BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka
id
A. Landasan Teori
1. Perubahan Penggunaan Lahan
Lahan “land” memiliki beberapa sifat seperti kemiringan lereng,
tekstur tanah, struktur tanah, curah hujan, temperatur, jenis vegetasi dan
sebagainya. Sifat yang dimiliki lahan berpengaruh besar terhadap
penggunaan lahan yang dilakukan oleh manusia dimasa sekarang dan
dimasa yang akan datang. Lahan merupakan jenis sumber daya mengingat
keberadaannya dapat berharga atau bernilai jika penggunaannya dapat
dilakukan dengan baik (Ritohardoyo, 2013).
Menurut PP No 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan
Tanah untuk Produksi Biomassa, lahan didefinisikan sebagai suatu
wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda pengenal
biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi
tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa
kini yang bersifat mantap atau mendaur. Ritohardoyo (2013) memaknai
lahan kedalam beberapa pengertian yaitu lahan adalah bentang muka bumi
yang sudah maupun belum dikelola yang bermanfaat bagi manusia yang
terbentuk secara kompleks dari faktor fisik maupun non fisik. Lahan
terkait dengan muka bumi dengan segala faktor yang mempengaruhinya
yaitu letak, kesuburan, lereng dan lain sebagainya. Lahan bervariasi
dengan faktor topografi, iklim, geologi, tanah, dan vegetasi penutupnya.
Menurut Ante et al., (2016) lahan adalah sumberdaya pembangunan
dengan ciri khas keberadaannya, dalam artian luasnya cenderung tidak
berubah karena proses sedimentasi dan proses reklamasi yang terjadi
relatif sangat kecil. Pengertian lain menurut Kusrini (2011) lahan
merupakan tempat di muka bumi dengan sifat meliputi biosfer, atmosfer,
tanah, geologi, hidrologi, tanaman/tumbuhan, binatang dan produk
kegiatan manusia masa lalu dan masa sekarang sampai pada tingkat
tertentu. Sementara M. Hafizul et al., (2019) mendefinisikan lahan adalah
permukaan bumi yang terbentuk
8
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
9
2. Klasifikasi Penggunaan
Lahan
a. Penginderaan Jauh dan SIG
Penginderaan jauh adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
untuk mendapatkan informasi objek di permukaan bumi tanpa kontak
langsung dengan objek (Lillesand et al., 2015). Informasi tentang
permukaan bumi secara spasial dapat diperoleh dengan memanfaatkan
ilmu penginderaan jauh.
Rona/Warna
Lebih TInggi
Situs Asosiasi
Dimana,
P = Hujan rata-rata (mm)
P1, P2, P3, P4, Pn = tebal hujan stasiun 1,2,3,4,n. (mm)
b. Poligon Thiessen
Teknik poligon Thiessen dilakukan dengan cara menghubungkan
satu alat pengukur hujan dengan alat pengukur hujan lainnya
menggunakan garis lurus imaginer seperti pada Gambar 4. Dalam
teknik poligon thiessen ini asumsi yang dipakai adalah tebal hujan
pada setiap
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
19
titik itu sama dengan tebal hujan di stasiun penakar terdekatnya dalam
luasan imaginer (Winarno et al., 2010).
Teknik poligon termasuk metode yang baik untuk menentukan curah
hujan suatu wilayah, namun demikian hasil yang baik akan ditentukan
oleh sejauh mana penempatan alat pengukur hujan mampu mewakili
daerah pengamatan. Poligon Thiessen merupakan teknik interpolasi
yang sering digunakan untuk menghitung hujan wilayah (Indarto,
2018). Rumus Poligon Thiessen adalah sebagai berikut.
1𝐴1 + 𝑃2𝐴2 + 𝑃3𝐴3 + 𝑃4𝐴
𝑃= .......................... (2)
𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4
Dimana,
P = Hujan rata-rata (mm)
P1, P2, P3, P4 = Tebal hujan pada stasiun 1, 2, 3, 4 (mm)
A1, A2, A3, A4 = Luas wilayah yang diwakili oleh stasiun 1, 2, 3, 4
c. Teknik Isohyet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai tebal hujan yang sama ditunjukkan pada Gambar 5.
