Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TANTANGAN PUSTAWAKAN

Dosen Pengampu Prisca Budi Juvitasari,M.A

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok sebagai

materi presentasi pada Mata Kuliah

Psikologi Pustakawan

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Alfirda Nanda Salsabila (126310211001)


2. Bintang Ariadi S.R (126310211005)
3. Hana Maisarhotin (126310211009)
4. Lutfi khusnul janah (12631021014)
5. Salsa Bela (126310211026)
6. Ulfadatul Meisaroh (126310211031)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan informasi yang terjadi saat ini sungguh luar biasa, baik
berupa media cetak maupun media elektronika. Masing-masing unit
informasi saling bersaing untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada masyarakat. Salah satu unit informasi
yang memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu
unit informasi yang memegang peranan penting karena selain
merupakan gudang ilmu juga merupakan sarana informasi dan
sumber pengetahuan yang paling murah dan bisa diperlajari secara
berulang.1
Dengan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan fasilitas yang
tersedia, perpustakaan dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan
akses informasi dalam rangka peningkatan kecerdasan religi, intelektual,
kognisi, afeksi, dan kinetik mereka. Hal ini sesuai yang tertera dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan pada Bab 1 Pasal 1 ayat 1 : “Perpustakaan adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka”2.
Dalam hal ini pustakawan sebagai salah satu profesi yang berhubungan
dengan manajemen informasi (perpustakaan) harus dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi agar dapat mengambil peran yang lebih
besar sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna
dengan baik.3 Tantangan pustakawan di era informasi adalah siap tidaknya
menerima perubahan dan beraktualisasi diri untuk selalu mengikuti
perkembangan teknologi informasi, kesiapan untuk bekerja sama dengan

1
UT Pokjar Pacitan
2
Undang-undang No.47 Tahun 2007
3
S Elok Setyorini
Buletin Perpustakaan Universitas Airlangga 2 (1), 28-32, 2007
sesama profesi, serta meningkatkan budaya dan motivasi kerja yang tinggi.
Di makalah ini akan membahasa tentang tantangan yang harus dihadapi
oleh seorang pustakawan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang menjadi bahan pada makalah kali ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian tantangan pustakawan ?
2. Tantangan seperti apa yang dihadapi pustakawan ?
3. Bagaimana usaha pustakawan dalam mengatasi tantangan tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu padarumusan masalah diatas memberikan gambaran kepada
kami untukmengetahui tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian tantangan pustakawan
2. Untuk menjelaskan tantangan apa saja yang dihadapi pustakawan
3. Untuk menjelaskan bagaimana usaha pustakawan mengatasi
tantangan itu

PEMBAHASAN

A. Tantangan Pustakawan Di Era Digital


Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan
menggugah kemampuan. Pustakawan adalah seseorang yang berprofesi
dalam bidang pustakawan ialah seseorang yang melaksanakan kegiatan
perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. 4 Maka
pengertian tantangan pustakawan adalah suatu hal yang bertujuan untuk
menggugah kemampuan seorang pustawakan. Ada beberapa tantangan
pustakawan di era digital seperti ini, yaitu sebagai berikut :

4
Lasa Hs (2009: 295)
1. Semakin banyaknya informasi
Berbagai informasi yang tersedia di dalam internet bisa diakses oleh
siapa saja dan kapan saja dengan cepat. Sehingga, sulit untuk memutuskan
mana informasi yang berguna dan penting. Tingkat validitas kebenaran
suatu informasi pun seringkali menjadi samar. Hal ini menjadi tantangan
pustakawan dalam menyaring, memadukan, dan menyajikan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

2. Mengelola berbagai macam bentuk bahan pustaka


sedia dalam berbagai format. Baik format digital maupun non digital,
setiap bahan pustaka mempunyai “usia” penggunaan. Akan tetapi, ketika
bahan pustaka disimpan dalam format digital, maka “usia” penggunaan
bahan pustaka tersebut akan lebih cepat karena dengan teknologi informasi
yang terus berkembang, format penyimpanan juga akan terus berubah
mengikuti teknologi. Kemampuan pustakawan untuk mengelola berbagai
macam bahan pustaka ini menjadi salah satu hal yang penting sehingga
diharapkan bahan pustaka dapat terus digunakan.

3. Semakin kompleksnya sumber-sumber informasi


Informasi di era digital seringkali berasal dari berbagai macam sumber.
Pustakawan selain dituntut untuk dapat menggunakan kemampuannya
dalam menelusuri sumber-sumber informasi, mereka juga diharapkan
dapat mengajarkan kemampuan tersebut kepada pemustaka. Layanan
bimbingan kepada pemustaka ini penting dilakukan agar pemustaka tidak
salah dalam pengambilan sumber informasi.

