F11aut PDF
F11aut PDF
SKRIPSI
Oleh:
AGUNG UTOMO
F34070012
ABSTRACT
The objectives of this research is to find the best parameters value for designing basin,
mixing and aeration system, to optimize the process design and process controls, to simulate activated
sludge process that consists of the BOD removal only, BOD removal with nitrification, Biological
nitrogen removal for anoxic/aerobik process, and Biological phosphorus removal, using a computation
model of activated sludge process based on UML (Unified Modeling Language). The calculated data
was analyzed by using calculation of each process at activated sludge process. Activated sludge
process design covers determination of the aeration basin volume, the amount of sludge production,
the amount of oxygen needed, and the efluen concentration. The computation model of activated
sludge process consists of BOD removal only, BOD removal with nitrification, biological nitrogen
removal for anoxic/aerobik process, and biological phosphorus removal.
Keyword : Unified modeling language, activated sludge model, object oriented system, agro industrial
wastewater treatment.
ii
AGUNG UTOMO. F34070012. Pemodelan Kuantitatif Berbasis UML (Unified Modeling
Language) Proses Lumpur Aktif Untuk Penanganan Limbah Cair Agroindustri . Di bawah
bimbingan Suprihatin dan Taufik Djatna. 2011.
RINGKASAN
Proses lumpur aktif adalah proses dengan metode aerobik yang dapat mengolah berbagai
jenis limbah. Lumpur aktif merupakan suatu padatan organik yang telah mengalami peruraian secara
hayati sehingga terbentuk biomassa yang aktif dan mampu meyerap partikel serta merombaknya dan
kemudian membentuk massa yang mudah mengendap dan atau menyerap sebagai gas. Proses
penggunaan lumpur aktif adalah dengan menambahkan air limbah pada tangki aerasi dengan tujuan
memperbanyak jumlah bakteri agar proses biologi berjalan secara cepat. Proses lumpur aktif dapat
memungkinkan pemanfaatan dari skala kecil hingga skala besar, dapat mengeliminasi bahan organik,
dicapainya oksidasi dan nitrifikasi, proses nitrifikasi secara biologis tanpa menambahkan bahan kimia,
eliminasi fosfor biologis, pemisahan padatan/cairan, stabilisasi lumpur, mampu mengurangi padatan
tersuspensi sebesar 97%, dan proses lumpur aktif merupakan proses pengolahan air limbah yang
paling banyak digunakan.
Proses lumpur aktif yang akan dimodelkan yaitu perancangan proses dan simulasi proses.
Perancangan proses terdiri dari penyisihan BOD, penyisihan BOD-nitrifikasi, penyisihan nitrogen,
dan penyisihan fosfor secara biologis. Pemodelan proses lumpur aktif bertujuan untuk memungkinkan
pengguna (staf pengolahan limbah cair) untuk menghitung konstruksi yang tepat sesuai air limbah
yang dihasilkan oleh industri. Data dihitung dengan menggunakan acuan perhitungan perancangan
proses lumpur aktif. Perancangan proses lumpur aktif dilakukan untuk menentukan: volume tangki
aerasi, jumlah produksi lumpur, jumlah oksigen yang dibutuhkan, dan konsentrasi efluen. Program
pemodelan proses lumpur aktif yang akan dihasilkan diberi nama Activatedsludge.0.1.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari nilai parameter terbaik untuk konstruksi kolam
aerasi, kondisi pencampuran dan sistem aerasi, mengoptimalkan proses desain dan proses kontrol,
untuk mensimulai desain proses lumpur aktif yang terdiri dari penyisihan BOD, penyisihan BOD-
nitrifikasi , nitrogen removal secara biologis (proses anoksik / aerobik), dan penyisihan fosfor secara
biologis, dengan sebuah model komputasi proses lumpur aktif berbasis UML (Unified Modeling
Language).
Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini, adalah dengan pendekatan
kuantitatif (solusi analitik) dan pengembangan sistem berorientasi objek. Pengembangan sistem
berorientasi objek menggunakan Unified Modeling Languange (UML). UML adalah bahasa visual
yang menyediakan cara bagi orang untuk menganalisis dan mendesain sebuah sistem berorientasi
obyek yang bertujuan untuk menvisualisasi, konstruksi, dan dokumentasi proses pembuatan sistem.
Solusi analitik yang dimaksud adalah pengembangan dengan metode matematika. Perumusan dalam
perancangan proses menggunakan acuan perhitungan proses lumpur aktif yang telah ada. Pada
perancangan sistem berdasarkan UML , terdapat empat diagram pemodelan sistem yaitu : Use case
diagram (diagram kasus), Activity diagram (diagram aktivitas), Statechart diagram (diagram
keadaan), dan Class diagram (diagram kelas).
Proses perhitungan yang akan dihitung salah satunya adalah proses penyisihan BOD. Untuk
melakukan proses perhitungan, data yang menjadi nilai input perhitungan harus diketahui terlebih
dahulu, data tersebut adalah data karakteristik air limbah, jumlah debit limbah, dan koefisien
perhitungan. Data yang digunakan merupakan karakteristik air limbah dari pabrik Industri kelapa
sawit PT.Perkebunan Nusantara I, Aceh Tamiang. Debit limbah yang dihasilkan yaitu 1000 m 3/hari.
iii
Berdasarkan nilai debit limbah, maka konstruksi proses penyisihan BOD yang tepat untuk volume
tangki aerasi yaitu sebesar 5000 m3, dengan total produksi lumpur 31541.78 kg/hari dan oksigen yang
dibutuhkan untuk proses sebesar 772 kg/jam, untuk kualitas efluen, konsentrasi yang di dapatkan
adalah 1.8 mg bCOD/L dan 9.9 mg BOD/L.
Pada perhitungan simulasi model proses lumpur aktif, simulasi dilakukan terhadap nilai laju
alir lumpur yang akan dibuang (Qw), laju alir lumpur aktif yang akan diproses kembali (Qr) dan
konsentrasi lumpur yang akan dikembalikan ke dalam proses (Xr). Berdasarkan simulasi pada nilai
Qw diketahui bahwa, perubahan nilai Qw mempengaruhi perubahan waktu keseluruhan proses (solids
retention time/SRT), perubahan nilai SRT akan mengakibatkan perubahan konsentrasi yang dihasilkan
pada efluen (Se) dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses (Ro). Pada simulasi nilai Qr,
perubahan nilai Qr mempengaruhi perubahan nilai Xr, perubahan nilai Xr akan mempengaruhi nilai
Qw dan nilai laju alir limbah efluen atau output (Qe). Pada simulasi nilai Xr, perubahan nilai Xr
mempengaruhi nilai Qr,Qw, dan Qe .
Beberapa kelebihan dari perancangan sistem berbasis UML ini antara lain, perancangan
sistem lebih terstruktur,pembagian dan pengolahan database lebih cepat. Selain itu juga lebih efisien
dalam implementasi ke pemrograman sehingga memudahkan dalam proses pemodelan.
Pengembangan lebih lanjut terhadap program ActivatedSludge.0.1 perlu dilakukan untuk
menyempurnakan paket program, sehingga pengguna akan semakin dipermudah dalam melakukan
menghitung pada proses perhitungan penanganan limbah cair agroindustri dengan proses lumpur aktif.
iv
PEMODELAN KUANTITATIF BERBASIS UML (UNIFIED
MODELING LANGUAGE) PROSES LUMPUR AKTIF UNTUK
PENANGANAN LIMBAH CAIR AGROINDUSTRI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AGUNG UTOMO
F34070012
v
Judul Skripsi : Pemodelan Kuantitatif Berbasis UML (Unified Modeling
Language) Proses Lumpur Aktif Untuk
Penanganan Limbah Cair Agroindustri.
Nama : Agung Utomo
NIM : F34070012
Menyetujui,
Mengetahui:
Ketua Departemen,
(Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti)
NIP 19621009 198903 2 001
Tanggal Lulus :
vi
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Pemodelan
Kuantitatif Berbasis UML (Unified Modeling Language) Proses Lumpur Aktif Untuk
Penanganan Limbah cair agroindustri adalah hasil karya saya sendiri, dengan arahan dosen
pembimbing. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Agung Utomo
F3470012
vii
© Hak cipta milik Agung Utomo, tahun 2011
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tampa izin tertulis dari Institu Pertanian
Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi,
mikrofilm, dan sebagainya
viii
BIODATA PENULIS
Agung Utomo. Lahir di Banda Aceh, 19 Agustus 1989 dari ayah Cipta Hunai
dan ibu Herna Lidaiti, sebagai putra ketiga dari tiga bersaudara. Penulis
menamatkan SMA pada tahun 2007 dari SMA Negeri 1 Sabang, Aceh dan
pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB. Penulis memilih Program Studi Teknologi Industri Pertanian,
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakulatas Teknologi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan termasuk
menjadi asisten mata kuliah dasar-dasar komunikasi pada tahun 2009 dan
menjadi asisten mata kuliah penerapan komputer pada tahun 2008. Pada tahun 2007 menjadi anggota
PASKIBRA (Pasukan pengibar bendera merah putih ) IPB. Pada tahun 2011 mengikuti lomba Pekan
Karya Mahasiswa Kewirausahaan IPB dan lolos pada tahap pertama. Penulis melaksanakan Praktik
Lapangan pada tahun 2010 di Pabrik Kelapa Sawit, PT. Perkebunan Nusantara I Aceh Tamiang, Aceh.
Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pemodelan Kuantitatif Berbasis UML (Unified
Modeling Language) Proses Lumpur Aktif Untuk Penanganan Limbah Cair Agroindustri” untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Suprihatin. dan
Dr.Eng. Taufik Djatna, STP, M.Si.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karunia-Nya sehingga skripsi ini
berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul “Pemodelan Kuantitatif Berbasis UML (Unified
Modeling Language) Proses Lumpur Aktif Untuk Penanganan Limbah Cair Agroindustri”
dilaksanakan di Bogor sejak bulan Februari sampai Mei 2009.
Dengan telah selesainya penenlitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Suprihatin atas saran dan bantuan moril yang diberikan selaku dosen pebimbing
utama.
2. Dr.Eng. Taufik Djatna, S.TP, MSi atas saran selaku dosen pebimbing kedua dan telah
mengajarkan tentang disiplin waktu, serta keefektifan dan keefisienan dalam melakukan
suatu pekerjaan.
3. Andes Ismayana, S.TP, MT yang telah memberikan masukan selaku penguji pada ujian
skripsi.
4. PT Perkebunan Nusantara I, pabrik kelapa sawit, Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang,
Nanggroe Aceh Darussalam.
5. Orang tua yang selama ini tanpa henti memberikan semangat,dukungan, dan doa.
6. Ismawarni, Asisten laboraturium PKS dan PIS PTPN-I Tanjung Seumantoh yang telah
banyak membantu, mengajari tentang pengolahan limbah cair.
7. Teguh A.S, Triyoda A, Muhammad Iqbal A.W, yang telah menjadi rekan selama penelitian
di laboraturium komputer TIN.
8. Sahabat-sahabat TIN44 yang telah memberikan masukan tentang desain model perangkat
lunak.
