Anda di halaman 1dari 10
BAB 3 MATERI DAN METODE 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental dan metode yang digunakan yaitu ‘metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), pada rancangan ini terdapat satu sumber Keragaman dari banyak perlakuan schingga hasil perbedaan antar perlakuan diakibatkan oleh pengaruh perlakuan (kusriningrum, 2008). 3.2 Sampel dan Besar Sampel Percobaan dilakukan dengan menggunakan broiler strain cobbS00 yang dipelihara 22-35 hari. Penelitian ini dalam menentukan jumlah sampel ‘menggunakan rumus Federer dalam Kusriningrum (2008) sebagai berikut: t(n-1)> 15 Keterangan: jumlah ulangan / besar sampel dalam kelompok jumlah perlakuan / banyaknya kelompok Schingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian adalah: t(n-1) 215 A(a-1)> 15 4n—4> 1544 4n>19 n24,75~5 Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel untuk empat kelompok perlakuan adalah 4 x $ = 20 ekor. Jumlah 20 ekor broiler adalah jumlah minimal sampel yang dibutuhkan, 14 Dipindai dengan CamScanner 15 3.3 Variabel Penelitian Variabel Bebas _: konsentrasi minyak buriti (Mauritia flexuosa L.). Variabel Terikat _: kecernaan protein kasar dan serat kasar. Variabel Kontrol: jenis broiler, kandang, umur broiler, air minum (adlibitum) dan manajemen pemeliharaan broiler. 3.4 Definisi Oprasional Variabel 3.4.1 Minyak buriti Minyak buriti ditambahkan ke dalam pakan komersial BR2 dengan dosis 2% dan 4% yang diberikan mulai umur 22-35 hari (Hassan et al,, 2016). 3.4.2 Jenis ayam Pada penelitian ini pemeliharaan broiler (Strain Cobb) menggunakan 20 ekor Day Old Chick (DOC). 3.43 Umur ayam Broiler fase starter dipelihara selama 14 hari, masa adaptasi dilakukan pada umur 15-21 hari dan fase finisher pada umur 22-35 hari sebagai perlakuan penelitian. 3.4.4 Pakan dan air minum Pakan yang diberikan pada fase starter yaitu pakan complete feed BR1 dan pada fase finisher diberikan pakan complete feed BR2. Pakan diberikan mengacu pada tabel guide management cobbS00 dan air minum diberikan secara ad libitum. 3.4.5 Subu dan kelembaban Menurut Lin et al, (2005); Czarick and Fairchild (2008) menyebutkan bahwa suhu lingkungan broiler fase starter yaitu 26-27°C dengan kelembaban 50- 70%. Suu lingkungan yang digunakan pada kelompok K- yaitu 272°C dengan Dipindai dengan CamScanner 16 kelembaban 60-70%, sedangkan pada kelompok K+, PI dan P2 menggunakan subu dan kelembaban sebesar 351°C dan 60-70%, 3.4.6 Grading Menurut Kemendikbud (2019) menyebutkan bahwa grading pada broiler ditentukan berdasarkan kualitas pertumbuhan yang baik tanpa melihat jenis kelamin jantan dan betina. Grading pada broiler dilakukan pada umur 14 hari dengan melihat bobot badan kisaran 750-800 gram. 3.4.7 Kecernaan protein kasar Kecemaan protein merupakan kecemaan yang diperoleh dari selisih antara konsumsi protein ransum yang didapat dari protein kasar ransum, bahan kering ransum dan konsumsi ransum dengan jumlah protein feses yang didapatkan dari hasil uji proksimat feses, bahan kering feses dan berat feses dibagi konsumsi protein pakan dikali 100% (Tillman dkk., 2005). 3.4.8 Kecernaan serat kasar Kecernaan serat kasar merupakan kecemaan yang diperoleh dari selisih antara konsumsi serat kasar ransum yang didapat dari serat kasar ransum, bahan kering ransum, dan konsumsi ransum dengan jumlah serat kasar feses yang didapatkan dari hasil uji proksimat feses, bahan kering feses dan berat feses dibagi konsumsi serat kasar pakan dikali 100% (Tillman dkk., 2005). 3.5 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2020 sampai Januari 2021 yang dilakukan di beberapa tempat yaitu perlakuan sampel dilakukan di Slamet Hariyadi Farm jl. Gandrung, Lingkungan Cungking, Kelurahan Dipindai dengan CamScanner 7 Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi. Pembuatan pakan dan Pencampuran dengan minyak buriti dilakukan di Laboratorium Pakan Temak Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangea di Banyuwangi. 3.6 Bahan dan Alat Penelitian 3.6.