Wa0008.
Wa0008.
NON STEROID
Dosen Pengampu :
Dibuat Oleh :
Depi Meilia
482012108024
4A Farmasi
PRODI S1 FARMASI
Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat
analgetik, antipiretik, serta anti radang dan banyak digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit
reuma seperti arthritis reumatoid, artrosis dan spondilosis (Tjay, 2007).
Obat Anti-Inflamsi Nonsteroid (OAINS) merupakan obat yang paling sering diresepkan di dunia
belahan barat, dengan penjualan didunia melebihi 6 miliar dollar Amerika pertahun. Risiko
komplikasi gastroduodenum (perdarahan, perforasi, atau obstruksi lambung) terjadi 1–4 % pertahun,
obat ini menyebabkan ulkus duodenum dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX) dan
mengurangi sintesis prostaglandin mukosa. Siklooksigenase adalah enzim yang berfungsi untuk
mengkonversi asam arakidonat menjadi prostaglandin, berkurangnya sintesis prostaglandin
menyebabkan rusaknya pertahanan mukosa duodenum. Obat inimenurunkan sekresi mukus dan
bikarbonat, mengurangi aliran darah mukosa, dan meningkatkan adhesi neutrofil pada endotel
pembuluh darah (Noffsinger, 2007).
PEMBAHASAN
AntiInflamasi Steroid Obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat. Karena
Obat-obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk asam
arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostaglandin juga tidak
akanterbantuk. Namun, obat anti inflamasi golongan ini tidak boleh digunakan
seenaknya. Karena efek sampingnyabesar. Bisa menyebabkan moonface, hipertensi,
osteoporosis dll. Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid memiliki stuktur
kimiatertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteksadrenal tubuh dikenal
dengan nama senyawa kortikosteroid.
1. Betametason
- Indikasi
-kontra indikasi
Infeksi bakteri, fungi, dan penyakit kulit yang disebabkanoleh virus. Selain itu,
penderita acne rosacea, dan perioraldermatitis (Sartono, 1996).
- Farmakodinamik
- Farmakokinetik
Betametason secara topikal dapat diabsorpsi melalui kulit. Penggunaan jangka panjang
atau pada daerah kulit yangluas dapat menyebabkan efek sistemik, antara
lainmempunyai kemampuan untuk supresi (menekan) korteksadrenal (Suherman dan
Ascobat, 2007)
- Dosis
Dosis diberikan secara Oral 0,5 - 5 mg/hari dewasa dan anak di atas 12 tahun, 500 mg
dilarutkan dalam 20 mL air dan dibilas sekitar mulut 4 kali sehari, tidak ditelan.Injeksi
intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus, 4- 20 mg. di ulangi sampai 4
kali dalam 24 jam; anak melalui injeksi intravena lambat, sampai umur 1 tahun1 mg,
umur 1-5 tahun 2 mg, umur 6-12 tahun 4 mg, diulangi sampai 4 kali dalam 24jam
disesuaikan dengan respon. Cara Penggunaannya bersihkan dan keringkan areakulit
yang mengalami peradangan, lalu oleskan betametason topikal tipis-tipis padaarea
tersebut. Jangan menutupnya dengan perban, plester, atau kain, kecuali dari
sarandokter. Hindari mengoleskan betametason topikal pada daerah sekitar mata,
hidung, dan mulut. Jika obat mengenai daerah - daerah ini, segera bilas dengan air
mengalir.
- Efek samping
sensasi rasa panas atau terbakar, rasa gatal-gatal, kulit kering, penipisan kulit,
perubahan warna kulit, kulit terlihat memar atau memerah
2. Deksametasone
- indikasi
- kontra indikasi
Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas, infeksi akut yang tidak
diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan pada pasien tuberkulosis juga perlu berhati-hati
karena dapat membuat infeksi aktif kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan
dexamethasone adalah pada pasien dengan ulkus peptikum. Kontraindikasi dexamethasone
adalah pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau kortikosteroid lainnya.
Kontraindikasi lain adalah pada pemberian bersamaan dengan vaksin yang mengandung virus
hidup, pemberian i ntramuskular pada pasien yang memiliki risiko perdarahan, misalnya
menderita idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan infeksi jamur sistemik, kecuali bila
dibutuhkan untuk mengatasi reaksi obat akibat amphotericin B.
- Farmakodinamik
-Farmakokinetik
Pada pemberian oral, dexamethasone mencapai puncak konsentrasi dalam 1–2 jam.
Durasi kerja dexamethasone sekitar 72 jam. Dexamethasone dimetabolisme dihati, dan
ekskresinya mayoritas melalui urin. Absorpsi dexamethasone secara oral mencapai 61–
86%. Onset tergantung rute pemberian. Peakserum time oral tercapai dalam1–2 jam,
intramuskular 30–120 menit, dan intravena 5–10 menit. Konsumsi makanan berlemak
tinggi dapat menurunkan konsentrasi puncak dexamethasone sebanyak 23% pada
dexamethasone dosis 20 mg
- Dosis
Efek samping dari deksametasone dalam jangka panjang seperti tukak lambung,mata
kabur, hipoglikemia, atropi kulit, lemah otot, menstruasi tidak teratur, dan
sakitkepala(Ikatan Apoteker Indonesia, 2013).Efek samping ke organ-organ antara
lain. Mata : katarak subskapular posterior, peningkatan tekanan intraocular, glaukoma
dengan kerusakan nervusopaskular : tromboemboli, aritmia, sinkop, hipertensi,
rupturemio kardium, gagal jangtung kronik. Sistem Saraf Pusat kejang, vertigo, sakit
kepala, neuritis, psikosis. Efek pada saluran pencernaan antara lain pankriatitis,
mual,muntah, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan berat badan (Humaira,
2011).
3. Hidrokortison
- Indikasi
- Kontra indikasi
- Farmakodinamik
- Farmakokinetik
Farmakokinetik hydrocortisone adalah sebagai steroid potensi rendah hingga
sedang. Penyerapan perkutan umumnya minimal, kecuali pada lokasi tertentu seperti
palpebradan skrotum Absorpsi hydrocortisone topikal bervariasi tergantung pada
letaknya. Absorpsi terendah adalah pada area plantarpedis, pergelangan kaki, dan
plantarmanus. Absorpsi yang tinggi dilaporkan pada sudut rahang, skrotum, dan
palpebra. Perbedaan ini diduga tergantung pada ketebalan stratum bkorneum dan
komposi silipid.
- Dosis
Injeksi
Dewasa: untuk penyuntikan di jaringan lunak, seperti sendi, aturan dosis sebesar 100–
200 mg setiap hari. Pemberian dosis harian bisa berulang hingga tiga kali. Untuk
kondisi lain, dosisnya sebesar 100-500 mg ke dalam otot (intramuskular) atau ke
dalam pembuluh darah melalui infus hingga empat kali sehari.
Anak-anak: 25–100 mg, bisa sebanyak empat kali sehari, tergantung respons.
Krim
Untuk dosis 1%, setiap 1 gram krim mengandung hidrokortison sebesar 10 mg.
Sementara itu, dosis 2,5% mengandung 25 mg hidrokortison dalam setiap 1 gram
krim. Penggunaan obat krim ini tidak boleh lebih dari 7 hari.
Dewasa: untuk gatal-gatal, gunakan 3–4 kali sehari.Anak-anak: untuk eksim maupun
dermatitis gunakan sebanyak 2–4 kali sehari. Untuk gatal-gatal, oleskan sebanyak 3–4
kali sehari. Oleskan tipis-tipis saja. Bila kulit membaik, kurangi pemakaian krim.
Jangan tutup bagian kulit yang sudah dioles krim. Hanya gunakan obat ini di bagian
kulit luar tubuh.
Tablet
Dewasa: untuk mengurangi peradangan atau penyakit akibat kekebalan tubuh, dosis
hidrokortison sebesar 20–30 mg per hari. Dosis bergantung pada keparahan kondisi
dan respons pasien.
Anak-anak: 0,4–0,8 mg/kg berat badan anak per hari, pemberian obat sebanyak dua
atau tiga dosis terpisah.
- Efek Samping
Efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan hydrocortisone tablet dan
suntik adalah:
Kecemasan
Mudah memar
Sementara itu, efek samping yang dapat muncul setelah memakai hydrocortisone
topikal (oles) adalah:
Jerawat
Folikulitis
C. Definisi AntiInflamasi Non Steroid
Obat antiinflamasi non - steroid (AINS) merupakan suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik ( peredanyeri ), antipiretik ( penurun pana ) dan antiinflamasi
(antiradang). Kerjautamakebanyakan AINS adalah sebagai penghambat enzim siklo
oksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesis senyawa endoperoksida siklik
prostaglandin G2 dan prostaglandin H2. Kedua senyawa ini merupakan proenzim
semua senyawa prostaglandin, dengan demikian sintesis prostaglandin akan
terhenti(Mansjoer,2003).
1. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat untuk untuk meredakan nyeri dan menurunkan deman. Obat ini
juga memiliki efek antiradang. Ibuprofen bisa digunakan untuk meredakan nyeri haid,
sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri sendi akibat radang sendi.
- indikasi
Indikasi ibuprofen adalah untuk manajemen nyeri, demam serta sebagai obat anti
inflamasi untuk berbagai penyakit seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, juvenile
rheumatoid arthritis. Selain itu, ibuprofen dinilai memiliki efektivitas dalam
penanganan patent ductus arteriosus (PDA) pada bayi prematur.
- farmkokinetik
-Farmakodinamik
Dokter akan menyesuaikan dosis berdasarkan faktor usia dan alasan penggunaan
obat. Aturan penggunaan obat Ibuprofen secara umum adalah sebagai berikut.
Dewasa : awal 400 mg kemudian 400 mg setiap 4-6 jam atau 100-200 mg
setiap 4 jam, sesuai kebutuhan. Maksimal 3,2 gram per hari.
- Dosis toksik
Untuk ibuprofen oral, dosis standar 10 mg/kg per dosis (maksimum, 800 mg per
dosis) diberikan 3 atau 4 kali sehari. Dosis terapeutik maksimum 30 mg/kg per hari
(maksimum, 1,2 gr/hari), dan dosis toksik >100 mg/kg per hari (level level I;
kekuatan rekomendasi A).
- Efek samping
- kontra indikasi
pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap ibuprofen atau obat
antiinflamasi nonsteroid lainnya. Penggunaan ibuprofen untuk nyeri perioperatif
coronary artery bypass graft (CABG) juga merupakan kontraindikasi absolut.
2. Aspirin
Aspirin yang biasa dikenal dengan asetosal atau asam asetilsalisilat adalah obat
yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan-sedang, seperti sakit kepala dan sakit
gigi. Obat ini bertindak sebagai analgesik (pereda nyeri), anti-inflamasi, dan
antipiretik (penurun demam).
- Indikasi
Indikasi aspirin atau asam asetilsalisilat adalah sebagai analgesik dan antipiretik,
serta sebagai antiagregasi platelet pada kasus penyakit jantung koroner, stroke, dan
transient ischemic attack (TIA). Dosis berbeda tergantung indikasi.
- Farmkokinetik
Farmakokinetik menunjukkan bahwa aspirin diserap dengan cepat dari gaster dan
intestinal melalui difusi pasif. Aspirin adalah prodrug yang kemudian diubah menjadi
salisilat di gaster, mukosa usus, darah, dan terutama hepar.
- Farmakodinamik
- Dosis
Dosis awal 300–900 mg, diberikan setiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per
hari. Dosisnya 75–150 mg, disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons
pasien terhadap pengobatan.
- Dosis toksik
- Efek samping
Sakit perut, nyeri pada ulu hati, sensasi panas pada ulu hati ( heartburn ), pusing,
dan sakit kepala ringan, mual dan muntah,sakit perut parah,telinga berdenging, feses
bertekstur (lembek, berdarah, atau berwarna hitam ), batuk berdarah atau muntah yang
tampak seperti endapan kopi, demam lebih dari tiga hari, dan nyeri tubuh lebih dari 10
hari.
- kontra indikasi
Piroxicam adalah obat untuk mengatasi nyeri dan peradangan, terutama yang
disebabkan oleh radang sendi. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi gejala
osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau ankylosing spondylitis.
- Indikasi
Piroxicam adalah obat untuk mengatasi nyeri dan peradangan, terutama yang
disebabkan oleh radang sendi. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi gejala
osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau ankylosing spondylitis.
- Farmakokinetik
- Farmakodinamik
- Dosis
Secara umum, dosis piroxicam untuk meredakan gejala radang sendi akibat
ankylosing spondilitis, osteoarthritis, atau rheumathoid arthritis adalah 20 mg, 1 kali
sehari, atau dibagi dalam 2 dosis pemberian.
- Dosis toksik
Mual atau muntah Sakit perut, sakit maag, heartburn, atau kembung, Sembelit atau
justru diare, Pusing, sakit kepala, atau kantuk, Tidak nafsu makan, Telinga berdenging,
bicara cadel, mimisan, anemia, gejala penyakit kuning, sariawan dll.