Anda di halaman 1dari 15

23

IDENTIFIKASI UNDANG-UNDANG YANG MEMILIKI KAITAN


DENGAN SUBJEK HUKUM KORPORASI
Teguh Winarso,
Fakultas Hukum, Magister Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
teguh.winarso@ymail.com

Nyoman Sarikat Putra Jaya


Fakultas Hukum, Magister Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia

Abstrak : Penulisan ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui hukum mana
yang mengatur ketentuan mengenai subjek hukum perusahaan dan sebagai
pembelajaran lanjutan yang dapat digunakan dalam berbagai karya ilmiah. Menulis
menggunakan metode pendekatan doktrinal mengambil dari berbagai data sekunder
seperti jurnal, buku, hukum dan lain-lain yang terkait dengan materi pelajaran dari
subjek hukum perusahaan. Mengenai penempatan korporasi sebagai subjek hukum
pidana masih menjadi masalah sejauh ini yang telah menyebabkan perilaku yang
disetujui / pro dan tidak menyenangkan / kontra-perilaku terhadap subjek hukum
pidana perusahaan. Dalam menegakkan hukum terhadap korporasi, baik subjek
hukum dalam bentuk korporasi itu sendiri maupun dalam bentuk manusia memiliki
beberapa kendala, seperti prinsip kesalahan sebagaimana tercantum dalam KUHP.
Ia juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan manusia. Selain itu, karena
KUHP tidak mengatur perusahaan, KUHAP tidak mengatur metode hukuman
perusahaan. Dalam proses peradilan terhadap korporasi, seringkali korporasi sendiri
hanya dikenakan sanksi yang, dengan alasan, tidak akan membuat penderitaan
bahkan jika ada kemungkinan yang lebih besar untuk mengulangi perbuatan jahat
mereka. Bahkan, penjahat yang dihukum karena pembalasan dikenakan pada
administrator perusahaan, yang mungkin tidak terlibat dalam kegiatan jahat yang
dilakukan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab.
Kata Kunci : Korporasi, Identifikasi Undang-Undang, Subjek Hukum,
Pertanggung jawaban Pidana Korporasi.

Abstract : The purpose of this writing is for the reader to know which laws govern the
provisions regarding the subject of corporate law and as further learning that can be
used in various scientific works. Writing using the doctrinal approach method takes
from a variety of secondary data such as journals, books, law and others related to
the subject matter of corporate legal subjects. Regarding the placement of
corporations as subjects of criminal law is still a problem so far that has led to
approved / pro and unpleasant / counter-behavioral behavior towards corporate
criminal law subjects. In enforcing laws against corporations, both legal subjects in
the form of corporations themselves and in human forms have several obstacles,
such as the principle of error as stated in the Criminal Code. He also has the same
rights and obligations as humans. In addition, because the Criminal Code does not
regulate companies, the Criminal Code does not regulate corporate punishment
methods. In judicial proceedings against corporations, often corporations themselves
are only subject to sanctions which, on the grounds, will not cause suffering even if
there is a greater chance of repeating their evil deeds. In fact, criminals convicted of
retribution are imposed on company administrators, who may not be involved in
malicious activities carried out by irresponsible companies.
Keywords : Corporations, Identification of Laws, Legal Subjects, Corporate Criminal
Liability.

