Ilmu Saraf
Ilmu Saraf
Ilmu saraf atau neurosains adalah bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem
neuron.
OBJEK YANG DIKAJI: Struktur fungsi, sejarah evolusi, perkembangan, genetika, biokimia,
fisiologi, farmakologi, informatika, penghitungan neurosains dan patologi sistem saraf.
RAGAM PERSOALAN: Rentang bidang ilmu saraf telah meluas dengan mengikut sertakan
percobaan ilmiah secara sistematis maupun penyelidikan teoritis dari sistem saraf pusat
maupun sistem saraf tepi dari organisme biologis.
TINGKAT ORGANISASI:SARAF karena mempelajari bagian bagian saraf dan fungsi
maupun kegunaan saraf atau yang lainnya.
Metodologi empiris yang digunakan oleh ilmuwan ilmu saraf saat ini telah berkembang dengan
cepat. Dari studi molekuler dan seluler dari sel-sel saraf individu hingga pemotretan sensor, dan
dan tugas motorik di otak.Karena semakin berkembangnya jumlah ilmuwan yang mempelajari
bidang studi ini, beberapa organisasi neuroscience terkemuka telah dibentuk untuk
menyediakan forum untuk semua ahli ilmu saraf dan pendidik. Contohnya, International Brain
Research Organization didirikan pada 1960,[2] International Society for Neurochemistry pada
tahun 1963,[3] European Brain and Behaviour Society pada tahun 1968,[4] dan Society for
Neuroscience pada tahun 1969.[5]
AHLI ILMU SARAF
Ahli ilmu saraf adalah seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam bidang ilmu saraf,
cabang biologi yang berhubungan dengan psikologi, biokimia, anatomi dan biologi molekular
neuron dan sirkuit neural dan secara khusus kaitannya dengan perilaku dan pemahaman. Ahli
ilmu saraf umumnya bekerja sebagai peneliti di kolese, universitas, badan pemerintah atau
industri swasta.
Otak depan atau prosensefalon terdiri atau 2 bagian yaitu otak besar (serebrum) dan
diensefalon. Pada diensefalon terdapat bagian thalamus dan hipotalamus. Otak besar
merupakan bagian terbesar dari otak yang berada di daerah paling ujung depan otak. Otak
besar terdiri dari hemisfer kiri dan kanan. Masing-masing hemisfer terbagi menjadi beberapa
lobus yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, serta lobus temporal.
Talamus merupakan bagian yang berfungsi untuk menerima seluruh informasi sensorik kecuali
penciuman. Talamus juga berperan sebagai tempat persepsi emosi.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom dan mengatur emosi,
kadar air dalam tubuh, tekanan darah, kadar gula dalam darah dan sebagainya.
Otak tengah atau mesensefalon berada di depan otak kecil (serebelum) dan berperan dalam
refleks mata dan kontraksi otot.
Otak belakang atau rombensefalon tersusun atas bagian otak kecil (serebelum), pons varolli,
dan medula oblongata atau sumsum lanjutan. Otak kecil merupakan pusat regulasi motorik
yaitu dengan mengontrol aktivitas otot dan mengatur keseimbangan tubuh.
Pons varolli atau jembatan varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan. Medula oblongata merupakan bagian yang terdapat pada pangkal batang
otak, yang berfungsi sebagai pusat pengontrolan pernapasan dan denyut jantung.
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis juga turut berperan dalam sistem saraf pusat.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari dan menuju otak serta
berperan dalam gerak refleks.
Bagian luar (korteks) sumsum tulang belakang berwarna putih dan disebut substansi alba,
sedangkan bagian dalam (medula) sumsum tulang berlakang berwarna abu-abu dan disebut
substansi grissea.
Selain sistem saraf pusat, sistem saraf sadar juga terdiri dari sistem saraf perifer atau tepi. Ini
terdiri dari sel-sel saraf yang berfungsi untuk membawa impuls dari dan menuju saraf pusat.
Perifer terdiri dari 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (spinal) dan 12 pasang saraf otak
(kranial).
Sistem Saraf Tidak Sadar
Sistem saraf tidak sadar atau otonom berfungsi untuk mengendalikan gerak organ visceral yang
bekerja tidak sadar. Sistem otonom terdiri dari 2 macam saraf yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik.
Saraf simpatik berada di pangkal sumsum tulang belakang di daerah dada dan pinggang. Saraf
simpatik umumnya berfungsi untuk mempercepat kerja organ-organ tubuh.
Saraf parasimpatik merupakan saraf yang memanjang dari sumsum lanjutan. Pada umumnya,
saraf parasimpatik berfungsi untuk memperlambat kerja organ-organ tubuh.
Neuroscience molekuler dan seluler[
Studi tentang sistem saraf dapat dilakukan pada berbagai tingkat, mulai dari
tingkat molekuler dan seluler dengan sistem dan tingkat kognitif. Pada
tingkat molekuler, pertanyaan dasar dibahas dalam neuroscience molekuler
termasuk mekanisme di mana neuron mengekspresikan dan merespon
sinyal molekul dan bagaimana aksonmembentuk pola konektivitas kompleks.
Pada tingkat ini, peralatan dari biologi molekuler dan genetika digunakan
untuk memahami bagaimana neuron berkembang dan bagaimana
perubahan genetik mempengaruhi fungsi biologis. Morfologi, identitas
molekul, dan karakteristik fisiologis neuron dan bagaimana mereka
berhubungan dengan berbagai jenis perilaku juga menarik untuk dikaji.