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah broiler strain cobbS00, pakan complete feed komersial (BRI, BR2 di produksi PT Japfa ‘Comfeed), sampel feses kering, air mineral, sekam padi, minyak buriti (diproduksi oleh Nature in Bottle®), disinfektan (Rodalon®), serbuk gergaji, gula (Gulaku®), vitamin (Rodovit®) dan vaksin (Medivac®), tablet Kjeldhal, H2SO4 pekat, NaOH 40%, asam borax, Indicator metil-merah, brom cresol green, H2SO4 0,01 N dan Aquadest, H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, HC10,3 N, aceton dan H20 panas. 3.6.2 Alat Penelitian lat yang dipakai dalam penelitian ini adalah kandang DOC, kandang ayam individu, lampu bohlam LED 5 watt (Philips®), spuit I ml (OneMed®), thermometer digital (ThermoOne®), thermostat (XH-W3001®), hygrometer (HTC-1®), timbangan digital, gasolec, kipas, toples, sprayer, baskom, koran, tempat pakan dan minum, labu Kjeldhal 100ce, pemanas labu Keldhal, spatula, timbangan elektrik Sartorius, gelas ukur, labu ukur 250cc, erlenmeyer 100cc dan 1000ce, serta seperangkat alat marcam Steel, Erlenmeyer 300 cc, erlenmeyer penghisap, corong Buchner, spatula, cawan porselen, gelas ukur, corong, timbangan analitik, oven, penangas air dan kompresor. Dipindai dengan CamScanner 3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 Tahap Pemeliharaan Pemeliharaan 102 ekor Day Old Chick (DOC) dipelihara pada umur 1-14 hari. Kandang sudah dibersihkan dan disemprot disinfektan sebelum DOC datang, Kemudian menyiapkan teknis tatalaksana kandang dengan suhu 30-32°C, Kelembaban relatif 60-70%, temperatur lantai 28-30°C, adanya ventilasi minimum, cahaya dari lampu yang merata di dalam kandang, dan penempatan pakan dan air minum yang sesuai serta pemasangan litter yang sudah diberi alas koran (Acres, 2009). Pemeliharaan broiler umur 1-14 hari diberi pakan complete feed dan air minum secara ad libitum. 3.7.2 Pencampuran baban pakan Pencampuran bahan pakan meliputi pencampuran bahan utama dengan bahan mikro. Pencampuran pakan complete feed dengan minyak buriti diawali dengan pengambilan minyak buriti menggunakan spuit sesuai dosis yang ditentukan lalu dipindahkan ke dalam botol spray, kemudian dilakukan spraying secara merata pada pakan yang sudah ditebarkan di dalam baskom dan dilakukan ‘mixing agar pakan tercampur homogen dengan minyak buriti Pencampuran pakan dilakukan sebelum pakan diberikan yaitu pukul 06.00 pagi dan 16.00 sore pada broiler selama 14 hari, hal ini bertujuan agar pakan yang dicampur minyak buriti tidak menguap. Pakan yang dicampur minyak buriti memiliki 2 konsentrasi yang berbeda yaitu kelompok PI sebesar 2% total pemberian pakan gram/ekor/hari, sedangkan P2 sebesar 4% total pemberian pakan gram/ekor/hari dan pada saat yang sama kelompok (K- dan K+ = 0%) juga Dipindai dengan CamScanner disiapkan, Pemberian nutrisi dalam pakan broiler disesuaikan dengan periode umur broiler fase finisher (2909 kkal / kg ME; 20,21% CP) minggu 3-4. Analisis proksimat pakan dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. 3.73 Perlakuan Broiler dipindahkan ke kandang perlakuan individu (20 em * 35 cm * 35 cm) pada umur 14 hari lengkap dengan tempat pakan dan minum, sebelum brotler dipindahkan dilakukan grading sebanyak 20 ekor dengan melihat bobot badan kisaran 750-800 gram. Pada umur 22 hari (7 hari setelah masa adaptasi), broiler dikendalikan temperatur lingkungannya sesuai dengan kelompok perlakuan. Paparan heat stress pada kelompok K+, P1 dan P2 dimulai pada pukul 10.00 pagi sampai 14.00 siang. Penelitian Lin ef al, (2005) menyebutkan bahwa broiler yang, terekspos tekanan panas 35°C dan kelembaban di atas 60% selama 4 jam dapat mengganggu homeostasis tubuh broiler. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: K-: Pemeliharaan broiler yang dilakukan pada suhu 27 2°C tanpa induksi heat stress dan diberi pakan complete feed. K-+: Pemeliharaan broiler dengan induksi heat stress 35°C +1°C dan diberi pakan complete feed. Pi: Pemeliharaan broiler dengan induksi heat stress 35°C +1°C dan pemberian pakan yang dicampur minyak buriti dengan konsentrasi 2% total pemberian pakan gram/ekor/hari. 2: Pemeliharaan broiler dengan induksi heat stress 35°C +1°C dan pemberian pakan yang dicampur minyak burti dengan konsentrasi 4% total Dipindai dengan CamScanner 20 Pemberian pakan gram/ekor/hari. 3.7.4 Pengambilan feses Pengambilan feses dilakukan selama 14 hari (hari 22-35). Sampel feses 20 ekor broiler dimasukkan ke dalam plastik klip secara terpisah kemudian diberi kertas label sesuai perlakuan yang diberikan, Sampel feses di freezer dengan suhu ~15°C agar tidak terjadi pembusukan. Feses yang disimpan di freezer dilakukan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 60°C selama 12-24 jam, setelah itu ditimbang menggunakan timbangan. Feses dari masing masing perlakuan yang sudah dikeringkan diambil 50% dari berat keringnya dan dilakukan analisis proksimat (AOAC, 2000). 