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


24

Pendahuluan kejahatan pencucian uang yang


Semua subjek hukum mungkin biasanya dilakukan setelah melakukan
memiliki hak dan kewajiban untuk korupsi. Hal yang paling umum terjadi
berperan dalam hukum. Sebaliknya, adalah korupsi dijadikan sebagai
objek hukum adalah semua yang tindak pidana asal (Core Crime)
berguna untuk subjek hukum dan sebelum melakukan kejahatan
dapat dikenakan ikatan hukum yang pencucian uang dimana korupsi
dinilai oleh subjek hukum. Dilihat dari dijadikan kedok untuk melakukan
interpretasinya sehingga dapat pencucian uang agar lebih banyak
dieksplorasi lebih lanjut dalam keuntungan yang didapatkan si pelaku
korporasi sebagai subjek hukum kejahatan. Dalam kenyataanya
pidana [1]. kejahatan pencucian uang tidak hanya
Konsep yang berkembang dari dilakukan oleh orang sebagai naturelijk
perusahaan sebagai subjek hukum person tetapi juga dapat dilakukan oleh
pidana adalah hasil dari kegiatan korporasi sebagai recht person, karena
komersial yang dilakukan oleh warga Indonesia masih bertahan sebagai
negara bersama dengan perubahan negara yang terus berkembang maka
yang dirasakan. Kegiatan bisnis banyak korporasi swasta yang
sederhana yang dilakukan untuk warga mengambil alih perekonomian.
negara dilakukan secara individual. Kejahatan pencucian uang sangat
Namun dalam perkembangan warga melemahkan ekonomi negara dan
yang tidak lagi sederhana, mereka memperburuk kualitas dari masyarakat
perlu berkolaborasi dengan pihak lain dan budaya di Indonesia.
untuk melakukan kegiatan komersial Pertanggungjawaban pidana korporasi
mereka. Beberapa alibi adalah mesin menitikberatkan pada adanya
kerja sama seperti itu, antara lain, kesalahan pada diri subjek hukum
integrasi pengalaman dalam bisnis untuk dapat dipertanggungjawabkan
yang lebih baik, lebih banyak dalam pidana. Dalam korporasi, subjek
akumulasi modal dan kemungkinan hukum dibagi 2 yaitu orang (naturelijk
berbagi risiko kerugian.. person) dan koporasi. Dalam praktek
Korupsi memang menjadi salah satu diketahui, bahwa yang menjalankan
kejahatan yang sangat populer di korporasi adalah manusia sebagai
masyarakat, selain itu masih ada

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


25

pengurus atau personil dari korporasi berkaitan dengan ini Ter Heide
[2]. menyebutnya bagaikan hukum
Bagi Satjipto Rahardjo, penempatan pidana yang dilepaskan dari
korporasi seperti subjek dalam hukum manusia– ontemenseljik strafrecht).
pidana tidak dapat dipisahkan dari 3. pengetahuan dari A. C.’ t Hart,
modernisasi, modernisasi berbagi dimana penafsiran“ subjek hukum”
konsekuensinya jika terus menjadi ditatap bagaikan penafsiran yuridis
modern, warga negara akan terus yang Contrafaktisch.
menjadi lingkungan sistem sosial, Dari latar belakang yang dijelaskan di
ekonomi dan politik yang ada sampai atas, penulis merumuskan masalah
kebutuhan untuk sistem kendali yang akan dibahas dalam dokumen ini,
kehidupan resmi terus menjadi besar. sebagai berikut:
Kehidupan sosial tidak lagi dapat 1. Bagaimana perkembangan
dibiarkan dengan pola ketentuan yang pengaturan korporasi sebagai
santai tetapi diinginkan untuk memiliki subjek hukum pidana?
pengaturan yang terus teratur, jelas, 2. Apa kelemahan umum yang menjadi
dan rinci. Meskipun metode seperti itu kendala penegakan hukum
dapat memenuhi kebutuhan hidup korporasi / kesenjangan dalam
warga yang terus bertambah tetapi mengadili koporasi ?
masalah yang muncul tidak kalah [3].
A. L. J. van Strien, mengemukakan METODE PENELITIAN
3 teori dasar dalam memastikan tubuh Metode pendekatan penelitian yang
hukum (korporasi) bagaikan subjek dipakai adalah pendekatan doktrinal
hukum pidana [4], yakni: terhadap hukum. Metode ini lebih
1. ajaran yang memiliki menekankan pada konsepsi bahwa
kecenderungan "psikologis" J. hukum dapat dipandang sebagai
Remmelink, yang berkomentar sebagai seperangkat peraturan
bahwa hukum pidana menganggap perundang-undangan yang tersusun
manusia sebagai makhluk rasional secara sistematis berdasarkan pada
dan moral (redelijk zedelijk wezen). tata urutan tertentu. Data-data
2. pendekatan yang bertendensi“ sekunder dalam penelitian ini diperoleh
sosiologis” dari J. Ter Heide, di dari bahan-bahan hukum berupa buku-
mana yang jadi pokok atensi buku literatur, peraturan perundangan,
tidaklah manusia namun aksi( jurnal, laporan penelitian [5].