9. Serta semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang
nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pertanian khususnya bidang
teknologi manajemen lingkungan industri pertanian.
x
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lumpur Aktif ................................................................................................................ 3
2.1.1. Penyisihan BOD (Biological Oxygen Demand) ................................................ 4
2.1.2. Penyisihan Nitrogen .......................................................................................... 5
2.1.3. Penyisihan Fosfor .............................................................................................. 5
2.2. Analisis Dan Desain Berbasis Objek ............................................................................. 6
2.3. Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... 8
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Konsep Pemodelan Proses Lumpur aktif ....................................................................... 9
3.2. Studi Literatur ............................................................................................................. 10
3.2.1. Penyisihan BOD .............................................................................................. 12
3.2.2. Penyisihan Nitrogen ........................................................................................ 22
3.2.3. Penyisihan Fosfor ............................................................................................ 24
3.3. Analisis Komponen dan Desain Model ....................................................................... 26
3.3.1. Analisis Komponen model .............................................................................. 26
3.3.2. Desain Model .................................................................................................. 28
3.4 Implementasi Model ..................................................................................................... 28
3.5 Analisis Hasil Perhitungan............................................................................................ 29
3.6 Verifikasi Model ........................................................................................................... 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Komponen Model ........................................................................................... 30
4.1.1 Deskripsi Model ................................................................................................. 30
4.1.2 Konfigurasi Model ............................................................................................. 30
4.1.3 Kebutuhan Fungsional Model ............................................................................ 30
4.2. Desain Model Berbasis UML (Unified modeling language)......................................... 31
4.2.1. Diagram Kasus (Usecase Diagram) .................................................................. 31
4.2.2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) .............................................................. 34
4.2.3. Diagram Keadaan (Statechart Diagram)........................................................... 36
4.2.4. Diagram Kelas (Class Diagram) ....................................................................... 38
4.2.5. Desain Basis Data ............................................................................................. 39
4.3. Implementasi Model ..................................................................................................... 41
4.3.1. Model Desain Perangkat Lunak ........................................................................ 43
4.3.2. Desain Struktur Perangkat Lunak ..................................................................... 43
xi
4.4. Analisis Hasil Perhitungan ............................................................................................ 48
4.4.1. Perhitungan Perancangan Proses ....................................................................... 48
4.4.2. Perhitungan Simulasi ........................................................................................ 56
4.5.Verifikasi Model ............................................................................................................ 62
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 66
5.2. SARAN ......................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 67
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 69
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Unit-unit dalam perhitungan ........................................................................................... 11
Tabel 2. Koefisien a dan b untuk perhitungan pada proses sedimentasi primer. ........................... 21
Tabel 3. Nilai karakteristik air limbah PTPN-I Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang. .................. 49
Tabel 4. Koefisien kinetik lumpur aktif untuk bakteri heterotrofik pada suhu 20 0C ..................... 49
Tabel 5. Koefisien kinetik proses nitrifikasi lumpur aktif pada suhu 200C ................................... 49
Tabel 6. Karakteristik air limbah pada stasiun perebusan (PTPN I Tanjung Seumantoh,
Aceh Taminang). ............................................................................................................. 50
Tabel 7. Hasil perhitungan penyisihan BOD dan penyisihan BOD-nitrifikasi .............................. 50
Tabel 8. Nilai koefisien biokinetik untuk kurva perancangan SDNRb .......................................... 53
Tabel 9. Hasil perhitungan penyisihan nitrogen proses lumpur aktif. ........................................... 54
Tabel 10. Hasil perhitungan penyisihan fosfor proses lumpur aktif .............................................. 55
Tabel 11. Simulasi waktu keseluruhan proses (SRT). ................................................................... 57
Tabel 12. Simulasi nilai laju alir lumpur yang menjadi buangan dari proses lumpur aktif ........... 58
Tabel 13. Simulasi nilai konsentrasi lumpur yang diproses kembali ............................................ 59
Tabel 14. Simulasi nilai laju alir lumpur yang diproses kembali. ................................................. 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram alir proses lumpur aktif ................................................................................. 4
Gambar 2. Diagram alir proses penyisihan nitrogen ...................................................................... 5
Gambar 3. Diagram alir proses penyisihan fosfor .......................................................................... 6
Gambar 4. Diagram –diagram pemodelan sistem pada UML ........................................................ 7
Gambar 5. Tahapan proses perhitungan pada pemodelan lumpur aktif. ........................................ 9
Gambar 6. Metode pengembangan model proses lumpur aktif ..................................................... 10
Gambar 7. Skema proses lumpur aktif penyisihan BOD............................................................... 12
Gambar 8. Skema proses penyisihan BOD-nitrifikasi................................................................... 17
Gambar 9. Skema proses lumpur aktif penyisihan nitrogen .......................................................... 22
Gambar 10. Skema proses lumpur aktif penyisihan fosfor ........................................................... 24
Gambar 11. Tahapan analisis komponen model proses lumpur aktif. ........................................... 27
Gambar 12. Tahap implementasi model proses lumpur aktif ........................................................ 29
Gambar 13. Contoh hubungan extend dan include ........................................................................ 32
Gambar 14. Diagram kasus model program proses lumpur aktif. ................................................. 33
Gambar 15. Diagram aktivitas model program proses lumpur aktif
penyisihan BOD-nitrifikasi........................................................................................ 35
Gambar 16. Diagram keadaanmodel lumpur aktif (activatedsludge.0.1) ...................................... 37
Gambar 17. Diagram kelas model proses lumpur aktif (activatedsludge.0.1). ............................. 38
Gambar 18. Contoh CDM model proses lumpur aktif (activatedsludge.0.1). ............................... 40
Gambar 19. Contoh PDM model proses lumpur aktif (iactivatedsludge.0.1). .............................. 41
Gambar 20. Diagram alir proses implementasi model perangkat lunak Activatedsludge.0.1.. ..... 42
Gambar 21. Perancangan halaman proses perhitungan dengan Microsoft Visio. ......................... 43
Gambar 22. Halaman login perangkat lunak Activatedsludge.0.1................................................. 44
Gambar 23. Halaman pemilihan industri dengan nilai karakteristik air limbahnya. ..................... 45
Gambar 24. Halaman pemilihan perhitungan proses lumpur aktif pada perangkat lunak
Activatedsludge.0.1. ..................................................................................................... 46
Gambar 25. Contoh halaman perhitungan proses penyisihan BOD lumpur aktif ......................... 47
Gambar 26. Contoh halaman skema proses penyisihan BOD lumpur aktif .................................. 47
Gambar 27. Plot nilai spesifik denitrificasi (SDNR) berdasarkan konsentrasi
biomassa pada suhu 200C dan rasio F/Mb (food to biomass) untuk
varian persentase nilai relatif rbCOD menjadi bCOD pada air limbah influen. ........ 53
Gambar 28. Grafik pengaruh perubahan nilai SRT terhadap nilai efluen substrat.. ...................... 57
Gambar 29. Grafik pengaruh perubahan nilai SRT terhadap jumlah oksigen yang dibutuhkan. .. 58
Gambar 30. Grafik pengaruh perubahan nilai laju alir lumpur yang dibuang
terhadap waktu proses.. ............................................................................................. 59
Gambar 31. Grafik pengaruh perubahan nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan
ke dalam proses (return activated sludge) terhadap nilai laju alir lumpur
yang diproses kembali.. ............................................................................................. 60
Gambar 32. Grafik pengaruh perubahan nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan
ke dalam proses (return activated sludge) terhadap nilai laju alir lumpur
yang dibuang (Qw). .................................................................................................. 60
Gambar 33. Grafik pengaruh perubahan nilai laju alir lumpur yang diproses
kembali (Qr) terhadap nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan
ke dalam proses (Xr). ............................................................................................... 61
xiv
Gambar 34. Verifikasi model ........................................................................................................ 62
Gambar 35. Tahapan verifikasi perhitungan model proses lumpur aktif. ..................................... 63
Gambar 36. Tahapan verifikasi model perangkat lunak (Activatedsludge.0.1). ............................ 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar istilah pada karakteristik air limbah ......................................................... 70
Lampiran 2. Contoh halaman laporan hasil perhitungan
model lumpur aktif. ............................................................................................. 71
xvi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah pembuatan model perhitungan proses lumpur
aktif pada pengolahan limbah cair industri.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan pemodelan proses lumpur aktif yang mencakup penyisihan BOD (Biological
oxygen demand), penyisihan nitrogen (nitrifikasi dan denitrifikasi), dan penyisihan fosfor.
2. Melakukan simulasi proses lumpur aktif dan mendapatkan suatu kondisi optimal pada
proses lumpur aktif.
3. Menghasilkan perangkat lunak perhitungan proses lumpur aktif untuk mempermudah
proses perhitungan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lumpur Aktif (Activated Sludge)
Secara umum proses lumpur aktif adalah proses dengan metode aerobik baik secara
kontinu maupun semikontinu yang digunakan pada pengolahan biologis limbah cair industri, di
dalamnya mencakup oksidasi karbon dan nitrifikasi. Proses ini didasarkan pada aerasi air limbah
dengan flokulasi pertumbuhan biologis, dan diikuti oleh pemisahan. Bagian dari tahap ini
kemudian dibuang, dan sisanya dikembalikan ke sistem. Biasanya, pemisahan dari air limbah
dilakukan dengan proses pengendapan. Proses lumpur aktif saat ini merupakan teknologi yang
paling berkembang untuk pengolahan air limbah. Pemanfaatan sistem lumpur aktif dapat
diterapkan dalam kondisi iklim yang berbeda, dari daerah tropis hingga daerah kutub, dari
permukaan laut (instalasi pengolahan air limbah di kapal) dan ketinggian yang ekstrim
(pegunungan). Industri pengolahan Air Limbah yang dilengkapi dengan proses lumpur aktif
mampu memenuhi kriteria limbah yang sesuai dengan baku mutu air limbah berdasarkan
industrinya (Dohse and Heywood,1998).
Pada proses lumpur aktif mikroorganisme membentuk gumpalan-gumpalan koloni bakteri
yang bergerak secara bebas tertahan di dalam air limbah. Mikroorganisme-mikroorganisme dapat
keluar melalui aliran keluar air limbah sehingga densitas bakteri di dalam reaktor harus dikontrol.
Pada proses dengan kecepatan tinggi dan waktu tinggal hidraulik pendek, pengembalian atau
recycling bakteri merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk mengontrol densitas
bakteri di dalam reaktor (Siregar,2005).
Dohse dan Heywood (1998) kembali menjelaskan bahwa proses lumpur aktif adalah
teknik pengolahan air limbah dimana di dalam air limbah dan lumpur biologis yang termanfaatkan
kembali terdapat mikroorganisme yang tercampur dan teraerasikan. Lumpur biologis tersebut
kemudian dipisahkan dari air limbah kemudian diolah di clarifier dan akan kembali ke proses
aerasi atau dibuang. Mikroorganisme dicampur secara merata dengan bahan organik yang masuk
sebagai makanan. Ketika mereka tumbuh dan bercampur dengan udara, masing-masing organisme
akan berflokulasi. Setelah terflokulasikan, organisme tadi siap masuk ke clarifier sekunder untuk
proses selanjutnya. Lumpur aktif akan terus berkembang dengan konstan sehingga dapat
dikembalikan untuk digunakan pada proses aerasi. Volume lumpur yang kembali ke tahapan aerasi
biasanya 40 hingga 60 persen dari aliran limbah, dan sisanya akan terbuang. Pertumbuhan
mikroorganisme tetap berkembang pada media sintetik. Diagram alir proses lumpur aktif secara
umum dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Gambar 1. Diagram alir proses lumpur aktif (Dohse and Heywood,1998).
