Anda di halaman 1dari 16

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA
PT SYNNEX METRODATA INDONESIA
DENGAN
PT MULTI REKSA ABADI
TENTANG
PENYEDIAAN TENAGA KERJA dan PENGIRIMAN BARANG

Nomor : 01.PKS/SMI/MRA/XII/2021

Pada hari ini, Jumat tanggal tigapuluhsatu bulan Desember tahun duaribu duapuluhsatu
(31-12-2021) di Jakarta diadakan Perjanjian pelaksanaan pekerjaan Para Pihak yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. PT SYNNEX METRODATA INDONESIA, suatu Perusahaan Terbatas yang
berkedudukan dan beralamat di APL tower lantai 42 suite 1-8 Jl. Letjen S. Parman
Grogol Jakarta Barat.- 11470, didirikan berdasarkan Akta Notaris no. 01 Tanggal 1 Mei
2000, dibuat dihadapan Fathiah Helmi,SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia No. C-10.595 HT.01.01 TH.2000 Tanggal 23 Mei 2000 yang telah
telah diubah terakhir dengan Akta Notaris Nomor 30 Tanggal 08 Juni 2020 dibuat di
hadapan Christina Dwi Utami, SH,MHum, MKn Notaris di Jakarta yang laporan
pemberitahuannya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Nomor: AHU-AH.01.03-0264146 tanggal 29 Juni 2020 Dalam
hal ini secara sah diwakili oleh AGUS HONGGO WIDODO selaku Presiden Direktur,
bertindak untuk dan atas nama PT SYNNEX METRODATA INDONESIA, untuk
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “PIHAK PERTAMA”.

2. PT. MULTI REKSA ABADI, suatu Perusahaan Terbatas yang berkedudukan dan
beralamat di Komplek Pergudangan PT BGR Jl. Boulevard BGR No.1 Perintis
Kemerdekaan, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara – 14240, didirikan berdasarkan Akta
Notaris no.959 Tanggal 30 Nopember 2020 yang dibuat dihadapan Sugeng Purnawan
SH, Notaris di Bogor, yang telah mendapatkan pengesahan berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0063528.AH.01.01
tahun 2020,. Dalam hal ini secara sah diwakili oleh DWI TANTONO dalam jabatannya
selaku Direktur Utama, bertindak untuk dan atas nama PT. MULTI REKSA ABADI,
untuk selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “PIHAK KEDUA”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai “PARA
PIHAK” dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai “PIHAK”

PARA PIHAK menerangkan hal – hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan
barang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang bermaksud mempergunakan
jasa PIHAK KEDUA untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang siap pakai dalam
melaksanakan kegiatan penunjang PIHAK PERTAMA.
2. Bahwa guna menunjang operasional perusahaan dan pengembangan usaha PIHAK
PERTAMA membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan
kompetensi dalam bidang pengelolaan barang dan pengiriman barang.
3. Bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk pada
peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya
manusia, pergudangan, perdagangan, transportasi dan pengangkutan serta
mengusahakan jasa lainnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam
Perjanjian Pengadaan Tenaga Kerja Alih Daya dan Pengiriman barang dengan ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI

(1) Pengadaan adalah preoses kegiatan untuk pemenuhan atau penyediaan kebutuhan
atau pasokan barang atau jasa di bawah kontrak.
(2) Pengadaan Tenaga Kerja Alih Daya adalah layanan jasa PIHAK KEDUA yang
dberikan kepada PIHAK PARTAMA untuk mengelola barang milik atau yang dikuasai
oleh PIHAK PERTAMA.
(3) Pekerja Alih Daya adalah tenaga kerja yang ditugaskan oleh PIHAK KEDUA pada
lokasi usaha PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan penunjang.
(4) Gudang (WH) adalah tempat penyimpanan barang milik PIHAK PERTAMA.
(5) Lokasi kerja adalah tempat usaha PIHAK PERTAMA, tempat dimana Tenaga Kerja
ditugaskan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan kebutuhan dan atas permintaan
PIHAK PERTAMA.
(6) Mobil adalah kendaraan roda 4 (empat) yang dikuasai oleh PIHAK KEDUA yang
digunakan untuk mengangkut dan mengantar barang yang diperdagangkan PIHAK
PERTAMA.
(7) Sepeda motor adalah kendaraan roda 2 (dua) yang dikuasai oleh PIHAK KEDUA
yang digunakan untuk mengantar barang yang diperdagangkan PIHAK PERTAMA.
(8) Delivery Notes (DN) adalah dokumen yang menyertai pengiriman barang, memberikan
deskripsi, unit dan jumlah barang.
(9) Material Request (MR) & StockTransfer Order (STO) adalah dokumen permintaan
pemindahan barang dari satu Cabang ke Cabang lainnya atau dari satu tempat
penyimpanan ke satu tempat penyimpanan lainnya.
(10) Hari kalender adalah tujuh hari dalam setiap minggu yang dimulai pada hari senin dan
berakhir pada hari minggu.
(11) Hari kerja adalah hari senin sampai sabtu.
(12) Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk
tunjangan bagi pekerja.
(13) Kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi :
- 7 jam sehari dan 40(empat puluh) jam untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 minggu
- 8 jam sehari dan 40(empa puluh) jam untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 minggu
(14) Shift kerja adalah suatu sistem kerja yang diterapkan perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas secara maksimal dan kontinyu dengan masing-masing 8 jam kerja/shift.
(15) Tarip kontrak adalah nilai nominal atas pekerjaan yang dikerjakan PIHAK KEDUA
berdasarkan surat perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dalam
jangka waktu tertentu dan jumlah biaya tertentu.
(16) Jangka Waktu Perjanjian adalah masa berlakunya perjanjian kerjasama antara PIHAK
PERTAMA dengan PIHAK KEDUA.
(17) Force Majeure adalah kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan PARA
PIHAK untuk mencegahnya yang dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan
kewajiban.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK KEDUA dengan ini menerima dan sanggup melaksanakan pekerjaan dari PIHAK
PERTAMA yaitu berupa :
1. Pengadaan tenaga kerja dengan kualifikasi yang baik untuk mendukung kegiatan
pengelolaan atas persediaan (stock) barang milik atau yang dikuasai PIHAK PERTAMA
berupa perangkat teknologi informasi dan komunikasi beserta perlengkapannya.
2. Pengadaan kendaraan roda 4 (empat) dan kendaraan roda 2 (dua) untuk
distribusi/pengiriman barang milik atau yang dikuasai PIHAK PERTAMA.
3. Pengadaan yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) adalah diperuntukkan untuk
lokasi usaha PIHAK PERTAMA di Cibitung Bekasi, Ancol Jakarta, Karawaci Tangerang
Selatan, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Medan dan Makassar.