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


26

termasuk menghapus Pasal 15 ayat


PEMBAHASAN (1) Wet Economic Delicten 1950.
Di Amerika Serikat, Korporasi
Perkembangan Pengaturan dipandang sebagai kenyataan,
Korporasi sebagai Subjek Hukum sekelompok orang yang diberi hak
Pidana seperti unit hukum, yang diberikan oleh
Ketika sistem hukum Inggris pada individu hukum untuk tujuan tertentu.
tahun 1635 mengakui bahwa korporasi Tujuan dari hukuman perusahaan
dapat secara pidana bertanggung adalah “ to deter the corporation from
jawab atas pelanggaran ringan. permiting wrongful acts”. Baru pada
Sampai ini terjadi, pengakuan tahun 1909 Amerika dapat dimintai
perusahaan seperti subjek hukum pertanggungjawabannya dalam hukum
pidana.. pidana atas putusan "Mahkamah
Sebaliknya, pada tahun 1909 Agung" dalam hal New York Central
putusan majelis hukum Amerika yang dan Sungai Hudson R. R. v, Amerika
baru mengakui keberadaannya. Serikat.
Setelah itu negara-negara seperti Sebaliknya subjek hukum pidana
Belanda, Italia, Prancis, Kanada, perusahaan di Indonesia sudah dikenal
Australia, Swiss, dan beberapa bagian sejak tahun 1951, ada dalam Hukum
Eropa dan Indonesia mengeksplorasi Stacking Some items. Mulai dikenal
dan mengakui bahwa korporasi adalah secara luas dalam UU Kejahatan
tindakan kejahatan. Ekonomi Pasal 15 ayat (1) UU Darurat
Terlihat dalam Hukum Positif di No. 7 tahun 1955, kami juga
berbagai negara, ia mencakup menemukan dalam Pasal 17 ayat (1)
korporasi seperti subjek hukum pidana UU No. 11 PNPS tahun 1963 tentang
di Belanda sebagaimana dinyatakan Kejahatan Subversi, dan Pasal 49
dalam Pasal 15 ayat (1) Wet Economic Undang-Undang - Undang-Undang
delict 1950, yang kemudian dalam Nomor 9 Tahun 1976, Undang-Undang
perkembangannya dalam UU tentang Kejahatan Narkotika. Sehingga
bertepatan pada 23 Juni 1976 377, korporasi itu seperti subjek kriminal di
yang disahkan pada tanggal 1 Indonesia, kita hanya menemukannya
September 1976 mengubah isi Pasal di legislasi khusus di luar KUHP, yang
51 W. S sehingga korporasi di Belanda merupakan asesoris KUHP, karena
tunduk pada hukum pidana universal, untuk Hukum Pidana Universal atau

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


27

KUHP itu sendiri subjek hukum pidana perusahaan. Dalam sesi ini diisi
universal adalah manusia (Kitab dengan "tugas merawat" dewan.
Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal Sesi ini sebenarnya merupakan
59). dasar untuk Pasal 51 W. v. Sr. Ned
Berdasarkan hal tersebut di atas, (Pasal 59 KUHP), yang sangat
sebenarnya Indonesia seperti salah dipengaruhi oleh prinsip "non-potest
satu negara yang menghadapi proses societas delinquere", adalah bahwa
modernisasi dan merupakan bagian badan hukum tidak dapat
dari komunitas internasional, sejalan melakukan tindak pidana……
dengan laju pertumbuhan di berbagai 2. Sesi kedua
bidang, melihat sejarah perkembangan Perusahaan diakui sebagai mampu
perusahaan untuk menjadi subjek melakukan tindakan kriminal tetapi
pelanggaran pidana. Sehingga sesuai yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan apa yang dikatakan Glanville secara pidana, adalah administrator
Williams dalam bukunya "Textbook of yang benar-benar memimpin
Criminal Law" yang melaporkan bahwa perusahaan, dan masalah ini secara
korporasi dapat tegas dinyatakan dalam undang-
dipertanggungjawabkan berdasarkan undang yang mengontrol masalah
teori utilitarian, dan semata-mata tidak tersebut. Dalam sesi ini tanggung
didasarkan pada "teori keadilan" tetapi jawab pidana perusahaan belum
dimaksudkan untuk menangkal secara langsung muncul……
kejahatan. 3. Sesi ketiga
Tahapan pengembangan Awal mula adanya tanggung jawab
perusahaan sebagai subjek langsung dari korporasi yang
pelanggaran pidana, secara luas dimulai pada saat dan setelah
dibagi menjadi tiga sesi [6], yakni: Perang Dunia II. Dalam sesi ini,
1. Sesi Pertama dimungkinkan untuk menuntut
Dipengaruhi oleh upaya sehingga perusahaan dan meminta
karakter pelanggaran yang diadili pertanggungjawaban hukum pidana.
oleh korporasi dibatasi oleh individu Undang-undang yang menempatkan
(perseorangan / natuurlijk). Jika korporasi seperti subjek tindakan
kejahatan dilakukan di dalam area kriminal dan dapat secara langsung
perusahaan, kejahatan ini dianggap bertanggung jawab secara
telah diadili oleh manajemen pidana……