Metode ini menggunakan garis-garis yang membagi wilayah DAS
menjadi daerah yang diwakili oleh stasiun yang bersangkutan dimana
luasnya dipakai sebagai faktor pemberat dalam perhitungan hujan rata-
rata. Ketepatan dalam memprakirakan besarnya curah hujan rata-rata
untuk suatu daerah tergantung pada kerapatan jaringan stasiun
pengukuran
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
20
𝑃 =
𝑃1𝐴1 + 𝑃2𝐴2 + 𝑃3𝐴3 + 𝑃4𝐴4 .................... (3)
𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4
dengan,
PA + PB PB + PC PC + PD PD + PE
P1 = 2 , P2 = 2 , P3 = 2 , P4 = 2
5. Aliran Permukaan
Aliran permukaan merupakan air yang mengalir diatas permukaan
tanah dan menjadi faktor penting terjadinya erosi. Aliran permukaan
adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah
menuju ke sungai, danau dan lautan. Aliran permukaan berlangsung ketika
jumlah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah atau ketika tanah
sudah dalam keadaan jenuh seperti disajikan pada Gambar 6. Setelah laju
infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan-cekungan pada permukaan
tanah. Setelah pengisian air pada cekungan tersebut penuh, air kemudian
mengalir di atas permukaan tanah dengan bebas menuju sungai, danau dan
laut (Triatmodjo, 2010).
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
21
6. Erosi
Erosi tanah merupakan proses atau peristiwa hilangnya lapisan
permukaan tanah bagian atas yang disebabkan oleh pergerakan air maupun
angin (Arsyad, 2010). Erosi tanah terjadi melalui beberapa proses seperti
disajikakan pada Gambar 7 yaitu penghancuran partikel tanah oleh air
hujan dan proses pengangkutan oleh aliran permukaan (Banuwa, 2013).
Erosi tanah berpengaruh negatif terhadap produktivitas lahan karena
adanya erosi akan mengurangi ketersediaan nutrisi dan bahan organik
(Naharuddin, 2020). Kehilangan bahan organik sangat berpengaruh
terhadap tingkat kekritisan lahan (P. T. Sari et al., 2021).
tingkat erosi yang besar pada kemiringan lereng lebih dari 40%.
Pengolahan tanah untuk pertanian tanpa disertai dengan terasering pada
kemiringan lereng lebih dari 40% akan memperbesar terjadinya erosi.
Proses terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor hidrologi
terutama intensitas hujan, topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup
lahan, dan tata guna lahan. Sejarah erosi berhubungan dengan terjadinya
alam dan keberadaan manusia dimuka bumi ini. Erosi alam terjadi melalui
pembentukan tanah untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara
alamiah. Erosi karena kegiatan manusia disebabkan oleh terkelupasnya
lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak
mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan
pembangunan konstruksi yang bersifat merusak keadaan fisik tanah.
Perubahan penggunaan lahan menyebabkan laju erosi meningkat
diberbagai belahan bumi dan mengakibatkan degradasi lahan dan
lingkungan (Farhan dan Nawaiseh, 2015; Martínez-Casasnovas et al.,
2009; Tesfahunegn, 2014; Valentin et al., 2008).
Di daerah berikilim tropika basah, faktor air merupakan penyebab
utama terjadinya erosi tanah, sedangkan faktor angin dan salju tidak terlalu
signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi menurut
Arsyad (2010) meliputi:
a. Iklim.
Pengaruh iklim terhadap erosi bersifat langsung melalui tenaga
mekanik air hujan, terutama intensitas dan diameter butiran air hujan.
Pada hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung dalam waktu
pendek, erosi yang terjadi akan lebih besar daripada hujan dengan
intensitas lebih kecil dengan waktu hujan lebih lama. Besarnya curah
hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi
hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan aliran permukaan serta
tingkat kerusakan erosi yang ditimbulkan.
b. Sifat-sifat tanah
Sifat-sifat tanah yang menentukan dalam erodibilitas tanah adalah
sebagai berikut.
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
25
lahan sesuai dengan fungsi semula baik dari unsur produksi, pengatur tata
air maupun perlindungan alam dan lingkungan.
