LD PERDES HAK GARAP Pengelolaan Kekayaan Milik Desa TH 2023
LD PERDES HAK GARAP Pengelolaan Kekayaan Milik Desa TH 2023
TENTANG
2
14. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 22 Tahun 2018
tentang Perangkat Desa (Berita Daerah Kabupaten
Cirebon Nomor 22 Tahun 2018 Seri E.17);
15. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 122 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
(Berita Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 122 Tahun
2015 Seri E.112);
M E M U T U S K AN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
13. Tanah Kas Desa adalah barang milik desa berupa tanah
3
yang perolehannya didasarkan pada hak pakai atau hak
lainnya, baik yang sudah ada bukti hak (sertifikat)
maupun yang ada bukti hak berdasarkan hak adat dan
atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dan pengaturannya harus dituangkan dalam
peraturan desa;
14. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan
kekayaan milik Desa;
15. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan Kekayaan Desa untuk
menghubungkan pengadaan barang yang telah ada
dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
melakukan tindakan yang akan datang;
16. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Kekayaan Desa
yang tidak dipergunakan dalam bentuk sewa, pinjam
pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah guna
atau bangun guna serah dengan tidak mengubah status
Kekayaan Desa;
17. Sewa adalah pemanfaatan Kekayaan Desa oleh pihak
lain dalam jangka waktu tertentu untuk menerima
imbalan uang tunai;
18. Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa antara
Pemerintah Desa dengan Pemerintah Desa lain serta
Lembaga Kemasyarakatan Desa di Desa setempat dalam
jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan;
19. Kerjasama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset Desa
oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka meningkatkan pendapatan Desa;
20. Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik
Desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali
tanah beserta bangunan dan atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu;
21. Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang Milik
Desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan kepada Pemerintahan Desa untuk
didayagunakan dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati;
22. Pengamanan adalah Proses, cara perbuatan
mengamankan aset Desa dalam bentuk fisik, hukum,
dan administratif;
23. Pemeliharaan adalah kegiatan yang di lakukan agar
semua aset Desa selalu dalam keadaan baik dalam
4
rangka penyelenggaraan pemerintahan desa;
24. Penghapusan adalah kegiatan menghapus atau
meniadakan aset Desa dari buku data inventaris desa
dengan keputusan kepala desa untuk membebaskan
Pengelolaan Barang, Pengguna Barang, dan atau kuasa
pengguna barang dari tanggung jawab administrasi dan
fisik atas barang yang berada dalam pengguasaannya;
25. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan aset
Desa;
26. Tukar menukar adalah pemindahtanganan kepemilikan
aset Desa yang dilakukan antara pemerintah desa
dengan pihak lain dengan penggantiannya dalam
bentuk barang;
27. Penjualan adalah pemindahtanganan aset Desa kepada
pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
uang;
28. Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah
pemindahtanganan aset Desa yang semula merupakan
kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan
yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal
Desa dalam BUMDesa;
29. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang di
lakukan meliputi pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan aset Desa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
30. Pelaporan adalah penyajian keterangan berupa
informasi terkait dengan keadaan objektif aset Desa;
31. Penilaian adalah suatu proses kegiatan pengukuran
yang didasarkan pada data atau fakta yang obyektif dan
relevan dengan menggunakan metode atau teknis
tertentu untuk memperoleh nilai aset Desa;
32. Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan atau
dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu
sumber pendapatan asli desa dan atau untuk
kepentingan sosial;
33 Tanah Bengkok adalah salah satu tanah Desa yang
dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Desa yang
digunakan untuk tambahan tunjangan Kuwu dan
Perangkat Desa lainnya selain penghasilan tetap.;
34. Tanah Pangonan adalah tanah negara yang pada
jaman kolonial belanda diberikan kepada Desa sebagai
milik desa bagi keperluan padang penggembala.
35. Tanah Desa lainnya adalah tanah Desa yang
digunakan untuk kepentingan umum, seperti jalan,
jalan gang, selokan, SDN, Lapangan Bola, Madrasah
Iptidaiyah, TK, Kuburan dan lain-lain;
5
36. Tanah Pengganti adalah lokasi pengganti atas Tanah
Kas Desa yang dilepas atau dimohon atau tukar
menukar;
37. Pengarem arem adalah pemberian tunjangan
kesejahteraan kepada Kuwu yang habis masa jabatan
atau Perangkat Desa yang telah berhenti;
38. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan
aset Desa;
39. Kodefikasi adalah pemberian kode barang pada aset Desa
dalam rangka pengamanan dan kepastian status
kepemilikan.
BAB II
JENIS KEKAYAAN DESA
Pasal 2
6
d. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian atau kontrak dan lain-lain sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. hak Desa dari Dana Perimbangan, Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah;
f. hibah dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. hibah dari pihak ketiga yang sah dan tidak
mengikat; dan
h. hasil kerjasama desa.
