Anda di halaman 1dari 10

MOOC PPPK

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RESUME

OLEH :

NAMA : ARIANI AYUNINGTYAS, AMd. Keb

NIP : 19890214 202321 2 001

INSTANSI : UPTD PUSKESMAS SUKOSARI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK


INDONESIA (LAN RI)
TAHUN 2023

RESUME MATERI MOOC LAN


MATERI KEBIJAKAN

1. Sambutan Kepala LAN RI Dr. Adi Suryanto, M.Si


Dengan metode MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN secara
nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi
berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas 2045.

2. Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI Dr. Muhammad


Taufiq DEA
Sebagai ASN diharuskan menguasai core value dan employer yang dikenal dengan
singkatan BerAKHKLAK dan literasi digital atau SMART ASN sehingga menjadi ASN yang
unggul serta mendukung daya saing bangsa.

3. Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi


ASN LAN RI Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penyelenggaraan orientasi PPPK dilaksanakan secara online dan mandiri. Materi
Pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) sikap perilaku bela negara, (2) Nilai-nilai
rol value dalam penyelenggaraan pemerintahan dan (3) Kedudukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

Modul I
Wawasan Kebangsaandan Nilai–Nilai Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupa berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil makmur dan sejahtera. Berdasarkan sejarah pergerakan
bangsa Indonesia, komitmen dari berbagai elemen bangsa ini dan para pemimpinnya
yang konsisten berpegang teguh kepada 4 konsensus dasar,yaitu;
a. Pancasila: Berfungsi sebagai landasan bagi kokoh dan tegaknya negara dan bangsa,
selain itu seluruh warga negara wajib memahami, meyakini, dan melaksanakan
kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. UUD 1945: sebagai pembatas kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak sewenang-wenang.
c. Bhinneka Tunggal Ika: merupakan semboyan bangsa Indonesia yang lebih
menekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragaman agama,
adat istiadat (budaya) beda kepulauan (antar nusa) dalam kesatuan NKRI.
d. NKRI: tujuan tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke IV, meliputi :
(a) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, (b)
Memajukan Kesejahteraan Umum, (c) Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (d) ikut
melaksankan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
2. Nilai–Nilai Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal
7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi:
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setiap ada pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara

Modul II
Analisis Isu Kontemporer

1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan
ke arah yang lebih baik untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat
bagi umat manusia). Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik
fungsi dan tugasnya:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
c. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa
persyaratan berikut:
a. Mengambil tanggung jawab
b. Menunjukkan sikap mental positif
c. Mengutamakan keprimaan
d. Menunjukkan kompetensi
e. Memegang teguh kode etik

2. Perubahan Lingkungan Strategis


Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan
Dunia (Global).

3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis


Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk
modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja.
Enam komponen modal manusia (Ancok, 2002) yaitu:
a. Modal Intelektual,
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan
peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya.
b. Modal Emosional,
Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk
menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri
sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan
yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
c. Modal Social,
Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka
d. Modal Ketabahan (adversity),
Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah
modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan sebuah organisasi birokrasi.
e. Modal Etika/moral.
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip
universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan
kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah.
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal
insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua
modal di atas tidak muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah
bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif.

Modul III
Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi yang beragam
yang dilakukan dengan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan NKRI. Salah satu nilai-nilai dasar
bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non
fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri
yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu
dengan cara menjaga etika, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung
nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Untuk bisa melakukan internalisasi dari
nilai-nilai dasar bela negara, harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai
dengan jati diri bangsa Indonesia. CPNS yang siap siaga adalah CPNS yang mampu
meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja.

Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan untuk memiliki


kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik. Berdasarkan teori Psikologi
medan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1943) kemampuan menyikapi perubahan adalah
hasil interaksi faktor-faktor biologis-psikologis individu , dengan faktor perubahan lingkungan
(perubahan masyarakat, birokrasi, tatanan dunia dalam berbagai dimensi). Yang siap siaga
adalah ASN yang mampu meminimalisir terjadinya hal hal yang tidak diinginkan terkait
dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka akan mampu
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik dari dalam
maupun dari luar. Sebaliknya jika ASN tidak memiliki kesiapsiagaan, maka akan sulit
mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan ganguan (ATHG) tersebut.

Oleh karena itu melalui Pelatihan Dasar ini, peserta ASN diberikan pembekalan
berupa pengetahuan/kesadaran dan praktek internalisasi nilai nilai berbagai kegiatan
kesiapsiagaan. Untuk pelatihan kesiapasiagaan bela negara bagi ada beberapa haL ASN yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian
permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan berita gosip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan
penyalah gunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih
penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

AGENDA II
NILAI NILAI DASAR PNS

Modul I
Berorientasi Pelayanan

Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan
yang diberikan dapat melebihi harapan. Layanan customer hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini( doing something better
and better).” Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami
dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat
dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih
layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad
memberikan pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something
better and better).
Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti pengabdian yang tulus terhadap bidang
kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan. Sikap Saudara dapat
menggambarkan instansi/organisasi Saudara, karena sikap pelayanan tersebut mewakili citra
organisasi Saudara secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, budaya
pelayanan dalam birokrasi pemerintahan akan sangat ditentukan oleh sikap pelayanan yang
ditunjukkan oleh pegawai ASN.
Pelayanan yang diberikan aparatur harus merujuk pada standar yang ditetapkan
pemerintah. Standar mutu layanan pada institusi pemerintah dapat dibedakan dalam dua
paradigma, yaitu: (1) standar berbasis peraturan perundang-undangan (producer view), dan
(2) standar berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan ( consumer view
or public view).

Modul II
Akuntabel

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang
sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal,
kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun
pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup
beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi
pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya 24 laporan, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama, untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi negara
sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan publik. Namun,
integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat berpikir
secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun kepercayaan publik
terhadap amanah yang diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat negara.
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat
diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku
yang berbeda-beda pula. Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem
penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV, finger
prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau website
yang dikunjungi).
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel
adalah:
1) kepemimpinan
2) transparansi
3) integritas
4) tanggung jawab (responsibilitas)
5) keadilan
6) kepercayaan
7) keseimbangan
8) kejelasan
9) konsistensi

Modul III
Kompeten

Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi
pembelajar(organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul
dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), ketrampilan
(skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang
sesuai tuntutan pekerjaan.
Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain
ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika
profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2. Meningkatkan kompetensi diri:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
c. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
d. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerjaatau instansi tempat ASN bekerja
atau tempat lain.
e. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.

3. Membantu Orang Lain Belajar:


a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairsand Open Forums).
c. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah, disimpan dan diambil ( Knowledge
Repositories).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan ( Knowledge Accessand Transfer), dalam
bentuk pengembangan jejaring ahli (expertnetwork), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessonslearned).

4. Melakukan kerja terbaik:


a. Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui
berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
b. Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan
apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.

Modul IV
Harmonis

Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja


dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Semoga kita semua dapat menerapkan dan menciptakan keharmonisan tersebut bersama
kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan publik, dan kehidupan bermasyarakat.
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan
perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat
sempit yang sewaktu bias menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa
di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa
yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan
kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain
dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya
kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan
bekerja dan bermasyarakat.
Dalam menangani masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan langkah
dan proses yang berkesinambungan.
a. Pertama, memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan hasil pembangunan di
segala bidang. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang ditimbulkan karena
perbedaan budaya merupakan masalah politis.
b. Kedua, penanaman sikap toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya
melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam jenjang pendidikan formal. Sejak
dini, warga negara termasuk ASN menanamkan nilai nilai kebersamaan, saling
menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan
secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa saling curiga.

Modul V
Loyal

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan
perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan


perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Setiap ASN
harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai
negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalistas ASN terhadap bangsa dan negara.
Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan
lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan
Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat
dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

Modul VI
Adaptif

Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins,2003)
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup
dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN
memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.
Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ketingkat mahir ( personal
mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(sharedvision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).

Modul VII
Kolaboratif

Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Sedangkan factor yang menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah adalah
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi dan dasar hokum kolaborasi yang tidak jelas.
Adapun aspek normatif kolaborasi pemerintahan adalah UU no. 30 th 2014 pasal 34
ayat 4 mengatur bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan kewenangan lintas
badan dan /atau pejabat pemerintahan dilaksanakan melalui kerjasama antar adan dan/atau
pejabat pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

Modul I
SMART ASN

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan


kebutuhan SDM talenta digital literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak hanya
sebatas mengaplikasikan gawai. Literasi digital adalah pengetahuan atau kemampuan untuk
menggunakan media digital dengan bijak. Seorang pengguna yang memiliki literasi digital
yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat melainkan juga mampu bermedia
digital dengan penuh tanggungjawab.
Literasi digital dibagi menjadi empat kompetensi yaitu kecakapan menggunakan
media digital (digitalskills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan
media digital (digital ethics), aman menggunakan media digital (digitalsafety). Keempat
pilar yang menopangliterasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam
bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta
system operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam cakap di dunia digital perlu adanya penguatan pada


a. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP,PC)
b. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (searchengine) dalam mencari informasi dan
data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
c. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media social untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti settings
d. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk
memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

Modul II
MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga non
struktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan 68 memperhatikan syarat Manajemen ASN kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina
Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung
sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2
(dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara.
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi
dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan
secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN
diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administrative terdiri dari keberatan dan
banding administratif.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.

Anda mungkin juga menyukai