Proses lumpur aktif (activated sludge) pada pengolahan air limbah memiliki kelebihan
dan kekurangan apabila diterapkan untuk penanganan dan pengolahan air limbah. Kelebihan yang
dimiliki yaitu dapat dimanfaatkan pada penanganan dan pengolahan untuk skala kecil (Industri
rumah) hingga untuk skala besar (Industri besar), dapat mengeliminasi bahan organik, dicapainya
oksidasi dan nitrifikasi, proses nitrifikasi secara biologis tanpa menambahkan bahan kimia,
eliminasi fosfor biologis, pemisahan padatan/cairan, stabilisasi lumpur, mampu mengurangi
padatan tersuspensi sebesar 97%, dan proses lumpur aktif merupakan proses pengolahan air
limbah yang paling banyak digunakan.
Kekurangan proses lumpur aktif yaitu tidak menghilangkan warna dari limbah industri
dan dapat meningkatkan warna melalui oksidasi, tidak menghilangkan nutrient sehingga
memerlukan penanganan tersier, daur ulang biomassa menyebabkan konsentrasi biomassa yang
tinggi di dalam tanki aerasi sehingga diperlukan waktu tinggal yang tepat.
Proses lumpur aktif (Activated sludge) terdiri dari penyisihan BOD (Biological oxygen
demand) , penyisihan nitrogen (Nitrifikasi dan denitrifikasi), dan penyisihan fosfor. BOD adalah
banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan
organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD
digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
4
2.1.2 Penyisihan Nitrogen (Nitrogen removal) (Nitrifikasi dan
denitrifikasi)
Nitrogen di dalam limbah cair sebagian besar terdiri dari nitrogen organik dan
amonia. Penyisihan nitrogen dicapai melalui serangkaian reaksi biokimia yang mengubah
nitrogen dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Oksidasi dan reduksi dari komponen nitrogen
sering merubah kondisi alkalinitas dalam air. Nitrifikasi membutuhkan alkalinity sebesar 7,14
mg / mg NH4-N teroksidasi dan denitrifikasi mengembalikan 3,57 mg alkalinitas / mg NO3-
N yang tereduksi. Konsumsi alkalinitas selama nitrifikasi dapat mengakibatkan penurunan pH
dalam cairan, sehingga dapat mempengaruhi proses nitrifikasi secara biologis. (Neethling, Z.
et al.,2010).
Nitrifikasi adalah proses oksidasi ammonium dan nitrit menjadi nitrat, karena
ammonium merupakan polutan pengkonsumsi oksigen dan penghasil racun bagi ikan, jika pH
> 7. Nitrat bersifat relatif tidak toksik. Denitrifikasi adalah proses pengubahan nitrit dan nitrat
menjadi nitrogen dalam bentuk gas (N2). Diagram alir proses penyisihan nitrogen dapat dilihat
pada Gambar 2.
5
Kehadiran fosfat dalam air menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air,
misalnya terjadinya eutrofikasi. Untuk memecahkan masalah tersebut dengan mengurangi
masukan fosfat ke dalam badan air, misalnya dengan mengurangi pemakaian bahan yang
menghasilkan limbah fosfat dan melakukan pengolahan limbah fosfat. Pengukuran kandungan
phospat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phospat sehingga
tumbuh-tumbuhan dalam air berkurang jenisnya dan pada gilirannya tidak merangsang
pertumbuhan tanaman air. Kesuburan tanaman air akan menghalangi kelancaran arus air
(Ginting,2007). Diagram alir proses penyisihan fosfor dapat dilihat pada Gambar 3.
6
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar
dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML
menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML
kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat
berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa
pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep
dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi
objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan
untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB (Visual basic) atau C (Sri and Romi,2003)
Menurut Bennet et al. (2001) UML adalah bahasa visual untuk menganalisis dan
mendesain sebuah sistem berorientasi obyek. Keunggulan utama yang dimiliki pemodelan ini
adalah kemampuannya dalam memodelkan menyerupai kehidupan nyata, sehingga sistem yang
dihasilkan mempunyai kelebihan seperti sifat lebih natural, karena umumnya manusia berfikir
dalam bentuk objek, pembuatan sistem memakan waktu lebih cepat, dan memudahkan dalam
proses pemeliharaa sistem, karena jika ada kesalahan, perbaikan hanya dilakukan pada bagian
tersebut, tidak perlu mengurutkan dari awal.
Pada dasarnya UML memuat diagram-diagram pemodelan sistem yang terdiri dari Use
case diagram (diagram kasus), Class diagram (diagram kelas), Object diagram (diagram objek),
Statechart diagram (diagram keadaan), Activity diagram (diagram aktivitas), Sequence diagram
(diagram urutan ), Component diagram (diagram komponen), Deployment diagram (diagram
penyebaran), Collaboration diagram (diagram kolaborasi) (Nugroho,2002). Diagram pemodelan
sistem pada UML dapat dilihat pada Gambar 4.
7
2.3 Penelitian Terdahulu
Pemodelan proses lumpur aktif untuk penanganan air limbah, sebelumnya pernah
dilakukan (Setiadi,1990), dari departemen teknik kimia ITB Bandung, ia membuat perhitungan
penggunaan senyawa karbon yang mengidentifikasi nilai substrat, biomassa heterotrofik dan
produk partikel dari proses detruksi biomassa. Pemodelan lumpur aktif juga pernah dilakukan oleh
tim peneliti dari London, yaitu Mogens Henze, Willi Gujer, Takashi Mino, dan Mark van
Loosdrecht (Henze, Gujer et al.,2002). Tujuan mereka adalah untuk menciptakan sebuah platform
pengembangan model untuk proses penyisihan nitrogen pada proses lumpur aktif (Activated
sludge) dan untuk mengembangkan model dengan meminimalkan kompleksitas. Hasilnya adalah
Model Activated sludge No. 1, yang sekarang dikenal dengan banyak nama: IAWPRC (Asosiasi
Internasional Air dan Pengendalian Pencemaran Penelitian) model, ASM1 (Activated Sludge
Model 1 ).
Model ASM1 telah banyak digunakan sebagai dasar untuk pengembangan model lebih
lanjut. Penggunaan ASM1 telah menjadi inti dari berbagai model dengan sejumlah rincian
ditambahkan. Model telah berkembang lebih kompleks selama bertahun-tahun, dari ASM1,
termasuk proses penyisihan nitrogen, untuk ASM2, termasuk proses penyisihan fosfor secara
biologis dan ASM2d termasuk PAOs (Phosphorus accumulating control organisms) denitrifikasi.
Pada tahun 1998 kelompok ini memutuskan untuk mengembangkan platform model baru, ASM3,
dalam rangka untuk menciptakan alat untuk digunakan dalam generasi berikutnya pada pemodelan
lumpur aktif. ASM3 ini didasarkan pada perkembangan terbaru dalam pemahaman proses lumpur
aktif, di antaranya adalah kemungkinan senyawa penyimpanan internal, yang memiliki peran
penting dalam metabolisme organisme (Henze, Gujer et al.,2002).
8
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Konsep Pemodelan Lumpur Aktif (Activated Sludge)
Start
input
Output
t
END
9
3.2 Studi Literatur
Studi literatur atau studi pustaka yang dilakukan berkaitan dengan konsep permodelan.
Kajian dapat dilakukan melalui buku-buku terkait, jurnal, artikel-artikel ataupun penelusuran
melalui internet, sehingga memperoleh materi pembahasan yang lebih luas. Tahapan metode yang
digunakan dalam pengembangan model dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
START
Studi Literatur
Output :
Model Proses
Activated Sludge
Implementasi Model
Output:
1. Power Designer 15.3
2.Delphi 7.0
3.MySQL ODBC
Analisis Hasil
Perhitungan
Verifikasi NO
Perhitungan dan
Perangkat Lunak
YES
END
10
berikut dengan beberapa perhitungan yang digunakan, unit-unit yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Unit Keterangan
DO Oksigen terlarut, mg/L
F/M Rasio food to microorganism
K Nilai maksimum utilisasi
substrat, 0C
kd Koefisien endogenous decay, g
VSS/g VSS hari
kdn Koefisien endogenous decay
untuk organism nitrifikasi, g
VSS/g VSS hari
kT Koefisien reaction rate at
temperature 0C
Kn half-velocity constant
oxygen inhibition coefficient
Ks half-velocity constant,
half-velocity constant for
nitrated limited reaction,
Lorg volumetric organik loading rate
µ Nilai pertumbuhan spesifik,
g/g.hari
µm Nilai maksimum pertumbuhan
spesifik, g/g.hari
Nilai pertumbuhan spesifik
untuk nitrifikasi g/g.hari
Nilai maksimum pertumbuhan
spesifik untuk bakteri nitrifikasi.
N Konsentrasi nitrogen , mg/L
Rasio substrat-nitrat dengan
oksigen sebagai penerima
elektron
Px Padatan, Kg/hari
Q Debit ( laju alir), m3/hari
Qw Laju alir sludge yang dibuang,
m3/hari
R0 Kebutuhan oksigen, g/g.jam
rg Nilai produksi biomassa bersih
rsu Utilisasi soluble substrate
S Substrat effluent, mg/L
SF Safety factor
S0 Konsentrasi influent, mg/L
SRT solids retention time, hari
TSS total suspended solids, mg/L
hydraulic retention time, hari
Koefisien aktifitas suhu
U Nilai utilisasi substrat
V Volum, m3
VSS volatile suspended solids, mg/L
11
Tabel 1. Unit-unit dalam perhitungan (Metcalf and Eddy,2003) (lanjutan).
Air
Secondary
clarifier
Influent
Effluent
Gambar 7. Skema proses lumpur aktif penyisihan BOD (Metcalf and Eddy,2003).
12
Bagian A. Penyisihan BOD saja
1. Mengidentifikasi karakterisitik air limbah yang dibutuhkan untuk perancangan
proses penyisihan BOD
a. Menentukan bCOD menggunakan Persamaan 1 :
bCOD = 1.6(BOD) (Persamaan 1)
(Persamaan 6)
Perhitungan yang digunakan adalah bagian a dan bagian b
Menghitung nilai S (Efluen substrat) jika diketahui Yk = µm,dengan Persamaan
7:
K s [1 (kd ) SRT ]
S (Persamaan 7)
SRT ( kd ) 1
Nilai µm dan Kd yang digunakan berdasarkan nilai pada Tabel 4.
Diketahui nilai Ks sehingga
mT m T 20 (Persamaan 8)
13
3. Menghitung massa VSS dan massa TSS pada tangki aerasi.
a. Massa = PX (SRT)
Menentukan PX, VSS dan PX, TSS menggunakan Persamaan 10 :
QY ( S0 S ) ( f )(k )QY ( S0 S ) SRT
PX, VSS bagian a d d bagian b
1 K d ( SRT ) 1 kd ( SRT )
QYn ( NO3 )
bagian c Q(nbVSS ) bagian d
1 kdn ( SRT )
(Persamaan 10)
b. Menghitung massa VSS dan massa TSS yang terdapat di dalam dalam instalasi
aerasi menggunakan rumus :
Menghitung massa MLVSS menggunakan Persamaan 13 :
XVSS V P
x,VSS SRT (Persamaan 13)
X TSS V P
x,TSS SRT (Persamaan 14)
14
4. Perhitungan volume tangki aerasi, waktu tinggal padatan (detention time), dan
konesentrasi MLVSS (Mixed liquor suspended solids).
a. Menentukan volume tangki aerasi menggunakan Persamaan 15:
(Vx ,TSS )
V
AtX TSS (Persamaan 15)
V Q.SRT
15
7. Menghitung permintaan O2 menggunakan Persamaan 24:
R 0 Q S0 – S – 1.42 PX.bio (Persamaan 24)
16
Bagian B. Penyisihan BOD dan nitrifikasi
Penyelesaian perancangan proses berikut ini pada umumnya sama seperti proses
penyisihan BOD tanpa nitrifikasi, hanya saja perhitungan desain SRT harus dilakukan
terlebih dahulu. Skema penyisihan BOD dengan nitrifikasi dapat dilihat pada Gambar 8
dibawah ini.
Air
Secondary
clarifier
Influent
Effluent
17
11. Menentukan produksi biomasa menggunakan Persamaan 38:
QY ( S0 S ) ( f )(k )QY ( S0 S ) SRT
PX, biomassa bagian a d d bagian b
1 K d ( SRT ) 1 kd ( SRT )
QYn ( NOx )
bagian c
1 kdn ( SRT )
(Persamaan 38)
a. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat pada Persamaan di atas
Nilai yang diketahui yaitu Q,Y,S0,kd,µm,Yn, kdn.120C
menghitung nilai S dengan Persamaan 39:
K s [1 (kd ) SRT ]
S (Persamaan 39)
SRT ( m kd ) 1
b. Mensubstitusikan nilai di atas ke dalam Persamaan untuk menghitung nilai Px, bio
13. Menentukan konsentrasi dan massa dari VSS dan TSS di dalam tangki aerator.
Mass = Px(SRT)
a. Menghitung konsentrasi VSS dan TSS di dalam aerator basin.
Px,VSS ; menggunakan Persamaan 41:
PX, VSS PX, bio Q(nbVSS ) (Persamaan 41)
XVSS V P
x,VSS SRT (Persamaan 42)
XTSS V P
x,TSS SRT (Persamaan 43)
14. Perhitungan konsentrasi massa MLSS dan penentuan volume tangki aerasi
sertas detetntion time menggunakan perhitungan massa TSS
a. Menghitung volume tangki aerasi
Jika diketahui nilai (V) (XTSS) dan At MLSS, maka perhitungan yang dilakukan
menggunakan Persamaan 44:
V Q.SRT (Persamaan 44)
18
c. Menghitung MLVSS menggunakan Persamaan 46:
Fraksi VSS ( X VSS ) V / ( X TSS ) V
(Persamaan 46)
MLVSS ( X VSS ) V / ( X TSS ) V
QS0 kgBOD
BOD Loading (Persamaan 48)
XV m3 .hari
16. Menentukan nilai observed yield berdasarkan nilai TSS dan VSS
Observed yield = g TSS / g bCOD dan diketahui nilai Px,TSS, perhitungan
menggunakan Persamaan 49:
bCOD removed Q S0 S (Persamaan 49)
(Persamaan 50)
(Persamaan 51)
18. Perhitungan gelembung aerasi dan penentuan laju alir udara pada lajualir rata-
rata.
Prosedur tahapan ini sama seperti tahapan no.8
a. Menentukan SOTR menggunakan Persamaan 53:
cs ,20
SOTR AOTR (Persamaan 53)
F ( cs ',T , H cL )
19
b. Menghitung laju alir udara menggunakan Persamaan 54:
SOTR
m3 / min (Persamaan 54)
( E )(60 min/ h)( KgO2 / m3air )
19. Estimasi BOD pada efluen (penyisihan BOD dengan nitrifikasi) menggunakan
Persamaan 55:
20. Perancangan clarifier sekunder untuk kedua proses yaitu dengan nitrifikasi dan
tanpa nitrifikasi.
a. Pendefenisian rasio lumpur yang diproses kembali menggunakan Persamaan 56:
; dengan asumsi massa lumpur adalah signifikan
= Laju alir lumpur yang diproses kembali , m3/d
= konsentrasi lumpur yang diproses kembali, mg/L
Sehingga , , dan
X
R (Persamaan 56)
Xr X
b. Menghitung ukuran dari clarifier.
Dengan menggunakan Persamaan diatas, dan diketahui nilai , maka
perhitungan nilai R dapat dilakukan, serta area menggunakan Persamaan 57.
Luas area Debit lim bah / asumsi nilai hydraulic application rate
(Persamaan 57)
4
Diameter area (Persamaan 58)
3.14
Volume Q.HRT (Persamaan 59)
HRT = Hydraulic retention time
V
Tinggi (Persamaan 60)
1 2
D
4 2
c. Cek solids loading
Sloids Loading Rate (SLR)
(Q Qr )( MLSS ) 1 R (Q)( MLSS )
(Persamaan 61)
A A
Dimana A = Luas permukaan, m2
A ( Diameter )2 ( jumlahclarifier ) (Persamaan 62)
4
20
21. Menghitung persentase penyisihan BOD dan TSS pada proses sedimentasi
primer.
Perhitungan luas permukaan tangki menggunakan Persamaan 63.
Q
A (Persamaan 63)
OR
OR = Overflow rate.
Q = Debit air limbah yang masuk.
Perhitungan a b
Penyisihan BOD 0.018 0.02
Penyisihan TSS 0.0075 0.014
22. Perhitungan laju alir limbah efluen, lumpur yag dibuang, dan lumpur yang
akan diproses kembali.
Perhitungan laju lumpur yang menjadi limbah menggunakan Persamaan 69.
VX
Qw (Persamaan 69)
X R SRT
X = Konsentrasi MLSS
Xr = Konsentrasi lumpur yang dibuang
21
Perhitungan laju limbah efluen menggunakan Persamaan 70.
Qe Q QW (Persamaan 70)
Perhitungan laju lumpur aktif yang diproses kembali menggunakan Persamaan 71.
XQ
QR (Persamaan 71)
XR X
Proses penyisihan nitrogen secara biologis meliputi sebuah zona aerobik yang mana
tempat nitrifikasi terjadi. Tipe dari pertumbuhan padatan tersuspensi pada proses peniyisihan
nitrogen secara biologis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu single-sludge dan two-sludge.
Pada single-sludge, pemisahan yang terjadi hanya sekali. Pada sistem two-sludge, sistem
terdiri dari sebuah proses aerobik untuk nitrifikasi dan proses anoksik untuk denitrifikasi.
Skema proses penyisihan nitrogen dapat dilihat pada Gambar 8. Perhitungan yang digunakan
menggunakan metode single sludge. Koefisien biokinetik yang digunakan pada simulasi
model kurva SDNRb ditunjukkan pada Tabel 6.
Influent Effluent
Anoxic Aerobic/
nitrification
Sludge
Gambar 9. Skema proses lumpur aktif penyisihan nitrogen (Metcalf and Eddy,2003).
Q( SRT ) Y ( S0 S )
Xb 1 k ( SRT ) (Persamaan 72)
V d
Dimana S0-S ≈ S0
22
3. Menentukan jumlah NO3-N pada tangki aerasi menggunakan Persamaan 74.
Laju alir ke tangki anoksik IR Q RQ
NOx , feed laju alir ke tangki anoksik NO -N
3 aerator ,g / m3
(Persamaan 74)
23
d. Menentukan jumlah nitrat yang dapat tereduksi menggunakan Persamaan 84.
NOr = (Vnox) (SDNR) (MLVSS,biomassa)
Rasio kapasitas NOr / NOx ,feed (Persamaan 84)
Jika nilai >=1 maka nilai detention time diterima
e. Menyetarakan hasil nilai SDNR berdasarkan nilai MLSS menggunakan Persamaan 85.
SDNR MLSS SDNR Xb / Xr (Persamaan 85)
Nilai perhitungan berkisar antar 0.04 sampai 0.42 g/g.d.
Aerobic (nitrate)
recycle
Influent
Anaerobic Anoxic Aerobic Effluent
Sludge
Gambar 10. Skema proses lumpur aktif penyisihan fosfor (Metcalf and Eddy,2003).
24
1. Menentukan ketersediaan rbCOD untuk proses penyisihan fosfor menggunakan
kesetimbangan massa pada influent sampai reaktor.
a. Menghitung kesetimbangan massa pada nitrat menggunakan Persamaan 88.
Pused kadar fosfor pada heterotrophic biomass x Px, bio (Persamaan 92)
25
b. Menentukan total produksi lumpur menggunakan persamaan 96.
Menggabungkan Persamaan dibawah ini :
Px,TSS =
Sehingga menjadi
Fosforsludge
Fosfor (%) (Persamaan 97)
Pr oduksisludge
26
START
Kebutuhan
Pengguna (Staf
pengolahan
limbah)
Deskripsi Model
Identifikiasi
Informasi yang
Dibutuhkan
Kebutuhan Fungsional
Model
Output :
1. Data
2. Software (Perangkat
lunak)
3.Hardware (Perangkat
keras)
4.Pemeliharaan Model
END
27
3.3.2. Desain Model
Pada tahapan perancangan desain, metode yang digunakan dalam perancangan
adalah metode pemodelan berbasis objek yaitu dengan menggunakan UML (Unified
Modelling Language). Berdasarkan UML, pemodelan dirancang dengan mengunakan empat
jenis diagram. Diagram – diagram tersebut terdiri dari :
a. Diagram kasus (Usecase diagram)
Diagram kasus digunakan untuk mendapatkan kebutuhan fungsional dari sebuah
sistem, menggambarkan interaksi antara pengguna dan sistem, dan menjelaskan
secara naratif bagaimana sistem akan digunakan (Raharjo and Mahastama,2010).
28
START
Perancangan UML
Dengan
Power Designer
15.3, dan
Microsoft Visio
Pemrograman
model activated
sludge
Dengan Borland
Delphi 7.0
Pengolahan
database dengan
MySQL dan ODBC
connector
Program
Activated
sludge 0.1
END
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Komponen Model
30
operasi Windows Seven Home Premium, Microsoft Access 2007 , Adobe flashplayer
10.0, serta perantara koneksi database MySQL dengan ODBC connector.
Kebutuhan-kebutuhan perangkat keras untuk menjalankan program
ActivatedSludge.0.1 antara lain prosesor IntelI core duo 1.73 GHz atau yang setara,
RAM minimal 1.5 GB, Ruang kosong pada hardisk sebesar 100 MB, Printer dan
monitor sebagai media keluaran data, dan perangkat lain seperti keyboard dan mouse.
b. Pemeliharaan model.
Pemeliharaan model yang telah dibuat diperlukan agar model yang telah
dibangun dan menjadi sebuah program aplikasi dapat digunakan dengan baik dan
mengurangi terjadinya kerusakan pada program. Kegiatan pemeliharaan meliputi
pembaruan data dan pemeliharaan data dari kerusakan data yang disebabkan oleh
pengguna ataupun kesalahan sistem.
31
adalah kebalikan dari include, yaitu hubungan yang terjadi jika suatu kasus tidak harus
dipenuhi oleh kasus lain jika kasus yang lain tersebut telah terpenuhi syaratnya.
<<include>>
Keterangan :
Berdasarkan Gambar 13 dapat dijelaskan bahwa Tabel nilai koefisien menjadi extend
bagi perhitungan penyisihan BOD, karena jika operator yang melakukan perhitungan telah
mengetahui nilai yang akan diinputkannya maka operator tersebut tidak diharuskan melihat
Tabel nilai koefisien terlebih dahulu. Nilai karakteristik air limbah merupakan include bagi
proses penyisihan BOD, hal tersebut karena nilai karakteristik air limbah merupakan syarat
untuk melakukan perhitungan sehingga nilainya harus diinputkan terlebih dahulu.
32
Memilih
industri
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
Keterangan :
Extend : Suatu kasus yang harus dipenuhi oleh kasus lain
Include : Suatu kasus yang tidak harus dipenuhi oleh kasus
lain
: Notasi yang menggambarkan suatu kasus
: Notasi yang menggambarkan hubungan antar
kasus
33
4.2.2 Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Diagram aktivitas menggambarkan berbagai aktivitas dalam sistem yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing aktivitas berawal, keputusan (decision) yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram aktivitas juga dapat menggambarkan proses
paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Diagram aktivitas menggambarkan
proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat
direalisasikan oleh satu kasus atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan .
Diagram aktivitas akan sulit dipahami jika di dalamnya terdapat banyak pemilihan atau
alternatif (Boggs and Boggs,2002). Gambar 15 merupakan diagram aktivitas model proses
lumpur aktif (activatedsludge.0.1).
Berdasarkan diagram aktivitas model activatedsludge.0.1 , diagram aktivitas dimulai
dengan notasi bulat hitam yang disebut dengan Initial node dan berakhir dengan bulatan putih
yang disebut activity final. Pada diagram aktivitas model ini terdapat kegiatan-kegiatan yang
akan terjadi pada model activatedsludge.0.1 yang dicirikan dengan bentuk segiempat dan
terdapat juga pengambilan keputusan yang dicirikan dengan simbol diamond, pemilihan
terjadi jika terdapat pilihan pada model. Berdasarkan diagram aktivitas pada Gambar 15 dapat
dilihat bahwa aktivitas yang pertama kali dapat dilakukan oleh pengguna (operator divisi
pengolahan limbah cair) setelah menjalankan aplikasi adalah memasukkan nama pengguna
dan kata sandi pada halaman login. Kemudian terdapat pemilihan karakteristik air limbah
berdasarkan data industri yang telah disediakan untuk melakukan proses perhitungan, hasil
perhitungan yang didapatkan dapat dicetak dan jika pengguna ingin melanjutkan perhitungan,
maka pengguna dapat kembali ke pemilihan proses perhitungan. Apabila pengguna tidak ingin
melanjutkan proses perhitungan maka terdapat pilihan keluar dari program. Perhitungan yang
dilakukan ada empat jenis yaitu penyisihan BOD, BOD-nitrifikasi, penyisihan nitrogen dan
penyisihan fosfor.
34
Start
Melakukan login
Decision login
[NO]
[YES]
Memilih industri Menampilkan halaman pemilihan industri
[NO]
Decision perhitungan
[YES]
Memasukkan nilai input Menunjukkan halaman perhitungan
[Success]
: Notasi yang menggambarkan suatu aktivitas
: Notasi yang menggambarkan suatu alternative
pilihan
: Notasi yang menggambarkan awal dan akhir
sistem
: Notasi yang menggambarkan hubungan antar Exit
program
kasus
Gambar 15. Diagram aktivitas model program proses lumpur aktif (activatedsludge.0.1).
35
4.2.3 Diagram Keadaan (Statechart Diagram)
Diagram keadaan merupakan diagram yang mendefinisikan perilaku suatu objek atau
keseluruhan objek. Ruang lingkup diagram keadaan adalah kehidupan seluruh objek (Ojo and
Estevez,2005). Sangat bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam
memodelkan sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan. Diagram
keadaan dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa kasus pada diagram kasus. Gambar 16
menunjukkan diagram keadaan model proses lumpur aktif secara keseluruhan pada
penerapannya di pemrograman.
Diagram keadaan terdiri dari keadaan awal dan keadaan akhir, aktivitas/keadaan
(state), kemudian suatu keadaan dengan keadaan lainnya dihubungkan oleh suatu notasi yang
disebut relationship (tanda panah). State adalah kondisi-kondisi yang terjadi di dalam model
yang dibangun dan memiliki hubungan satu sama lain sesuai urutan terjadi kondisinya.
Berdasarkan Gambar 16, dapat dilihat bahwa diagram ini diawali dengan simbol lingkaran
hitam dan saat program akan berhenti maka diakhiri dengan keadaan akhir (lingkaran).
Kondisi yang terjadi pada umumnya sama dengan kegiatan – kegiatan yang ada pada diagram
aktivitas, yang membedakannya adalah diagram keadaan merupakan akibat dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Contohnya jika pada diagram aktivitas melakukan pemilihan
industri dan proses perhitungan, maka akibatnya kondisi pemilihan akan terproses dan akan
selesai sehingga pada diagram keadaan terdapat kondisi “Finished selection process”.
36
Start
Pemilihan industri
[memilih perhitungan]
Pemilihan perhitungan [Batal melakukan perhitungan] Batal
[Perhitungan terpilih]
[YES]
Proses pemilihan selesai
[Melakukan perhitungan]
Proses perhitungan
[Perhitungan selesai]
Perhitungan selesai
Keterangan :
: Notasi yang menggambarkan suatu keadaan
: Notasi yang menggambarkan awal dan akhir
sistem
: Notasi yang menggambarkan hubungan antar
keadaan
37
4.2.4 Diagram Kelas (Class diagram)
Diagram kelas adalah diagram yang menunjukkan kelas-kelas dari sistem atau model
yang dibangun, hubungan timbal balik, operasi dan atribut kelas. Diagram kelas ini juga
digunakan untuk menganalisis persyaratan dalam bentuk analisis / konseptual model dan
menggambarkan detail perancangan berbasis objek atau pemrograman berbasis objek. Sebuah
kelas model terdiri dari satu atau lebih kelas diagram yang mendukung spesifikasi yang
menggambarkan unsur-unsur model, termasuk kelas, hubungan antar kelas, dan tampilan antar
muka (Ambler,2005).
Pada suatu kelas terdiri dari objek-objek yang memiliki nama kelas, atribut, dan
operasi (Ojo and Estevez,2005). Menurut Sumirat (2010), nama kelas haruslah unik, karena
ini adalah identitas yang dimiliki oleh setiap kelas. Atribut menunjukkan informasi yang
dimiliki oleh suatu kelas, bisa juga disebut informasi yang berhubungan dengan kelas. Operasi
digunakan untuk menunjukkan apa yang suatu kelas bisa lakukan atau apa yang bisa
dilakukan pada suatu kelas. Sebelum membuat diagram kelas, sebaiknya terlebih dahulu
membuat usecase dan diagram aktivitas agar mempermudah identifikasi kelas pada model.
Industri
0..*
- Jenis industri : int
industri
+ pilih jenis industri () : int Daftar istilah
Grafik ... - Konten : int
0..1 0..*
- SDNR (spesific denitrification rate) : int 0..* industri - Definisi : int
daftar istilah
grafik
0..*
Perhitungan
Proses perhitungan
- Karakteristik air limbah : int 0..1
- Penyisihan BOD : int perhitungan
0..1
- Penyisihan BOD-nitrifikasi : int
perhitungan
- Penyisihan nitrogen : int
- Penyisihan fosfor : int
Keterangan :
: Notasi yang menggambarkan suatu kelas
: Notasi yang menggambarkan hubungan antar
kelas
Gambar 17. Diagram kelas model proses lumpur aktif (perangkat lunak activatedsludge.0.1).
38
Gambar 17 merupakan contoh diagram kelas model proses lumpur aktif (perangkat
lunak activatedsludge.0.1). pada diagram tersebut digambarkan kelas-kelas yang menyusun
model activatedsludge.0.1. Setiap kelas pada umumnya memiliki dua bagian utama yaitu
bagian pertama berisi nama kelas dan bagian kedua berisi atribut kelas. Misalnya pada kelas
proses perhitungan, yang menjadi nama kelas adalah proses perhitungan, dan atribut kelas
yang dimiliki antara lain karakteristik air limbah, penyisihan BOD, penyisihan nitrogen, dan
penyisihan fosfor. Pembuatan diagram kelas membantu pengembang mendapatkan struktur
sistem/model dan menghasilkan rancangan sistem/model yang baik. Sehingga jika ditemukan
kesalahan pada sistem, maka pengembang cukup memeriksa kelas-kelas yang salah atau
menambahkan objek-objek yang dibutuhkan kelas dalam pengembangan sistem/modelnya.
39
Operator (staff) divisi pengolahan
limbah cair
- username : int Manajer
- password : int 0..* - username : int
0..1
manajer - password : int
manajer
0..1 0..*
staff staff 0..*
Laporan hasil perhitungan (report)
0..1
admin Laporan hasil perhitungan (report)
admin
0..1 - Karakteristik air limbah : int
- username : int
admin - Penyisihan BOD : int
- password : int
- Penyisihan BOD-nitrifikasi : int
- Penyisihan nitrogen : int
- Penyisihan fosfor : int
Industri
0..*
- Jenis industri : int
industri
+ pilih jenis industri () : int Daftar istilah
Grafik ... - Konten : int
0..1 0..*
- SDNR (spesific denitrification rate) : int 0..* industri - Definisi : int
daftar istilah
grafik
0..*
Perhitungan
Proses perhitungan
- Karakteristik air limbah : int 0..1
- Penyisihan BOD : int perhitungan
0..1
- Penyisihan BOD-nitrifikasi : int
perhitungan
- Penyisihan nitrogen : int
- Penyisihan fosfor : int
Berdasarkan Gambar 18 dapat dilihat bahwa data model secara konseptual terdiri
dari kelas-kelas, kelas tersebut terdiri dari kelas pengguna (staf penanganan limbah),
manajer, kelas admin, kelas data akhir(kumpulan hasil perhitungan), industri, Gambar,
proses perhitungan dan daftar istilah yang terdapat pada proses perhitungan atau di dalam
model proses lumpur aktif.
40
Operator Peng.Limbah Manager
operator
username int <ak,fk> username int <ak,fk> manajer
manajer
password int <fk> password int <fk>
... ...
operator report
perhitungan
Perhitungan
username int <ak1,ak2,fk>
Industri pertanian int <ak1,ak2,fk>
evaluasi karakteristik air limbah int <ak1,ak2,ak3,ak4,ak5>
BOD removal only int <ak1,ak2,ak3,ak4,ak5>
BOD removal with nitrification int <ak1,ak2,ak3,ak4,ak5>
Biological nitrogen removal int <ak1,ak2,ak3,ak4,ak5>
Biological phosphorus removal int <ak1,ak2,ak3,ak4,ak5>
...
perhitungan perhitungan
daftar istilah
grafik
grafik Istilah
evaluasi karakteristik air limbah int <ak,fk> evaluasi karakteristik air limbah int <fk>
BOD removal only int <ak,fk> BOD removal only int <fk>
BOD removal with nitrification int <fk>
BOD removal with nitrification int <ak,fk>
Biological nitrogen removal int <ak,fk> Biological nitrogen removal int <fk>
Biological phosphorus removal int <ak,fk> Biological phosphorus removal int <fk>
SDNR int <ak> konten int <ak>
definisi int
...
...
Gambar 19. Contoh PDM model proses lumpur aktif (iactivatedsludge.0.1).
41
Tahapan implementasi perangkat lunak model proses lumpur aktif (activatedsludge.0.1) meliputi
desain model perangkat lunak, pemrograman, sehingga akan dihasilkan tampilan program
activatedsludge.0.1. Diagram alir tahapan implementasi model dapat dilihat pada Gambar 20.
START
Desain Model
Perangkat Lunak
(Ms. Visio, Flash
Vortex, Paint, Ms.
Powerpoint)
Pemrograman
model activated
sludge
Dengan Borland
Delphi 7.0
Pengolahan
database dengan
MySQL dan ODBC
connector
Program
Activated
sludge 0.1
END
Gambar 20. Diagram alir proses implementasi model perangkat lunak Activatedsludge.0.1.
42
4.3.1 Desain Model Perangkat Lunak
Perancangan program model perangkat lunak dari proses lumpur aktif menggunakan
program Microsoft Visio 2007 yang merupakan paket dari program Microsoft Office 2007 .
Proses perancangan dilakukan dengan mengidentifikasi halaman-halaman (form) apa saja
yang dibutuhkan. Halaman tersebut disesuaikan dengan perancangan model yang
menggunakan metode UML yaitu dengan melihat kembali diagram-diagram yang telah dibuat
sebelumnya yang bertujuan untuk memudahkan identifikasi form yang dibutuhkan. Setelah
diidentifikasi, maka halaman yang dibutuhkan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu halaman
pertama, halaman utama, dan halaman proses perhitungan. Halaman pertama terdiri dari
splash screen dan halaman login. Pada halaman tersebut, pengguna harus memasukkan nama
dan kata sandi yang telah terdaftar sehingga dapat masuk ke halaman selanjutnya. Yang kedua
yaitu halaman utama yang terdiri pemilihan industri dengan nilai karakteristik air limbahnya
dan pemilihan proses perhitungan seperti penyisihan BOD, penyisihan BOD-nitrifikasi,
penyisihan nitrogen, dan penyisihan fosfor, serta proses tambahan yaitu evaluasi karakteristik
air limbah dan skema tiap proses perhitungan. Tampilan antarmuka program dibuat dengan
dukungan flash yang telah tersedia di dalam perangkat lunak Delphi 7.0 . Contoh perancangan
perangkat lunak model proses lumpur aktif yang mengguanakan perangkat lunak Microsoft
Visio 2007 dapat dilihat pada Gambar 21.
ActivatedSludge.0.1
Form Glossary Tools Wastewater Characterization
BOD Removal
Introduction Calculation process
Process Flow
Manajemen basis data pada program activatedsludge.0.1 adalah basis data online
(online database) sehingga memungkinkan diintegrasikan dengan perangkat lunak berbasis
web (web based application). Manajemen basis data online yang digunakan adalah MySQL
(Oracle 2009) dengan koneksi yang digunakan adalah open database connection (ODBC) .
43
kospetual (conceptual data model) yang menjelaskan bagaimana pengguna memperlakukan
data. Model data konseptual dari paket program activatedsludge.0.1 disajikan pada Gambar
18. Selanjutnya model data konseptual yang dibuat dinormalisasi agar menjadi model data
fisik (physical data model) yang sesuai dengan kenyataan. Model data fisik yang dibuat
merupakan model database sesungguhnya yang selajutnya diubah menjadi perintah SQL
untuk diaplikasi pada DBMS MySQL. Model data fisik dari paket program
activatedsludge.0.1 disajikan pada Gambar 19. Selanjutnya adalah proses penerjemahan
digram-diagram UML yang telah dibuat sebelumnya ke dalam bahasa pemrograman. Tahap
ini dimulai dengan menerjemahkan diagram kelas ke dalam bahasa pemrograman karena
diagram kelas merupakan diagram yang menggambarkan keadaan statis dari sebuah sistem.
Kelas atau objek yang telah dirubah ke dalam bahasa pemrograman dan lengkap dengan
atribut dan prosedurnya, dilengkapi dengan komponen-komponen untuk komunikasi dengan
pengguna (graphic user interface /GUI). GUI digunakan untuk menerima masukan dan
menampilkan hasil pengolahan data dan informasi agar lebih user friendly. Komponen GUI
meliputi form, edit text, label, button, listbox, dan sebagainya (Syaifudin,2011).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perancangan program activatedsludge.0.1
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu halaman pertama (First form), halaman utama
(Home form), dan halaman perhitungan (Calculation form). Komponen GUI yang digunakan
untuk membangun perangkat lunak ini terdiri dari label, edit text, button, panel, groupbox,
listbox, ADO, mainmenu, tabsheet, DBGrid dan komponen untuk melakukan report hasil
perhitungan (quickreport). Paket program activatedsludge.0.1 menggunakan tiga puluh tujuh
halaman (form) yang digunakan untuk interaksi dengan pengguna program dimana semua
halaman dapat diakses oleh pengguna yang memiliki nama pengguna dan kata sandi.
Halaman pertama (first form) meliputi splash screen dan halaman login. Splash
screen dibuat menggunakan komponen timer dan didukung oleh penggunaan komponen flash
(ActiveX) yang semuanya terdapat pada delphi. Selanjutnya akan muncul halaman login
dimana terdapat perintah untuk memasukkan nama pengguna dan kata sandi. Jika pengguna
tidak memiliki dua faktor tersebut, maka pengguna dapat melakukan registrasi dengan cara
masuk ke dalam halaman daftar yang perintahnya tersedia pada halaman login. Apabila nama
pengguna dan kata sandiyang dimasukkan benar, setelah itu pengguna dapat menggunakan
program untuk melakukan perhitungan proses lumpur aktif. Halaman login dapat dilihat pada
gambar 22 dibawah ini.
44
Halaman utama (home form) terdiri dari halaman pemilihan industri dengan nilai
karaketeristik air limbahnya (Gambar 23) dan halaman pemilihan perhitungan (Gambar 24).
Pada halaman pemilihan industri, pengguna dapat memilih industri dan nilainya dapat terlihat
setelah memilih karakteristik air limbah pada kotak pilihan contoh kasus industri. Jika
pengguna memiliki nilai karakteristik air limbah yang berbeda dengan data yang ditampilkan,
maka pengguna tidak perlu memilih industri dan nilai karakteristik air limbahnya. Pengguna
tersebut dapat langsung ke halaman pemilihan perhitungan dengan mengabaikan halaman
pemilihan industri. Pada halaman pemilihan perhitungan, peemilihan dilakukan sesuai dengan
keinginan dari pengguna, halaman ini menyediakan perhitungan penyisihan BOD, penyisihan
BOD-Nitrifikasi, penyisihan nitrogen, dan penyisihan fosfor yang dapat dipilih dengan cara
klik tombol jenis perhitungan yang tersedia.
Gambar 23. Halaman pemilihan industri dengan nilai karakteristik air limbahnya.
45
Gambar 24. Halaman pemilihan perhitungan proses lumpur aktif pada perangkat lunak
Activatedsludge.0.1.
Halaman perhitungan (calculation form) (Gambar 25) yaitu halaman yang disediakan
untuk melakukan proses perhitungan. Pada halaman ini terdapat skema hasil proses
perhitungan dan tabel nilai koefisien yang digunakan pada saat perhitungan, sehingga
memudahkan pengguna dalam melakukan perhitungan. Perhitungan dimulai dari tabsheet
yang paling awal dan seterusnya secara berurutan. Pengaturan seperti itu agar memudahkan
pengguna dalam pemahaman perhitungan. Informasi yang dihasilkan dari halaman ini adalah
hasil perhitungan perancangan proses dan hasil perhitungan simulasi. Pada halaman ini juga
terdapat pencarian istilah-istilah yang terdapat pada perhitungan yang memudahkan pengguna
dalam pemahaman unit-unit atau istilah asing proses perhitungan. Informasi dan hasil
perhitungan yang terdapat pada activatedsludge.0.1 dapat dicetak pada halaman pelaporan
(Lampiran 2). Skema proses juga terdapat pada halaman perhitungan yang dapat memudahkan
pemahaman bagi operator yang melakukan perhitungan (Gambar 26). Pengguna dapat
mencetak laporan dengan memilih menu tombol report pada halaman perhitungan. Komponen
pelaporan yang digunakan pada activatedsludge.0.1 menggunakan komponen quickreport
Delphi 7.0.
Selama pembuatan, system, dilakukan pengujian (testing) maupun pelacakan
kesalahan (debugging) baik pada saat pembuatan masing komponen halaman maupun ada saat
penyatuan. Tujuan pengujian dan pelacakan adalah agar dapat memimalkan kesalahan yang
terdapat pada paket program baik kesalahan pengkodean (syntax error) maupun kesalahan
logika bahasa pemrograman. Paket perangkat lunak dilampirkan di dalam CD (Compact disc).
46
Gambar 25. Contoh Halaman perhitungan penyisihan BOD proses lumpur aktif.
Gambar 26. Contoh halaman skema proses penyisihan BOD lumpur aktif.
47
4.4 Analisis Hasil Perhitungan
4.4.1 Perhitungan Perancangan Proses
4.4.1.1 Penyisihan BOD (Biological Oxygen Demand)
Pada proses penyisihan BOD ini, tahapan perhitungan yang akan dilakukan yaitu :
1. Penentuan data karakteristik air limbah influent. Data karakteristik air limbah yang
digunakan diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara I (PTPN-I) Pabrik Kelapa Sawit dan
Inti Sawit, Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam. Tabel 3
menunjukkan karakteristik air limbah.
2. Menghitung penyisihan BOD dan TSS pada proses sedimentasi.
3. Menentukan kebutuhan efluen.
4. Pemilihan nilai safety factor nitrifikasi yang sesuai dengan perancangan SRT (waktu
proses keseluruhan) berdasarkan nilai rata-rata atau nilai maksimum total nitrogen.
Rentang nilai safety factor adalah 1.3 – 2.0.
5. Pemilihan konsentrasi DO minimum untuk tangki aerasi. Nilai yang disarankan untuk
konsentrasi DO minimum pada proses nitrifikasi adalah 2.0mg/L.
6. Menentukan nilai pertumbuhan spesifik maksimum (µ m) pada nitrifikasi berdasarkan
suhu tangki aerasi dan konsentrasi DO serta menentukan Kn.
7. Menentukan nilai standar pertumbuhan spesifik (µ) dan SRT pada saat pertumbuhan
tersebut untuk mengetahui konsentrasi NH 4-N pada efluen (penyisihan BOD-nitrifikasi).
8. Menentukan nilai standar pertumbuhan spesifik (µ) dan SRT.
9. Memperoleh hasil perancangan SRT dengan menggunakan safety factor.
10. Menghitung produksi biomassa.
11. Melakukan perhitungan kesetimbangan nitrogen untuk penentuan NO x, konsentrasi
NH4-N yang teroksidasi (penyisihan BOD-nitrifikasi).
12. Menghitung massa VSS dan massa TSS pada instalasi aerasi.
13. Menghitung konsentrasi MLSS dan menentukan volume tangki aerasi.
14. Perhitungan produksi lumpur keseluruhan dan yield.
15. Menghitung permintaan oksigen yang dibutuhkan.
16. Perancangan clarifier sekunder.
17. Perancangan sistem transfer oksigen pada proses aerasi.
18. Pengumpulan data-data hasil perhitungan efluen.
19. Pengumpulan hasil perhitungan ke dalam Tabel.
Kondisi perancangan dan asumsi yang digunakan yaitu :
1. Penyebaran gelembung halus dengan efisiensi transfer air aerasi O 2 = 35%.
2. Kedalaman cairan pada tangki aerasi = 4.9 m.
3. The point of air release untuk penyebaran adalah 0.5 m di atas tangki bawah.
4. DO pada tempat aerasi = 2.0 g/m3.
5. Kedalaman yaitu 500m (tekanan = 95.6 kPa).
6. Faktor α aerasi = 0.50 untuk proses penyisihan BOD dan 0.65 untuk proses nitrifikasi ;
a. Β = 0.95 untuk kedua kondisi, dan
b. Faktor penyebaran F=0.90.
7. Menggunakan koefisien kinetik berdasarkan Tabel 4 dan 5.
8. SRT untuk penyisihan BOD = 5d.
9. Desain konsentrasi MLSS XTSS = 3000 g/m3.
10. Puncak atau rata-rata faktor keamanan TKN FS = 1.5.
48
Tabel 3. Nilai karakteristik air limbah PTPN I Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang.
Asal Limbah
No Parameter
St. Rebusan St. Klarifikasi Fat pit
1 pH 4.0-4.5 4.3 4.3
2 TSS 6000-35000 45000 24750
3 Oil 1100-6000 10000 8000
4 BOD 5000-20000 28500 22850
5 COD 10000-45000 55000 45250
6 Total N 60-590 - 280
7 Total P 42-320 950 220
Tabel 4. Koefisien kinetik lumpur aktif untuk bakteri heterotrofik pada suhu 20 0C(Metcalf and
Eddy,2003).
Tabel 5. Koefisien kinetik lumpur aktif proses nitrifikasi pada suhu 200C (Metcalf and
Eddy,2003).
49
Tabel 6. Karakteristik air limbah pada stasiun perebusan (PTPN I Tanjung Seumantoh, Aceh
Tamiang).
Hasil perhitungan
Hasil perhitungan
No. Perhitungan BOD-nitrifikasi
BOD removal only
removal
1 Sendimentasi primer % %
a. Penyisihan BOD 37.07 37.07
(Persamaan 68)
b. Penyisihan TSS 59.15 59.15
(Persamaan 68)
2 Evaluasi karakteristik air limbah mg/L mg/L
a. bCOD (Persamaan 1) 32000 32000
b. nbCOD (Persamaan 2) 13000 13000
c. sCODe (Persamaan 3) 6500 6500
d. nbVSS (Persamaan 4) 9999 9999
e. Inert TSS 10385 10385
(Persamaan 5)
3 Tangki aerasi
a. volume (Persamaan 15) 5000 m3 12710 m3
50
Tabel 7. Hasil perhitungan penyisihan BOD dan penyisihan BOD-nitrifikasi (Lanjutan).
Hasil
Hasil
perhitungan
No. Perhitungan perhitungan
penyisihan BOD-
penyisihan BOD
nitrifikasi
b. Produksi biomassa 9483 Kg/day 6166.21 Kg/hari
(Persamaan 6)
c. Produksi lumpur 31541.78 Kg/hari 27539.25 Kg/hari
(Persamaan 12)
d. SRT (Solids retention time) 5 hari 12.71 hari
e. Suhu aerasi 12 0C 12 0C
f. Konsentrasi MLVSS (mixed 1853.09 mg/L 4.84 mg/L
liquor volatile suspended
solids) (Persamaan 18)
g. Kebutuhan oksigen 772.16 Kg/jam 13467.25 Kg/jam
(Persamaan 24)
4 Beban Pemeriksaan
a. Rasio F/M (food to 0.21 g/g hari 0.52 g/g hari
microorganism)
(Persamaan 19)
b. BOD volumetric loading 0.38 kg/m3 hari 0.52 kg/m3 hari
(Persamaan 20)
5 Efluen
a. Substrat efluen (bCOD) 1.80 mg/L 1.00 mg/L
(Persamaan 7)
b. BOD efluen - 9.99 mg/L
6 Laju alir m3/hari m3/hari
a. Laju alir efluen (Qe) 625.00 625.00
(Persamaan 70)
b. Laju alir lumpur yang dibuang 375.00 375.00
(Qw) (Persamaan 69)
c. Laju alir lumpur yang diproses 600.00 600.00
kembali (Qr) (Persamaan 71)
7 Clarifier sekunder
a. Volume tangki 333.3 m3 400 m3
(Persamaan 59)
b. Luas permukaan 72.73 m2 72.73 m2
(Persamaan 62)
c. Diameter (Persamaan 58) 9.63 m 9.63 m
d. Solids loading rate 66000 Kg/m2 jam 66000 Kg/m2 jam
(Persamaan 61)
51
4.4.1.2 Penyisihan Nitrogen
Tahapan perhitungan yang akan digunakan dalam perancangan proses
peniyisihan nitrogen ini yaitu sebagai berikut :
1. Membangun laju alir dan karakteristik, termasuk konsentrasi rbCOD dan kandungan
pada efluen.
2. Penentuan konsentrasi biomassa dalam MLSS dari proses nitrifikasi.
3. Penentuan rasio IR (internal recycle), menggunakan nilai NOx yang dihitung sesuai
langkah 12 penyisihan BOD-nitrifikasi.
4. Menghitung jumlah nitrat pada tangki anoksik. Perancangan didasarkan pada asumsi
bahwa pada dasarnya semua nitrat pada zona anoksik akan menurun. Konsentrasi
terendah nitrat yaitu 0.1 sampai 0.3 mg/L yang tersisa bergantung pada proses yang
terjadi, karena nitrat membatasi reaksi denitrifikasi pada konsentrasi yang rendah.
5. Menghitung nilai F/Mb berdasarkan konsentrasi biomassa untuk menentukan MLSS
dalam proses nitrifikasi.
6. Menggunakan grafik nilai SDNR (specific denitrification rate) yang ditunjukkan
pada Gambar 27, kemudian mencocokkan suhu dan IR untuk memperoleh SDNRb
pada tempat anoksik.
7. Mengulang tahapan perancangan zona anoksik sebagai langkah penting untuk
memperolah perancangan yang diinginkan.
8. Perhitungan permintaan oksigen.
9. Perancangan terhadap clarifier sekunder.
10. Merangkum semua hasil kualitas effluen keseluruhan.
11. Penulisan ke dalam Tabel.
52
% rasio
rbCOD/bCOD
Gambar 27. Plot nilai spesifik denitrificasi (SDNR) berdasarkan konsentrasi biomassa pada suhu
200C dan rasio F/Mb (food to biomass) untuk varian persentase nilai relatif rbCOD
menjadi bCOD pada air limbah influen (Metcalf and Eddy,2003).
Pada proses ini, karakteristik air limbah dan koefisien yang digunakan untuk
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 8 .
Tabel 8. Nilai koefisien biokinetik untuk kurva perancangan SDNRb (Metcalf and Eddy,2003).
53
Asumsi yang digunakan yaitu :
Konsentrasi nitrat dalam RAS = 6 g/m3.
Menggunakan koefisien yang sama seperti perancangan proses BOD-nitrifikasi.
Mencampur energi pada reaktor anoksik = 10 kW/103m3.
Dari parameter-parameter diatas, maka perhitungan dapat dilakukan sehingga hasil
yang diperoleh berdasarkan karakteristik air limbah yang masuk ditunjukkan pada Tabel
9 sebagai berikut :
54
Tabel 9. Hasil perhitungan penyisihan nitrogen proses lumpur aktif (Lanjutan).
Hasil perhitungan
No. Perhitungan
penyisihan fosfor
1 Primary sedimentation %
a. Penyisihan BOD (Persamaan 68) 37.07
b. Penyisihan TSS (Persamaan 68) 59.15
2 rbCOD (readily biodegradable COD)
a. rbCOD yang diperlukan untuk penyisihan 11236.80 mg/L
fosfor (Persamaan 89)
3 Tangki proses
a. Volume tangki aerobik (Persamaan 15) 5000 m3
tangki anoksik (Persamaan 76) 700 m3
tangki anaerobik 500 m3
b. Produksi lumpur (Persamaan 95) 29629.64 Kg/hari
55
Tabel 10. Hasil perhitungan penyisihan fosfor proses lumpur aktif (Lanjutan).
56
4.4.2.1 Simulasi nilai waktu proses keseluruhan (Solids retention time)
Keterangan :
SRT : waktu proses keseluruhan
Se : Substrat yang dihasilkan (sebagai bCDO efluen)
Ro : Jumlah oksigen yang dibutuhkan
3
2.5
Substrats effluent
2
1.5
1
0.5
0
3 5 7 25
SRT (Solids retention time) (hari)
Gambar 28. Grafik pengaruh perubahan nilai SRT terhadap nilai efluen substrat.
57
Jumlah oksigen yang dibutuhkan
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
3 5 7 25
Nilai SRT (Solids retention time) (hari)
Gambar 29. Grafik pengaruh perubahan nilai SRT terhadap jumlah oksigen yang dibutuhkan.
Tabel 12. Simulasi nilai laju alir lumpur yang menjadi buangan dari proses lumpur aktif.
Keterangan :
Qw :Laju alir lumpur yang dibuang.
SRT : waktu proses keseluruhan.
Se : Substrat yang dihasilkan (sebagai efluen).
Tabel 12 menunjukkan hasil perhitungan simulasi nilai laju alir lumpur yang menjadi
buangan dari proses lumpur aktif. Nilai yang akan disimulasikan yaitu nilai laju alir lumpur
yang dibuang (Qw) . Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa perubahan nilai Qw
berpengaruh terhadap nilai SRT. Seperti pada perhitungan simulasi sebelumnya, perubahan
nilai SRT menyebabkan perubahan konsentrasi substrat efluen (Se). Tingginya nilai laju alir
lumpur yang dibuang membutuhkan waktu proses yang cepat, karena waktu yang cepat
menyebabkan lumpur tidak diproses secara benar sehingga lumpur lebih banyak terbuang.
Pengaruh perubahan nilai Qw dapat dilihat pada Gambar 30.
58
20
15
SRT (Hari)
10
0
100 200 500 1000
Laju alir excess sludge (m^3/hari)
Gambar 30. Grafik pengaruh perubahan nilai laju alir lumpur yang dibuang terhadap waktu
proses.
4.4.2.3 Simulasi nilai konsentrasi lumpur yang diproses kembali (return activated
sludge)
Keterangan :
Xr : Konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam proses (return activated sludge)
Qr : Laju alir lumpur yang diproses kembali
Qw : Laju alir lumpur yang dibuang
Qw : Laju alir efluen
59
3500
3000
Qr (m^3/hari)
2500
2000
1500
1000
500
0
4000 8000 10000 120000
Konsentrasi lumpur yang akan diproses kembali (Xr)
(mg/L)
Gambar 31. Grafik pengaruh perubahan nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam
proses (return activated sludge) terhadap nilai laju alir lumpur yang diproses kembali.
800
Qw (m^3/hari)
600
400
200
0
4000 8000 10000 120000
Konsentrasi lumpur yang diproses kembali (Xr)
(mg/L)
Gambar 32. Grafik pengaruh perubahan nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam
proses (return activated sludge) terhadap nilai laju alir lumpur yang dibuang (Qw).
60
4.4.2.4 Simulasi nilai laju alir lumpur yang diproses kembali (return activated sludge)
Tabel 14. Simulasi nilai laju alir lumpur yang diproses kembali.
Keterangan :
Xr : Konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam proses
(return activated sludge)
Qr : Laju alir lumpur yang diproses kembali
Qw : Laju alir lumpur yang dibuang
Qw : Laju alir efluen
Tabel 14 menunjukkan hasil perhitungan simulasi nilai laju alir lumpur yang diproses
kembali (return activated sludge). Perhitungan simulasi dilakukan terhadap nilai laju alir
lumpur yang diproses kembali (Qr). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa
perubahan nilai Qr mempengaruhi nilai konsentrasi lumpur yang akan diproses kembali (Xr).
Perubahan nilai Xr diikuti dengan perubahan nilai laju alir lumpur yang dibuang (Qw) dan
nilai laju alir efluen (Qe). laju Qr yang tinggi disebabkan oleh konsentrasi Xr yang rendah.
Apabila lumpur yang diproses kembali rendah konsentrasinya, maka jalur pengembalian
lumpur tidak terhambat karena jalur tidak terisi oleh banyaknya lumpur yang kembali.
Perubahan nilai Xr tersebut mempengaruhi nilai laju alir lumpur yang dibuang (Qw) dan nilai
laju alir efluen (Qe) yang telah dijelaskan pada perhitungan simulasi sebelumnya. Pengaruh
perubahan nilai Qr dapat dilihat pada Gambar 33.
3700
3600
3500
3400
Xr (mg/L)
3300
3200
3100
3000
2900
2800
2700
5000 10000 15000 70000
Laju alir lumpur yang dikembalikan ke proses (Qr) (m^3/hari)
Gambar 33. Grafik pengaruh perubahan nilai laju alir lumpur yang diproses kembali (Qr) terhadap
nilai konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam proses (Xr).
61
4.5 Verifikasi Model
Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program
komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Tahapan verifikasi merupakan tahapan yang
digunakan untuk memeriksa kesesuaian hasil keluaran. Kesesuaian yang dimaksud adalah keluaran
sesuai dengan apa yang diinginkan berdasarkan perancangan model yang telah dibuat sebelumnya
(Radecka and Zilic,2004). Tahapan verifikasi menurut Wilcox (2004) dapat dilihat pada Gambar
34.Verifikasi model proses lumpur aktif dibagi menjadi dua bagian, yaitu verifikasi perhitungan
dan verifikasi perangkat lunak.
Membuat
Perencanaan
prototype
model
model
Verifikasi
model
Pengembangan
Perancangan
perangkat
model
lunak
Pengembangan
Pengembangan Pengembangan
algoritma /
analog model digital model
pemrograman
Model integrasi
Percobaan
model
Prototype
Simulasi Emulasi perangkat
keras
62
4.5.1 Verifikasi Perhitungan
Verifikasi perhitungan dilakukan dengan cara memberikan persyaratan-persyaratan
parameter yang digunakan pada proses perhitungan, sehinggga output yang dihasilkan
dianggap benar selama masih memenuhi persyaratan perhitungan. Jika persyaratan tidak
dipenuhi maka hasil yang didapatkan negatif dan hal tersebut artinya hasil perhitungan tidak
benar.
START
Verifikasi model
Verifikasi
perhitungan
Pemeriksaan
syarat nilai input
Pemeriksaan
syarat nilai
koefisien
NO
Decision
YES
END
Syarat untuk melakukan perhitungan adalah karakteristik air limbah dan nilai
koefisien kinetis. Berdasarkan Gambar 35, tahapan awal verifikasi perhitungan yang
dilakukan adalah verifikasi terhadap syarat karakteristik air limbah. Nilai karakteristik air
limbah yang diketahui terdiri dari BOD (Biological oxygen demand), sBOD, COD, sCOD,
rbCOD, TSS, VSS, TKN (Total kjedahl nitrogen), NH4-N, total phosphorus (TP),
Alakalinity, bCOD/BOD ratio. Menurut Metcalf dan Eddy (2003), nilai antar unsur
karakteristik air limbah berbeda-beda, pendekatan persyaratan nilainya yaitu BOD lebih besar
63
dari sBOD, BOD kurang dari COD, COD lebih besar dari sCOD, sCOD lebih besar dari
rbCOD, TSS lebih besar dari VSS, dan TKN lebih besar dari NH4-N.
Tahap berikutnya yaitu pemeriksaan nilai koefisien perhitungan. Perhitungan proses
penyisihan BOD menggunakan koefisien kinetis lumpur aktif (Tabel 4), perhitungan
penyisihan BOD-nitrifikasi menggunakan koefisien kinetis lumpur aktif dan koefisien lumpur
aktif-nitrifikasi (Tabel 5), perhitungan penyisihan nitrogen menggunakan koefisien kinetis
lumpur aktif (Tabel 4) dan koefisien biokinetik (Tabel 8), dan yang terakhir perhitungan
penyisihan fosfor menggunakan koefisien yang sama dengan proses perhitungan penyisihan
BOD-nitrifikasi. Apabila perhitungan yang dilakukan telah mengikuti syarat-syarat yang harus
dipenuhi, maka hasil perhitungan yang didapatkan adalah benar sesuai dengan prosedur
perhitungan.
START
Verifikasi model
Verifikasi
perangkat lunak
Pemerikasaan
coding (variabel,
tipe data, dan
rumus
perhitungan)
NO
Pemeriksaan
textfield yang
kosong
Decision
YES
END
64
Berdasrkan Gambar 36, dapat dilihat bahwa verifikasi perangkat lunak diawali
dengan pemeriksaan bahasa pemrograman atau pengkodean formulasi perhitungan (coding).
Setiap selesai melakukan formulasi pemrograman, pemeriksaan dilakukan dengan cara
menjalankan formulasi tersebut. Apabila masih terdapat kesalahan, maka perangkat lunak
belum dapat dijalankan. Perangkat lunak Delphi 7.0 menyediakan fasilitas informasi
kesalahan yang terjadi pada proses formulasi sehingga memudahkan pengembang model
perangkat lunak memperbaiki kesalahan pengkodean.
Selanjutnya adalah pemeriksaan kotak-kotak kosong yang merupakan tempat
pengisian nilai input. Apabila tidak terdapat kesalahan pada saat penulisan bahasa
pemrograman (coding), maka perangkat lunak Activatedsludge.0.1 dapat dijalankan,
kemudian pada halaman perhitungan akan terdapat tombol hitung yang jika ditekan secara
otomatis akan memeriksa kotak input perhitungan. Perhitungan hanya dapat dilakukan jika
nilai parameter telah diinputkan ke halaman perhitungan. Kotak input (pada Delphi disebut :
Edit text) yang masih kosong akan menyebabkan program tidak dapat dijalankan.
65
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perancangan model proses lumpur aktif menggunakan metode pemodelan berbasis objek
UML (unified modeling language). Perancangan dilakukan dengan cara membuat diagram-
diagram pemodelan yang meliputi usecase diagram, activity diagram ,statechart diagram, dan
class diagram. Perancangan pemodelan selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang akan menjadi sebuah perangkat lunak aplikatif yang diberi nama
activatedsludge.0.1 (AS 0.1). Perhitungan proses yang digunakan berdasarkan pemodelan yang
telah ada sebelumnya dnegan penambahan pemodelan perhitungan penyisihan BOD.
Model proses lumpur aktif yang akan dijadikan perhitungan yaitu penyisihan BOD,
penyisihan BOD-nitrifikasi, penyisihan nitrogen, dan penyisihan fosfor. Masing-masing
perhitungan menggunakan koefisien yang berbeda. Koefisien tersebut antara lain: koefisien
penyisihan BOD dan BOD-nitrifikasi, koefisien nitrifikasi, dan koefisien biokinetik untuk
penyisihan nitrogen.
Proses perhitungan yang akan dihitung salah satunya adalah proses penyisihan BOD . Data
yang digunakan merupakan karakteristik air limbah dari pabrik Industri kelapa sawit
PT.Perkebunan Nusantara I, Aceh Tamiang. Debit limbah yang dihasilkan yaitu 1000 m3/hari.
Berdasarkan nilai debit limbah, maka konstruksi proses penyisihan BOD yang tepat untuk
volume tangki aerasi yaitu sebesar 5000 m3, dengan total produksi lumpur 31541.78 kg/hari dan
oksigen yang dibutuhkan untuk proses sebesar 772 kg/jam, untuk kualitas efluen, konsentrasi yang
di dapatkan adalah 1.8 mg bCOD/L dan 9.9 mg BOD/L.
Pada perhitungan simulasi model proses lumpur aktif, simulasi dilakukan terhadap nilai laju
alir lumpur yang dibuang (Qw), laju alir lumpur yang diproses kembali (Qr) dan konsentrasi
lumpur yang dikembalikan ke dalam proses (Xr). Berdasarkan simulasi pada nilai Qw diketahui
bahwa, perubahan nilai Qw mempengaruhi perubahan nilai SRT (solid retention time/waktu
tinggal), perubahan nilai SRT akan mengakibatkan perubahan konsentrasi yang dihasilkan pada
effluent (Se) dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses (Ro). Pada simulasi nilai Qr,
perubahan nilai Qr mempengaruhi perubahan nilai Xr, perubahan nilai Xr akan mempengaruhi
nilai Qw dan nilai laju alir limbah efluen atau keluaran (Qe). Pada simulasi nilai Xr, perubahan
nilai Xr mempengaruhi nilai Qr,Qw, dan Qe.
5.2 Saran
Pengembangan lebih lanjut terhadap paket program Activatedsludge.0.1 perlu dilakukan
untuk lebih menyempurnakan paket program tersebut meliputi, pengembangan database
karakteristik air limbah industri-agro, dan konten-konten yang memudahkan pengguna dalam
melakukan perhitungan. Pengembangan lebih lanjut yang dimaksudkan yaitu penambahan
pemilihan perhitungan proses lumpur aktif.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ambler SW. 2005. The Elements of UML 2.0 Style. Cambridge: Cambridge
University Press.
Boggs W. dan Boggs M. 2002. UML with Rational Rose 2002. Marina Village
Parkway: SYBEX Inc.
Camerata J, Pearce E, Greer P, White J. dan Bueno MAS. 2008. Activated Sludge:
Technical Learning College.
Haandel Av. dan lubbe jvd. 2007. Handbook Biological Waste Water Treatment.
Netherlands: Quist Publishing.
Henze M, Gujer W, Mino T. dan Loosdrecht MV, Eds. 2002. Activated Sludge
Models : ASM1, ASM2, ASM2d and ASM3. London: IWA Publishing.
67
Neethling J, Z. A. dan Pattarkine VM. 2010. Nutrient Removal. Alexandria,
Virginia: Water Environment Federation Press.
Ojo A. dan Estevez E, Eds. 2005. Object-Oriented Analysis and Design with
UML. Macao: e-Macao Report.
Raharjo WS. dan Mahastama AW. 2010. Modeling of Software System : UML
Case Model. lecturer.ukdw.ac.id/willysr/pspl-ti/silabus.pdf. [23 Mei 2011]
Setiawan JHH. 2009. Konsep Conceptual Data Model [CDM] dan Physical Data
Model [PDM].
http://tutorialpemrograman.wordpress.com/2009/08/08/konsep-conceptual-
data-model-cdm-dan-physical-data-model-pdm/. [May 23 2011]
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1. Daftar istilah pada karakteristik air limbah.
Constituent Definisi
BOD BOD Total 5-d biochemical oxygen demand
sBOD Soluble 5-d biochemical oxygen demand
UBOD Ultimate biochemical oxygen demand
70
Lampiran 2. Contoh halaman laporan hasil perhitungan model lumpur aktif.
71