Anda di halaman 1dari 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kondisi Umum

4.1.1 Data Kondisi Ruas Jalan Lingkar Utara Sragen

Ruas jalan lingkar utara Sragen merupakan salah satu ruas jalan propinsi kelas III
yang berada di wilayah Kabupaten Sragen yang menghubungkan antara Jawa
Tengah dengan Jawa Timur. Lebar perkerasan jalan tersebut adalah 6 m dengan
panjang 10,6 km, yang terdiri dari satu arah dan dua lajur, serta dengan bahu jalan
selebar 1 m pada arah samping kiri dan kanan jalan.

Jalan Lingkar utara Sragen terdiri dari tiga bagian, yaitu Jalan Lingkar Utara Barat
(Sragen) dengan panjang 3,673 km. Bagian kedua yaitu Jalan S. Parman (Sragen)
dengan panjang 2,327 km. Sedangkan bagian yang ketiga adalah Jalan Lingkar
Utara Timur (Sragen) dengan panjang 4,6 km.

Sketsa memanjang dari ruas jalan Lingkar Utara Sragen ditunjukkan pada Gambar
4.1 Tampak Atas Ruas Jalan Lingkar Utara Sragen

Jawa Timur
b
CL

Gambar 4.1. Tampak Atas Ruas Jalan Lingkar Utara Sragen

Keterangan Notasi :
a = bahu jalan efektif 1m
b = jalur jalan 6 m
CL = Center Line (As Jalan)
commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

4.1.2 Desain Perbaikan Struktur Perkerasan pada Pelaksanaan


Rehabilitasi Ruas Jalan Lingkar Utara Sragen
Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah
diketahui bahwa kegiatan perbaikan perkerasan jalan pada ruas jalan Lingkar
Utara Sragen telah dilakukan setiap tahun melalui kegiatan pemeliharaan berkala
jalan dan peningkatan jalan. Pada tahun 2011, ruas jalan ini mendapatkan alokasi
anggaran yang sangat besar untuk kegiatan pemeliharaan dan peningkatan jalan
yang mengalami kerusakan pada ruas jalan ini. Adapun Paket Pekerjaan
Pemeliharaan Berkala Jalan dan Peningkatan Jalan Ruas Jalan Lingkar Utara
Sragen yang dibiayai dengan dana APBN Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat
pada Tabel. 4.1 Paket Pemeliharaan Berkala Jalan dan Peningkatan Jalan Tahun
2011

Tabel. 4.1 Paket Pemeliharaan Berkala Jalan dan Peningkatan Jalan Tahun 2010

RENCANA
NAMA KEGIATAN/NAMA LOKASI
NO PAGU DANA JENIS
PAKET KAB/KOTA
(Rp) PEKERJAAN
PENINGKATAN
I. STRUKTUR JALAN

Lingkar Sragen dan Rigid


1 2.812.356.800,00 Kab. Sragen
Sragen-Mantingan I Pavement
Rigid
Lingkar Sragen dan Pavement &
2 4.734.320.000,00 Kab. Sragen
Sragen-Mantingan II Flexible
Pavement
Sumber : Dinas Bina Marga Jawa Tengah ,2011.

4.1.2.1 Desain Perbaikan Perkerasan Jalan dengan Perkerasan Lentur


(Flexible Pavement)
Desain perbaikan perkerasan jalan dengan perkerasan lentur yang dipakai untuk
menangani kerusakan jalan di ruas Jalan Lingkar Utara Sragen berupa overlay
(lapis tambah) memakai Aspal Concrete (AC). Pekerjaan lapis ulang dengan AC
ini terdiri dari lapisan ACBC tebal 6 cm dan ACWC tebal 4 cm, AC-Base tebal 8
cm. Perbaikan struktur perkerasan dengan overlay ini dilakukan dibeberapa titik
ruas jalan yang terletak pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen yang mengalami
kerusakan yang parah. Adapun perbaikan struktur perkerasan jalan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

overlay yang ada pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen di laksanakan pada
segmen ruas jalan sebagai berikut :

1. Segmen Jalan Sta.Km Smg 1+050 – Sta.1+858, lebar 6 m x 808 m


2. Segmen Jalan Sta.Km Smg 4+925 - Sta.4+979, lebar 6 m x 54 m
3. Segmen Jalan Sta. Km Smg 5+014 – Sta. 5+154, lebar 6 m x 140 m.

Gambar desain tipikal struktur perkerasan lentur dengan overlay yang


dilaksanakan pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen secara utuh dapat dilihat pada
Gambar 4.2 Tipikal Potongan Melintang Desain Overlay Ruas Jalan Lingkar
Utara Sragen, sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Gambar 4.2 Tipikal Potongan Melintang Desain Overlay Ruas Jalan Lingkar
Utara Sragen

4.1.2.2 Desain Perbaikan Jalan dengan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Desain perbaikan perkerasan jalan dengan


commit perkerasan kaku yang dipakai untuk
to user
menangani kerusakan jalan di ruas jalan Lingkar Utara Sragen berupa perkerasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

beton semen bertulang. Pekerjaan desain perbaikan jalan ini terdiri dari lapisan
perkerasan beton bertulang tebal 28 cm dan lapisan WLC tebal 10 cm.

Spesifikasi dari perkerasan jalan beton yang dipakai adalah beton K.350 dengan
kuat lentur (fs) = 45 Kg/cm2 dengan tie bar memakai tulangan baja ulir D16 dan
mutu baja tulangan yang dipakai adalah U32 untuk tulangan ulir sedangkan dowel
menggunakan tulangan baja polos D32 dengan mutu baja tulangan yang dipakai
adalah U32 serta tebal perkerasan beton dilapangan rata-rata adalah 28 cm.

Perbaikan struktur perkerasan dengan perkerasan jalan beton ini dilakukan


dibeberapa titik ruas jalan yang terletak pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen
yang mengalami kerusakan yang parah. Adapun perbaikan struktur perkerasan
jalan dengan perkerasan jalan beton yang ada pada ruas jalan Lingkar Utara
Sragen di laksanakan pada segmen ruas jalan sebagai berikut :
1. Segmen Jalan Sta. 1+000 – Sta.1+050, lebar 6 m x 50 m (Paket I)
2. Segmen Jalan Sta. 2+847 – Sta.2+897, lebar 6 m x 50 m (Paket I)
3. Segmen Jalan Sta. 3+100 – Sta.3+500, lebar 6 m x 400 m (Paket I)
4. Segmen Jalan Sta. 4+375– Sta.4+925, lebar 6 m x 550 m (Paket I)
5. Segmen Jalan Sta. 0+700 – Sta.1+000, lebar 6 m x 300 m (Paket II)
6. Segmen Jalan Sta. 2+897 – Sta.3+100, lebar 6 m x 203 m (Paket II)

Gambar desain tipikal struktur perkerasan kaku dengan perkerasan jalan beton
yang dilaksanakan pada ruas jalan Lingkar Utara Sragen secara utuh dapat dilihat
pada Gambar 4.3 Tipikal Potongan Melintang Desain Perkerasan Jalan Beton
Ruas Jalan Lingkaar Utara Sragen, sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Gambar 4.3 Tipikal Potongan Melintang Desain Perkerasan Jalan Beton Ruas
Jalan Lingkaar Utara Sragen

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

4.2 Analisis Struktur Perkerasan Pada Jalan Lingkar Utara


Sragen

4.2.1 Pembebanan Beban Gandar Rencana


Beban gandar (axle load) yang digunakan untuk perancangan perkerasan jalan
mengacu pada peraturan Bina Marga (1987) mengenai beban gandar tunggal
standar (Standard Single Axle Load) = 8,16 ton.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan


Lalulintas Jalan menyatakan bahwa Muatan Sumbu Terberat (MST) yang
diijinkan untuk jalan kelas III adalah sebesar 8 Ton.