4. Pengguna perpustakaan berupa generasi digital


Dalam berbagai survei yang telah dilakukan, pola pencarian informasi
generasi digital ini juga berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini
sudah terbiasa menggunakan teknologi informasi, bersikap lebih kritis
aktif, dan cenderung menginginkanlayanan perpustakaan yang serba cepat
dan seketika. Untuk dapat menarik net generation, perpustakaan perlu
melakukan pengembangan perpustakaan dari sisi teknologi informasi,
fasilitas fisik, koleksi, maupun layanan perpustakaan.

5. Kemampuan mencari dan menggunakan sumber-sumber


informasi
Mencari sumber informasi merupakan kemampuan untuk menemukan
informasi dengan menggunakan teknologi informasi, seperti internet.
Sumber informasi saat ini tidak hanya berupa buku, jurnal, majalah, dan
koran dalam bentuk cetak, tetapi juga dapat melalui media online seperti
e-book dan e-journal.

6. Kemampuan melakukan pengembangan koleksi


Koleksi perpustakaan di era digital tidak hanya berbentuk cetak, seperti
buku teks, majalah, dan jurnal, tetapi juga meliputi koleksi dalam bentuk
online, seperti jurnal, buku, dan majalah yang jumlahnya tidak terhitung.

7. Kemampuan mengelola informasi penyimpanan dan temu


kembali informasi
penyimpanan dan temu kembali informasi merupakan kemampuan
pustakawan dalam mengelola sumber-sumber informasi yang semakin hari
semakin banyak jumlahnya. Termasuk juga menyimpan dan menemukan
kembali koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, baik koleksi fisik
maupun koleksi online. Dengan banyaknya informasi yang tersedia di era
digital ini, pustakawan dituntut untuk dapat mengelola berbagai jenis
informasi tersebut, menemukannya kembali ketika dibutuhkan sekaligus
menyajikan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

8. Kemampuan berkomunikasi
Seorang pustakawan harus pandai dalam berkomunikasi entah itu
dengan rekan sejawat, seprofesi, ataupun dengan bidang lain. Di era digital
ini, kolaborasi dan networking merupakan hal yang sangat penting.
Karena jika kedua hal tersebut dilakukan dengan baik antara pustakawan
dengan bidang lain seperti dosen, IT, dll. Maka akan mempermudah
pustakawan dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk lisan.

B. Tantangan Pustakawan di Era Teknologi Dibagi Menjadi 2 Yaitu,


Tantangan Internal dan Eksternal
1. Tantangan internal
a. Sumber daya
Mencakup segala sesuatu yang menjadi bagian atau unsur
penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, seperti gedung, sumber daya
manusia, koleksi bahan pustaka, sarana prasarana dan dana. Khususnya
sumber daya manusia selama ini orang selalu memberikan cap negatif
pada perpustakaan sehingga sering kali perpustakaan merupakan tempat
buangan atau tempat orang-orang bermasalah. Dengan adanya staf yang
demikian, bagaimana perpustakaan akan berkembang dengan baik, bahkan
untuk mencari pustakawan yang mempunyai kemampuan khusus pun
masih sulit mendapatkan formasi. Agar perpustakaan dapat berkembang
atau eksis di dunia luar dan dicari masyarakat terutama masyarakat
pengguna maka sumber daya yang ada harus memiliki kualifikasi tertentu
khususnya kualifikasi di bidang perpustakaan .

b. Adminitrasi
Untuk dapat menciptakan suatu tertib administrasi, seorang
administrator diharapkan mampu memimpin, menjalankan dan
mengendalikan seluruh perangkat dan bawahannya, dalam rangka
pemenuhan target dan sasaran. Namun demikian, sasaran dan target akan
tercapai dengan baik apabila setiap unsur harus bersedia menjalankan
tugas dan kewajiban sesuai dengan prinsip -prinsip administrasi.

c. Manajemen
Manajemen adalah sikap kepemimpinan sehingga kepala perpustakaan
mampu dalam memimpin seluruh aktivitas perpustakaan dalam rangka
pencapaian tujuan agar terselenggara dengan baik.
2. Tantangan eksternal
a. Jarak antara perpustakaan dan masyarakat
Sebuah perpustakaan semestinya menjadi sumber, agen, dan pusat
informasi, namun sampai saat ini perpustakaan belum bisa berperan secara
maksimal, perpustakaan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
informasi bagi pengguna sehingga untuk mempersempit jarak antara
perpustakaan dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara kedudukan
perpustakaan mudah diakses/ dijangkau, jasa yang diberikan menarik
masyarakat untuk memanfaatkannya. Disamping itu, masyarakat perlu
diberikan informasi tentang seluk-beluk perpustakaan dengan harapan,
apabila masyarakat sudah mengetahui tentang perpustakaan akan tergugah
untuk datang dan menggunakan koleksi maupun informasi yang tersimpan
di dalam perpustakaan.

b. Keterbatasan akses informasi dan komunikasi


Untuk memperlancar komunikasi dan akses informasi maka perlu
diadakan pendekatan antara perpustakaan dan masyarakat. Pendekatan ini
dilakukan oleh pihak perpustakaan terlebih dahulu dengan
mensosialisasikan program maupun jasa perpustakaan.

c. Rendahnya respon dan perhatian masyarakat terhadap


perpustakaan
Dikarenakan berbagai faktor, antara lain masyarakat belum cukup tahu
tentang kegunaan perpustakaan, kegiatan yang dilakukan masyarakat,
masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perpustakaan. Untuk
dapat menarik respon masyarakat agar datang ke perpustakaan perlu
diawali dengan adanya pemahaman tentang manfaat dan nilai tambah dari
suatu perpustakaan. Pemahaman tentang perpustakaan dapat dengan
pendekatan, penjelasan, dan pembinaan agar masyarakat paham akan
pentingnya perpustakaan. Respons maupun perhatian dari masyarakat
dapat diawali dari dalam keluarga, dengan cara membiasakan diri untuk
membaca dan mengenalkan akan manfaat perpustakaan, kemudian
diteruskan di sekolah baik dari TK sampai perguruan tinggi yang
memasukkan kunjungan penggunaan perpustakaan dalam kurikulumnya.

d. Persepsi masyarakat yang keliru terhadap perpustakaan


Beragamnya kelompok masyarakat, tingkat sosial, kebudayaan, dan
perbedaan yang lainnya mengakibatkan pandangan atau persepsi
masyarakat terhadap perpustakaan, perlu dikembangkan citra atau persepsi
yang benar tentang perpustakaan bagi semua anggota masyarakat.

e. Rendahnya minat masyarakat


Memang perlu disadari bahwa respons dan perhatian masyarakat akan
adanya perpustakaan masih rendah, hal ini sering terlihat di berbagai
perpustakaan yang ada, menurut penelitian yang pernah dilakukan,
hasilnya sebagai berikut ini.
a). Masyarakat yang telah memahami akan guna perpustakaan
maka minatnya cukup besar untuk menggunakan koleksi atau informasi
yang ada di perpustakaan
b). Masyarakat kurang informasi dalam mengakses perpustakaan.
c). Perlu peningkatan kinerja perpustakaan termasuk di dalamnya koleksi
dan sistem layanan, dengan kinerja yang baik maka pengguna akan betah
dan senang menggunakan jasa perpustakaan.
d). Diperlukan adanya pendekatan antara perpustakaan dan masyarakat
sehingga masyarakat dengan senang hati dan kesadaran sendiri datang ke
perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi yang ada.
e). Masih perlu perhatian atau komitmen dari pengelola perpustakaan
untuk memberikan jasa layanan yang lebih baik, cepat dan menyenangkan.

f. Kesibukan dan waktu yang terbatas


Masyarakat menggunakan jasa perpustakaan adalah masyarakat yang
sudah sadar akan pentingnya informasi dan membaca. Masyarakat yang
seperti ini adalah masyarakat yang tinggal di perkotaan. Namun demikian,
tidak semua masyarakat perkotaan sudah sadar akan pentingnya informasi,
dikarenakan mereka disibukkan dengan segala kegiatan maupun
sedikitnya waktu untuk mengunjung perpustakaan.

g. Kebiasaan dan budaya baca belum berkembang


Sebenarnya kebiasaan dan budaya membaca dapat dibentuk atau
diwujudkan pada masyarakat, namun memerlukan proses, waktu, upaya,
kesungguhan, dan kesabaran yang tak kenal lelah. Kebiasaan membaca
dapat dilakukan sejak usia dini dan dilakukan dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, dan sekolah. Dalam rangka menunjang proses budaya dan
kebiasaan membaca tersebut perpustakaan mempunyai peran yang sangat
penting karena perpustakaan memiliki sarana prasarana bahan bacaan dari
berbagai bidang ilmu maupun bacaan yang sifatnya bacaan ringan dan
menarik bagi pembaca.

h. Tingkat pendidikan masih perlu ditingkatkan,

Tingkat pendidikan masyarakat kita belum memadai dapat


mempengaruhi keberadaan dan penyelenggaraan perpustakaan dan
dampak yang lebih lanjut adalah pemahaman dan pemanfaatan
perpustakaan yang belum optimal. Perpustakaan merupakan bagian dari
pendidikan baik formal maupun non formal. Jadi, apabila pendidikan kita
maju maka dengan sendirinya penyelenggaraan perpustakaannya pun
dapat dibilang maju dan berkembang dengan baik, namun sebaliknya
apabila masyarakat dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai akan
tergambar dengan representatif perpustakaan yang belum berkembang
dengan baik.

i. Kendala geografis.

Jarak yang relatif jauh dari tempat tinggal merupakan suatu kendala
untuk mengunjungi perpustakaan. Walaupun berbagai jenus perpustakaan
telah banyak didirikan baik di tingkat kecamatan sampai dengan tingkat
provinsi, perpustakaan sekolah dari TK sampai perguruan tingi juga
tersedia dibandingkan dengan luasnya geografi negara Indonesia serta
jumlah penduduknya maka masih dirasa kurang menjangkau ke seluruh
pelosok tanah air.

C. Kiat Pustakawan Menghadapi Tantangan Saat Ini

Saat ini perpustakaan sedang dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa


pengguna informasi sudah luar biasa secara elektronik. Namun,
perpustakaan masih memiliki banyak kendala untuk dapat menghadapi
persoalan tersebut. Untuk itu salah satu cara agar bisa meminimalisir dan
mengatasi tantangan yang ada adalah dengan cara:

1. Optimalisasi peran pustakawan senior

Mayoritas pimpinan perpustakaan memiliki pemikiran bahwa hanya


pustakawan senior yang mampu mengawal setiap perubahan yang ada.
Oleh karena itu, pimpinan perpustakaan dapat melibatkan para pustakawan
senior sebagai modal utama dalam merencanakan kegiatan yang akan
diselenggarakan perpustakaan termasuk kegiatan yang menyangkut
pemanfaatan teknologi informasi. Pustakawan senior harus diberi motivasi
agar mau mengikuti perkembangan teknologi informasi sehingga mereka
tidak gaptek. Jika mereka mau belajar tentang teknologi informasi, maka
mereka akan dapat memenuhi permintaan pengguna melalui internet.

2. Merekrut pustakawan baru

Recruitment dalam segala hal termasuk perpustakaan harus dilakukan


sebaik mungkin. Dalam merekrut pustakawan baru, kriteria pustakawan
yang akan diterima harus jelas. Seleksi harus dilakukan secara ketat,
profesional, dan transparan maksudnya adalah terhindarkan dari kegiatan
kolusi dan nepotisme. Untuk menghadapi tantangan masa depan di
perlukan adanya pustakawan yang mempunyai ijazah dengan latar
belakang pendidikan perpustakaan serta memiliki pengetahuan akan
teknologi informasi.

3. Perubahan manajemen
Agar tujuan perpustakaan dapat dicapai dengan efektif dan sesuai
dengan kemajuan teknologi maka evaluasi dan perubahan struktur
organisasi perlu dilakukan guna mengetahui apakah struktur organisasi
yang masih ada tersebut masih efektif dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan teknologi atau sudah tidak lagi.

Gaya kepemimpinan adalah salah satu unsur lain yang dapat


memengaruhi keberhasilan perpustakaan di masa saat ini dan yang akan
datang. Gaya kepemimpinan yang tradisional harus di tinggalkan, karena
jika gaya kepemimpinan yang seperti ini masih diterapkan maka akan
banyak menemui kendala dimana perubahan yang terjadi sekarang ini
begitu cepat dan tuntutan dari pengguna perpustakaan begitu tinggi diluar
kemampuan pustakawan. Oleh karena itu gaya kepemimpinan yang
tradisional harus ditinggalkan dan diganti dengan gaya kepemimpinan
yang fleksibel dalam menghadapi perubahan. Para pemimpin perpustakaan
di haruskan melek teknologi informasi dan mau menerapkannya di
perpustakaan. Selain itu tugas dari pemimpin adalah memotivasi staf agar
mau bekerja lebih cepat dan giat untuk dapat memenuhi tuntutan
kebutuhan pengguna perpustakaan. Para pemimpin juga harus mampu
mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan harus mampu menempatkan
staf sesuai dengan kemampuannya.

Kesimpulan

Dari pernyataan yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa tantangan


seorang pustakawan dalam menghadapi lonjakan infomasi di era digital ini
adalah kesiapan dan kemampuan pustakawan dalam beradaptasi dan
mengembangkan kemampuan diri untuk mengahadapi perubahan yang
ada. Dengan terus belajar dan menggali informasi yang akurat dapat
membantu pustakwan dalam menghadapi tantangan di era digital.
Daftar Pustaka

Rulyah,Siti.(2018).Profesi Pustakawan: Tantangan dan Peluang. Jurnal


Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca Vol. 34 (1) (2018) 029-038.

Muryati,& Sulistyawan, Irwan.(2014).Peluang dan Tantangan Pustakawan


Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pustakaloka,Vol. 6. No.1 (2014).

Harmawan. (2016, 04 06). Peran Pustakawan Dalam Era Digitalisasi


Informasi. UNS LIBRARY.

Anda mungkin juga menyukai