3.7.5 Pengambilan pakan tersisa Pengambilan pakan tersisa pada minggu keempat setiap ckor selama 14 hari. Pengambilan dilakukan di tempat pakan dan yang terjatuh di alas kandang. Pakan yang tersisa kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan dan dimasukkan ke dalam plastik, Data berat pakan tersisa akan digunakan untuk menghitung konsumsi pakan yang berfungsi untuk menghitung nilai kecernaan, 3.7.6 Analisa proksimat pakan dan feses Uji proksimat merupakan suatu metode analisa kimia untuk mengetahui kandungan nutrisi pada sampel yang diujikan seperti sampel ikan, pakan dan feses yang secara umum dilakukan di dalam ruang laboratorium (Gunawan dan Khalil, 2015). Uji proksimat pada bahan pakan dan feses broiler dilakukan di laboratorium UPT Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan Banyuwangi. Analisa proksimat pada pakan perlakuan menggunakan pakan BR2 Dipindai dengan CamScanner 21 diproduksi PT Japfa Comfeed yang diambil 10 gram sebagai sampel dalam Pengujian kadar protein, abu, lemak dan air. Uji proksimat pada S gram feses dari ‘masing-masing sampel perlakuan dilakukan untuk menguji kadar air dan kadar abu, sampel feses diambil setelah dilakukan pengeringan menggunakan oven, 3.7.7 Penghitungan kecernaan Penghitungan kecemaan menggunakan metode konvensional atau koleksi total dengan periode koleksi feses dan konsumsi pakan dilakukan selama 14 hari. Penetapan kecernaan protein kasar dan serat serat kasar dilakukan dengan analisis, proksimat (Daraghutnie, 2013), a. Kecernaan Protein Kasar Kecemaan protein kasar diperoleh dari data konsumsi pakan, kandungan protein kasar pada pakan, bahan kering pakan, berat feses kering, dan protein kasar feses. Konsumsi pakan dan berat feses didapatkan dari rata- rata setiap ekor broiler selama 14 hari, sehingga hasil penghitungan nilai kecemaan protein kasar didapatkan sebanyak lima data tiap kelompok perlakuan, Penghitungan nilai kecernaan protein kasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kecemaan PK (%) = Konsumsi Protein — Protein Kasar Feses x 100% Konsumsi Protein ‘Sumber: Tillman dkk. (2005). b. Kecernaan Serat Kasar Kecernaan serat kasar diperoleh dari data konsumsi pakan, kandungan serat kasar pada pakan, bahan kering pakan, berat feses kering, dan serat kasar Dipindai dengan CamScanner 22 feses. Konsumsi pakan dan berat feses didapatkan dari rata-rata setiap ekor broiler selama 14 hari, schingga hasil penghitungan nilai kecernaan serat kasar didapatkan sebanyak lima data tiap kelompok perlakuan, Penghitungan nilai kecernaan serat kasar dihitung dengan menggunakan Tumus sebagai berikut: Kecernaan SK (%) = Konsumsi Serat Kasar— Serat Kasar Feses x100% Konsumsi Serat Kasar Sumber: Tillman dkk. (2005). 3.8 Analisis Data Penghitungan nilai kecemaan protein kasar dan kecemaan serat kasar dianggap sebagai data yang didapat dan dilakukan anal parametrik ‘menggunakan Sidik Ragam atau Univariate Analysis of Variance satu arah dan bila berbeda nyata (p<0,05) dilanjutkan dengan Uji Duncan (Al-Arif, 2016). Dipindai dengan CamScanner 3.9 Alur Penelitian Persiapan alat dan bahan x Pemeliharaan broiler fase starter umur 0-14 hari : ‘Adaptasi pakan umur 15-21 hari + Perlakuan pada broiler fase finisher umur 22-35 hari 23 oS] P2 Pakan complete feed + heat stress + minyak buriti 4% /kg pakan K- K+ PI Pakan complete Pakan complete Pakan complete feed * subu ‘feed + heat feed heat normal stress stress + minyak lingkungan buriti 2% /kg pakan Pengambilan sampel feses (Hari ke 22-35) ¥ Analisis proksimat kecernaan protein kasar dan serat kasar y Perhitungan kecernaan protein kasar dan serat kasar ‘Analisis data Gambar 3.1 Diagram alur penelitian Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai