Anda di halaman 1dari 5

Ketersediaan Air

Ketersediaan air adalah debit yang diperkirakan terus menerus ada di suatu sungai
dengan jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Air yang tersedia tersebut dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti air baku yang meliputi air domestik (air
minum dan rumah tangga) dan non domestik (perdagangan, perkantoran) dan industri,
pemeliharaan sungai, peternakan, perikanan, irigasi dan pembangkit listrik tenaga air.
Apabila data aliran tidak ada maka untuk menghitung debit rata-rata bulanan
sungai digunakan Metode Mock berdasarkan analisa keseimbangan air yang menjelaskan
hubungan runoff dengan curah hujan bulanan, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan
penyimpanan di dalam tanah.

1. Debit rata-rata bulanan


Metode Mock adalah suatu metode untuk memperkirakan keberadaan air
berdasarkan konsep water balance (Departemen PU 1986 : 77). Keberadaan air yang
dimaksud di sini adalah besarnya debit suatu daerah aliran sungai (DAS). Karakteristik
DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi luas DAS, topografi, dan
tata guna lahan (Suripin 2004 : 138).
Langkah-langkah perhitungan debit rata-rata bulanan adalah sebagai berikut :
m
ΔE=ETo (18−n )
20 (1)
E = ETo – ΔE (2)
SMS = ISM + Re – E (3)
WS = ISM + Re – E – SMC (4)
inf = WS x IF (5)

G. STORt =G . STOR( t−1 ) xRc+ ( 1+Rc


2 )
x inf
(6)
Qbase = inf- G.STORt + G.STOR(t-1) (7)
Qdirect = Ws x (1-IF) (8)
Qstrom = Re x PF (9)
Qtotal = Qbase + Qdirect + Qstrom (10)
Qs = Qtotal x ADAS (11)

1
keterangan :
ΔE = perbedaan antara evapotranspirasi potensial dan aktual (mm/bulan);
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/bulan);
m = proporsi permukaan tanah yang tidak ditutupi oleh vegetasi (exposed
surface) (%);
n = jumlah hari hujan (hari);
E = evapotranspirasi aktual (mm/bulan);
SMS = simpanan kelembaban tanah (Soil Moisture Storage) (mm/bulan);
SMC = kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity) (mm/bulan),
diasumsikan dengan nilai 200 mm/bulan;
ISM = kelembaban tanah awal (Initial Soil Moisture) (mm/bulan);
Re = curah hujan bulanan (mm/bulan);
WS = kelebihan air (water surplus) (mm/bulan);
Inf = infiltrasi (mm/bulan);
IF = faktor infiltrasi (infiltration factor), diasumsi dengan nilai 0,4;
G. STORt = daya tampung air tanah pada awal bulan (mm/bulan);
G.STOR(t-1) = penyimpanan air tanah pada bulan sebelumnya (mm/bulan);
RC = konstanta pengurangan aliran, diasumsi dengan nilai 0,6;
PF = persentase faktor sesuai dengan jumlah hujan bulanan yang
terdistribusi menjadi aliran (5%);
Qbase = besar limpasan dasar (mm/bulan);
Qdirect = besar limpasan permukaan (mm/bulan);
Qstrom = besar limpasan sesaat (mm/bulan);
Qtotal = besar limpasan (mm/bulan);
A = luas daerah aliran sungai (km2);
Qs = debit rata-rata bulanan (m3/det).

Perhitungan debit rata-rata bulanan metode Mock, rumus yang digunakan adalah
Rumus (1) sampai Rumus (11). Adapun langkah- langkah perhitungan debit sungai
dengan metode Mock dapat dilihat sebagai berikut:
a. setelah diperoleh nilai ETo, kemudian dicari nilai m yaitu nilai proporsi
permukaan lahan terbuka (lahan yang tidak ditutupi vegetasi) dalam persen;
b. berdasarkan jumlah hari hujan dan nilai m yang telah diperoleh, maka
2
perubahan evapotranspirasi dapat dihitung dengan Rumus 1;
c. menghitung evapotranspirasi aktual dengan Rumus 2;
d. menentukan kapasitas kelembaban tanah ( Soil Moisture Storage) dengan
Rumus 3. Untuk kelembaban awal, diambil ISM = 200 mm/bulan.
Jika SMS > 200, maka SMS = 200 mm/bulan.
Jika SMS < 0, maka SMS = 0 mm/bulan;
e. menentukan kelebihan air (Water Surplus) dengan Rumus 4. Untuk kapasitas
kelembaban tanah (SMC) digunakan 200 mm/bulan.
Jika WS sebelumnya 0 digunakan SMS = ISM+((Re(1-PF))-E
Jika WS < 0, maka WS = 0 mm/bulan;
WS bulan selanjutnya = menggunakan data WS bulan sebelumnya
f. menentukan infiltrasi dengan Rumus 5. Untuk koefisien infiltrasi (IF)
digunakan 0,4;
g. menentukan penyimpanan air tanah dengan Rumus 6. Untuk nilai konstanta
pengurangan aliran (RC) digunakan 0,6 dan penyimpanan air tanah awal
digunakan 36 mm/bulan; GSTOR t
h. menentukan limpasan dasar dengan Rumus 7;
i. menentukan limpasan permukaan langsung dengan Rumus 8;
j. menentukan limpasan hujan sesaat dengan Rumus 9. Untuk persentasee
faktor sesuai dengan jumlah hujan bulanan yang terdistribusi menjadi aliran
digunakan 5% = 0,05;
k. menentukan limpasan total (Run off) dengan Rumus 10;
l. menentukan debit sungai metode Mock menggunakan rumus 11.

2. Debit Andalan

Debit andalan merupakan debit yang diandalkan untuk suatu probabilitas tertentu.


Probabilitas untuk debit andalan ini berbeda-beda. Untuk keperluan irigasi biasa
digunakan probabilitas 80%. Untuk keperluan air minum dan industri tentu saja dituntut
probabilitas yang lebih tinggi, yaitu 90% sampai dengan 95% (Soemarto 1987).
Probabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

P= ( n+1m ) x 100 % (12)


keterangan :

3
Pr = probabilitas (%);
m = nomor urut data setelah diurut dari nilai besar ke nilai yang kecil.
n = jumlah tahun data;
Debit andalan dapat disebut juga sebagai debit minimum pada tingkat peluang
tertentu yang dapat dipakai untuk keperluan penyediaan air. Jadi perhitungan debit
andalan ini diperlukan untuk menghitung debit dari sumber air yang dapat diandalkan
untuk suatu keperluan tertentu.

Tabel 1. Probabilitas untuk debit andalan pada beberapa keperluan


Kegiatan Keandalan
Penyediaan Air Minum 90%
Penyediaan Air Industri 95%-98%
Penyediaan Air Irigasi 80%
Pembangkit Listrik Tenaga Air 85%-90%
Sumber : Soemarto (1987)

4
5

Anda mungkin juga menyukai