Didalam analisis struktur perkerasan ditentukan MST = 8 ton sebagai beban statis.
Untuk analisis beban MST = 8 ton, Design Axle load dapat dilihat pada Gambar
4.4 Design Axle Load Standard Axle Load = 80 KN = 8,16 ton; dan Gambar 4.4
Ekivalensi luas bidang kontak lingkaran, seperti terlihat dibawah ini :

2t 2t

Tekanan Ban
q = 85 psi
= 5,95 kg/cm2

35 cm 35 cm

140 cm

Gambar 4.4 Design Axle Load Standard Axle Load = 80 KN = 8,16 ton

ekivalensi dengan
lingkaran jari-jari = r

Sd = 35 cm

Gambar 4.5 Ekivalensi luas bidang kontak lingkaran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Tire contact area disederhanakan berbentuk lingkaran dengan jari-jari r adalah :

Pd 2000
L   25,36..cm
0,5227.q 0,5227x5,95

 .r 2  2 x0,5227 xL2   S d  0,6 xL 


 
 0,4454 x 25,36 2  34,4 x 25,36 
 .r 2  .1158,83
1158,83
r  19,21.cm  20.cm

Dengan demikian Bidang kontak beban roda dapat dilihat pada Gambar 4.5
Bidang kontak beban roda seperti terlihat dibawah ini :

4 Ton 4 Ton

20 cm 20 cm

40 cm 40 cm

140 cm

Gambar 4.6 Bidang Kontak beban roda

4.2.2 Parameter Analisis Struktur Subgrade Jalan

4.2.2.1 Berat Jenis (Gs) Tanah


Menurut Bowles (1998), besarnya nilai berat jenis tanah yang didasarkan menurut
jenis tanahnya disajikan pada Tabel. 4.2 Berat Jenis Tanah (Gs), sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Berat Jenis Tanah (Gs)
Jenis Tanah Gs (gr/cm3)
Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau organik 2,62-2,68
Lempung Organik 2,58-2,65
Lempung Anorganik 2,68-2,75
Sumber : Bowles, 1998. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Menurut Bowles (1998), umumnya untuk tanah tak berkohesi nilai Gs adalah 2,67
gr/cm3 sedangkan untuk tanah lempung anorganik besarnya nilai Gs adalah 2,70
gr/cm3. Untuk data karakteristik tanah ruas jalan Lingkar Utara Sragen
diasumsikan bahwa jenis tanah dasarnya berupa lempung lanauan CH dengan
nilai Gs antara range 2,453-2,738 gr/cm3. Jika nilai tersebut diplotkan pada tabel
diatas maka jenis tanah dasarnya berupa lempung anorganik.

4.2.2.2 Modulus Reaksi Tanah Dasar (Ks)


Koefisien Modulus of Subgrade Reaction (ks) yang digunakan untuk analisis
struktur perkerasan dapat dihitung berdasarkan nilai CBR tanah dasarnya.

Pendekatan nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (ks) dapat menggunakan nili CBR
dengan ks seperti pada Gambar 4.6 Hubungan antara ks dan CBR yang diambil
dari literature Highway Engineering (Teknik Jalan Raya), Clarkson H Oglesby, R
Gary Hicks, Stanford University dan Oregon State University, 1996 seperti
dibawah ini :

Gambar 4.7 Hubungan antara ks dan CBR

Menurut petugas Binamarga Jawa Tengah yang bernama Sugiyatno, Amd nilai
CBR untuk lapis tanah dasar adalah 2 % sehingga jika nilai itu diplotkan ke grafik
diatas maka didapat ksv (Modulus reaksi tanah dasar vertikal) sebesar 50 Psi/in =
1,406 Kg/cm3 = 1,406 x 10 N/cm3 = 14,06 N/cm3 = 14,06 x 106 N/m3 = 14,06
KN/m3

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Dari data diatas maka besarnya nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (ks) yang akan
dipakai sebagai konstanta pegas (spring) tanah dalam analisis struktur perkerasan
jalan adalah sebesar 1,406 Kg/cm3 setara dengan 1406 KN/m3.

4.2.2.3 Modulus Elastisitas Tanah Dasar (Es)


Nilai modulus elastisitas tanah dapat diukur dari korelasi antara modulus resilient
tanah dasar dengan CBR yaitu sebagai berikut :

MR tanah dasar (MPa) = 10 x CBR(%) = 10 x 3 = 30 MPa.

Sehingga besarnya nilai modulus elastisitas tanahnya adalah 60 MPa atau setara
30
dengan  600 Kg / cm 2 .
0,1

4.2.2.4 Angka Poisson’s Ratio ()


Menurut Bowles (1998), besarnya nilai Poisson’s Ratio () berdasarkan jenis
tanahnya disajikan pada Tabel. 4.3 Jangkauan Nilai Banding Poisson Ratio,
sebagai berikut :
Tabel. 4.3 Jangkauan Nilai Banding Poisson’s Ratio
Jenis Tanah 
Lempung Jenuh 0,40-0,50
Lempung Tak Jenuh 0,10-0,30
Lempung Berpasir 0,2-0,30
Lanau 0,30-0,35
Pasir (padat) Pasir berkerikil 0,10-1,00
Biasa dipakai 0,30-0,40
Batuan 0,10-0,40
Tanah Lus 0,10-0,30
Es 0,36
Beton 0,15
Sumber : Bowles, 1998.

Untuk data karakteristik tanah ruas jalan Lingkar Utara Sragen diasumsikan
bahwa jenis tanah dasarnya berupa lempung lanauan CH. Sehingga nilai 
berdasarkan pada tabel diatas terletak pada range nilai 0,10-0,50. Untuk analisis
struktur perkerasan ditentukan besarnya nilai  diambil rata-rata sebesar 0,30.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

4.2.2.5 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)


Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi. Daya
dukung tanah dasar dapat diperoleh dari nilai CBR.. korelasi daya dukung tanah
dasar (DDT) dengan CBR menggunakan gafik pada gambar 4.8 Grafik Korelasi
CBR dan DDT

Gambar 4.8 Grafik Korelasi CBR dan DDT

Dari grafik diatas diketahui bahwa besarnya Daya Dukung Tanah adalah
3 Kg/cm2 = 300 KN/m2

4.2.2.6 Lendutan Ijin (δ)


Lendutan maksimal yang dijinkan terjadi pada struktur perkerasan yang berada
diatas subgrade dapat dihitung dengan rumus :

Dari data Ks diketahui bahwa nilai qu adalah 300 kN/m2 dan Ks adalah 14060
KN/m3, sehingga nilai lendutan yang diijinkan terjadi adalah :
qu 300
   0,021 m  2,1 cm
K s 14060
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Jadi lendutan yang diijinkan terjadi pada struktur perkerasan yang terletak diatas
tanah dasar adalah maksimal 2,1 cm.

4.2.3 Data Umum Analisis Struktur Perkerasan dengan Program SAP-2000


Analisis struktur dengan program SAP-2000 dapat dipakai untuk menganalisis
struktur perkerasan jalan. Program SAP-2000 dapat menghitung besaran tegangan
dan lendutan yang terjadi pada struktur perkerasan akibat beban yang bekerja
diatas struktur perkerasan. Hasil keluaran analisis SAP-2000 dapat dipakai
sebagai dasar untuk menentukan kelayakan dari desain perbaikan struktur
perkerasan berdasarkan nilai-nilai tegangan dan lendutan yang dihasilkan dari
suatu struktur perkerasan. Data-data umum mengenai analisis struktur dengan
SAP-2000 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 Data Umum Analisis
Struktur Program SAP-2000, sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data Umum Analisis Struktur Program SAP-2000


No Keterangan Program SAP-2000
1 Data Masukan a. Berat Jenis Struktur
b. Massa Jenis Struktur
c. Modulus Elastisitas
d. Poisson’s Ratio
e. Koefisien Ekspansi Termal
f. Modulus Geser
g. Dimensi Struktur
h. Pembebanan
2 Data Keluaran a. Momen
b. Geser
c. Deformasi
d. Gaya Aksial
e. Torsi
f. Tegangan
g. Gambar model struktur
3 Pemodelan Struktur Pemodelan 3 dimensi

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa untuk analisis program yang


commit to user
menggunakan SAP-2000 diperlukan data masukan yang cukup banyak mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

material struktur. Hal itu menunjukkan bahwa analisis struktur dengan SAP-2000
mengakomodasi lebih banyak tentang besaran fisik material struktur. Data
keluaran yang dihasilkan dari program SAP-2000 tidak hanya menghitung besaran
tegangan dan deformasi saja namun juga menghasilkan besaran-besaran momen,
geser, gaya aksial, torsi dan gambaran mengenai bentuk deformasi struktur. Hal
itu menunjukkan bahwa analisis struktur dengan SAP-2000 akan memberikan
hasil keluaran yang lebih lengkap mengenai perilaku struktur yang dianalisis.

4.2.4 Analisis Struktur Perkerasan dengan SAP-2000

4.2.4.1 Struktur Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

A. Data Properti Material Struktur Perkerasan


Untuk melakukan analisa struktur perkerasan lentur dengan SAP-2000 diperlukan
adanya data properti dari material struktur perkerasan yang akan dianalisis.
Adapun data properti material struktur perkerasan overlay berupa Laston/Asphalt
Concrete (AC) yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Berat Jenis Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)


Besarnya nilai berat jenis Laston/Asphalt Concrete (AC) dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut :
Pmm
G mm 
Ps P
 b
G se Gb

P1  P2  .......Pn
G se 
P1 P P
 2  ....... n
G se1 G se 2 G sen
Dimana :
Gmm = Berat jenis maksimum Laston/Asphalt Concrete (AC)
Pmm = Persen berat terhadap total campuran = 100
Ps = Persen agregat terhadap total campuran
Pb = Kadar aspal total, persen terhadap total campuran
P1, P2, Pn = Persentase masing-masing fraksi agregat
Gse = Berat jenis efektif agregat
Gb = Berat jenis aspal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Berdasarkan standar Bina Marga 1997, nilai-nilai berat jenis agregat dan aspal
untuk campuran Laston (AC) disajikan pada Tabel.1 Persyaratan Agregat untuk
Campuran Laston (AC), dibawah ini :

Tabel.4.7 Persyaratan Agregat untuk Campuran Laston (AC)


No Bahan Laston Jenis Pengujian Persyaratan Standar Rujukan
SNI-1969-1990-F
Berat Jenis Bulk 2,5 gram/cm3
1 Agregat Kasar Pd.T-04-2005-B
Berat Jenis Efektif 2,5 gram/cm3 PB-0202-76-MPBJ
SNI-1969-1990-F
Berat Jenis Bulk 2,5 gram/cm3
2 Agregat Halus Pd.T-04-2005-B
Berat Jenis Efektif 2,5 gram/cm3 PB-0202-76-MPBJ
Berat Jenis Bulk 2,5 gram/cmᵌ PB-0208-76-MPBJ
3 Bahan Filler
Berat Jenis Efektif 2,5 gram/cm3 PB-0208-76-MPBJ
Berat Jenis 1,0 gram/cm3 SNI 03-1737-1989
4 Aspal
Kadar Aspal 4-7 % SNI 03-1737-1990
sumber : SNI 03-1737-1989, SNI-1969-1990-F, PB-0202-76-MPBJ, PB-0203-76-MPBJ,
PB-0208-76-MPBJ,Pd.T-04-2005-B

Dengan asumsi bahwa proporsi fraksi agregat dalam campuran agregat aspal
beton adalah agregat kasar (P1) sebesar 0,41; agregat halus (P2) adalah 0,53 dan
bahan filler (P3) adalah 0,06 maka nilai dari berat jenis efektif campuran agregat,
berat jenis maksimum campuran Laston dapat dihitung sebagai berikut :
P1  P2  .......Pn
G se 
P1 P P
 2  ....... n
G se1 G se 2 G sen
0,41  0,53  0,06

0,41 0,53 0,06
 
2,5 2,5 2,5
1

0,164  0,212  0,024
1

0,4
 2,5 gram / cm 3
Dari data diatas diketahui bahwa berat jenis efektif campuran agregat adalah 2,5
gram/cm3, dengan asumsi kadar aspal diambil rata-rata 5% sehingga nilai berat
jenis campuran laston minimal dapat dihitung sebagai berikut :
commit=to95%
Pb = 5 % maka nilai dari Ps = 100%-5% user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Pmm
Gmm 
Ps P
 b
G se Gb
100

95 5

2,5 1
100

43
 2,325...gram / cm 3  2,325 x10 3..Kg / cm 3
Jadi nilai dari berat jenis campuran laston minimal adalah 2,325 gram/cm3 = 2,325
x10-3 Kg/ cm3.
2. Modulus Elastisitas Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
 Modulus Elastisitas Lapis Perkerasan Asphalt Concrete-Wearing Course
(AC-WC)
Berdasarkan Sjahdanulirwan (2009) yang dicuplik dari Brown,S.F (1980)
mengatakan bahwa mengacu terhadap kekakuan aspal minimum 5 Mpa, maka
kekakuan/modulus elastisitas campuran lapis permukaan AC-WC adalah
2.250
sekitar 2250 Mpa =  22.500 Kg/cm2.
0,1
 Modulus Elastisitas Lapis Perkerasan Asphalt Concrete-Binder Course (AC-
BC)
Besarnya nilai modulus elastisitas Laston/Asphalt Concrete-Binder Course
(AC-BC) dapat dicari dengan pendekatan rumus sebagai berikut:
n
 257,5  2,5VMA 
S mix  1 
 nVMA  3 

 4 x10 4 
n  0,83. log10  
 Sb 
Keterangan :
Smix = Kekakuan/ Modulus elastisitas campuran (Mpa)
VMA= Rongga dalam agregat (%)
Sb = Kekakuan aspal (Mpa)

Berdasarkan Pd.T-04-2005-B mensyaratkan bahwa untuk campuran Laston


AC-BC nilai VMA harus memenuhi syarat nilai 14%. Sedangkan nilai
commit to user
kekakuan aspal (Sb) minimum untuk campuran Laston menurut Sjahdalirwan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

(2009) yang dicuplik dari Brown, S.F (1980) mensyaratkan bahwa nilai
kekakuan aspal minimum adalah 5 Mpa. Dengan demikian besarnya nilai
modulus elastisitas campuran laston dapat dihitung sebagai berikut :
 4 x10 4 
n  0,83. log10  
 Sb 
 4 x10 4 
n  0,83 x log10  
 5 
n  0,83 x3,903
n  3,24
dengan n = 3,24 maka besarnya nilai Smix adalah :
n
 257 , 5  2 , 5 VMA 
S mix  S b x 1 
 n VMA  3  
 257 , 5  2 , 5 x 14  
3 , 24

S mix  5 x 1 
 3 , 24 14  3  
3 , 24
 222 , 5 
S mix  5 x 1 
 35 , 64 
S mix  5 x 1  6 , 243 3 , 24
S mix  5 x 611 ,133
S mix  3055 , 665 .... Mpa
Jadi besarnya modulus elastisitas campuran Laston AC-BC adalah sekitar
3.055,665
3055,665 Mpa =  30.556,65 Kg/cm2.
0,1
3. Angka Poisson’s Ratio Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
Besarnya nilai angka poisson’s ratio untuk campuran Laston AC-WC dan Laston
AC-BC adalah sekitar 0,35.
4. Modulus Geser (G) Campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk campuran Laston/Asphalt Concrete (AC)
dapat dihitung dengan memakai rumus :
E ac
G
2(1   )
dimana :
G = Modulus geser campuran Laston (Mpa)
Eac commit
= Modulus elastisitas campuran to user
Laston (Mpa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

 = angka poisson’s ratio campuran Laston

Berdasarkan rumus diatas maka nilai-nilai dari modulus geser laston AC-WC dan
Laston AC-BC dapat dihitung sebagai berikut :
 Modulus geser Laston AC-WC
Dengan Eac = 2250 Mpa dan angka poisson’s campuran Laston AC-WC =
0,35 maka besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-WC adalah
sebagai berikut :
E ac
G
2(1   )
2250
G
2 x(1  0,35)
2250
G
2,7
833,33
G  833,33 Mpa   8333,30 .Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-WC adalah sekitar
8333,30 Kg/cm2.
 Modulus geser Laston AC-BC
Dengan Eac = 3055,665 Mpa dan angka poisson’s campuran Laston AC-BC
= 0,35 maka besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-BC adalah
sebagai berikut :
E ac
G
2(1   )
3055,665
G
2 x(1  0,35)
3055,665
G
2,7
1131,73
G  1131,73 Mpa   11.317,30 .Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser campuran Laston AC-BC adalah sekitar
11.317,30 Kg/cm2.

Adapun data properti material struktur perkerasan base course yang akan
dianalisis adalah sebagai berikut :commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

1. Berat Jenis Lapisan Base Course


Lapisan Base Course berupa lapisan AC se hingga nilai berat jenis base course
diambil sama dengan lapisan wearing course yaitu sebesar 2,325 gram/cm3 =
2,325 x10-3 Kg/cm3.
2. Modulus Elastisitas Lapisan Base Course
Besarnya nilai modulus elastisitas Lapisan Base Course dapat dicari dengan
pendekatan rumus sebagai berikut :
Mr  10xCBR
Berdasarkan data properties lapisan base course diketahui bahwa nilai CBR dari
uji DCP adalah rata-rata 50% sehingga nilai modulus elastisitas lapisan base
course adalah :
Mr  10 xCBR
 10 x50%
 500 Mpa.
Jadi besarnya modulus elastisitas Lapisan Base Course adalah sekitar 500 Mpa =
500
 5000 Kg/cm2.
0,1
3. Angka Poisson’s Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai angka poisson’s ratio untuk Lapisan Base Course adalah sekitar
0,35.
4. Modulus Geser (G) Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk Lapisan Base Course) dapat dihitung
dengan memakai rumus :
E ac
G
2(1   )
500

2 x(1  0,35)
500

2,7
185,185
 185,185 Mpa   1.851,85 Kg / cm 2
0,1
Hasil rekapitulasi perhitungan data properti material struktur perkerasan lentur
selengkapnya adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

LAPISAN LASTON AC-WC


1. Berat jenis = 2,325 x 10-3Kg/cm3
2. Modulus elastisitas = 22.500 Kg/cm2
3. Angka Poisson’s ratio = 0,35
4. Modulus Geser = 8333,30 Kg/cm2.

LAPISAN LASTON AC-BC


1. Berat jenis = 2,325 x 10-3 Kg/cm3
2. Modulus elastisitas = 30.556,65 Kg/cm2
3. Angka Poisson’s ratio = 0,35
4. Modulus Geser = 11.317,30 Kg/cm2.

LAPISAN BASE COURSE


1. Berat jenis lapisan = 2,325 x 10-3Kg/cm3
2. Modulus elastisitas = 5000 Kg/cm2
3. Angka Poisson’s ratio = 0,35
4. Modulus Geser lapisan = 1.851,85 Kg/cm2.

LAPISAN TANAH DASAR


Tanah dasar (subgrade) yang dipakai sebagai tumpuan lapisan perkerasan jalan
diasumsikan sebagai tumpuan elastis yang dimodelkan sebagai tumpuan pegas.
Nilai kekakuan pegas dihitung berdasarkan model tumpuan pegas seperti disajikan
pada Gambar 4.7 Model tumpuan pegas pada perkerasan lentur, sebagai berikut :

Gambar 4.9 Model tumpuan


commit topegas
user pada perkerasan Lentur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

B. Pemodelan Struktur
Data dimensi struktur perkerasan lentur yang ditinjau adalah :
 Panjang perkerasan lentur = 6 m
 Lebar perkerasan lentur =3m
 Tebal perkerasan lentur = * AC-WC = 4 cm
* AC-BC = 14 cm
* Base Course = 30 cm
 Jumlah tumpuan pegas = 1891 bh
 Jarak antar tumpuan pegas = * Arah memanjang = 10 cm
* Arah melebar = 10 cm
 Modulus reaksi tanah dasar (ks) = 4,409 Kg/cm3.

Berdasarkan data-data tersebut diatas maka nilai-nilai dari kekakuan pegas


k1,k2,dan k3 dapat dihitung sebagai berikut :
 k1 = 5,00 x 5,00 x 4,409 = 110,225 Kg/cm’
 k2 = 5,00 x 10,00 x 4,409 = 220,45 Kg/cm’
 k3 = 10,00 x 10,00 x 4,409 = 440,9 Kg/cm’

Pemodelan struktur dari perkerasan lentur yang akan dianalisis dengan program
SAP-2000 disajikan pada Gambar 4.10 Pemodelan Struktur Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000, dibawah ini :

commit to user
52

Gambar 4.10 Pemodelan Struktur Perkerasan Lentur dengan SAP-2000


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

C. Hasil Analisa Struktur Perkerasan Lentur dengan SAP-2000

1. Momen Maksimal
Besaran nilai-nilai momen maksimal yang terjadi pada lapisan perkerasan lentur
ditampilkan pada Gambar 4.10 Diagram Momen Lapisan Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000, dibawah ini :

Gambar 4.10 Diagram Momen Lapisan Perkerasan Lentur dengan SAP-2000

Berdasarkan Gambar 4.10 diketahui bahwa momen maksimal plat yang terjadi di
lapisan perkerasan lentur mulai pada lapisan yang paling atas yaitu lapisan ACWC
sampai lapisan perkerasan lentur yang paling bawah yaitu lapisan base course,
nilai-nilai momen maksimalnya mengalami kenaikan besaran momen plat.

Besarnya momen maksimal plat yang terjadi pada lapisan bawah perkerasan
(lapisan base course) sangat bervariasi yaitu antara minus 19,156 Kg.cm hingga
plus 151,131 Kg.cm.

2. Tegangan Tanah Subgrade


Besarnya nilai tegangan tanah subgrade diambil pada joint-joint yang mempunyai
nilai tegangan maksimal yaitu pada arah bentang memendek plat yang terletak
dibawah beban sumbu roda belakang. Nilai-nilai tegangan tanah subgrade
maksimal yang terdapat pada arah bentang memendek plat terletak pada joint 25,
24, 125, 196, 257, 318, 379, 440, 501, 562, 623, 684, 754, 806, 867, 928, 989,
1050, 1111, 1172, 1294, 1355, 1416, 1477,
commit 1538, 1599, 1660, 1721, 1782, dan
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

1843. Hasil gaya reaksi perletakan pegas selengkapnya dapa di lihat pada
Lampiran LB2. Besarnya nilai tegangan pada joint-joint tersebut disajikan pada
Tabel 4.8 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Lentur dengan SAP-
2000, sebagai berikut :
Tabel 4.8 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Lentur
dengan SAP-2000.
Lapis Perkerasan Lentur
Reaksi Tegangan
Jarak x Tumpuan Tanah
Joint Load
(cm) Pegas Sub Grade
(Kg) (Kg/cm²)
25 Comb 1 0 16.1615 0.323
24 Comb 1 10 32.4521 0.325
135 Comb 1 20 32.6623 0.327
196 Comb 1 30 32.9700 0.330
257 Comb 1 40 33.3573 0.334
318 Comb 1 50 33.7778 0.338
379 Comb 1 60 34.1650 0.342
440 Comb 1 70 34.4475 0.344
501 Comb 1 80 34.5697 0.346
562 Comb 1 90 34.5110 0.345
623 Comb 1 100 34.2936 0.343
684 Comb 1 110 33.9750 0.340
745 Comb 1 120 33.6295 0.336
806 Comb 1 130 33.3278 0.333
867 Comb 1 140 33.1246 0.331
928 Comb 1 150 33.0532 0.331
989 Comb 1 160 33.1246 0.331
1050 Comb 1 170 33.3278 0.333
1111 Comb 1 180 33.6295 0.336
1172 Comb 1 190 33.9750 0.340
1233 Comb 1 200 34.2936 0.343
1294 Comb 1 210 34.5110 0.345
1355 Comb 1 220 34.5697 0.346
1416 Comb 1 230 34.4475 0.344
1477Comb 1 240 34.1650 0.342
1538 Comb 1 250 33.7778 0.338
1599 Comb 1 260 33.3573 0.334
1660 Comb 1 270 32.9700 0.330
1721 Comb 1 280 32.6623 0.327
1782 Comb 1 290 32.4521 0.325
1842 Comb 1 300 16.1615 0.323

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai tegangan tanah dasar perkerasan lentur
bervariasi mulai dari 0,323 Kg/cm2 sampai dengan 0,346 Kg/cm2. Nilai tegangan
maksimalnya adalah 0,346 Kg/cm2. Besarnya tegangan maksimal tanah dasar pada
tiap jarak x (m) arah bentang memendek disajikan pada Gambar 4.11 Tegangan
Tanah Dasar Perkerasan Lentur, seperti dibawah ini :
0.350

0.345
Tegangan (Kg/cm²

0.340

0.335

0.330

0.325

0.320
0 5 10 15 20 25 30

Jarak x 10 cm

Gambar 4.11 Tegangan Tanah Dasar Perkerasan Lentur dengan


SAP-2000

Berdasarkan Gambar 4.11 diketahui bahwa pola tegangan maksimal terjadi pada
jarak 80 cm dan jarak 220 cm. Sedangkan tegangan minimal terjadi pada jarak 0
cm dan 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa tegangan maksimal terjadi di pusat
beban maksimal yang bekerja diatas struktur perkerasan lentur dan tegangan
minimal terjadi didaerah yang tidak mengalami pembebanan.

3. Lendutan Maksimal
Besarnya nilai lendutan maksimal perkerasan lentur diambil pada joint-joint yang
mempunyai nilai lendutan maksimal yang terletak pada arah bentang memendek
dari perkerasan lentur. Nilai-nilai lendutan maksimal yang terdapat pada arah
bentang memendek perkerasan lentur terletak pada joint 31, 30, 138, 199, 260,
321, 382, 443, 504, 565, 626, 687, 748, 809, 870, 931, 992, 1053, 1114, 1175,
1236, 1297, 1358, 1419, 1480, 1541, 1602, 1663, 1724, 1785 dan 1845. Besarnya
nilai lendutan pada joint-joint tersebut disajikan pada Tabel 4.9 Tabel Nilai
Lendutan Perkerasan Lentur dengan SAP-2000, sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Tabel 4.9 Tabel Nilai Lendutan Perkerasan Lentur


dengan SAP-2000.
Lendutan Perkerasan Lentur
No
Joint Load U3 (cm)
1 25 Comb 1 -0.0733114
2 24 Comb 1 -0.0736042
3 135 Comb 1 -0.0740810
4 196 Comb 1 -0.0747789
5 257 Comb 1 -0.0756573
6 318 Comb 1 -0.0766110
7 379 Comb 1 -0.0774893
8 440 Comb 1 -0.0781301
9 501 Comb 1 -0.0784071
10 562 Comb 1 -0.0783674
11 623 Comb 1 -0.0777809
12 684 Comb 1 -0.0770584
13 745 Comb 1 -0.0762746
14 806 Comb 1 -0.0755904
15 867 Comb 1 -0.0751296
16 928 Comb 1 -0.0749676
17 989 Comb 1 -0.0751296
18 1050 Comb 1 -0.0755904
19 1111 Comb 1 -0.0762746
20 1172 Comb 1 -0.0770584
21 1233 Comb 1 -0.0777809
22 1294 Comb 1 -0.0782740
23 1355 Comb 1 -0.0784071
24 1416 Comb 1 -0.0781301
25 1477Comb 1 -0.0774893
26 1538 Comb 1 -0.0766110
27 1599 Comb 1 -0.0756573
28 1660 Comb 1 -0.0747789
29 1721 Comb 1 -0.0740810
30 1782 Comb 1 -0.0736042
31 1842 Comb 1 -0.0733114