BAB III
PENGELOLAAN KEKAYAAN MILIK DESA
Pasal 3
Pasal 4
8
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
BAB IV
9
PERENCANAAN, PENGADAAN DAN PENGGUNAAN
KEKAYAAN MILIK DESA
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 9
Bagian Kedua
Pengadaan
Pasal 10
Bagian Ketiga
Penggunaan
Pasal 11
BAB V
10
PEMANFAATAN KEKAYAAN MILIK DESA
Bagian Kesatu
Pemanfaatan
Pasal 12
Pemanfaatan kekayaan milik desa dilakukan dengan cara :
a. sewa;
b. pinjam pakai;
c. kerjasama pemanfaatan;
d. bangun guna serah dan bangun serah guna.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Bagian Kedua
12
Hasil Pemanfaatan
Pasal 18
Pasal 19
BAB VI
PEMANFAATAN, PENGELOLAAN DAN
Bagian Kesatu
Pemanfaatan/Peruntukan
Paragraf 1
Tanah Titisara
Pasal 20
Paragraf 2
13
Tanah bengkok
Pasal 21
Bagian kedua
Pengelolaan
Paragraf 1
Pengelolaan tanah titisara
Pasal 22
14
desa dan pemenang lelang.
(8) Pemenang lelang memperoleh hak garap selama satu
tahun, yang dimulai dari musim tanam rendeng
berjalan, dan berakhir pada musim gaduh tahun
berikutnya.
(9) Pengelolaan tanah titisara yang dilakukan dengan cara
lelang tidak diperbolehkan mengubah batas tanah,
mengubah penggunaan tanah pertanian menjadi tanah
non pertanian, kecuali telah ada rekomendasi alih
fungsi lahan yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
(10) Mekanisme lelang tanah titisara diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kuwu.
Paragraf 2
Pasal 23
Pasal 24
15
(4) Musim gaduh atau kemarau tahun berjalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, rentang
waktunya adalah antara bulan mei sampai dengan
bulan September.
Bagian ketiga
Hasil Pemanfaatan
Paragraf 1
Tanah bengkok sebagai hak garap
Pasal 25
(1) Hasil pemanfaatan hak garap bengkok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 tidak disetorkan pada
rekening kas desa.
(2) Hasil pemanfaatan Hak garap bengkok yang diterima
oleh Kuwu dan Perangkat Desa disesuaikan dengan
musim garapan atau tanam.
(3) Perhitungan Hasil pemanfaatan hak garap bengkok
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibagi secara
proporsional dalam 12 (dua belas) bulan.
Pasal 26
16
tahun berjalan.
(5) Perhitungan selisih bulan dalam rentang waktu musim
rendeng atau musim gaduh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), (2), (3),dan (4) mengacu pada ketentuan
pasal 25 ayat (3).
Pasal 27
BAB VII
Bagian kesatu
Hak
Pasal 28
Bagian kedua
Kewajiban
Pasal 29
17
Kuwu dan Perangkat Desa mempunyai kewajiban :
a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan luas tanah
kas desa;
b. Menjaga fungsi dan kualitas tanah kas desa;
Bagian ketiga
Larangan
Pasal 30
BAB VIII
Bagian Kesatu
Pasal 31
Bagian Kedua
Pelepasan Kekayaan Milik Desa
Paragraf 1
Penghapusan
Pasal 32
(1) Penghapusan kekayaan milik desa merupakan kegiatan
menghapus atau meniadakan kekayaan milik desa dari
buku data inventaris desa.
(2) Penghapusan kekayaan milik desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal kekayaan
desa karena terjadinya, antara lain:
a. beralih kepemilikan;
b. Pemusnahan kekayaan;
c. sebab lain/hibah.
(3) Penghapusan kekayaan milik desa yang beralih
kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a, antara lain:
a. pemindahtanganan atas aset desa kepada pihak
lain;
b. putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
c. Desa yang kehilangan hak sebagai akibat dari
putusan pengadilan sebagaimana pada huruf b,
wajib menghapus dari daftar inventaris aset milik
desa.
(4) Pemusnahan kekayaan milik desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b, dengan ketentuan:
a. berupa aset yang sudah tidak dapat dimanfaatkan
dan atau tidak memiliki nilai ekonomis, antara lain
meja, kursi, komputer;
b. dibuatkan Berita Acara pemusnahan sebagai dasar
penetapan keputusan Kepala Desa tentang
Pemusnahan.
(5) Penghapusan kekayaan milik desa karena terjadinya
sebab lain/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, antara lain:
19
a. hilang;
b. kecurian; dan
c. terbakar.
Pasal 33
Pasal 34
Paragrap 2
Pemindahtanganan
Pasal 35
Pasal 36
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
21
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dalam Lembaran
Desa.
TTD
SUGIARTO
Di Undangkan di Bayalangu Kidul
Pada Tanggal ....... Mei 2023
SEKRETARIS DESA BAYALANGU KIDUL,
...............................................
LEMBAR DESA BAYALANGU KIDUL TAHUN 2023 NOMOR ... , SERI D....
22