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


28

Subjek hukum pidana yang dikenal g. Undang-Undang Nomor 3 Tahun


dalam KUHP hanya individu, 1958 (Undang-Undang
sedangkan korporasi belum dikenal Penempatan Tenaga Asing)……
sebagai subjek hukum pidana [7]. h. Undang-Undang Nomor 83
Namun, dalam pertumbuhan Tahun 1958 (Undang-Undang
berikutnya, korporasi telah keliru untuk Penerbangan)…
subjek hukum pidana. Berikut ini i. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
adalah persyaratan dalam undang- 1964 (Undang-Undang
undang yang melaporkan korporasi Telekomunikasi; berubah menjadi
sebagai subjek hukum pidana: Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1. Undang- undang yang melaporkan 1989)…..
korporasi bagaikan subjek tindak j. Undang-Undang Nomor 7 Tahun
pidana, namun yang bisa 1981 (Undang-Undang Wajib
dipertanggungjawabkan cuma Lapor Ketenagakerjaan)…..
pengurus [8], antara lain: k. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1981 (Undang-Undang Metrologi
1951 (Undang-Undang Kerja)….. Legal).
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun l. Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1951 (Undang-Undang 1982 (Undang-Undang Wajib
Kecelakaan)….. Lapor Perusahaan)…..
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun m. Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1951 (Undang-Undang 1992 (Perbankan... diganti
Pengawasan Perburuhan)….. Undang-Undang Nomor 10
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998).
Tahun 1951 (Undang-Undang
Senjata Api)….. 2. Undang- Undang yang melaporkan
e. Undang-Undang Nomor 3 Tahun korporsi bagaikan subjek serta bisa
1953 (Undang- dipertanggungjawabkan, antara lain:
UndangPembukaan Apotek)….. a. Undang-Undang Nomor 7 Drt.
f. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1955 (Undang-Undang
Tahun 1957 (Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi)…..
Penyelesaian Perburuhan))….. b. Undang-Undang Nomor 11 Pnps.
Tahun 1963 (Subversi; sudah
dicabut)….

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


29

c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang


1984 (Perindustrian)….. Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
d. Undang-Undang Nomor 6 Tahun Pemberantasan Tindak Pidana
1984 (Pos)…… Korupsi ……..
e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun ”Jika dilakukan oleh “korporasi”
1985 (Perikanan)….. pengertiannya yaitu korporasi
f. Undang-Undang Nomor 8 Tahun adalah kumpulan orang dan atau
1995 (Pasar Modal)….. kekayaan yang terorganisasi baik
g. Undang-Undang Nomor 5 Tahun merupakan badan hkum maupun
1997 (Psikotropika)…. bukan badan hukum.”……
h. Undang-Undang Nomor 22 2. Pasal 1 angka 24 Undang-Undang
Tahun 1997 (Narkotika; Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
menggantikan Undang-Undang Lingkungan Hidup menyebutkan
Nomor 9 Tahun 1976)…… bahwa yang dimaksud dengan
i. Undang-Undang Nomor 23 orang adalah perseorangan dan
Tahun 1997 (Lingkungan atau kelompok orang dan atau
Hidup)…… badan hukum……
j. Undang-Undang Nomor 5 Tahun Tentang penempatan korporasi
1999 (Larangan Praktek bagaikan subjek hukum pidana hingga
Monopoli dan Persaingan Usaha saat ini masih jadi kasus sehingga
Tidak Sehat)…… mencuat perilaku sepakat/ pro serta
k. Undang-Undang Nomor 8 Tahun tidak sepakat/ kontra terhadap subjek
1999 (Perlindungan hukum pidana korporasi. Ada pula
Konsumen)….. yang tidak sepakat/ kontra
l. Undang-Undang Nomor 31 mengemukakan alibi bagaikan berikut:
Tahun 1999 (Tindak Pidana 1. menyangkut permasalahan
Korupsi)….. kejahatan sesungguhnya
m. Undang-Undang Nomor 15 kesengajaan serta kesalahan cuma
Tahun 2002 (Tindak Pidana ada pada para persona alamiah;
Pencucian Uang). 2. kalau tingkah laku materiil yang
Beberapa penyebutan korporasi ialah ketentuan bisa di pidananya
sebagai subjek tindak pidana dalam sebagian berbagai delik, cuma bisa
peraturan perundang-undangan, yaitu: dilaksanakan oleh persona alamiah(

