Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG


PUSKESMAS LEBDOSARI
JL. Taman Lebdosari Semarang, Telp (024) 7610207

NOTULEN

Rapat/ Kegiatan : Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan


Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV) di
Kota Semarang
Hari/ tanggal : Rabu, 12 Oktober 2022
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Metode : Daring Melalui Zoom Meeting
Peserta : Norma dan Herdina
Hasil rapat : 1. Dasar Pelaksanaan
 Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi.

 Surat Keputusan Direktur Jenderal


P2P Nomor: HK.01.07/ 2321/ 2022
tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Imunisasi
Pneumokokus (PCV).

 Jadwal pemberian vaksin PCV: dosis


1 bayi usia 2 bulan, dosis 2 bayi usia
3 bulan, dosis 3 usia 12 bulan.

 Cara pemberian vaksin PCV:


Intramuskular di 1/3 tengah bagian
luar paha kiri dengan dosis 0,5 ml

2. Pelaksanaan imunisasi PCV ;


 Vaksin PCV merupakan vaksin yang
sensitive beku. Disimpan pada suhu 2 -
8° c dan dapat bertahan selama 36
bulan. Satu vial berisi 4 dosis.
 Pada pelayanan statis atau pelayanan
dalam gedung, vaksin PCV yang telah
dibuka dapat disimpan dan digunakan
kembali sampai 28 hari dengan syarat
memenuhi kriteria Multi-Dose Vial
Policy (MDVP) : Vaksin tersimpan dalam
suhu 2-8 C, VVM masih A atau B,
Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial
vaksin (diberi label), Tidak melewati
masa kadaluarsa, Vial vaksin tidak
terendam air atau beku, Semua dosis
diambil secara aseptis.
 Pada pelayanan dinamis atau
pelayanan luar gedung, sisa vaksin
PCV yang sudah dibuka harus dibuang
setelah sesi pelayanan imunisasi
selesai.
 Untuk vaksin yang belum digunakan
(masih dalam keadaan tertutup) harus
dikembalikan ke Puskesmas untuk
disimpan dalam vaccine refrigerator
pada suhu 2-8⁰C.
 Vaksin diberi tanda “K” dan
didahulukan penggunaannya pada
pelayanan berikutnya dengan tetap
memperhatikan tanggal kadaluarsa.


 Dasar Hukum SHK yaitu Amandemen
UUD 1945 pasal 288 ayat 2, UU no. 35
Tahun 2014 tentang Perubahan atas
UU No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
 Kebijakan Program SHK berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2014
tentang Skrinning Hipotiroid
Kongenital.
 Alur pelayanan SHK yaitu pelayanan
bayi baru lahir di FKTP/FKRTL ->
Pengambilan sampel SHK dengan kertas
saring di FTKP/FKRTL -> Pengiriman
sampel SHK ke laboratorium rujukan
SHK -> Pemeriksaan sampel SHK di
Laboratorium Rujukan SHK -> Hasil
Skrining apabila TSH tinggi Tatalaksana
SHK di FKRTL oleh SPA -> Tes
Konfirmasi di Lab terstandar di Kab/
Kota/ Lab Rujukan -> jika hasil tetap
positif tatalaksana Pengobatan SHK di
FKRTL.
 Periode Pemeriksaan SHK sebaiknya
dilakukan di usia 48-72 Jam.
Pengeringan sampel darah di atas
kertas saring 3-4 jam. Penyimpanan
sampel untuk pengiriman kolektif
maksimal 4 hari. Pengiriman sampel
dari fasyankes ke Lab Rujukan
maksimal 3 hari dalam perjalanan.
 Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan
SHK menggunakan e-kohort, terdiri
atas pengambilan dan hasil spesimen
darah di fasyankes, umpan balik hasil
pemeriksaan laboratorium SHK, dan
hasil pelaksanaan program SHK.
3. Teknik Sampling SHK – Pengambilan
Speciman Pada Bayi oleh Dr. Muji Rahayu,
M.si.Med, SpPK dari RSUP dokter Kariadi
Semarang
 Ciri-ciri apabila bayi mengalami
kelainan kongenital bisa dilihat dari
kasap mata yaitu dengan
memperhatikan pusar yang menonjol,
Kulit sangat kering, Lidah yang
membesar.
 Tiga tahap Skreening hipotiroid
kongenital : pra skrining ( sebelum tes
lab diperlukan sosialisasi, advokasidan
edukasi), Skrining (Proses skrining,
bagaimana prosedur yang benar,
sensitivitas dan spesifitas, validitas ,
pemantapan mutu), Pasca skrining
Tindak lanjut hasil tes pemanggilan
ulang bayi untuk tes konfirmasi,
dilanjutkan diagnosis tatalaksana pada
kasus hasil tinggi HK.
 Peralatan yang diperlukan yaitu sarung
tangan, Lancet bayi, kapas, kassa
steril, Alkohol swab 70%, Kertas saring,
Rak pengering, Kotak limbah benda
tajam.
 Metode dan tempat pengambilan darah
yaitu menggunakan teknik heelprick/
tusuk tumit pada lokasi sisi lateral
atau sisi medial tumit kaki.
 Prosedur pengambilan Spesimen darah
yaitu dengan menghangatkan tumit
dengan tangan atau waslap hangat
agar pembuluh darah tumit melebar,
posisikan kaki bayi lebih rendah dari
kepala bayi, tentukan lokasi
penusukan pada bagian lateral tumit
bayi, usap tumit degan kapas alkohol,
tusuk tumit dengan lanset, usap tetes
darah pertama dengan kassa steril,
tekan tumit sampai darah keluar,
hindari cara memeras tumit, teteskan
darah pada kertas saring sampai
bulatan terisi penuh pada dua sisi,
tidak menetaskan darah berlapislapis.
4. Rencana Tindak Lanjut ;
 Menyampaikan hasil pertemuan terkait
program SHK ke Pimpinan

 Mensosialisasikan pemeriksaan  SHK


pada nakes yang lain
 Menunjuk satu orang sebagai
koordinator pemeriksaan SHK
 Sosialisasi ke bidan Puskesmas
maupun PMB wilayah Puskesmas
terkait program pemeriksaan SHK  dan
pelaksanaan edukasi ibu hamil dan
keluarga terkait pemeriksaan dimulai
sejak ANC di TM III
 Pemeriksaan SHK dimulai segera
setelah mendapat kertas saring dan
lancet (info lebih lanjut). Dinas
Kesehatan sudah mengajukan logistik
SHK ke RS Sarjito minggu kemarin.
 Setiap Faskes melaporkan setiap
pemeriksaan SHK dengan mengisi form
yang sudah ada
 Menginput data bayi yang diperiksa di
E- kohort
 Sasaran bayi yang diperiksa :

a. Bayi yang lahir di Puskesmas


Poned
b. Bayi yang lahir di PMB wilayah
Puskesmas
c. Bayi lahir di RS yang
dipulangkan dalam waktu 24-48
jam

5. Kesepakatan :
a. Dinas Kesehatan akan mengirim sampel
ke RS Sardjito pada hari  Senin dan
Kamis, Puskesmas mengirim ke DKK
sebelum jam 13.00 WIB.

b. Pengambilan sampel pemeriksaan SHK


maksimal 3 hari sebelum hari
pengiriman sampel ke DKK

c. Packing sampel yang dikirim ke DKK


sesuai SOP.

d. Sampel dikirim baik dalam kondisi baik


atau rusak

e. Memastikan sampel yang dikirim sudah


terinput di e-kohort
f. Data/identitas bayi harus diisi lengkap
sebelum dikirim.

Semarang, 11 Oktober 2022

Mengetahui
Kepala Puskemas Lebdosari Petugas

dr. Hendro Ariyanto Arnas Dwi Tania, Amd. Keb


NIP. 19770915 201001 1 017

Anda mungkin juga menyukai