PASAL 3
RUANG LINGKUP JASA

(1) PIHAK PERTAMA dengan ini menunjuk PIHAK KEDUA untuk :


(a) Menyediakan tenaga kerja untuk di tempatkan dan ditugaskan di lokasi usaha
PIHAK PERTAMA.
(b) Mendistribusikan/mengirim barang milik atau yang dikuasai PIHAK PERTAMA
dengan kendaraan roda 4 (empat) dan atau kendaraan roda 2 (dua)
.
(2) Pekerjaan yang dikerjakan oleh Tenaga Kerja PIHAK KEDUA dalam Pasal 3 ayat (1a)
adalah pekerjaan penunjang dari kegiatan usaha pokok/core business PIHAK
PERTAMA atau pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pokok
(core business) PIHAK PERTAMA.

(3) Setiap tenaga kerja sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1a) yang disediakan oleh
PIHAK KEDUA wajib memenuhi standar persyaratan (kualifikasi) yang ditentukan
oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 4
JAM KERJA
Hari dan jam kerja di lokasi usaha PIHAK PERTAMA sebagai berikut :
(1) Hari dan Jam Kerja di Cibitung Bekasi, Ancol Jakarta dan Karawaci Tangerang
■ Senin s/d Sabtu : Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB
■ Istirahat 1 (satu) jam : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB

(2) Hari dan Jam Kerja di Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Medan dan
Makassar
■ Senin s/d Jumat : Pukul 09.00 s/d 18.00 WIB
■ Istirahat 1 (satu) jam : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB

(3) Apabila PIHAK PERTAMA membutuhkan tenaga kerja untuk bekerja diluar hari kerja
atau jam kerja, maka PIHAK PERTAMA menerbitkan Surat Perintah Lembur (SPL)
atau dokumen lain yang dimaksudkan sebagai perintah lembur kepada pekerja.

PASAL 5
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Jangka waktu perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kalender,
terhitung sejak tanggal Satu Januari tahun Dua ribu Dua puluh dua (01-01-2022)
sampai dengan tanggal Tiga puluh satu bulan Desember tahun Dua ribu Dua puluh
dua (31-12-2022).
(2) Perjanjian ini dapat diperpanjang atas kesepakatan PARA PIHAK sekurang-
kurangnya diajukan 1(satu) bulan sebelum masa perjanjian ini berakhir.
(3) Perpanjangan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) di atas
dituangkan dalam addendum Perjanjian yang dibuat dan ditandatangani PARA PIHAK

PASAL 6
HUBUNGAN PARA PIHAK

(1) Hubungan kerja yang terjadi adalah Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang ditempatkan
di lokasi tempat usaha PIHAK PERTAMA.
(2) Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan
ketenagakerjaan yang timbul dengan tenaga kerja menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
(3) Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK PERTAMA berhak memberikan
arahan/petunjuk kepada tenaga kerja yang ditempatkan.
(4) Dalam hal terjadi hal-hal yang menyangkut hubungan kerja antara tenaga kerja
dengan PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab sepenuhnya
untuk menyelesaikannya dengan tenaga kerjanya.

PASAL 7
FASILITAS PENUNJANG

Dalam melaksanakan perjanjian ini PIHAK PERTAMA menyatakan menyanggupi untuk


menyediakan dan menyiapkan peralatan kerja dan sarana kerja yang diperlukan oleh
PIHAK KEDUA dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan dalam perjanjian ini,
diantaranya meliputi komputer, printer, scanner, lemari rak, Trolly, hand pallet, meja kursi,
atk, bahan dan alat untuk packing, security camera, rompi lapangan, wifi, alat pemadam
kebakaran, aliran listrik dan air.

PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) Pihak Pertama wajib :


a. Melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA secara tepat waktu.
b. Memberikan fasilitas penunjang.
c. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketentuan dalam perjanjian ini.
d. Memberikan jamininan kepada PIHAK KEDUA bahwa barang PIHAK PERTAMA
tidak dalam sengketa denga pihak manapun dan tidak bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Menerbitkan surat perintah lembur (SPL) atau dokumen lain yang dimaksudkan
sebagai perintah lembur kepada pekerja apabila PIHAK PERTAMA membutuhkan
tenaga kerja untuk bekerja diluar hari kerja atau jam kerja.
f. Membayar biaya di luar perjanjian ini akibat tugas khusus yang diberikan PIHAK
PERTAMA.
g. Memberikan hak cuti pekerja.
h. Memberikan waktu istirahat dan menjalankan ibadah bagi pekerja.
i. Memberikan upah pekerja yang tidak masuk kerja dikarenakan sakit.
j. Menyediakan peralatan K3.
k. Memberikan fasilitas test kesehatan dan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja
bilamana terjadi wabah penyakit menular.
.
(2) Pihak Pertama berhak :
a. Menerima hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
b. Mendapat jaminan kenyamanan dan keamanan atas barang milik PIHAK PERTAMA
yang dikelola PIHAK KEDUA.
c. Sewaktu-waktu melaksanakan pengawasan atas pekerjaan yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA.
d. Menentukan kriteria, pengaturan waktu kerja serta tugas-tugas lainnya untuk setiap
Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang dipekerjakan.
e. Meminta Tenaga Kerja Pengganti jika setelah dilakukan penilaian kerja dalam kurun
waktu tertentu Tenaga Kerja yang ditempatkan menunjukkan hasil yang tidak sesuai
harapan dan standar dan PIHAK KEDUA akan menyediakan Tenaga Kerja
Pengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak menerima informasi dari PIHAK PERTAMA.
f. Memberikan peringatan lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA dan atau
tenaga kerjanya dalam hal melakukan pelanggaran, baik kesengajaan maupun
kelailaian terhadap kewajibannya.
g. Meminta kerja lembur kepada pekerja dengan menerbikan Surat Perinah Lembur
atau dokumen lain yang dimaksudkan sebagai perintah lembur kepada pekerja.
h. Menolak penempatan kembali tenaga kerja yang sudah diberhentikan penugasannya
karena tidak memiliki kinerja baik dan atau melanggar peraturan perusahaan.

PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) Kewajiban Pihak Kedua dalam pengadaan tenaga kerja


a. Menyediakan tenaga kerja sesuai kriteria dan kebutuhan PIHAK PERTAMA
b. Melakukan kegiatan penerimaan atas setiap pemasukan barang milik atau yang
dikuasai PIHAK PERTAMA untuk dilakukan penyimpanan dengan melakukan
pengelompokan penyimpanan berdasarkan brand dan usia barang atau atas
petunjuk PIHAK PERTAMA.
c. Melaksanakan pengeluaran barang milik atau yang dikuasai PIHAK PERTAMA
dengan jumlah, dan jenis sesuai dengan yang dituangkan dalam dokumen
pengiriman (Delivery Notes/DN) atau Material Request (MR) & Stock Transfer Order
(STO).
d. Meng-input dokumen penerimaan dan pengeluaran barang dalam sistem
administrasi yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA.
e. Melakukan tindakan pencegahan yang dapat menimbulkan kerusakan barang.
f. Mencapai target penyelesaian pekerjaan sebagaimana ditentukan PIHAK
PERTAMA.
g. Mengindahkan dan menjalankan aspek 5R (Rapih, Resik, Ringkas, Rawat dan Rajin)
h. Mengadakan kartu identitas ( ID Card) dan seragam pekerja.
i. Membuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (selanjutnya disebut “Perjanjian Kerja”) secara tertulis dengan Tenaga Kerja
yang melaksanakan pekerjaan pada PIHAK PERTAMA.
j. Menetapkan upah, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian, mengajukan
pemberian penghargaan kepada pekerja berprestasi, memberikan sanksi dan
memutus hubungan kerja.
k. Menjamin bahwa setiap Tenaga Kerja yang melaksanakan pekerjaan PIHAK
PERTAMA akan menjaga dengan baik reputasi PIHAK PERTAMA dan mematuhi
setiap kebijakan dan peraturan yang berlaku/ dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.
l. Meminta rekomendasi dan penilaian dari PIHAK PERTAMA atas kinerja Tenaga
Kerja yang ditempatkan di lokasi usaha PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 30
hari kerja sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian ini.
m. Mengikut-sertakan pekerja dalam Program Jamsostek, dan menyelesaikan
permasalahan terkait program dan kepersertaan Jamsostek.
n. Menyediakan lembar absensi untuk mencatat kehadiran kerja yang ditandatangani
masing-masing Tenaga Kerja setiap kehadirannya (selanjutnya disebut “absensi”)
dengan diketahui koordinator dan disetujui yang mewakili PIHAK PARTAMA.
o. Membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala konsekuensi dan atau tuntutan yang
diajukan oleh Pekerja PIHAK KEDUA maupun oleh PIHAK LAIN yang timbul
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung permasalahan ketenaga-kerjaan.
p. Menunjuk dan menugaskan wakil PIHAK KEDUA yang setiap saat dapat dihubungi
oleh PIHAK PERTAMA yang bertanggung jawab mengunjungi, bertemu dan
memonitor kinerja Tenaga Kerja yang melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA
serta berkonsultasi dengan atasan langsung Pekerja tersebut secara berkala minimal
1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan tetap menjaga komunikasi melalui telepon,
surat, e-mail, atau pada waktu/ saat khusus lainnya.
q. Segera menindaklanjuti apabila terjadi kasus kecurangan atau pelanggaran
ketentuan yang melibatkan Tenaga Kerja yang melaksanakan pekerjaan paling lama
1 x 24 jam, serta bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dalam menyelesaikan
kasus tersebut.
r. Memastikan bahwa Tenaga Kerja memiliki kompetensi di bidangnya sesuai dengan
job description sebagaimana ditentukan dalam standar jasa/pekerjaan yang telah
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dan job description tersebut sudah dipahami oleh
masing-masing Pekerja yang melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA.
s. Memiliki dan mengelola data dan berkas Tenaga Kerja yang melaksanakan
pekerjaan PIHAK PERTAMA secara lengkap dan benar.
t. Memiliki contingency plan, yaitu upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi
keadaan memaksa atau gangguan yang signifikan dalam pelaksanaan pekerjaan.
u. Mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
peraturan PIHAK PERTAMA yang berlaku bagi Tenaga Kerja yang melaksanakan
pekerjaan PIHAK PERTAMA.
v. Mengganti Tenaga Kerja dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja, apabila menurut
penilaian PIHAK PERTAMA Tenaga Kerja yang bersangkutan tidak memilik kinerja
yang baik, melanggar peraturan yang berlaku, bertingkah laku ataupun memiliki
kebiasaan buruk yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan
kepentingan PIHAK PERTAMA.
w. Membayar upah kepada Tenaga Kerja paling lambat setiap tanggal 1 (sau) bulan
berikutnya, kecuali apabila pada tanggal tersebut jatuh pada Hari Libur, maka
pembayaran akan dilaksanakan pada hari kerja sebelum atau setelahnya.
x. Mewajibkan pekerja melakukan test kesehatan, vaksin, menjalankan protokol
kesehatan dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) bilamana terjadi wabah
penyakit menular.
y. Mewajibkan pekerja menjaga / merawat peralatan kerja PIHAK PERTAMA

