai tegangan tanah dasar perkerasan lentur
bervariasi mulai dari 0,323 Kg/cm2 sampai dengan 0,346 Kg/cm2. Nilai tegangan
maksimalnya adalah 0,346 Kg/cm2. Besarnya tegangan maksimal tanah dasar pada
tiap jarak x (m) arah bentang memendek disajikan pada Gambar 4.11 Tegangan
Tanah Dasar Perkerasan Lentur, seperti dibawah ini :
0.350
0.345
Tegangan (Kg/cm²
0.340
0.335
0.330
0.325
0.320
0 5 10 15 20 25 30
Jarak x 10 cm
Berdasarkan Gambar 4.11 diketahui bahwa pola tegangan maksimal terjadi pada
jarak 80 cm dan jarak 220 cm. Sedangkan tegangan minimal terjadi pada jarak 0
cm dan 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa tegangan maksimal terjadi di pusat
beban maksimal yang bekerja diatas struktur perkerasan lentur dan tegangan
minimal terjadi didaerah yang tidak mengalami pembebanan.
3. Lendutan Maksimal
Besarnya nilai lendutan maksimal perkerasan lentur diambil pada joint-joint yang
mempunyai nilai lendutan maksimal yang terletak pada arah bentang memendek
dari perkerasan lentur. Nilai-nilai lendutan maksimal yang terdapat pada arah
bentang memendek perkerasan lentur terletak pada joint 31, 30, 138, 199, 260,
321, 382, 443, 504, 565, 626, 687, 748, 809, 870, 931, 992, 1053, 1114, 1175,
1236, 1297, 1358, 1419, 1480, 1541, 1602, 1663, 1724, 1785 dan 1845. Besarnya
nilai lendutan pada joint-joint tersebut disajikan pada Tabel 4.9 Tabel Nilai
Lendutan Perkerasan Lentur dengan SAP-2000, sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai lendutan maksimal yang terjadi pada
perkerasan lentur sangat bervariasi mulai dari 0,07331 cm sampai 0,07841 cm.
Nilai lendutan maksimal yang paling besar adalah 0,07841 cm. Pola jangkauan
lendutan yang terjadi nilainya relatif tidak merata. Hasil nilai lendutan dan gambar
pola lendutan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran LB1. Pola lendutan yang
terjadi pada joint-joint diatas dapat dilihat pada Gambar 4.12 Pola Diagram
commit to user
Lendutan Perkerasan Lentur dengan SAP-2000, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
-0.071
-0.072 0 5 10 15 20 25 30
-0.073
Berdasarkan Gambar 4.12 diketahui bahwa pola lendutan maksimal terjadi pada
jarak 80 cm dan jarak 220 cm. Sedangkan lendutan minimal terjadi pada jarak 0
cm dan 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan maksimal terjadi di pusat
beban maksimal yang bekerja diatas struktur perkerasan lentur dan lendutan
minimal terjadi didaerah yang tidak mengalami pembebanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Ec
G
2(1 )
27.805,575
G
2 x(1 0,2)
27.805,575
G
2,4
11.585,656
G 11.585,656 Mpa 115.856,56 Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser perkerasan beton yang dipakai untuk
analisis diambil 115.856,56 Kg/cm2.
Koefisien thermal expansion Perkerasan beton
Koefisien thermal expansion Perkerasan beton yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 9,9 10-6 Kg/cm2.
Angka Poisson’s Ratio beton bertulang yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 0,2.
Modulus Geser (G) Wet Lean Concrete (WLC)
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk perkerasan beton dapat dihitung
dengan memakai rumus :
Ec
G
2(1 )
dimana :
G = Modulus geser Perkerasan beton (Mpa)
Eac = Modulus elastisitas Perkerasan beton (Mpa)
= angka poisson’s ratio Perkerasan beton
Besarnya nilai modulus elastisitas Lapisan Base Course dapat dicari dengan
pendekatan rumus sebagai berikut :
Mr 10xCBR
Berdasarkan data properties lapisan base course diketahui bahwa nilai CBR
dari uji DCP adalah rata-rata 50% sehingga nilai modulus elastisitas lapisan
base course adalah :
Mr 10 xCBR
Mr 10 x50%
Mr 500 Mpa.
Jadi besarnya modulus elastisitas Lapisan Base Course adalah sekitar 190
500
Mpa = 5000 Kg/cm2.
0.1
Angka Poisson’s ratio Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai angka poisson’s ratio untuk Lapisan Base Course adalah
sekitar 0,35.
Modulus Geser (G) Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk Lapisan Base Course) dapat
dihitung dengan memakai rumus :
E ac
G
2(1 )
500
G
2 x(1 0,35)
500
G
2,7
185,185
G 185,185 Mpa 1851,85 Kg / cm 2
0,1
Hasil rekapitulasi perhitungan data properti material struktur perkerasan lentur
selengkapnya adalah sebagai berikut :
B. Pemodelan Struktur
Data dimensi struktur perkerasan lentur yang ditinjau adalah :
commit to user
Panjang perkerasan kaku = 6 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Pemodelan struktur dari perkerasan lentur yang akan dianalisis dengan program
SAP-200 disajikan pada Gambar 4.14 Pemodelan Struktur Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000, sebagai berikut :
commit to user
64
1. Momen Maksimal
Besaran nilai-nilai momen maksimal yang terjadi pada lapisan perkerasan lentur
ditampilkan pada Gambar 4.15 Diagram Momen Perkerasan Kaku dengan SAP-
2000, dibawah ini :
Besarnya momen maksimal plat yang terjadi pada lapisan bawah perkerasan
(lapisan base course) sangat bervariasi yaitu antara minus 1,469 Kg.cm hingga
plus 1,462 Kg.cm.
joint 28, 27, 136, 197, 258, 319, 380, 441, 502, 563, 624, 685, 746, 807, 868, 929,
990, 1051, 1112, 1173, 1173, 1234, 1295, 1356, 1417, 1478, 1539, 1600, 1661,
1722, 1783, dan 1844. Besarnya nilai tegangan pada joint-joint tersebut disajikan
pada Tabel 4.10 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Kaku dengan
SAP-2000, sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000.
Lapis Perkerasan Kaku
Reaksi Tegangan
Jarak x Tumpuan Tanah
Joint Load
(cm) Pegas Sub Grade
(Kg) (Kg/cm²)
28 COMB1 0 14.1827 0.2837
27 COMB1 10 28.1506 0.2815
136 COMB1 20 28.0920 0.2809
197 COMB1 30 28.1164 0.2812
258 COMB1 40 28.1528 0.2815
319 COMB1 50 28.1871 0.2819
380 COMB1 60 28.2175 0.2822
441 COMB1 70 28.2404 0.2824
502 COMB1 80 28.2517 0.2825
563 COMB1 90 28.2497 0.2825
624 COMB1 100 28.2364 0.2824
685 COMB1 110 28.2164 0.2822
746 COMB1 120 28.1954 0.2820
807 COMB1 130 28.1777 0.2818
868 COMB1 140 28.1662 0.2817
929 COMB1 150 28.1622 0.2816
990 COMB1 160 28.1662 0.2817
1051 COMB1 170 28.1777 0.2818
1112 COMB1 180 28.1954 0.2820
1173 COMB1 190 28.2164 0.2822
1234 COMB1 200 28.2364 0.2824
1295 COMB1 210 28.2497 0.2825
1356 COMB1 220 28.2517 0.2825
1417 COMB1 230 28.2404 0.2824
1478 COMB1 240 28.2175 0.2822
1539 COMB1 250 28.1871 0.2819
1600 COMB1 260 28.1528 0.2815
1661 COMB1 270 28.1164 0.2812
1722 COMB1 280 28.0920 0.2809
1783 COMB1 290 28.1506 0.2815
1844 COMB1 300commit to
14.1827
user 0.2837
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa tegangan tanah dasar perkerasan kaku
bervariasi antara 0,2809 Kg/cm2 sampai dengan 0,2837 Kg/cm2 . Nilai tegangan
maksimumnya adalah 0,2837 Kg/cm2. Besarnya tegangan maksimal tanah dasar
pada tiap jarak x (m) arah bentang memendek disajikan pada Gambar 4.16
Tegangan Tanah Dasar Perkerasan Kaku dengan SAP-2000, seperti dibawah ini :
0.2840
0.2835
Tegangan (Kg/cm²)
0.2830
0.2825
0.2820
0.2815
0.2810
0.2805
0 5 10 15 20 25 30
Jarak x 10 cm
Berdasarkan Gambar 4.16 diketahui bahwa pola tegangan maksimal terjadi pada
jarak 0 cm dan jarak 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa tegangan maksimal
terjadi di daerah yang memiliki nilai kekakuan pegas paling kecil sedangkan
tegangan minimal terjadi didaerah yang memiliki nilai kekakuan besar yang
terletak diantara beban roda yang bekerja pada struktur perkerasan kaku. Nilai
kekakuan pegas merepresentasikan massa tanah dasar yang berfungsi sebagai
tumpuan yang bersifat elastis dari struktur perkerasan kaku.
3. Lendutan Maksimal
Besarnya nilai lendutan maksimal perkerasan kaku diambil pada joint-joint yang
mempunyai nilai lendutan maksimal yang terletak pada arah bentang memendek
dari perkerasan kaku. Nilai-nilai lendutan maksimal yang terdapat pada arah
bentang memendek perkerasan lentur terletak pada joint 28, 27, 136, 197, 258,
319, 380, 441, 502, 563, 624, 685, 746, 807, 868, 929, 990, 1051, 1112, 1173,
1173, 1234, 1295, 1356, 1417, 1478, 1539, 1600, 1661, 1722, 1783, dan 1844.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Besarnya nilai lendutan pada joint-joint tersebut disajikan pada Tabel 4.11 Tabel
Nilai Lendutan Subgrade Perkerasan Kaku dengan SAP-2000, sebagai berikut :
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai lendutan maksimal yang terjadi
pada perkerasan kaku relatif merata mulai dari 0,0637 cm sampai 0,0643 cm.
Nilai lendutan maksimal yang paling besar adalah 0,0643 cm. Pola jangkauan
lendutan yang terjadi nilainya relatif merata. Hasil nilai lendutan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran LC1. Pola lendutan yang terjadi pada joint-joint
diatas dapat dilihat pada Gambar 4.17 Pola Diagram Lendutan Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000, sebagai berikut :
-0.0636
0 5 10 15 20 25 30
-0.0637
-0.0638
Lendutan (Cm)
-0.0639
-0.0641
-0.0642
-0.0643
-0.0645
Jarak x 10 cm
Berdasarkan Gambar 4.17 diketahui bahwa pola lendutan maksimal terjadi pada
jarak 0 cm dan jarak 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan maksimal
terjadi di daerah yang memiliki nilai kekakuan pegas paling kecil diantara nilai
kekakuan pegas lainnya. Nilai lendutan minimal terjadi pada jarak 20 cm dan 280
cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan minimal cenderung terjadi di daerah
yang memiliki nilai kekakuan pegas besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
Gambaran besaran momen yang terjadi pada struktur perkerasan lentur dan
struktur perkerasan kaku yang dianalisis ditampilkan pada Gambar 4.18
Perbandingan Momen Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku dengan SAP-2000,
sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Berdasarkan hasil evaluasi pada tabel 4.12, diketahui bahwa struktur perkerasan
kaku memiliki keunggulan yang lebih baik dari pada struktur perkerasan lentur
dalam hal melindungi lapisan subgrade.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa daya dukung tanah dasar ultimit
struktur perkerasan adalah 3 Kg/cm2. Evaluasi tegangan yang terjadi pada tanah
dasar dibawah struktur perkerasan lentur dan struktur perkerasan kaku disajikan
pada Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000 dan Gambar 4.19 Diagram Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, sebagai berikut :
Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000
Tegangan Tegangan Angka Keamanan (FK) Hasil Analisis
Jarak (Kg/cm2) (Kg/cm2) Tegangan Ijin P. Lentur P.Kaku P.Lentur P.Kaku
(cm)
P. Lentur P.Kaku (Kg/cm2)
0 0.3232 0.2837 34.10 38.86 Aman Aman
10 0.3245 0.2815 33.97 39.16 Aman Aman
20 0.3266 0.2809 33.75 39.24 Aman Aman
30 0.3297 0.2812 33.43 39.20 Aman Aman
40 0.3336 0.2815 33.04 39.15 Aman Aman
50 0.3378 0.2819 32.63 39.10 Aman Aman
60 0.3417 0.2822 32.26 39.06 Aman Aman
70 0.3445 0.2824 32.00 39.03 Aman Aman
80 0.3457 0.2825 31.88 39.02 Aman Aman
3
90 0.3451 0.2825 31.94 39.02 Aman Aman
100 0.3429 0.2824 32.14 39.04 Aman Aman
110 0.3398 0.2822 32.44 39.06 Aman Aman
120 0.3363 0.2820 32.78 39.09 Aman Aman
130 0.3333 0.2818 33.07 39.12 Aman Aman
140 0.3312 0.2817 33.28 39.13 Aman Aman
150 0.3305 0.2816 33.35 39.14 Aman Aman
160 0.3312 0.2817 commit to user33.28 39.13 Aman Aman
170 0.3333 0.2818 33.07 39.12 Aman Aman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000 (Lanjutan)
180 0.3363 0.2820 32.78 39.09 Aman Aman
190 0.3398 0.2822 32.44 39.06 Aman Aman
200 0.3429 0.2824 32.14 39.04 Aman Aman
210 0.3451 0.2825 31.94 39.02 Aman Aman
220 0.3457 0.2825 31.88 39.02 Aman Aman
230 0.3445 0.2824 32.00 39.03 Aman Aman
240 0.3417 0.2822 3 32.26 39.06 Aman Aman
250 0.3378 0.2819 32.63 39.10 Aman Aman
260 0.3336 0.2815 33.04 39.15 Aman Aman
270 0.3297 0.2812 33.43 39.20 Aman Aman
280 0.3266 0.2809 33.75 39.24 Aman Aman
290 0.3245 0.2815 33.97 39.16 Aman Aman
300 0.3232 0.2837 34.10 38.86 Aman Aman
0.400
0.390
0.380
0.370
0.360
Tegangan (Kg/cm²)
0.350
0.340
0.330
0.320
0.310 P.Kaku
0.300
0.290 P. Lentur
0.280
0.270
0.260
0.250
0.240
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Jarak x 10 cm
Gambar 4.19 Diagram Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000
Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.19 maka hasil evaluasi tegangan antara
struktur perkerasan kaku dan perkerasan lentur disajikan pada Tabel. 4.14 Hasil
Evaluasi Analisis Tegangan Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
Tabel. 4.14 Hasil Evaluasi Analisis Tegangan Struktur Perkerasan Lentur dan
Kaku pada Tanah Dasar dengan SAP-2000
Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi
Struktur Perkerasan Lentur Struktur Perkerasan Kaku
1. Tegangan maksimal yang terjadi pada 1. Tegangan maksimal yang terjadi pada
tanah dasar adalah 0,346 Kg/cm2. tanah dasar adalah 0,284 Kg/cm2.
2. Angka keamanan daya dukung tanah 2. Angka keamanan daya dukung tanah
dasarnya antara 31-34. dasarnya rata-rata 38-39.
3. Pola distribusi tegangan relatif tidak 3. Pola distribusi tegangan relatif merata.
merata. 4. Tanah dasar kuat dan aman dalam
4. Tanah dasar kuat dan aman dalam mendukung struktur perkerasan yang
mendukung struktur perkerasan yang ada diatasnya.
ada diatasnya.
Berdasarkan hasil evaluasi pada Tabel. 4.14 diatas, dapat disimpulkan bahwa
tanah dasar yang berada dibawah kedua struktur perkerasan tersebut masih aman
dan kuat dalam mendukung struktur perkerasan yang berada diatasnya. Sehingga
kedua jenis struktur perkerasan tersebut layak desain untuk diterapkan.
Deformasi atau lendutan yang terjadi pada tanah dasar memberikan gambaran
mengenai perubahan bentuk dari suatu struktur perkerasan dalam keadaan elastis.
Lendutan ijin merupakan batas kritis lendutan yang terjadi pada suatu struktur
perkerasan dalam keadaan masih elastis, sehingga apabila lendutan ijin sudah
dilampaui maka struktur perkerasan tersebut dianggap gagal secara struktural dan
tidak layak desain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Tabel 4.15 Evaluasi Lendutan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000
Angka Keamanan
P. Lentur P. Kaku Hasil Analisis
Jarak Lendutan (FK)
(cm) Lendutan Lendutan ijin P. Lentur P.Kaku P.Lentur P.Kaku
(cm) (cm) (cm)
0 -0.0733 -0.0643 34.10 38.86 Aman Aman
10 -0.0736 -0.0638 33.97 39.16 Aman Aman
20 -0.0741 -0.0637 33.75 39.24 Aman Aman
30 -0.0748 -0.0638 33.43 39.20 Aman Aman
40 -0.0757 -0.0639 33.04 39.15 Aman Aman
50 -0.0766 -0.0639 32.63 39.10 Aman Aman
60 -0.0775 -0.0640 32.26 39.06 Aman Aman
70 -0.0781 -0.0641 32.00 39.03 Aman Aman
80 -0.0784 -0.0641 31.88 39.02 Aman Aman
90 -0.0784 -0.0641 31.90 39.02 Aman Aman
100 -0.0778 -0.0640 32.14 39.04 Aman Aman
110 -0.0771 -0.0640 32.44 39.06 Aman Aman
120 -0.0763 -0.0639 32.78 39.09 Aman Aman
130 -0.0756 -0.0639 33.07 39.12 Aman Aman
140 -0.0751 -0.0639 33.28 39.13 Aman Aman
2,1
150 -0.0750 -0.0639 33.35 39.14 Aman Aman
160 -0.0751 -0.0639 33.28 39.13 Aman Aman
170 -0.0756 -0.0639 33.07 39.12 Aman Aman
180 -0.0763 -0.0639 32.78 39.09 Aman Aman
190 -0.0771 -0.0640 32.44 39.06 Aman Aman
200 -0.0778 -0.0640 32.14 39.04 Aman Aman
210 -0.0783 -0.0641 31.94 39.02 Aman Aman
220 -0.0784 -0.0641 31.88 39.02 Aman Aman
230 -0.0781 -0.0641 32.00 39.03 Aman Aman
240 -0.0775 -0.0640 32.26 39.06 Aman Aman
250 -0.0766 -0.0639 32.63 39.10 Aman Aman
260 -0.0757 -0.0639 33.04 39.15 Aman Aman
270 -0.0748 -0.0638 33.43 39.20 Aman Aman
280 -0.0741 -0.0637 33.75 39.24 Aman Aman
290 -0.0736 -0.0638 33.97 39.16 Aman Aman
300 -0.0733 -0.0643 34.10 38.86 Aman Aman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
-0.053
-0.055 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
-0.057
-0.059
-0.061
-0.063
Lendutan (cm)
-0.065
-0.067
P. Lentur
-0.069
-0.071 P. Kaku
-0.073
-0.075
-0.077
-0.079
-0.081
-0.083
-0.085
Jarak x 10 cm
Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.20 maka hasil evaluasi lendutan antara
struktur perkerasan kaku dan perkerasan lentur disajikan pada Tabel. 4.16 Hasil
Evaluasi Analisis Lendutan Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, sebagai berikut :
Tabel. 4.16 Hasil Evaluasi Analisis Lendutan Struktur Perkerasan Lentur dan
Kaku pada Tanah Dasar dengan SAP-2000
Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi
Struktur Perkerasan Lentur Struktur Perkerasan Kaku
1. Lendutan maksimal yang terjadi pada 1. Lendutan maksimal yang terjadi pada
tanah dasar adalah 0,078 cm. tanah dasar adalah 0,064 cm.
2. Angka keamanan lendutan antara 31-34. 2. Angka keamanan lendutan antara
3. Pola distribusi lendutan relatif tidak 38-39.
merata/tidak seragam. 3. Pola distribusi lendutan relatif
4. Lendutan yang terjadi masih dalam merata/seragam.
batas yang diijinkan dan aman. 4. Lendutan yang terjadi masih dalam
batas yang diijinkan dan aman.
Berdasarkan hasil evaluasi pada Tabel. 4.16 diatas, dapat disimpulkan bahwa
lendutan yang terjadi pada struktur perkerasan tersebut belum melampaui batas
yang diijinkan sehingga masih aman. Dengan demikian kedua jenis struktur
perkerasan tersebut layak desain untuk diterapkan.
commit to user