Metode konservasi digolongkan menjadi 3 golongan yakni metode
vegetatif, mekanik, dan kimia. Metode vegetatif menggunakan tanaman
atau sisa tanaman untuk menutupi tanah agar terlindungi dari daya rusak
air hujan, mengurangi kecepatan aliran permukaan dan akhirnya dapat
mengurangi erosi yang terjadi. Fungsi dari metode vegetatif antara lain
melindungi tanah dari daya rusak air hujan, melindungi tanah dari daya
rusak aliran permukaan dan meingkatkan infiltrasi. Metode vegetatif
dalam konservasi tanah dan air meliputi penanaman dalam strip, mulsa,
strip penyangga, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman, dan
agroforestri.
Metode mekanik adalah perlakuan fisik mekanik yang diberikan
terhadap tanah dengan tujuan mengurangi aliran permukaan dan erosi.
Fungsi dari metode mekanik antara lain memperlambat kecepatan aliran
permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan
kekuatan yang tidak merusak, memperbesar infiltrasi air kedalam tanah,
dan penyediaan air bagi tanaman. Metode mekanik dalam konservasi tanah
dan air meliputi pengolahan tanah, pengolahan tanah menurut kontur,
guludan dan guludan bersaluran menurut kontur, parit pengelak, teras,
dam penghambat, waduk, kolam, rorak, tanggul, perbaikan drainase dan
sistim irigasi.
Metode kimia dalam konservasi tanah dan air adalah penggunaan
bahan kimia berupa senyawa sintetis maupun bahan alami yang telah
diolah dalam jumlah yang sedikit untuk meningkatkan stabilitas tanah
sehingga dapat mencegah erosi(Arsyad, 2010).
Kegiatan rehabilitasi dapat dilakukan di dalam dan di luar kawasan
hutan. Kegiatan rehabilitasi di dalam kawasan hutan dilakukan di semua
hutan dan kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional.
Rehabilitasi hutan dapat diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi,
pemeliharaan tanaman, pengayaan tanaman atau penerapan teknik
konservasi tanah. Kegiatan Rehabilitasi di luar kawasan hutan dilakukan di
semua lahan kritis. Rehabilitasi lahan dapat diselenggarakan melalui
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
28
B. Kerangka Berpikir
DAS merupakan kawasan yang sangat sensitif dengan perubahan
penggunaan lahan. Respon DAS terhadap setiap perubahan penggunaan lahan
yang terjadi akan mempengaruhi daerah dibawahnya. Jumlah penduduk yang
semakin tinggi dan desakan pembangunan menyebabkan penggunaan lahan di
wilayah DAS sangat dinamis karena ketika ada manusia, maka disitu
cenderung terjadi perubahan penggunaan lahan. Kebutuhan manusia akan
lahan meliputi tempat tinggal, tempat kegiatan usaha, industri dan untuk
pembangunan infrastrukutur. Guna memenuhi kebutuhan tersebut maka terjadi
perubahan penggunaan lahan dalam bentuk deforestasi, degradasi dan
konversi lahan.
Aktivitas perubahan penggunaan lahan di sub DAS Keduang diduga
memberikan dampak terhadap aspek hidrologi yakni meningkatnya aliran
permukaan dan erosi sehingga DAS menjadi kritis. Hal tersebut diperparah
ketika sebagian besar lahan dimanfaatkan melebihi batas kemampuan lahan
dan belum menerapkan prinsip konservasi dengan baik sehingga aliran
permukaan dan erosi semakin besar. Bahkan, diperkirakan banyak
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya menurut rencana
pola ruang pada RTRW sebagai landasan hukum yang berlaku.
Tindakan konservasi sangat perlu dilakukan untuk melindungi sub DAS
Keduang agar kondisinya menjadi lebih baik. Untuk menekan atau
library.uns.ac.i digilib.uns.ac.id
31
Perubahan penggunaan lahan dalam bentuk deforestasi, degradasi dan konversi lahan (metode maximum likelihood classification dan overlay)
Kesesuaian penggunaan lahan dengan pola ruang (RTRW) (metode overlay) Tingkat partisipasi masyarakat terhadap konserva
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Terjadi perubahan penggunaan lahan di sub DAS Keduang tahun 2009-
2020.
2. Perubahan penggunaan lahan berdampak meningkatkan aliran permukaan
dan erosi.
3. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap konservasi di sub DAS Keduang
dalam kategori rendah.
4. Konservasi di sub DAS Keduang diarahkan secara vegatatif dan mekanik.