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


30

mencuri benda, menganiaya orang 3. hukum pidana harus mempunyai


serta sebagainya); fungsi dalam masyarakat yaitu
3. kalau pidana serta aksi yang melindungi masyarakat dan
berbentuk merampas kebebasan menegakkan norma-norma dan
orang, tidak bisa dikenakan ketentuan-ketentuan yang ada
terhadap korporasi; dalam masyarakat….Kalau hukum
4. kalau tuntutan serta pemidanaan pidana hanya ditekankan pada segi
terhadap korporasi dengan perorangan, yang hanya berlaku
sendirinya bisa jadi mengenai orang pada manusia, maka tujuan itu tidak
yang tidak bersalah; efektif, oleh karena itu tidak ada
5. kalau dalam prakteknya tidak alasan untuk selalu menekan dan
gampang memastikan norma- menentang dipidananya korporasi.
norma atas dasar apa yang bisa 4. dipidananya korporasi dengan
diputuskan, apakah pengurus saja ancaman pidana adalah satu upaya
ataupun korporasi itu sendiri untuk menghindarkan tindakan
ataupun kedua- duanya wajib pemidanaan terhadap para pegawai
dituntut serta pidana. korporasi itu sendiri………
Sebaliknya yang sepakat
menempatkan korporasi bagaikan Kelemahan Umum yang menjadi
subjek hukum pidana melaporkan: Kendala Penegakan Hukum
1. nyatanya dipidananya pengurus Korporasi / Kesenjangan dalam
saja tidak lumayan buat Mengadili Koporasi
mengadakan repressi terhadap Dalam penegakan hukum perusahaan
delik- delik yang dicoba oleh untuk terciptanya keadilan hukum
ataupun dengan sesuatu perusahaan, kelemahan dalam
korporasi….Karenanya dibutuhkan praktiknya harus diketahui terlebih
pula buat dimungkinkan memidana dahulu oleh penegak hukum, yaitu:
korporasi, korporasi serta pengurus 1. Tanggung jawab pidana, prinsip
ataupun pengurus saja. kesalahan masih dipertahankan,
2. mengingat dalam kehidupan sosial tetapi dalam perkembangannya di
dan ekonomi ternyata korporasi bidang hukum, terutama mengenai
semakin memainkan peranan yang tanggung jawab pidana korporasi,
penting pula. prinsip kesalahan tidak sepenuhnya
valid.

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


31

2. KUHP hanya mengakui orang seperti yang dijelaskan di atas,


perseorangan sebagai subyek tetapi penerapan hukuman penjara
hukum pidana yang dapat tidak dapat diterapkan pada
dipertanggungjawabkan secara korporasi. Sekalipun hukuman
pidana. Sehingga regulasi pengganti dijatuhkan pada
akuntabilitas perusahaan dalam manajemen, masalah akan muncul,
sistem hukum pidana Indonesia yaitu siapa dari manajemen
masih mengacu pada paradigma perusahaan yang harus menjalani
yang menempatkan orang sebagai hukuman penjara. Karena masalah
pelaku kejahatan, sehingga bahkan ini tidak diatur dalam undang-
mereka yang melakukannya adalah undang tentang korupsi.
korporasi tetapi mereka yang Di Mahkamah Agung ada beberapa
bertanggung jawab adalah wajar. proses mengadili penegakan hukum di
3. Regulasi di luar KUHP telah bidang korporasi (Peraturan
mengakui korporasi sebagai subjek Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun
hukum pidana,…. tetapi regulasi 20016, 2016:8-18) yaitu:
tersebut masih diragukan, karena
ketentuan dalam regulasi masih 1. Proses Pemeriksaan
menekankan tanggung jawab Pemeriksaan Korporasi
perusahaan dalam menegakkan Pasal 9
hukum. (1) “Pemanggilan terhadap
4. KUHAP belum mengatur ketentuan Korporasi ditujukan dan
prosedur pidana perusahaan disampaikan kepada Korporasi
5. Dalam Undang-Undang Nomor 31 ke alamat tempat kedudukan
Tahun 1999.. tentang Korporasi atau alamat tempat
Pemberantasan Tindak Pidana Korporasi tersebut
Korupsi yang telah diubah dengan.. beroperasi……..
UU No. 20 tahun 2001 tidak ada (2) “Dalam hal alamat sebagaimana
peraturan tentang hukuman pidana dimaksud pada ayat (1) tidak
jika denda tidak dibayarkan diketahui, pemanggilan ditujukan
6. Meskipun hukuman dasar dalam kepada Korporasi dan
bentuk denda tidak dibayarkan disampaikan melalui alamat
dapat dikenakan hukuman tempat tinggal salah satu
pengganti dalam bentuk penjara Pengurus…………

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


32

(3) “Dalam hal tempat tinggal menentukan salah seorang


maupun tempat kediaman Pengurus untuk mewakili
Pengurus tidak diketahui, surat Korporasi dan memanggil sekali
panggilan disampaikan melalui lagi dengan perintah kepada
salah satu media massa cetak petugas untuk membawa
atau elektronik dan ditempelkan Pengurus tersebut secara
pada tempat pengumuman di paksa……
gedung pengadilan yang
berwenang mengadili perkara Pasal 13
tersebut…… (1) “Pengurus yang mewakili
Korporasi pada tingkat
Pasal 11 penyidikan wajib pula hadir pada
(1) “Pemeriksaan terhadap pemeriksaan Korporasi dalam
Korporasi sebagai tersangka sidang Pengadilan……
pada tingkat penyidikan diwakili (2) “Jika Pengurus sebagaimana
oleh seorang Pengurus……. dimaksud pada ayat (1) tidak
(2) “Penyidik yang melakukan hadir karena berhalangan
pemeriksaan terhadap Korporasi sementara atau tetap,
memanggil Korporasi yang hakim/ketua sidang
diwakili Pengurus sebagaimana memerintahkan penuntut umum
dimaksud pada ayat (1) dengan agar menentukan dan
surat panggilan yang sah…… menghadirkan Pengurus lainnya
(3) “Pengurus yang mewakili untuk mewakili Korporasi sebagai
Korporasi dalam pemeriksaan terdakwa dalam pemeriksaan di
sebagaimana dimaksud pada sidang Pengadilan……
ayat (1) dan ayat (2) wajib hadir (3) “Dalam hal Pengurus yang
dalam pemeriksaan mewakili Korporasi sebagai
Korporasi…… terdakwa telah dipanggil secara
(4) “Dalam hal Korporasi telah patut tidak hadir dalam
dipanggil secara patut tidak hadir, pemeriksaan tanpa alasan yang
menolak hadir atau tidak sah, hakim/ketua sidang
menunjuk Pengurus untuk menunda persidangan dan
mewakili Korporasi dalam memerintahkan kepada penuntut
pemeriksaan maka penyidik umum agar memanggil kembali

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


33

Pengurus yang mewakili dilakukan bersama-sama, maka


Korporasi tersebut untuk hadir tata cara pemanggilan dan
pada hari sidang berikutnya……. pemeriksaan mengikuti ketentuan
(4) Dalam hal Pengurus tidak hadir yang diatur dalam Pasal 9
pada persidangan dimaksud sampai dengan Pasal 18. …..
pada ayat (3), hakim/ketua
sidang memerintahkan penuntut 2. Proses Penjatuhan Pidana
umum supaya Pengurus tersebut Pasal 23
dihadirkan secara paksa pada (1) “Hakim dapat menjatuhkan
persidangan berikutnya…… pidana terhadap Korporasi atau
Pengurus, atau Korporasi dan
Pemeriksaan Pengurus Pengurus……
Pasal 18 (2) “Hakim menjatuhan pidana
“Pemanggilan dan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
Pengurus yang diajukan sebagai ayat (1) didasarkan pada masing-
saksi, tersangka dan/atau terdakwa masing undang-undang yang
dilaksanakan sesuai dengan Kitab mengatur ancaman pidana
Undang-Undang Hukum Acara terhadap Korporasi dan/atau
Pidana (KUHAP) dan peraturan Pengurus……
perundang-undangan lain yang (3) “Penjatuhan pidana terhadap
berlaku…… Korporasi dan/atau Pengurus
sebagaimana dimaksud ayat (1)
Pemeriksaan Pengurus dan tidak menutup kemungkinan
Korporasi penjatuhan pidana terhadap
Pasal 19 pelaku lain yang berdasarkan
(1) “Pemeriksaan pada tahap ketentuan undang-undang
penyidikan dan penuntutan terbukti terlibat dalam tindak
terhadap Korporasi dan/atau pidana tersebut…….
Pengurus dapat dilakukan secara
sendiri-sendiri atau bersama- 3. Proses Putusan
sama….. Pasal 24
(2) “Dalam hal pemeriksaan pada (1) “Putusan pemidanaan dan
tahap penyidikan dan penuntutan putusan bukan pemidanaan
terhadap Korporasi dan Pengurus terhadap Korporasi dibuat sesuai

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


34

dengan Kitab UndangUndang dengan ketentuan peraturan


Hukum Acara Pidana perundang-undangan.……
(KUHAP)……
(2) “Putusan pemidanaan dan Pasal 26
bukan pemidanaan terhadap “Dalam hal Korporasi dan Pengurus
Korporasi sebagaimana diajukan bersama-sama sebagai
dimaksud pada ayat (1) terdakwa, putusan pemidanaan dan
mencantumkan identitas sebagai bukan pemidanaan mengikuti
berikut: ketentuan sebagaimana dimaksud
a. nama Korporasi….. pada Pasal 24 dan Pasal 25.……..
b. tempat, tanggal pendirian dan/
atau nomor anggaran dasar/ 4. Proses Pelaksanaan Putusan
akta pendirian/ peraturan/ Pasal 27
dokumen perjanjian serta (1) “Pelaksanaan putusan
perubahan terakhir…… dilakukan berdasarkan putusan
c. tempat kedudukan….. Pengadilan yang memperoleh
d. kebangsaan Korporasi…… kekuatan hukum tetap……
e. jenis Korporasi…… (2) “Petikan putusan dapat
f. bentuk kegiatan/usaha….. digunakan sebagai dasar dalam
g. identitas Pengurus yang pelaksanaan putusan
mewakili”… sebagaimana dimaksud pada
ayat (1))……
Pasal 25
(1) “Hakim menjatuhkan pidana Pasal 28
terhadap Korporasi berupa (1) “Dalam hal pidana denda yang
pidana pokok dan/atau pidana dijatuhkan kepada Korporasi,
tambahan…… Korporasi diberikan jangka waktu
(2) “Pidana pokok yang dapat 1 (satu) bulan sejak putusan
dijatuhkan terhadap Korporasi berkekuatan hukum tetap untuk
sebagaimana ayat (1) adalah membayar denda tersebut…..
pidana denda….….. (2) “Dalam hal terdapat alasan
(3) “Pidana tambahan dijatuhkan kuat, jangka waktu sebagaimana
terhadap Korporasi sesuai tersebut pada ayat (1) dapat

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


35

diperpanjang paling lama 1 (satu) 5. Proses Pelaksanaan Pidana


bulan…. Tambahan atau tata Tertib
(3) “Jika terpidana Korporasi tidak Kepada Korporasi
membayar denda sebagaimana Pasal 30
dimaksud pada ayat (1) dan ayat “Pidana tambahan atau tindakan
(2) maka harta benda Korporasi tata tertib atau tindakan lain
dapat disita oleh jaksa dan terhadap Korporasi dilaksanakan
dilelang untuk membayar berdasarkan putusan
denda…… Pengadilan.”
Pasal 31
Pasal 29 (1) “Dalam hal Korporasi dijatuhkan
(1) “Dalam hal pidana denda pidana tambahan berupa
dijatuhkan kepada Pengurus, perampasan barang bukti, maka
Pengurus diberikan jangka waktu perampasan barang bukti
1 (satu) bulan sejak putusan dilaksanakan paling lama 1 (satu)
berkekuatan hukum tetap untuk bulan sejak putusan berkekuatan
membayar denda tersebut…… hukum tetap…..
(2) “Dalam hal terdapat alasan (2) “Dalam hal terdapat alasan
kuat, jangka waktu sebagaimana kuat, jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat tersebut pada ayat (2) dapat
diperpanjang paling lama 1 (satu) diperpanjang paling lama 1 (satu)
bulan….. bulan……
(3) “Jika denda tidak dibayar (3) “Dalam hal terdapat keuntungan
sebagian atau seluruhnya, berupa harta kekayaan yang
Pengurus dijatuhkan pidana timbul dari hasil kejahatan maka
kurungan pengganti denda yang seluruh keuntungan tersebut
dihitung secara proposional……. dirampas untuk negara……
(4) “Pidana kurungan pengganti
denda sebagaimana dimaksud Pasal 32
pada ayat (3) dilaksanakan (1) “Korporasi yang dikenakan
setelah berakhirnya hukuman pidana tambahan berupa uang
pidana pokok…… pengganti, ganti rugi dan restitusi,
tata cara pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


36

ketentuan peraturan perundang- 1. Bermula dengan sistem hukum


undangan…… Inggris pada tahun 1635 mengakui
(2) “Dalam hal pidana tambahan bahwa korporasi dapat secara
berupa uang pengganti, ganti rugi pidana bertanggung jawab atas
dan restitusi dijatuhkan kepada pelanggaran ringan. Sampai ini
Korporasi, Korporasi diberikan terjadi, pengakuan perusahaan
jangka waktu paling lama 1 (satu) seperti subjek hukum pidana.
bulan sejak putusan berkekuatan Sebaliknya subjek hukum pidana
hukum tetap untuk membayar perusahaan di Indonesia sudah
uang pengganti, ganti rugi dan dikenal sejak tahun 1951, ada
restitusi…… dalam Hukum Stacking Some items.
(3) “Dalam hal terdapat alasan Mulai dikenal secara luas dalam UU
kuat, jangka waktu sebagaimana Kejahatan Ekonomi Pasal 15 ayat
tersebut pada ayat (2) dapat (1) UU Darurat No. 7 tahun 1955,
diperpanjang untuk paling lama 1 kami juga menemukan dalam Pasal
(satu) bulan….. 17 ayat (1) UU No. 11 PNPS tahun
(4) “Jika terpidana Korporasi tidak 1963 tentang Kejahatan Subversi,
membayar uang pengganti, ganti dan Pasal 49 Undang-Undang -
rugi dan restitusi sebagaimana Undang-Undang Nomor 9 Tahun
dimaksud pada ayat (2) dan ayat 1976, Undang-Undang tentang
(3) maka harta bendanya dapat Kejahatan Narkotika. Sehingga
disita oleh jaksa dan dilelang korporasi itu seperti subjek kriminal
untuk membayar uang pengganti, di Indonesia, kita hanya
ganti rugi dan restitusi…… menemukannya di legislasi khusus
di luar KUHP, yang merupakan
Pasal 33 asesoris KUHP, karena untuk
“Korporasi yang dikenakan pidana Hukum Pidana Universal atau
tambahan berupa perbaikan KUHP itu sendiri subjek hukum
kerusakan akibat dari tindak pidana, pidana universal adalah manusia,
tata cara pelaksanaannya dilakukan (Pasal 59 KUHP).
sesuai dengan ketentuan peraturan 2. Kelemahan umum yang menjadi
perundang-undangan……. kendala antara lain
a. Tanggung jawab pidana
KESIMPULAN korporasi mengenai prinsip

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020


37

kesalahan tidak sepenuhnya Pencucian Uang, Jurnal Mercatoria,


valid. Vol.8 No. 2/Desember, 2015.
b. KUHP hanya mengakui orang [3] Ali, Hanafi Amrani dan Mahrus,
perseorangan sebagai subyek 2015, Sistem Pertanggungjawban
hukum pidana yang dapat Pidana : Perkembangan dan
dipertanggungjawabkan secara Penerapan, Rajawali Pers, Jakarta.
pidana. [4] Jaya, Nyoman Sarikat Putra, 2018,
c. Regulasi di luar KUHP tersebut Hukum dan Hukum Pidana di
masih diragukan, karena Bidang Ekonomi, Badan Penerbit
ketentuan dalam regulasi masih Universitas Diponegoro, Semarang.
menekankan tanggung jawab [5] Taufani, Suteki dan Galang, 2018,
perusahaan dalam menegakkan Metodologi Penelitian Hukum
hukum. (Filsafat, Teori dan Praktik), PT.
d. KUHAP belum mengatur RajaGrafindo Persada, Depok.
ketentuan prosedur pidana [6] Priyatno, Muladi dan Dwidja, 2012,
perusahaan Pertanggungjawaban Pidana
e. Dalam Undang-Undang Nomor Korporasi, Penerbit Kencana
31 Tahun 1999.. tidak ada Prenadamedia Group, Jakarta.
peraturan tentang hukuman [7] Ratomi, Achmad, Korporasi sebagai
pidana jika denda tidak Pelaku Tindak Pidana (Suatu
dibayarkan Pembaharuan Hukum Pidana dalam
f. Penerapan hukuman penjara Menghadapai Arus Globalisasi dan
tidak dapat diterapkan pada Industri), Jurnal Al’Adl, 10(1), 2018.
korporasi [8] Arief, Barda Nawawi, 2010, Kapita
Selekta Hukum Pidana, PT. Citra
Daftar Pustaka Aditya Bakti, Bandung.
[1] Amirullah, Korporasi dalam Perpektif
Subjek Hukum Pidana, Jurnal
Hukum dan Perundingan Islam,
2(2), 2012.
[2] Nasution, Eva Syahfitri,
Pertanggungjawaban Pidana
Korporasi Dalam Tindak Pidana

Jurnal Meta Yuridis Vol. 3 No (1) Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai