Anda di halaman 1dari 43

 

7
TNF (Tumor
Nekrosis Factor)
dan IL-6
(Interleukin-6).
TNF dan IL-6
akan dibawaaliran
darah ke
hipotalamus yang
merupakan pusat
pengatur suhu
tubuh dan
terjadidemam.
Proses skizogoni
pada keempat
plasmodium
memerlukan
waktu
yang berbeda-
beda. Plasmodium 
falciparum memerl
ukan waktu 36-48 
jam, P. vivax/
P.ovale 48 jam,
dan P. malariae 72
jam. Demam pada
P. falciparum
dapat terjadi
setiaphari, P.
vivax/ P. ovale
selang waktu satu
hari dan P.
malariae demam
timbul
selangwaktu 2
hari.
2,3,5,7
Anemia terjadi
karena pecahnya
sel darah merah
yang terinfeksi
maupun yangtidak
terinfeksi.
Plasmodium vivax
dan ovale hanya
menginfeksi sel
darah muda
yang jumlahnya ha
nya 2% dari seluru
h jumlah sel darah 
merah, sedangkan 
P. malariaemengin
feksi sel darah
merah tua yang
jumlahnya hanya
1% dari jumlah sel
darahmerah.
Sehingga anemia
yang disebabkan
oleh P. vivax, P.
ovale dan P.
malariaeumumnya
terjadi pada
keadaan kronis.
Plasmodium
falciparum
menginfeksi
semua jenis sel
darah merah,
sehingga anemia
dapat terjadi pada
infeksi akut dan
kronis.
5
Spelomegali.
Limpa merupakan
organ
retikuloendotelial,
dimana
Plasmodiumdihanc
urkan oleh sel-sel
makrofag dan
limfosit.
Penambahan sel-
sel radang ini
akanmenyebabkan
limpa membesar.
5
Malaria berat
akibat P.
falciparum
mempunyai
pathogenesis yang
khusus.Eritrosit
yang terinfeksi P.
falciparum akan
mengalami proses
sekuestrasi,
yaitutersebarnya
eritrosit yang
berparasit tersebut
ke pembuluh
kapiler dalam
tubuh. Selainitu
pada permukaan
eritrosit yang
terinfeksi akan
membentuk knob
yang
berisi berbagai anti
gen P. falciparum. 
Sitokin (TNF, IL-6 
dan lain-lain) yang 
diproduksioleh sel
makrofag,
monosit, dan
limfosit akan
menyebabkan
terekspresinya
reseptorendotel
kapiler. Pada saat
knob tersebut
berikatan dengan
reseptor sel
endotel
kapilerterjadilah
proses
sitoadherensi.
Akibat dari proses
ini terjadilah
proses
obstruksi(penyum
batan) dalam
pembuluh kapiler
yang
menyebabkan
terjadinya iskemia
 jaringan. Terjadin
ya sumbatan ini ju
ga didukung oleh 
proses
terbentuknya “rose
tte”,
yaitu
bergerombolnya
sel darah merah
yang berparasit
dengan sel darah
merahlainnya.
Pada proses
sitoadherensi ini
juga terjadi proses
imunologik
yaituterbentuknya
mediator-mediator
antara lain sitokin
(TNF, IL-6 dan
lain-lain), dimana
Universitas Sumatera
Utara
 

8
mediator tersebut
mempunyai
peranan dalam
gangguan fungsi
pada
jaringantertentu.
5
Gambar 2.
Patofisologi
Sitoaderen
3
 
DIAGNOSIS
MALARIA
 
Mengingat
bervariasaniya
manifestasi klinis
malaria maka
anamnesa
riwayat perjalanan 
kedaerah endemis 
malaria pada setia
p penderita dengan 
demam harusdilak
ukan. Diagnosis
malaria ditegakkan
seperti diagnosis
penyakit
lainnya berdasarka
n anamnesis, peme
riksaan fisik dan p
emeriksaan laborat
orium. Diagnosis p
asti malaria
apabila ditemukan
parasit malaria
dalam darah.
2,3,5,8
Anamnesis,
Keluhan utama
pada malaria
adalah demam,
menggigil, berkeri
ngat dan dapat dis
ertai sakit kepala, 
mual, muntah, diar
e dan nyeri otot ata
u pegal-pegal.
Pada anamnesis
juga perlu
ditanyakan:
3
1.
 
Riwayat
berkunjung ke
daerah endemis
malaria2.
 
Riwayat tinggal di
daerah endemis
malaria3.
 
Riwayat sakit
malaria/riwayat
demam4.
 
Riwayat minum
obat malaria satu
bulan terakhir5.
 
Riwayat mendapat
transfusi
darahPemeriksaan
Fisik. Pemeriksaan
fisik ditegakkan
dengan:
3
1.
 
Demam (≥37,5 oC
aksila)
 
Universitas Sumatera
Utara
 

9
2.
 
Konjungtiva atau
telapak tangan
pucat3.
 
Pembesaran limpa
(splenomegali)4.
 
Pembesaran hati
(hepatomegali)5.
 
Manifestasi
malaria berat dapat
berupa penurunan
kesadaran, demam
tinggi,konjungtiva
pucat, telapak
tangan pucat, dan
ikterik, oliguria,
urin
berwarnacoklat
kehitaman (Black
Water Fever),
kejang dan sangat
lemah
(prostration).Peme
riksaan
Laboratorium.
Untuk
mendapatkan
kepastian
diagnosis
malariaharus
dilakukan
pemeriksaan
sediaan darah.
Pemeriksaan
tersebut harus
dilakukanmelalui
cara berikut.
3
1.
 
Pemeriksaan
dengan mikroskop.
Pemeriksaan
dengan mikroskop
merupakangold
standard untuk
diagnosis malaria.
Pemeriksaan
mikroskop
dilakukandengan
membuat sediaan
darah tebal dan
tipis. Pemeriksaan
sediaan darah(SD)
tebal dan tipis di
rumah
sakit/puskesmas/la
pangan untuk
menentukan:
3
 a.
 
Ada tidaknya
parasit malaria
(positif atau
negatif) b.
 
Spesies dan
stadium
plasmodiumc.
 
Kepadatan
parasit:i.
 
Kuantitatif.
Jumlah parasit
dihitung per mikro
liter darah
padasediaan darah
tebal (leukosit)
atau sediaan darah
tipis
(eritrosit)Contoh :J
ika dijumpai 1500
parasit per 200
leukosit,
sedangkan
jumlahleukosit
8000/ul, maka
hitung parasit =
8.000/200 x
1500 parasit =
60.000
parasit/uL.Jika
dijumpai 50
parasit per 1000
eritrosit = 5%. Jika
jumlaheritrosit
4.500.000/ul maka
hitung parasit =
4.500.000/1000
x50 = 225.000
parasit/uLii.
 
Semi
kuantitatif(-) = neg
ative (tidak ditemu
kan parasit dalam 
100LPB/lapangan
pandang besar)
(+) = positif 1 (dit
emukan 1-10 paras
it dalam 100 LPB)
(++) = positif 2 (di
temukan 11-100 p
arasit dalam 100 L
PB)

Anda mungkin juga menyukai