(2) Kewajiban Pihak Kedua dalam Distribusi/pegiriman barang


a. Menyedian kendaraan roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) yang jumlah unitnya di
masing-masing lokasi usaha ditentukan oleh PIHAK PERATAMA.
b. Melaksanakan distribusi/pengiriman secara rutin barang milik atau yang dikuasai
PIHAK PERTAMA dengan menggunakan Delivery Notes/DN ke alamat sesuai yang
tertera di Delivery Notes/DN.
c. Memastikan barang yang dikirim benar jenis dan jumlahnya serta kemasan segel
dalam keadaaan baik.
d. Mencapai target penyelesaian pengiriman barang sebesar 95% DN (sembilan puluh
lima persen) yaitu DN balikan yang harus diterima oleh sales PIHAK PERTAMA.
e. Pada saat serah terima barang kepada pelanggan, PIHAK KEDUA harus meminta
tanda tangan, nama jelas dan stempel toko/perusahaan di lembar DN.
f. Apabila karena alasan apapun serah terima barang tidak terjadi/ditolak oleh
customer maka PIHAK KEDUA wajib membawa balik barang tersebut dan
melakukan pembatalan (cancel) DN.

(3) Pihak Kedua berhak :


a. Menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA secara tepat waktu atas jasa yang
disepakati dalam perjanjian ini.
b. Mengajukan pemberian penghargaan kepada pekerja yang ditempatkan di PIHAK
PERTAMA, yang dianggap berkinerja baik berdasarkan hasil penilaian PIHAK
PETAMA dan atau PIHAK KEDUA, bentuk penghargaan berdasarkan kebijakan
PIHAK PERTAMA.
c. Mengajukan penyesuaian gaji pekerja bilamana dalam tahun berjalan terjadi
perubahan UMK yang ditetapkan pemerintah.
     
PASAL 10
KEHILANGAN DAN KERUSAKAN

(1) PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab sepenuhnya atas kehilangan maupun
kerusakan atas barang atau kejadian lainnya yang terjadi sepenuhnya karena
kelalaian/kesalahan PIHAK KEDUA atau Tenaga Kerja yang menimbulkan kerugian
PIHAK PERTAMA, baik yang berada di dalam gudang yang dikelola maupun selama
proses pengiriman.
(2) Atas kehilangan dan kerusakan barang dalam gudang maupun dalam pengiriman, maka
PIHAK KEDUA akan dikenakan klaim oleh PIHAK PERTAMA sebesar harga barang
yang hilang/atau rusak tersebut.
(3) Pengenaan dan pembebanan kalim tersebut diperhitungkan atau dipotong dari biaya
yang seharusnya dibayarkan PIHAK PERTAMA untuk jasa pengadaan tenaga kerja
dan distribusi/pengiriman barang kepada PIHAK KEDUA dalam bulan berjalan.
(4) Sepanjang kotak pembungkus barang (box) dalam kondisi utuh dan dalam kemasan
segel dari awal diserah terimakan dan disimpan di gudang maka PIHAK KEDUA tidak
bertanggung jawab atas kelengkapan isi dan jumlah barang di dalam kotak
pembungkus barang.
(5) Apabila berdasarkan hasil pembuktian dari Tim yang ditunjuk PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA kerugian yang diderita PIHAK PERTAMA disebabkan karena adanya
kelalaian, maka kerugian dimaksud akan ditanggung bersama antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan komposisi beban tanggungan (share) untuk
masing-masing Pihak akan ditentukan kemudian secara kasus per kasus.
(6) Kerugian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dibuktikan dari
hasil laporan PIHAK PERTAMA atau Berita Acara yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA yang menerangkan adanya kerugian pada PIHAK PERTAMA
akibat perbuatan PIHAK KEDUA dan atau Tenaga Kerja.
(7) Apabila Tenaga Kerja melaksanakan tugas di luar Daftar Uraian Jabatan (Job
Description) yang bersangkutan atas perintah PIHAK PERTAMA dan yang
bersangkutan menimbulkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA, maka kerugian dimaksud
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
(8) PARA PIHAK sepakat dalam proses penyelesaian ganti rugi wajib mengutamakan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

PASAL 11
TARIP KONTRAK

Tarip pengadaan tenaga kerja dan pendistribusian/pengiriman barang yang dikenakan


kepada PIHAK KEDUA diatur sebagaimana dalam Lampiran perjanjian ini dengan
ketentuan sebagai berikut :

Tarip pengadaan tenaga keja


1. Tarif Upah tenaga kerja dibayar dabayar PIHAK PERTAMA berdasar UMK (Upah
Minimum Kota/Kabupaten) tahun 2022 di masing-masing lokasi usaha PIHAK
PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA melakukan penyesuaian upah pekerja bilamana dalam tahun
berjalan terjadi perubahan UMK yang ditetapkan pemerintah.
3. BPJS Tenaga Kerja dibayar sesuai ketentuan yang berlaku
4. Tunjangan jabatan diberikan kepada 6 (enam) Koordinator Gudang di 6 (enam) lokasi
dan kepada 3 (tiga) Koordinaor di WH Cibitung
5. Pengadaan/penyediaan tenaga kerja oleh PIHAK KEDUA diberikan jasa sebesar
Rp.500.000,- untuk setiap pekerja.
6. Tagihan Upah lembur/jam PIHAK KEDUA berdasar ketentuan yang berlaku, kecuali
ada kesepakatan lain PARA PIHAK dengan menambahkan jasa10%.
7. Pembayar THR tenaga kerja gudang (WH) dan pengendara sepeda motor (kurir)
dibayarkan oleh PIHAK KEDUA sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah untuk
kemudian dItagihkan kepada PIHAK PERTAMA pada bulan berikutnya, untuk pekerja
yang bekerja kurang dari 1 (satu) tahun dibayar secara proporsional.
8. Pembayaran THR PIHAK KEDUA kepada pekerjanya diberikan jasa sebesar
Rp.500.000,- untuk setiap pekerja namun jasa tersebut tidak termasuk pekerja kurir
(pengendara sepeda motor/kurir)
9. Dalam rangka pengelolaan dan pembinaan tenaga kerja khususnya di 6 (enam) lokasi
PIHAK KEDUA diberikan biaya akomodasi kunjungan per lokasi per tahun yang
diberikan secara Lumpsum.

Tarip Distribusi / pengiriman barang


1. Tarif distribusi/pengiriman barang dengan menggunakan kendaraan roda 4 (empat) dan
roda 2 (dua) adalah dengan sistim kontrak kendaraan All in / unit / bulan yaitu meliputi
biaya pemakaian kendaraan, upah sopir, upah pengendara sepeda motor dan biaya
operasional kendaraan.
2. 6 (enam) unit kendaraan roda 4 (empat) yang menginap di WH Cibitung diberikan
kompensasi biaya pengendapan.

Tarif kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini merupakan harga tetap, tidak
berubah sampai dengan berakhirnya perjanjian ini, kecuali dalam tahun berjalan terdapat
perubahan UMK yang ditetapkan oleh pemerintah, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyesuaiakan dengan cara PIHAK KEDUA mengajukan permohonan persetujuan
secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA.

.
PASAL 12
TATA CARA PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

(1) Sebagai persyaratan pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
penyediaan tenaga kerja dan distribusi/pengiriman barang, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan membayar kewajibannya kepada pekerjanya untuk kemudian mengajukan
tagihan kepada PIHAK PERTAMA pada bulan berikutnya yang dilengkapi dengan :
a. Nota Tagihan/invoice (lembar asli)
b. Kwitansi bermeterai secukupnya
c. Faktur pajak (lembar asli)
d. Dokumen permintaan kerja lembur (SPL) atau dokumen lain yang dimaksudkan
sebagai perintah lembur kepada pekerja.
e. Copy Lampiran Perjanjian kerjasama.

(2) Pembayaran atas tagihan tersebut akan diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal dimana tagihan dan dokumen
pendukung diterima dan dinyatakan lengkap dan benar oleh PIHAKPERTAMA.

(3) Bilamana 3 (tiga) hari sejak tagihan diterima oleh PIHAK PERTAMA tidak
menyampaikan pemberitahuan kesalahan atas tagihan PIHAK KEDUA, maka tagihan
tersebut dianggap benar.

(4) Dalam hal terdapat kesalahan pada tagihan/invoice sebagaimana dimaksud ayat (1)
maka PIHAK PERTAMA akan menyampaikan pemberitahuan melalui media elekronik
kepada PIHAK KEDUA tagihan/invoice tersebut untuk diperbaiki paling lambat dalam
jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak pemberitahuan diterima.

(5) Apabila terdapat klaim yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA, maka wajib diberitahukan
terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA sebelum pembayaran dilakukan.

(6) Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA akan dilakukan dengan cara mentransfer ke
rekening PIHAK KEDUA :
- Nama Bank : Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)
- Nomor Rekening : 1167972774
- Atas Nama : PT MULTI REKSA ABADI
- Alamat : Komplek Pergudangan PT BGR Jl. Boulevard BGR No.1
Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara – 14240

(7) Pemungutan pajak atas penagihan dan pembayaran disepakati PARA PIHAK sesuai
ketentuan perpajakan yang berlaku.

PASAL 13
KERAHASIAAN

(1) PIHAK KEDUA dan atau Tenaga Kerja PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga
kerahasiaan PIHAK PERTAMA dan / atau customer PIHAK PERTAMA termasuk
namun tidak terbatas pada semua keterangan, informasi, data, catatan-catatan dan
dokumen-dokumen dalam bentuk apapun juga, yang diperoleh PIHAK KEDUA dan
atau Tenaga Kerja karena adanya Perjanjian ini baik langsung maupun tidak langsung
(selanjutnya disebut “rahasia”), kepada Pihak Ketiga tanpa izin tertulis dari PIHAK
PERTAMA baik selama berlakunya Perjanjian maupun sesudah Perjanjian ini
berakhir.
(2) Rahasia PIHAK PERTAMA dan / atau rekanan PIHAK PERTAMA baik sebagian
maupun seluruhnya tidak boleh digunakan oleh PIHAK KEDUA dan atau Tenaga
Kerja untuk tujuan lain selain yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian. Selain itu,
rahasia PIHAK PERTAMA baik sebagian maupun seluruhnya juga tidak boleh
diberitahukan, diungkapkan, dan atau dipublikasikan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada PIHAK KETIGA atau badan/lembaga/pihak/orang lain
manapun dengan maksud atau tujuan apapun selama berlakunya dan sesudah
berakhirnya Perjanjian ini, kecuali:
a. Kepada para Tenaga Kerja yang terlibat langsung dan diperlukan untuk
menjalankan Perjanjian yang dibuat oleh PARA PIHAK; atau
b. Ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;atau
c. Rahasia tersebut sudah diketahui/menjadi milik umum sebelum adanya Perjanjian
ini.
(3) PIHAK KEDUA dan atau Tenaga Kerja wajib melakukan segala tindakan yang
diperlukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kelalaian dan atau
penyalahgunaan Rahasia oleh pihak manapun juga;
(4) Rahasia PIHAK PERTAMA yang telah diterima PIHAK KEDUA dan atau Tenaga
Kerja tidak boleh disalin, digandakan, atau diperbanyak oleh PIHAK KEDUA dan atau
Tenaga Kerja atau Pihak Ketiga dengan cara apapun juga kecuali atas persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA.
(5) PIHAK KEDUA dan atau Tenaga Kerja mengakui bahwa rahasia PIHAK PERTAMA
dan semua hak-hak yang melekat pada rahasia tersebut, termasuk hak kekayaan
intelektual tanpa ada yang dikecualikan, adalah hak milik PIHAK PERTAMA. Setiap
saat atau pada waktu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan
atau Tenaga Kerja wajib menyerahkan seluruh informasi rahasia tersebut kepada
PIHAK PERTAMA apabila diminta oleh PIHAK PERTAMA;

PASAL 14
LARANGAN

(1) PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan pekerjaan jasa tenaga kerja sebagaimana
dimaksud Pasal 2 Perjanjian ini maupun segala hak dan kewajiban PIHAK KEDUA
dalam Perjanjian ini, baik seluruhnya atau sebagian kepada Pihak Lain tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA
(2) PIHAK PERTAMA dilarang memindahkan Tenaga Kerja yang melaksanakan
pekerjaan di lokasi kerja PIHAK PERTAMA ke lokasi kerja PIHAK PERTAMA yang
lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA dilarang memindahkan sebagian atau seluruh Pekerja PIHAK KEDUA
yang telah melaksanakan pekerjaan di lokasi kerja PIHAK PERTAMA kepada Pihak
lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
(4) PIHAK KEDUA dilarang menugaskan kembali Tenaga Kerja yang sudah diberhentikan
penugasannya pada PIHAK PERTAMA dikarenakan mangkir, tidak memiliki kinerja
yang baik, melanggar peraturan disiplin, atau karena melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan kriteria pekerja yang baik, untuk menyelesaikan pekerjaan ,baik pada
jenis pekerjaan yang sama maupun berbeda.
(5) PIHAK KEDUA dilarang menugaskan Tenaga kerja yang pernah diberhentikan secara
tidak hormat dari pekerjaannya atau mempunyai riwayat pekerjaan yang tidak baik
untuk menyelesaikan pekerjaan kembali.
(6) PIHAK PERTAMA dilarang memberhentikan Tenaga Kerja tanpa alasan yang jelas
dan tidak tertulis kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 15
BIAYA LAIN

(1) Segala biaya yang timbul yang diakibatkan oleh adanya kegiatan PIHAK KEDUA dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan atas pekerjaan yang diberikan kepada PIHAK
PERTAMA dan adanya biaya lain yang ditimbulkan untuk menyelesaikan permasalahan
Tenaga Kerja PIHAK KEDUA, menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.