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai lendutan maksimal yang terjadi pada
perkerasan lentur sangat bervariasi mulai dari 0,07331 cm sampai 0,07841 cm.
Nilai lendutan maksimal yang paling besar adalah 0,07841 cm. Pola jangkauan
lendutan yang terjadi nilainya relatif tidak merata. Hasil nilai lendutan dan gambar
pola lendutan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran LB1. Pola lendutan yang
terjadi pada joint-joint diatas dapat dilihat pada Gambar 4.12 Pola Diagram
commit to user
Lendutan Perkerasan Lentur dengan SAP-2000, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

-0.071
-0.072 0 5 10 15 20 25 30
-0.073

Lendutan (cm) -0.074


-0.075
-0.076
-0.077
-0.078
-0.079
-0.080
Jarak x 10 cm

Gambar 4.12 Pola Diagram Lendutan Perkerasan Lentur dengan


SAP-2000

Berdasarkan Gambar 4.12 diketahui bahwa pola lendutan maksimal terjadi pada
jarak 80 cm dan jarak 220 cm. Sedangkan lendutan minimal terjadi pada jarak 0
cm dan 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan maksimal terjadi di pusat
beban maksimal yang bekerja diatas struktur perkerasan lentur dan lendutan
minimal terjadi didaerah yang tidak mengalami pembebanan.

4.2.4.2 Struktur Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

A. Data Properti Material Struktur Perkerasan


Untuk melakukan analisa struktur perkerasan lentur dengan SAP-2000 diperlukan
adanya data properti dari material struktur perkerasan yang akan dianalisis. Data
properti material struktur perkerasan kaku berupa perkerasan beton yang akan
dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Material Perkerasan Beton


Mutu beton f’c= K.350 (350 Kg/cm2 untuk benda uji kubus 28 hari).
(290 Kg/cm2 untuk benda uji silinder 28 hari).
Mutu beton fs = fs.45 (45 Kg/cm2)
Mutu Baja = Baja tul.ulir U.32 fy = 3200 Kg/cm2
Baja tul.ulir U.32 fys = 0,5 x 3200 = 1600 Kg/cm2
Baja tul. polos U.24 fy = 2400 Kg/cm2
Baja tul.ulir U.24commit
fys = 0,5 x 2400 = 1200 Kg/cm2
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

 Berat Jenis Perkerasan Beton


Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981) besarnya nilai berat
jenis beton bertulang adalah 2,4 x 10-3 Kg/cm3.
 Massa Jenis Perkerasan Beton
Massa jenis beton bertulang yang dipakai dalam analisis ini diambil sebesar
2,448 x 10-6 Kg/cm3.
 Modulus Elastisitas Perkerasan Beton
Dengan mutu beton K.350 = 350 Kg/cm2 = 350 x 0,1 = 35 Mpa maka nilai
modulus elastisitas betonnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ec  4700x f ' c ( Mpa)
Ec  4700x 35
27.805,575
Ec  27.805,575 Mpa   278.055,75 Kg / cm 2
0,1
Sehingga modulus elastisitas perkerasan beton bertulang yang dipakai dalam
analisis ini diambil sebesar 278.055,75 Kg/cm2.
 Angka Poisson’s Ratio Perkerasan Beton
Angka Poisson’s Ratio beton bertulang yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 0,2.
 Modulus Geser (G) Perkerasan beton
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk perkerasan beton dapat dihitung
dengan memakai rumus :
Ec
G
2(1   )
dimana :
G = Modulus geser Perkerasan beton (Mpa)
Eac = Modulus elastisitas Perkerasan beton (Mpa)
 = angka poisson’s ratio Perkerasan beton

Dengan Ec = 27.805,575 Mpa dan angka poisson’s beton bertulang = 0,2


maka besarnya nilai modulus geser Perkerasan beton adalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

Ec
G
2(1   )
27.805,575
G
2 x(1  0,2)
27.805,575
G
2,4
11.585,656
G  11.585,656 Mpa   115.856,56 Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser perkerasan beton yang dipakai untuk
analisis diambil 115.856,56 Kg/cm2.
 Koefisien thermal expansion Perkerasan beton
Koefisien thermal expansion Perkerasan beton yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 9,9 10-6 Kg/cm2.

2. Material Wet Lean Concrete (WLC)


Mutu beton f’c= K.125 (125 Kg/cm2 untuk benda uji kudus 28 hari).
(105 Kg/cm2 untuk benda uji silinder 28 hari).
 Berat Jenis Wet Lean Concrete (WLC)
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981) besarnya nilai berat
jenis beton tidak bertulang adalah 2,2 x 10-3 Kg/cm3.
 Massa Jenis Wet Lean Concrete (WLC)
Massa jenis Wet Lean Concrete (WLC) yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 2,448 x 10-6 Kg/cm3.
 Modulus Elastisitas Wet Lean Concrete (WLC)
Dengan mutu beton K.125 = 125 Kg/cm2 = 125 x 0,1 = 12,5 Mpa maka nilai
modulus elastisitas betonnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ec  4700 x f ' c ( Mpa)
Ec  4700 x 12,5
16.617,009
Ec  16.617,009 Mpa   166.170,09 Kg / cm 2
0,1
Sehingga modulus elastisitas Wet Lean Concrete (WLC) yang dipakai dalam
analisis ini diambil sebesar 166.170,09 Kg/cm2.
 Angka Poisson’s Ratio Wet Lean Concrete (WLC)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

Angka Poisson’s Ratio beton bertulang yang dipakai dalam analisis ini
diambil sebesar 0,2.
 Modulus Geser (G) Wet Lean Concrete (WLC)
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk perkerasan beton dapat dihitung
dengan memakai rumus :
Ec
G
2(1   )
dimana :
G = Modulus geser Perkerasan beton (Mpa)
Eac = Modulus elastisitas Perkerasan beton (Mpa)
 = angka poisson’s ratio Perkerasan beton

Dengan Ec = 16.617,009 Mpa dan angka poisson’s beton bertulang = 0,2


maka besarnya nilai modulus geser Wet Lean Concrete (WLC) adalah sebagai
berikut :
Ec
G
2(1   )
16.617,009
G
2 x(1  0,2)
16.617,009
G
2,4
6.923,754
G  6.923,754 Mpa   69.237,54 Kg / cm 2
0,1
Jadi besarnya nilai modulus geser Wet Lean Concrete (WLC) yang dipakai
untuk analisis diambil 69.237,54 Kg/cm2.
 Koefisien thermal expansion Wet Lean Concrete (WLC)
Koefisien thermal expansion Wet Lean Concrete (WLC) yang dipakai dalam
analisis ini diambil sebesar 9,9 10-6 Kg/cm2.

3. Material Base Course


 Berat Jenis Lapisan Base Course
Lapisan Base Course berupa lapisan AC sehingga nilai berat jenis base course
diambil sama dengan lapisan wearing course yaitu sebesar 2,325 gram/cm3 =
2,325 x10-3 Kg/ cm3.
commit to user
 Modulus Elastisitas Lapisan Base Course
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

Besarnya nilai modulus elastisitas Lapisan Base Course dapat dicari dengan
pendekatan rumus sebagai berikut :
Mr  10xCBR
Berdasarkan data properties lapisan base course diketahui bahwa nilai CBR
dari uji DCP adalah rata-rata 50% sehingga nilai modulus elastisitas lapisan
base course adalah :
Mr  10 xCBR
Mr  10 x50%
Mr  500 Mpa.
Jadi besarnya modulus elastisitas Lapisan Base Course adalah sekitar 190
500
Mpa =  5000 Kg/cm2.
0.1
 Angka Poisson’s ratio Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai angka poisson’s ratio untuk Lapisan Base Course adalah
sekitar 0,35.
 Modulus Geser (G) Campuran Lapisan Base Course
Besarnya nilai Modulus Geser (G) untuk Lapisan Base Course) dapat
dihitung dengan memakai rumus :
E ac
G
2(1   )
500
G
2 x(1  0,35)
500
G
2,7
185,185
G  185,185 Mpa   1851,85 Kg / cm 2
0,1
Hasil rekapitulasi perhitungan data properti material struktur perkerasan lentur
selengkapnya adalah sebagai berikut :

LAPISAN PERKERASAN BETON


1. Berat jenis = 2,4 x 10-3Kg/cm3
2. Massa jenis = 2,448 x x 10-6Kg/cm3
3. Modulus elastisitas = 278.055,75 Kg/cm2
commit to user
4. Angka Poisson’s ratio = 0,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

5. Modulus Geser = 115.856,56 Kg/cm2.


6. Koefisien thermal expansion = 9,9 10-6 Kg/cm2.
LAPISAN WET LEAN CONCRETE
1. Berat jenis = 2,2 x 10-3Kg/cm3
2. Massa jenis = 2,448 x x 10-6Kg/cm3
3. Modulus elastisitas = 166.170,09 Kg/cm2
4. Angka Poisson’s ratio = 0,2
5. Modulus Geser = 69.237,54 Kg/cm2.
6. Koefisien thermal expansion = 9,9 10-6 Kg/cm2.
LAPISAN BASE COURSE
1. Berat jenis lapisan = 2,325 x 10-3 Kg/cm3
2. Modulus elastisitas = 5000 Kg/ cm2
3. Angka Poisson’s ratio = 0,35
4. Modulus Geser lapisan = 1851,85 Kg/cm2.
LAPISAN TANAH DASAR
Tanah dasar (subgrade) yang dipakai sebagai tumpuan lapisan perkerasan jalan
diasumsikan sebagai tumpuan elastis yang dimodelkan sebagai tumpuan pegas.
Nilai kekakuan pegas dihitung berdasarkan model tumpuan pegas seperti disajikan
pada Gambar 4.13 Model Tumpuan Pegas pada Perkerasan Kaku, dibawah ini :

Gambar 4.13 Model Tumpuan Pegas pada Perkerasan Kaku

B. Pemodelan Struktur
Data dimensi struktur perkerasan lentur yang ditinjau adalah :
commit to user
 Panjang perkerasan kaku = 6 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

 Lebar perkerasan kaku =3m


 Tebal perkerasan beton = 28 cm
 Tebal wet lean concrete = 10 cm
 Tebal Base Course = 10 cm
 Jumlah tumpuan pegas = 1891 bh
 Jarak antar tumpuan pegas = * Arah memanjang = 10 cm
* Arah melebar = 10 cm
 Modulus reaksi tanah dasar (ks) = 4,409 Kg/cm3.

Berdasarkan data-data tersebut diatas maka nilai-nilai dari kekakuan pegas


k1,k2,dan k3 dapat dihitung sebagai berikut :
 k1 = 5,00 x 5,00 x 4,409 = 110,225 Kg/cm’
 k2 = 5,00 x 10,00 x 4,409 = 220,45 Kg/cm’
 k3 = 10,00 x 10,00 x 4,409 = 440,9 Kg/cm’

Pemodelan struktur dari perkerasan lentur yang akan dianalisis dengan program
SAP-200 disajikan pada Gambar 4.14 Pemodelan Struktur Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000, sebagai berikut :

commit to user
64

Gambar 4.14 Pemodelan Struktur Perkerasan Kaku dengan SAP-2000


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

C. Hasil Analisa Struktur Perkerasan Kaku dengan SAP-2000

1. Momen Maksimal
Besaran nilai-nilai momen maksimal yang terjadi pada lapisan perkerasan lentur
ditampilkan pada Gambar 4.15 Diagram Momen Perkerasan Kaku dengan SAP-
2000, dibawah ini :

Gambar 4.15 Diagram Momen Perkerasan Kaku dengan SAP-2000


Berdasarkan Gambar 4.15 diketahui bahwa momen maksimal plat yang terjadi di
lapisan perkerasan kaku mulai pada lapisan yang paliang atas yaitu lapisan beton
semen sampai lapisan perkerasan kaku yang paling bawah yaitu lapisan base
course, nilai-nilai momen maksimalnya mengalami penurunan besaran momen
plat.

Besarnya momen maksimal plat yang terjadi pada lapisan bawah perkerasan
(lapisan base course) sangat bervariasi yaitu antara minus 1,469 Kg.cm hingga
plus 1,462 Kg.cm.

2. Tegangan Tanah Subgrade


Besarnya nilai tegangan tanah subgrade diambil pada joint-joint yang mempunyai
nilai tegangan maksimal yaitu pada arah bentang memendek plat yang terletak
dibawah beban sumbu roda belakang. Hasil gaya reaksi perletakan pegas
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran LC2. Nilai-nilai tegangan tanah
commit to user
subgrade maksimal yang terdapat pada arah bentang memendek plat terletak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

joint 28, 27, 136, 197, 258, 319, 380, 441, 502, 563, 624, 685, 746, 807, 868, 929,
990, 1051, 1112, 1173, 1173, 1234, 1295, 1356, 1417, 1478, 1539, 1600, 1661,
1722, 1783, dan 1844. Besarnya nilai tegangan pada joint-joint tersebut disajikan
pada Tabel 4.10 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Kaku dengan
SAP-2000, sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel Nilai Tegangan Tanah Subgrade Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000.
Lapis Perkerasan Kaku
Reaksi Tegangan
Jarak x Tumpuan Tanah
Joint Load
(cm) Pegas Sub Grade
(Kg) (Kg/cm²)
28 COMB1 0 14.1827 0.2837
27 COMB1 10 28.1506 0.2815
136 COMB1 20 28.0920 0.2809
197 COMB1 30 28.1164 0.2812
258 COMB1 40 28.1528 0.2815
319 COMB1 50 28.1871 0.2819
380 COMB1 60 28.2175 0.2822
441 COMB1 70 28.2404 0.2824
502 COMB1 80 28.2517 0.2825
563 COMB1 90 28.2497 0.2825
624 COMB1 100 28.2364 0.2824
685 COMB1 110 28.2164 0.2822
746 COMB1 120 28.1954 0.2820
807 COMB1 130 28.1777 0.2818
868 COMB1 140 28.1662 0.2817
929 COMB1 150 28.1622 0.2816
990 COMB1 160 28.1662 0.2817
1051 COMB1 170 28.1777 0.2818
1112 COMB1 180 28.1954 0.2820
1173 COMB1 190 28.2164 0.2822
1234 COMB1 200 28.2364 0.2824
1295 COMB1 210 28.2497 0.2825
1356 COMB1 220 28.2517 0.2825
1417 COMB1 230 28.2404 0.2824
1478 COMB1 240 28.2175 0.2822
1539 COMB1 250 28.1871 0.2819
1600 COMB1 260 28.1528 0.2815
1661 COMB1 270 28.1164 0.2812
1722 COMB1 280 28.0920 0.2809
1783 COMB1 290 28.1506 0.2815
1844 COMB1 300commit to
14.1827
user 0.2837
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa tegangan tanah dasar perkerasan kaku
bervariasi antara 0,2809 Kg/cm2 sampai dengan 0,2837 Kg/cm2 . Nilai tegangan
maksimumnya adalah 0,2837 Kg/cm2. Besarnya tegangan maksimal tanah dasar
pada tiap jarak x (m) arah bentang memendek disajikan pada Gambar 4.16
Tegangan Tanah Dasar Perkerasan Kaku dengan SAP-2000, seperti dibawah ini :

0.2840
0.2835
Tegangan (Kg/cm²)

0.2830
0.2825
0.2820
0.2815
0.2810
0.2805
0 5 10 15 20 25 30
Jarak x 10 cm

Gambar 4.16 Tegangan Tanah Dasar Perkerasan Kaku dengan


SAP-2000

Berdasarkan Gambar 4.16 diketahui bahwa pola tegangan maksimal terjadi pada
jarak 0 cm dan jarak 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa tegangan maksimal
terjadi di daerah yang memiliki nilai kekakuan pegas paling kecil sedangkan
tegangan minimal terjadi didaerah yang memiliki nilai kekakuan besar yang
terletak diantara beban roda yang bekerja pada struktur perkerasan kaku. Nilai
kekakuan pegas merepresentasikan massa tanah dasar yang berfungsi sebagai
tumpuan yang bersifat elastis dari struktur perkerasan kaku.

3. Lendutan Maksimal
Besarnya nilai lendutan maksimal perkerasan kaku diambil pada joint-joint yang
mempunyai nilai lendutan maksimal yang terletak pada arah bentang memendek
dari perkerasan kaku. Nilai-nilai lendutan maksimal yang terdapat pada arah
bentang memendek perkerasan lentur terletak pada joint 28, 27, 136, 197, 258,
319, 380, 441, 502, 563, 624, 685, 746, 807, 868, 929, 990, 1051, 1112, 1173,
1173, 1234, 1295, 1356, 1417, 1478, 1539, 1600, 1661, 1722, 1783, dan 1844.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

Besarnya nilai lendutan pada joint-joint tersebut disajikan pada Tabel 4.11 Tabel
Nilai Lendutan Subgrade Perkerasan Kaku dengan SAP-2000, sebagai berikut :

Tabel 4.11 Tabel Nilai Lendutan Subgrade


Perkerasan Kaku dengan SAP-2000
Lendutan Perkerasan Kaku
No
Joint Load U3 (cm)
1 28 Comb 1 -0.0643
2 27Comb 1 -0.0638
3 136 Comb 1 -0.0637
4 197 Comb 1 -0.0638
5 258 Comb 1 -0.0639
6 319 Comb 1 -0.0639
7 380 Comb 1 -0.0640
8 441 Comb 1 -0.0641
9 502 Comb 1 -0.0641
10 563 Comb 1 -0.0641
11 624Comb 1 -0.0640
12 685 Comb 1 -0.0640
13 746 Comb 1 -0.0639
14 807 Comb 1 -0.0639
15 868 Comb 1 -0.0639
16 929 Comb 1 -0.0639
17 990 Comb 1 -0.0639
18 1051 Comb 1 -0.0639
19 1112 Comb 1 -0.0639
20 1173 Comb 1 -0.0640
21 1234 Comb 1 -0.0640
22 1295 Comb 1 -0.0641
23 1356 Comb 1 -0.0641
24 1417 Comb 1 -0.0641
25 1478Comb 1 -0.0640
26 1539 Comb 1 -0.0639
27 1600 Comb 1 -0.0639
28 1661 Comb 1 -0.0638
29 1722 Comb 1 -0.0637
30 1783 Comb 1 -0.0638
31 1844 Comb 1 -0.0643
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai lendutan maksimal yang terjadi
pada perkerasan kaku relatif merata mulai dari 0,0637 cm sampai 0,0643 cm.
Nilai lendutan maksimal yang paling besar adalah 0,0643 cm. Pola jangkauan
lendutan yang terjadi nilainya relatif merata. Hasil nilai lendutan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran LC1. Pola lendutan yang terjadi pada joint-joint
diatas dapat dilihat pada Gambar 4.17 Pola Diagram Lendutan Perkerasan Kaku
dengan SAP-2000, sebagai berikut :

-0.0636
0 5 10 15 20 25 30
-0.0637

-0.0638
Lendutan (Cm)

-0.0639

-0.0641

-0.0642

-0.0643

-0.0645
Jarak x 10 cm

Gambar 4.17 Pola Diagram Lendutan Perkerasan Kaku


dengan SAP-2000

Berdasarkan Gambar 4.17 diketahui bahwa pola lendutan maksimal terjadi pada
jarak 0 cm dan jarak 300 cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan maksimal
terjadi di daerah yang memiliki nilai kekakuan pegas paling kecil diantara nilai
kekakuan pegas lainnya. Nilai lendutan minimal terjadi pada jarak 20 cm dan 280
cm. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan minimal cenderung terjadi di daerah
yang memiliki nilai kekakuan pegas besar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

4.3 Evaluasi Hasil Analisis Struktur Perkerasan pada


Pelaksanaan Rehabilitasi Ruas Jala Lingkau Utara Sragen
4.3.1 Evaluasi Hasil Analisa Struktur Perkerasan dengan SAP-2000
Evaluasi output analisis struktur perkerasan lentur dan perkerasan kaku dilakukan
dengan cara membandingkan hasil output analisis yang terdiri dari besaran
momen,tegangan dan lendutan yang terjadi di lapisan subgrade dari kedua
struktur perkerasan tersebut yang analisisnya dihitung dengan program SAP-2000.
Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada sub bab 4.2.4.1 dan sub bab
4.2.4.2, maka hasil evalusi analisis struktur perkerasan lentur dan struktur
perkerasan kaku disajikan sebagai berikut :

4.3.1.1 Evaluasi Momen Struktur Perkerasan Lentur dan Struktur


Perkerasan Kaku dengan SAP-2000
Momen pada struktur perkerasan merupakan besaran gaya dalam yang dihasilkan
dari beban kerja yang bekerja diatas struktur perkerasan. Momen yang terjadi
pada struktur perkerasan memberikan gambaran tentang besaran nilai-nilai
momen yang terjadi pada tiap lapis perkerasan yang dapat berpengaruh terhadap
kekuatan dari struktur perkerasan itu sendiri.

Gambaran besaran momen yang terjadi pada struktur perkerasan lentur dan
struktur perkerasan kaku yang dianalisis ditampilkan pada Gambar 4.18
Perbandingan Momen Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku dengan SAP-2000,
sebagai berikut :

Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

Gambar 4.18 Perbandingan Momen Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku


dengan SAP-2000
Berdasarkan Gambar 4.18, hasil evaluasi perbandingan struktur perkerasan lentur
dan struktur perkerasan kaku disajikan pada Tabel. 4.12 Hasil Evaluasi Analisis
Momen Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku, sebagai berikut :
Tabel. 4.12 Hasil Evaluasi Analisis Momen Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku

Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi


Struktur Perkerasan Kaku Struktur Perkerasan Lentur
1. Momen maksimal terjadi pada lapis 1. Momen maksimal terjadi pada lapis
struktur perkerasan paling atas yaitu struktur perkerasan paling bawah yaitu
PBS. base course.
2. Nilai momen maksimal yang terjadi 2. Nilai momen maksimal yang terjadi
dilapis perkerasan paling bawah adalah dilapis perkerasan paling bawah adalah
1,462 Kg.cm. 48,830 Kg.cm.
3. Dari gambaran bidang momennya 3. Dari gambaran bidang momennya
diketahui bahwa struktur perkerasan PBS diketahui bahwa lapisan struktural
berfungsi sebagai lapisan struktural yang terjadi pada lapisan base course yang
memikul beban yang bekerja diatasnya terletak tepat diatas lapisan subgrade
sehingga lapisan subgrade perkerasan sehingga lapisan subgrade perkerasan
dapat dilindungi dengan baik. kurang dapat dilindungi dengan baik.

Berdasarkan hasil evaluasi pada tabel 4.12, diketahui bahwa struktur perkerasan
kaku memiliki keunggulan yang lebih baik dari pada struktur perkerasan lentur
dalam hal melindungi lapisan subgrade.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

4.3.1.2 Evaluasi Tegangan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku pada


Tanah Dasar dengan SAP-2000
Tegangan pada tanah dasar perkerasan adalah kekuatan tanah dasar untuk
menopang struktur perkerasan beserta gaya-gaya dan beban yang bekerja
diatasnya dalam keadaan elastis. Daya dukung tanah ultimit pada tanah dasar
struktur perkerasan menggambarkan tentang batas kritis tegangan yang ditopang
oleh tanah dasar struktur perkerasan dalam keadaan masih elastis, sehingga
apabila tegangan ultimit ini sudah dilampaui maka tanah dasar struktur perkerasan
sudah dalam keadaan plastis sehingga dianggap tidak kuat dalam mendukung
struktur perkerasan yang ada diatasnya. Dengan demikian desain struktur
perkerasan tersebut dianggap tidak layak.

Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa daya dukung tanah dasar ultimit
struktur perkerasan adalah 3 Kg/cm2. Evaluasi tegangan yang terjadi pada tanah
dasar dibawah struktur perkerasan lentur dan struktur perkerasan kaku disajikan
pada Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000 dan Gambar 4.19 Diagram Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, sebagai berikut :

Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000
Tegangan Tegangan Angka Keamanan (FK) Hasil Analisis
Jarak (Kg/cm2) (Kg/cm2) Tegangan Ijin P. Lentur P.Kaku P.Lentur P.Kaku
(cm)
P. Lentur P.Kaku (Kg/cm2)
0 0.3232 0.2837 34.10 38.86 Aman Aman
10 0.3245 0.2815 33.97 39.16 Aman Aman
20 0.3266 0.2809 33.75 39.24 Aman Aman
30 0.3297 0.2812 33.43 39.20 Aman Aman
40 0.3336 0.2815 33.04 39.15 Aman Aman
50 0.3378 0.2819 32.63 39.10 Aman Aman
60 0.3417 0.2822 32.26 39.06 Aman Aman
70 0.3445 0.2824 32.00 39.03 Aman Aman
80 0.3457 0.2825 31.88 39.02 Aman Aman
3
90 0.3451 0.2825 31.94 39.02 Aman Aman
100 0.3429 0.2824 32.14 39.04 Aman Aman
110 0.3398 0.2822 32.44 39.06 Aman Aman
120 0.3363 0.2820 32.78 39.09 Aman Aman
130 0.3333 0.2818 33.07 39.12 Aman Aman
140 0.3312 0.2817 33.28 39.13 Aman Aman
150 0.3305 0.2816 33.35 39.14 Aman Aman
160 0.3312 0.2817 commit to user33.28 39.13 Aman Aman
170 0.3333 0.2818 33.07 39.12 Aman Aman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

Tabel 4.13 Evaluasi Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000 (Lanjutan)
180 0.3363 0.2820 32.78 39.09 Aman Aman
190 0.3398 0.2822 32.44 39.06 Aman Aman
200 0.3429 0.2824 32.14 39.04 Aman Aman
210 0.3451 0.2825 31.94 39.02 Aman Aman
220 0.3457 0.2825 31.88 39.02 Aman Aman
230 0.3445 0.2824 32.00 39.03 Aman Aman
240 0.3417 0.2822 3 32.26 39.06 Aman Aman
250 0.3378 0.2819 32.63 39.10 Aman Aman
260 0.3336 0.2815 33.04 39.15 Aman Aman
270 0.3297 0.2812 33.43 39.20 Aman Aman
280 0.3266 0.2809 33.75 39.24 Aman Aman
290 0.3245 0.2815 33.97 39.16 Aman Aman
300 0.3232 0.2837 34.10 38.86 Aman Aman

0.400
0.390
0.380
0.370
0.360
Tegangan (Kg/cm²)

0.350
0.340
0.330
0.320
0.310 P.Kaku
0.300
0.290 P. Lentur
0.280
0.270
0.260
0.250
0.240
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Jarak x 10 cm

Gambar 4.19 Diagram Tegangan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000

Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.19 maka hasil evaluasi tegangan antara
struktur perkerasan kaku dan perkerasan lentur disajikan pada Tabel. 4.14 Hasil
Evaluasi Analisis Tegangan Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, dibawah ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

Tabel. 4.14 Hasil Evaluasi Analisis Tegangan Struktur Perkerasan Lentur dan
Kaku pada Tanah Dasar dengan SAP-2000
Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi
Struktur Perkerasan Lentur Struktur Perkerasan Kaku
1. Tegangan maksimal yang terjadi pada 1. Tegangan maksimal yang terjadi pada
tanah dasar adalah 0,346 Kg/cm2. tanah dasar adalah 0,284 Kg/cm2.
2. Angka keamanan daya dukung tanah 2. Angka keamanan daya dukung tanah
dasarnya antara 31-34. dasarnya rata-rata 38-39.
3. Pola distribusi tegangan relatif tidak 3. Pola distribusi tegangan relatif merata.
merata. 4. Tanah dasar kuat dan aman dalam
4. Tanah dasar kuat dan aman dalam mendukung struktur perkerasan yang
mendukung struktur perkerasan yang ada diatasnya.
ada diatasnya.

Berdasarkan hasil evaluasi pada Tabel. 4.14 diatas, dapat disimpulkan bahwa
tanah dasar yang berada dibawah kedua struktur perkerasan tersebut masih aman
dan kuat dalam mendukung struktur perkerasan yang berada diatasnya. Sehingga
kedua jenis struktur perkerasan tersebut layak desain untuk diterapkan.

4.3.1.3 Evaluasi Deformasi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku pada


Tanah Dasar dengan SAP-2000

Deformasi atau lendutan yang terjadi pada tanah dasar memberikan gambaran
mengenai perubahan bentuk dari suatu struktur perkerasan dalam keadaan elastis.
Lendutan ijin merupakan batas kritis lendutan yang terjadi pada suatu struktur
perkerasan dalam keadaan masih elastis, sehingga apabila lendutan ijin sudah
dilampaui maka struktur perkerasan tersebut dianggap gagal secara struktural dan
tidak layak desain.

Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa lendutan yang diijinkan terjadi


pada tanah dasar struktur perkerasan adalah 2,1 cm. Evaluasi besaran lendutan
yang terjadi pada tanah dasar dibawah struktur perkerasan lentur dan struktur
perkerasan kaku disajikan pada Tabel 4.15 Evaluasi Lendutan Struktur Perkerasan
pada Tanah Dasar dengan SAP-2000 dan Gambar 4.20 Diagram Lendutan
Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan SAP-2000, sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

Tabel 4.15 Evaluasi Lendutan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar dengan
SAP-2000
Angka Keamanan
P. Lentur P. Kaku Hasil Analisis
Jarak Lendutan (FK)
(cm) Lendutan Lendutan ijin P. Lentur P.Kaku P.Lentur P.Kaku
(cm) (cm) (cm)
0 -0.0733 -0.0643 34.10 38.86 Aman Aman
10 -0.0736 -0.0638 33.97 39.16 Aman Aman
20 -0.0741 -0.0637 33.75 39.24 Aman Aman
30 -0.0748 -0.0638 33.43 39.20 Aman Aman
40 -0.0757 -0.0639 33.04 39.15 Aman Aman
50 -0.0766 -0.0639 32.63 39.10 Aman Aman
60 -0.0775 -0.0640 32.26 39.06 Aman Aman
70 -0.0781 -0.0641 32.00 39.03 Aman Aman
80 -0.0784 -0.0641 31.88 39.02 Aman Aman
90 -0.0784 -0.0641 31.90 39.02 Aman Aman
100 -0.0778 -0.0640 32.14 39.04 Aman Aman
110 -0.0771 -0.0640 32.44 39.06 Aman Aman
120 -0.0763 -0.0639 32.78 39.09 Aman Aman
130 -0.0756 -0.0639 33.07 39.12 Aman Aman
140 -0.0751 -0.0639 33.28 39.13 Aman Aman
2,1
150 -0.0750 -0.0639 33.35 39.14 Aman Aman
160 -0.0751 -0.0639 33.28 39.13 Aman Aman
170 -0.0756 -0.0639 33.07 39.12 Aman Aman
180 -0.0763 -0.0639 32.78 39.09 Aman Aman
190 -0.0771 -0.0640 32.44 39.06 Aman Aman
200 -0.0778 -0.0640 32.14 39.04 Aman Aman
210 -0.0783 -0.0641 31.94 39.02 Aman Aman
220 -0.0784 -0.0641 31.88 39.02 Aman Aman
230 -0.0781 -0.0641 32.00 39.03 Aman Aman
240 -0.0775 -0.0640 32.26 39.06 Aman Aman
250 -0.0766 -0.0639 32.63 39.10 Aman Aman
260 -0.0757 -0.0639 33.04 39.15 Aman Aman
270 -0.0748 -0.0638 33.43 39.20 Aman Aman
280 -0.0741 -0.0637 33.75 39.24 Aman Aman
290 -0.0736 -0.0638 33.97 39.16 Aman Aman
300 -0.0733 -0.0643 34.10 38.86 Aman Aman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

-0.053
-0.055 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
-0.057
-0.059
-0.061
-0.063
Lendutan (cm)

-0.065
-0.067
P. Lentur
-0.069
-0.071 P. Kaku
-0.073
-0.075
-0.077
-0.079
-0.081
-0.083
-0.085
Jarak x 10 cm

Gambar 4.20 Diagram Lendutan Struktur Perkerasan pada Tanah Dasar


dengan SAP-2000

Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.20 maka hasil evaluasi lendutan antara
struktur perkerasan kaku dan perkerasan lentur disajikan pada Tabel. 4.16 Hasil
Evaluasi Analisis Lendutan Struktur Perkerasan Lentur dan Kaku pada Tanah
Dasar dengan SAP-2000, sebagai berikut :

Tabel. 4.16 Hasil Evaluasi Analisis Lendutan Struktur Perkerasan Lentur dan
Kaku pada Tanah Dasar dengan SAP-2000
Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi
Struktur Perkerasan Lentur Struktur Perkerasan Kaku
1. Lendutan maksimal yang terjadi pada 1. Lendutan maksimal yang terjadi pada
tanah dasar adalah 0,078 cm. tanah dasar adalah 0,064 cm.
2. Angka keamanan lendutan antara 31-34. 2. Angka keamanan lendutan antara
3. Pola distribusi lendutan relatif tidak 38-39.
merata/tidak seragam. 3. Pola distribusi lendutan relatif
4. Lendutan yang terjadi masih dalam merata/seragam.
batas yang diijinkan dan aman. 4. Lendutan yang terjadi masih dalam
batas yang diijinkan dan aman.

Berdasarkan hasil evaluasi pada Tabel. 4.16 diatas, dapat disimpulkan bahwa
lendutan yang terjadi pada struktur perkerasan tersebut belum melampaui batas
yang diijinkan sehingga masih aman. Dengan demikian kedua jenis struktur
perkerasan tersebut layak desain untuk diterapkan.
commit to user

Anda mungkin juga menyukai