(2) Untuk suatu kasus pelanggaran terhadap Undang-undang Ketenagakerjaan yang


diakibatkan adanya kebijakan dari PIHAK PERTAMA maka biaya-biaya yang timbul
untuk menyelesaikan permasalahan Tenaga Kerja menjadi tanggungjawab PIHAK
PERTAMA.

PASAL 16
LARANGAN PEMBERIAN HADIAH DAN KOMISI

(1) PIHAK KEDUA dilarang menawarkan atau memberi atau setuju untuk memberi hadiah,
komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya kepada :
a. Anggota Direksi atau Dewan Komisaris PIHAK PERTAMA;
b. Karyawan/wati PIHAK PERTAMA yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) PIHAK PERTAMA dilarang meminta atau menerima atau setuju untuk menerima
hadiah, komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya dari :
a. Anggota Direksi atau Dewan Komisaris PIHAK KEDUA;
b. Karyawan/wati PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK membolehkan menerima jamuan makan dan bingkisan berupa makanan.

Perjanjian ini tunduk pada hukum sera peraturan perundangan yang berlaku di
Republik Indonesia

PASAL 17
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

(1) PIHAK PERTAMA berhak untuk menghentikan Perjanjian ini sewaktu-waktu sebelum
jangka waktu Perjanjian berakhir secara tertulis kepada PIHAK KEDUA maksimal 30
(tiga puluh) hari kerja sebelum tanggal Perjanjian dihentikan oleh PIHAK PERTAMA
(early termination) dengan kriteria semata-mata atas pertimbangan :
a. PIHAK KEDUA tidak mampu melaksanakan pekerjaan dan/atau kewajiban sesuai
standar yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA serta tidak memperbaiki atau
melakukan tindakan perbaikan; atau
b. Pihak Kedua mengalihkan pekerjaan, sebagaimana dimaksud Pasal 2 Perjanjian
ini maupun segala hak dan kewajiban PIHAK KEDUA dalam perjanjian ini, baik
seluruhnya atau sebagian kepada Pihak Lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA;atau
c. PIHAK KEDUA memindahkan sebagian atau seluruh Pekerja yang telah
melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA kepada Pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA
(2) Dalam hal PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 1 (satu) bulan lalai tidak
membayarkan tagihan/ invoice kepada PIHAK KEDUA sebagaimana ditentukan di
Pasal (12) ayat 2 Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA berhak untuk melakukan
pemutusan perjanjian kerjasama di bulan berikutnya atau bulan ke-2.
(3) PARA PIHAK dapat mengakhiri Perjanjian secara sepihak tanpa terlebih dahulu
teguran/somasi dari PIHAK PERTAMA atau keputusan pengadilan setuju untuk
melepaskan haknya sebagaimana diatur dalam Pasal 1266 KUH Perdata.
(4) Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian, Pekerja PIHAK KEDUA yang hubungan
kerjanya dengan PIHAK KEDUA berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu dan
masih melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA sampai dengan terjadinya
pemutusan Perjanjian, akan dialihkan kepada Pihak Lain yang ditunjuk PIHAK
PERTAMA apabila Pekerja PIHAK KEDUA tersebut masih direkomendasi oleh
Pemimpin Unit Kerja PIHAK PERTAMA dimana Pekerja PIHAK KEDUA tersebut
melaksanakan pekerjaan.
(5) Dalam hal Perjanjian ini berakhir, baik karena berakhirnya jangka waktu Perjanjian
maupun penghentian pengakhiran Perjanjian, tidak membebaskan PARA PIHAK
untuk memenuhi kewajibannya yang belum diselesaikan sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian sebelum Perjanjian ini berakhir.

PASAL 18
UANG KOMPENSASI
(1) Pembayar Kompensasi dibayarkan oleh PIHAK KEDUA kepada Tenaga Kerja setelah
perjanjian ini berakhir untuk kemudian ditagihkan kepada PIHAK PERTAMA, untuk
Tenaga Kerja yang bekerja kurang dari 1 (satu) tahun dibayar secara proporsional.
(2) Pihak Pertama tidak berkewajiban untuk membayarkan kompensasi kepada Tenaga
Kerja Pihak Kedua apabila diberhentikan dengan alasan Tenaga Kerja yang
bersangkutan tidak memilik kinerja yang baik, melanggar peraturan yang berlaku,
bertingkah laku ataupun memiliki kebiasaan buruk yang secara langsung atau tidak
langsung dapat merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA

PASAL 19
FORCE MAJEURE

(1) Kewajiban salah satu pihak dalam Perjanjian ini akan ditangguhkan atau tidak dapat
dituntut untuk setiap keterlambatan atau kegagalan dalam Perjanjian ini, apabila dalam
pelaksanaannya terhalang oleh keadaan memaksa (force majeure) dan penangguhan
tersebut dilakukan sampai dengan berakhirnya keadaan memaksa dimaksud.
(2) Yang dimaksud dengan force majeure adalah peristiwa yang terjadi di luar kendali,
yang tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pihak yang terkena dampak, dan
yang tidak dapat dicegah atau ditangani oleh pihak terkait, melalui pemeriksaan yang
wajar, termasuk namun tidak terbatas pada : gempa bumi, banjir, tsunami, epidemi,
kebakaran, pemogokan, perang, huru-hara, dan karena pemberlakuan suatu peraturan
perundang-undangan, yang kesemuanya itu berhubungan dengan pekerjaan dalam
perjanjian ini.
(3) Dalam hal terjadi force majeure, maka pihak yang mengalami force majeure wajib
memberitahu kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 3
X 24 jam setelah terjadinya force majeure tersebut dengan melampirkan surat
keterangan dari Kepala Pemerintahan atau Penguasa setempat.
(4) Atas pemberitahuan tersebut, persetujuan atau penolakan alasan force majeure harus
disampaikan secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 X 24 jam setelah
pemberitahuan tertulis tersebut diterima oleh pihak lainnya.
(5) Jika batas waktu sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini terlampaui, maka
pengajuan force majeur sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat ditolak atau tidak
diterima.
(6) Apabila keadaan force majeur berlangsung berlarut-larut lebih dari 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka Pihak lainnya dapat menghentikan Perjanjian secara sepihak dengan
mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak yang terkena dampak.

PASAL 19
PERSELISIHAN

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat dari adanya perjanjian ini akan diselesaikan
dengan cara musyawarah unukmufakat dengan itikat PARA PIHAK
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat idak tercapai kesepakatan,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di Pengadilan
Negeri Jakarta Utara.

PASAL 20
Lain-Lain

(1) Lampiran-lampiran sehubungan dengan Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini, dan Perjanjian tidak akan dibuat tanpa
Lampiran tersebut.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan apabila dianggap perlu untuk
ditambahkan di kemudian hari, maka hal tersebut akan diatur berdasarkan
kesepakatan bersama, dan dituangkan dalam Addendum Perjanjian yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(3) Semua pajak yang timbul karena Perjanjian ini diatur dan menjadi beban PARA
PIHAK sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) Semua biaya penyusunan Perjanjian ini menjadi beban masing-masing pihak.
(5) Sebelum ditandatanganinya Perjanjian, PARA PIHAK wajib membaca dan memahami
dengan seksama setiap ketentuan yang terdapat di dalam Perjanjian ini. Sehubungan
dengan hal tersebut, PARA PIHAK dengan ini menyatakan melepaskan haknya untuk
mengajukan gugatan atau tuntutan hukum apapun berdasarkan pada dalih tidak
membaca, tidak memahami dan atau adanya kesalahpahaman mengenai arti atau
maksud isi Perjanjian ini.
(6) Dengan ditandatanganinya Perjanjian ini, kewajiban Para Pihak yang telah timbul
sebelum berlakunya Perjanjian ini tetap wajib diselesaikan oleh masing-masing
Pihak.

PASAL 21
PENUTUP

(1) Perjanjian ini berlaku efektif dan mengikat PARA PIHAK sejak tanggal ditandatangani
perjanjian oleh PARA PIHAK.
(2) Hal – hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dibicarakan dengan berpedoman
pada undang-undang ketenaga-kerjaan dan undang-undang cipta kerja..
(3) Apabila suatu ketentuan dalam perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku, maka hal
tersebut tidak membatalkan keseluruhan Perjanjian ini, namun hanya bagian yang
dinyatakan tidak berlaku tersebut saja.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK, dibuat dalam rangkap
2 (dua), masing-masing dibubuhi meterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT SYNNEX METRODATA INDONESIA PT MULTI REKSA ABADI

Agus Honggo Widodo Dwi Tanono


Direktur Utama Direktur Utama
Syarat – Syarat Administratif

Pada saat Perjanjian ini ditandatangani, PARA PIHAK harus saling menyerahkan antara
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA dokumen legalitas yang masih berlaku sebagai berikut :
(1) PIHAK PERTAMA menyerahkan :
b. Copy Anggaran Dasar dilengkapi pengesahannya;
c. Copy Tanda Daftar Perusahaan;
d. Copy SIUP;
e. Copy NPWP;
f. Copy Surat Keterangan Domisili Usaha.
g. Copy KTP Direksi
(2) PIHAK KEDUA menyerahkan :
a. Copy pengesahan sebagai badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas;
b. Copy Anggaran Dasar yang di dalamnya memuat kegiatan usaha penyedia jasa
Pekerja Alih Daya.
c. Copy SIUP;
d. Copy KTP Direksi
e. Copy Surat Ijin Operasional dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota sesuai domisili perusahaan penyedia jasa
Pekerja.
f. Copy Sertifikat Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS);
g. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
h. Copy Wajib Lapor ketenagakerjaan
i. Copy Peraturan Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai