Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KERJA 3.

PENYUSUNAN BEST PRACTICES

Disusun Oleh

DISUSUN OLEH:

NAMA : LENNY HARYATI, S.Pd


No UKG : 201500015365

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star


(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 7 adalah salah satu SMA Negeri yang terletak di
Jalan Lintas Sekayun_Lubuk Durian, Desa Batu Beriang
Kecamatan Pematang Tiga Kabupaten Bengkulu Tengah
Provinsi Bengkulu Kode Pos 38372
e-mail: sman07bengkulutengah@gmail.com
(https://maps.app.goo.gl/Sp8JMT6xYcBAYfEL8)

NPSN : 69947941
Lingkup Pendidikan  SMA Negeri 7 Bengkulu Tengah merupakan sekolah
kelanjutan dari Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) yaitu
kelanjutan dari kelas IX.
 SMA Negeri 7 Bengkulu Tengah terdiri dari Kelas X, XI,
dan XII.
 SMA Negeri 7 Bengkulu Tengah memiliki 2 Jenis
Peminatan, yaitu Peminatan IPA dan Peminatan IPS.
 Peserta didik yang dijadikan sebagai kelas Aksi adalah
kelas X IPA yang berjumlah 17 Orang, terdiri dari 5 Laki-
laki dan 12 Perempuan.
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar dan mengatasi kesulitan belajar
peserta didik pada konsep ikatan kimia dan reduksi oksidasi
dengan memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan
pembelajaran inovatif
Penulis Lenny Haryati, S.Pd
Tanggal Aksi 1 (Problem Based Learning)
Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Desember 2022
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB (4 JP 120 menit)
Kelas : X IPA (17 Peserta didik)
Materi : Ikatan kimia
Model : PBL –Saintifik, TPACK

Aksi 2 (Project Based Learning)


Hari/Tanggal : Rabu, 04 Januari 2023
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB (4 JP 120 menit)
Kelas : X IPA (17 Peserta didik)
Materi : Reduksi dan Oksidasi
Model : PJBL-Saintifik, TPACK
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa
Kondisi yang menjadi latar praktik ini penting untuk dibagikan
belakang masalah, mengapa Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada peserta didik
praktik ini penting untuk kelas X IPA SMA Negeri 7 Bengkulu Tengah, didapatkan
dibagikan, apa yang menjadi permasalahan sebagai berikut:
peran dan tanggung jawab  Nilai Peserta didik masih rendah pada Materi Ikatan
anda dalam praktik ini. Kimia dan Reaksi Reduksi-Oksidasi terlihat dari daftar
nilai 2 tahun terakhir dengan rata-rata nilai masih di
bawah KKM
 Pemahaman peserta didik masih rendah terutama pada
konsep yang bersifat abstrak yaitu ikatan kimia

Budiariawan, I Putu. (2019). Hubungan Motivasi Belajar


Dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Kimia. Jurnal
Pendidikan Kimia Indonesia, volume 3, Number 2, 103 – 111,
p-ISSN: 2087-9040 e-ISSN: 2613-9537
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPK/index

 Peserta didik mengalami kesulitan belajar pada konsep


reduksi dan oksidasi.

Simanjuntak, Bella Veronica (2022) ANALISIS


KETERLAKSANAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
(PjBL) PADA MATERI REAKSI REDOKS DAN
KORELASINYA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA DI SMA N 11 KOTA JAMBI. S1 thesis,
UNIVERSITAS
JAMBI.https://repository.unja.ac.id/id/eprint/37369

Menurut Bella (2022) Pada materi reaksi redoks, siswa


mengalami sedikit kesulitan yang disebabkan materinya yang
abstrak dan harus menemukan konsep pemahamannya sendiri.
Maka permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan
model yang cocok dengan minat belajar siswa agar siswa
tertarik dalam memahami materi walaupun dengan persepsi
materi reaksi redoks adalah salah satu materi yang sulit.
Sehubungan dengan hal tersebut maka keterampilan mendasar
yang dimiliki oleh siswa harus lebih dikembangkan atau
ditingkat, keterampilan mendasar pada siswa yaitu
keterampilan proses sains siswa. Indikator keterampilan proses
sains siswa selaras dengan sintak-sintak yang terdapat dalam
model PjBL yang dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam melakukan percobaan, mengolah data sampai
mendapatkan produk. Model PjBL ini dapat mengkonstruk
siswa dalam melakukan percobaan sehingga siswa dapat
memahami konsep-konsep materi kimia dengan adanya
percobaan. Oleh sebab itu digunakan model pembelajaran
PjBL yang dapat melihat contoh konkret dari reaksi redoks

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan


Hal ini penting untuk dibagikan karena berdasarkan Praktik
Pengalaman lapangan (PPL) menghasilkan beberapa manfaat
yang di dapatkan yaitu:
1. Manfaat bagi sekolah : Ikut membantu mengatasi
permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMAN 7
Bengkulu Tengah
2. Manfaat bagi guru : memiliki pengalaman baru dalam
menerapkan model pembelajaran inovatif pada konsep
ikatan kimia serta konsep reduksi dan oksidasi dengan
berbantuan media pembelajaran yang menarik
3. Manfaat bagi peserta didik : Mengatasi kesulitan belajar
peserta didik pada konsep ikatan kimia dan konsep reduksi
dan oksidasi. Hal tersebut di tandai dengan peserta didik
lebih aktif berdiskusi, dan terlihat bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran juga didapatkan peningkatan nilai
pada hasil belajar peserta didik.
4. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif
Untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan dua
model pembelajaran yaitu PBL (Problem Based Learning)
dan PJBL (Project Based Learning).

a. Model pembelajaran problem based learning

Silaban, Ramlan dkk (2020) IMPLEMENTASI PROBLEM


BASED-LEARNING (PBL) DAN PENDEKATAN ILMIAH
MENGGUNAKAN MEDIA KARTU UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
TENTANG MENGAJAR IKATAN KIMIA. JURNAL ILMU
PENDIDIKAN INDONESIA Vol 8, No 2
DOI: https://doi.org/10.31957/jipi.v8i2.1234

Menurut Ramlan (2020) Pemahaman konsep dasar pada materi


ikatan kimia sangatlah penting, karena dari konsep dasar
tersebutlah semua ilmunya bergerak dan berkembang hingga
luas. Materi ikatan kimia juga memiliki tingkat keabstrakkan
yang tinggi, sehingga jika guru menggunakan pembelajaran
yang tidak tepat, maka pesrta didik akan mengalami
miskonsepsi. Sifat keabstrakannya inilah yang membuat materi
ikatan kimia sering dianggap sulit untuk dipelajari oleh peserta
didik. Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberi kondisi belajar aktif kepada
peserta didik. Ada peningkatan hasil belajar kimia peserta didik
yang dibelajarkan menggunakan model Problem
BasedLearning (PBL) dan Pendekatan Saintifik bermediakan
Kartu.

b. Model pembelajaran project based learning (PJBL)

Murtihapsari dkk (2022) ULASAN: KAJIAN PENERAPAN


MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PRAKTIKUM DARI
BAHAN ALAM. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN
KIMIA: Vol 9 No 1 DOI:
https://doi.org/10.36706/jppk.v9i1.15375

Menurut Murtihapsari dkk (2022) Salah satu model


pembelajaran diantaranya Project Based Learning (PJBL)
mempunyai prosedur yaitu berorientasi masalah,
pengorganisasian, membimbing penyelidikan,
mengembangkan hasil, analisis dan evaluasi. Langkah ini
dapat digunakan sebagai penuntun dalam pelaksanaan
praktikum sehingga guru dapat memotivasi peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan untuk
berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif dan kolaborasi
dalam pemecahan masalah secara berkelompok.
Penerapan praktikum sederhana dengan model Project Based
Learning diterapkan agar dapat memahami dan meningkatkan
keterampilan pada materi kimia baik secara teori maupun
implementasinya dalam kehidupan nyata.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam


praktik ini.

Peran:
a. Guru sebagai organisator:
Pada proses pembelajaran PBL dan PJBL guru telah
menjalankan peran dengan menciptakan proses
pembelajaran sesuai dengan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat dari langkah awal
pendahuluan sampai Langkah akhir penutup.
Tanggung jawab : menyiapkan perangkat pembelajaran
b. Guru sebagai Demonstrator:
Guru mendemonstrasikan cara menggunakan alat-alat
praktikum yang akan digunakan seperti menggunakan
termometer dengan benar pada saat mengukur suhu,
menuangkan zat dengan benar, membaca skala pada
termometer dan gelas ukur dll
Tanggung jawabnya : menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk demonstrasi
c. Guru sebagai Pengelola kelas:
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran telah dibuat
dengan memuat sintak-sintak model PBL dan PJBL, dalam
hal ini guru dapat dengan mudah mengikuti alur
pembelajaran sehingga kegiatan-kegiatan belajar terarah
pada tujuan-tujuan pembelajaran pada khususnya dan pada
umumnya tujuan pendidikan. Pengelolaan kelas dilakukan
langkah awal pendahuluan sampai Langkah akhir penutup.
Tanggung jawab : menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dan kondusif
d. Guru Sebagai Fasilitator:
Penerapan model PBL dan PJBL memberikan kemudahan
bagi guru untuk menjadi fasilitator dalam mengajar.
Pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru maupun
berpusat pada peserta didik namun guru dan peserta didik
dapat berkolaborasi pada proses pembelajaran dari awal
pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran
Tanggung jawab: mempersiapkan media pembelajaran,
LKPD, bahan ajar dan semua yang diperlukan dalam proses
pembelajaran

e. Guru Sebagai Mediator:


Pada saat ini dengan berbagai media pembelajaran inovatif
yang beragam, guru dapat menggunakannya untuk
mendukung kegiatan mengajar. Hal itu dapat
mempermudah guru untuk menyampaikan materi dan
mempermudah peserta didik untuk memahami materi.
Pembelajaran dengan menggunakan berbagai media yang
sesuai saat ini dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
Tanggung Jawab: Membuat berbagai media pembelajaran
yang menarik
f. Guru Sebagai Motivator:
Pada Langkah awal pendahuluan guru senantiasa
memberikan motivasi kepada peserta didik anak didik agar
semangat dan aktif belajar
Tanggung Jawab: memberikan motivasi kepada siswa agar
mengetahui manfaat mempelajari suatu konsep
g. Guru Sebagai Informator:
Pada saat mengajar guru tidak hanya memberikan materi
yang terkait dengan mata pelajaran, namun guru dapat
menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum. Informasi yang diberikan pada peserta didik sudah
termuat dalam sintak model pembelajaran PBL dan PJBl
Tanggung Jawab : memberikan berbagai macam media ajar
untuk memberikan informasi kepada peserta didik
h. Guru Sebagai Evaluator:
Kegiatan evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran
dengan berbantuan googleform. Evaluasi ini bertujuan
untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Tanggung
jawab: Melakukan remedial bagi peserta didik yang masih
belum mencapai nilai KKM dan pengayaan bagi peserta
didik yang memiliki nilai di atas KKM

Tantangan :
Apa saja yang menjadi Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tantangan untuk mencapai tersebut? Siapa saja yang terlibat?
tujuan tersebut? Siapa saja Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri,
yang terlibat, maka beberapa tantangan yang dihadapi adalah:
1. Masih ada peserta didik yang enggan untuk mengerjakan
tugas karena mengganggap sajian masalah yang disajikan
sulit untuk dipecahkan
2. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam diskusi
kelompok
3. Adanya peserta didik yang belum percaya diri untuk
mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas
4. Peserta didik menganggap konsep ikatan kimia dan
Redoks itu sulit sehingga membuat peserta didik kurang
bersemangat dalam menerima pelajaran.
5. Mengkondisikan situasi kelas agar kondusif ketika proses
pembelajaran
6. Membutuhkan persiapan yang lebih dan proses
pembelajaran yang relative lama
Yang terlibat dalam kegiatan ini:
Pendukung : Rekan sejawat sebagai tim IT
Saksi : Dosen, Guru dan Kepala sekolah
Prasarana : Ruang kelas
Sarana : Alat dan bahan praktikum, perangkat
pembelajaran (RPP, LKPD, Media
Ajar, Bahan Ajar, petunjuk
praktikum, alat evaluasi)
Perangkat lunak : Jaringan internet
Perangkat : Laptop dan LCD Proyektor
presentasi
Pelaksana : Guru dan peserta didik

Aksi :
Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
dilakukan untuk menghadapi tantangan
tantangan tersebut/ strategi
apa yang digunakan/ Tantangan yang ada dapat diselesaikan dengan langkah-langkah
bagaimana prosesnya, siapa sebagai berikut:
saja yang terlibat / Apa saja
sumber daya atau materi a. Untuk menghadapi tantangan berupa peserta didik yang
yang diperlukan untuk enggan untuk mengerjakan tugas karena mengganggap
melaksanakan strategi ini sajian masalah yang disajikan sulit untuk dipecahkan yaitu
dengan cara diberikan bimbingan untuk menggali informasi
dari berbagai sumber yang ada misalkan internet, bahan ajar
yang telah diberikan oleh guru dan buku paket yang ada
b. Untuk menghadapi tantangan berupa kurangnya
keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok yaitu
dengan cara: lebih memperhatikan peserta didik yang pasif
dan membimbing peserta didik tersebut guna memahami
tugas yang akan dilakukan, agar peserta didik tersebut
menjadi lebih aktif dalam diskusi kelompok
c. Untuk menghadapi tantangan berupa peserta didik
yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil
LKPD yaitu dengan cara mendampingi dan memberikan
contoh kepada peserta didik bagaimana cara
mempresentasikan hasil laporan kelompok dan tetap
memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik
atau kelompok yang sudah tampil.
d. Untuk menghadapi tantangan berupa peserta didik
menganggap konsep ikatan kimia dan redoks itu sulit
sehingga membuat peserta didik kurang bersemangat dalam
menerima pelajaran yaitu dengan cara pemberian motivasi
dan apersepsi yang dapat membuat peserta didik lebih
bersemangat dalam belajar dan mengetahui materi prasyarat
yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari
e. Untuk menghadapi tantangan berupa mengkondisikan
situasi kelas agar kondusif ketika proses pembelajaran,
adalah terus membimbing siswa dalam proses pembelajaran
terutama ketika melaksanakan praktikum, sebelumnya
dilakukan kesepakatan antara guru dengan peserta didik
agar mereka memahami tata tertib dalam mengerjakan
tugasnya dan memahami konsekuensi ketika mereka
melanggarnya.
f. Untuk menghadapi tantangan berupa membutuhkan
persiapan yang lebih dan proses pembelajaran yang relative
lama depat dilakukan dengan cara melakukan persiapan
dimulai dari perangkat pembelajaran (LKPD, media ajar,
bahan ajar), alat dan bahan praktikum, 3 hari sebelum
pelaksanaan pembelajaran dan memanage waktu dengan
baik agar sesuai dengan alokasi waktu yang telah
direncanakan

Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan


Strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan ini
adalah dengan menerapkan solusi yang telah didapatkan
melalui eksplorasi sesuai dengan rencana aksi yang telah
dirancang. Solusi yang didapatkan untuk menghadapai
tantangan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah:
1. Berkaitan dengan model pembelajaran
 Menggunakan model pembelajaran inovatif

Kartika Sari, Indra (2021) Blended Learning sebagai Alternatif


Model Pembelajaran Inovatif di Masa Post-Pandemi di Sekolah
Dasar, JURNAL BASICEDU vol 5 no 4 DOI:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1137
Menurut Indra (2021) Model pembelajaran inovatif merupakan
pembelajaran yang dirancang dengan gagasan baru oleh guru
untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta
didik memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Pembelajaran inovatif bersifat student centered yaitu siswa
dibebaskan untuk membangun pengetahuannya secara mandiri.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran inovatif yang
dijelaskan (Purwitha, 2020) yaitu: 1) Memberikan peluang
kepada peserta didik untuk membangun dan mengembangkan
gagasannya secara bebas, 2) pembelajaran dilaksanakan untuk
mendorong peserta didik mandiri, berdiskusi, memecahkan
masalah dan menarik kesimpulan sendiri, 3) kolaborasi atau
kerja sama antar teman, 4) berpusat pada siswa dan menilai
hasil berpikir siswa
 Menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai
kelebihan sebagai berikut:
a. Model PBL bagus dalam memahami isi pembelajaran
b. PBL dapat merangsang kemampuan siswa untuk
menemukan pengetahuan baru bagi mereka
c. PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
d. PBL dianggap menyenangkan dan lebih digemari siswa
e. PBL dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis
siswa

 Menggunakan model pembelajaran Projek Based Learning


(PJBL)
Model pembelajaran Projek Based Learning (PJBL)
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
a. Melatih siswa dalam memperluas pemikirannya
mengenai masalah dalam kehidupan yang harus
diterima;
b. Memberikan pelatihan langsung kepada siswa dengan
cara mengasah serta membiasakan mereka melakukan
berpikir kritis serta keahlian dalam kehidupan sehari-
hari;
c. Penyesuaian dengan prinsip modern yang
pelaksanaannya harus dilakukan dengan mengasah
keahlian siswa, baik melalui praktek, teori serta
pengaplikasiannya

2. Berkaitan dengan bahan ajar dan media ajar


a. Bahan ajar yang digunakan yaitu:
 Pada konsep ikatan kimia berupa bahan ajar elektronik
yang bisa diakses pada link berikut:
https://anyflip.com/homepage/tgmvn

 Pada konsep reduksi dan oksidasi berupa bahan ajar


elektronik yang bisa diakses pada link berikut:
https://anyflip.com/center/flips/book.php?cid=3226976

b. Media ajar yang digunakan adalah:


 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur
ketercapaian belajar peserta didik
 Petunjuk praktikum pada model PJBL
 Video pembelajaran mengenai ikatan kimia, dan video
contoh reaksi reduksi dan oksidasi dalam kehidupan
 Perangkat presentasi media ajar berupa power point
(PPT)

3. Berkaitan dengan penilaian


a. Instrumen Penilaian pada pembelajaran dengan model
PBL yaitu :
 Penilaian pengetahuan berupa soal pretes dan postes
berjumlah 10 soal dengan rincian 4 soal HOTS, dan 6 soal
LOTS
 Penilaian sikap berupa lembar observasi yang menilai
sikap disiplin, bekerja sama dan bertanggung jawab
 Penilaian keterampilan berupa lembar observasi yang
menilai sikap ketika berdiskusi, dan presentasi

b. Instrumen Penilaian pada pembelajaran dengan model


PJBL yaitu :
 Penilaian pengetahuan berupa kisi-kisi soal prestes dan
postes berjumlah 10 soal dengan rincian 4 soal HOTS, dan
6 soal LOTS
 Penilaian sikap berupa lembar observasi yang menilai
sikap disiplin, bekerja sama, bertanggung jawab dan
keaktifan
 Penilaian keterampilan berupa lembar observasi yang
menilai keterampilan alat dan bahan praktikum, teknik
pengambilan zat, melaksanakan prosedur K3.

 Lembar observasi penilaian proyek yang meliputi aspek,


perencanaan pembuatan proyek, proses pembuatan
proyek, proses analisis data dan penyajian data berupa
pembuatan laporan praktikum yang dibuat dalam bentuk
slide PPT/ Canva atau video

Proses dan individu yang terlibat


Proses pelaksanaan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
A. Kegiatan praktik PPL 1 menggunakan model PBL pada
konsep ikatan kimia dilaksanakan Sabtu, 10 Desember 2022
pukul 09.00 – 11.00 WIB dilaksanakan di kelas X IPA
dengan jumlah peserta didik 17 orang. Selama proses
pembelajaran digunakan media audio visual berupa video
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
kegiatan pendahuluan yaitu : menyapa, memberi salam,
berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, apersepsi,
motivasi menyampaikan tujuan pembelajaran dan
melakukan pre test.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan
menggunakan sintak-sintak yang dilakukan pada model PBL
yaitu sebagai berikut:
Sintaks 1: Orientasi peserta didik pada masalah, pada tahap
ini peserta didik mengamati video yang berkaitan dengan
konsep ikatan kimia, guru membimbing peserta didik untuk
membuat rumusan masalah dari video yang telah
ditampilkan, kemudian peserta didik menemukan masalah.

Sintaks 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,


pada tahap ini guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dan membagikan LKPD kepada setiap
kelompok, guru membimbing peserta didik untuk membuat
hipotesis dari rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh
peserta didik, peserta didik mengidentifikasi masalah yang
muncul pada gambar mengenai kestabilan senyawa maupun
video mengenai proses pembentukan ikatan kovalen dan
ikatan ion, guru membagikan bahan ajar ikatan kimia yang
bias di akses pada web berikut :
https://anyflip.com/homepage/tgmvn, Peserta didik bersama
dengan kelompoknya mendiskusikan pertanyaan dan
jawabannya.

Sintaks 3: Membimbing penyelidikan secara individu atau


kelompok, pada tahap ini guru menginstruksikan kepada
peserta didik untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang relevan seperti buku paket dan internet
(Mengumpulkan informasi), Guru mengintruksikan peserta
didik untuk berdiskusi secara aktif dan membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan, Peserta didik
menyelesaikan permasalahan sesuai dengan LKPD dengan
penuh tanggung jawab, diantaranya dibimbing untuk
penggambaran simbol Lewis, menuliskan pembentukan
ikatan ion dan menuliskan pembentukan ikatan kovalen
(Mengasosiasi)

Sintaks 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya,


pada tahap ini guru meminta tiap kelompok untuk
mempresentasikan pemahaman dan permasalahan belajar
terkait materi yang tersusun atas ion atau molekul serta
pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen, peserta didik
mempresentasikan pemahaman dan permasalahan belajar
terkait materi yang tersusun atas ion atau molekul serta
pembentukan ikatan ion dan ikatan
kovalen(Mengkomunikasikan), Guru melakukan penilaian
proses diskusi (presentasi), memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai hal yang belum di
mengerti
Sintaks 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, Peserta didik saling memberi
masukan dan evaluasi terkait kelompok lain dan
melengkapi LKPD masing-masing, guru mengumpulkan
semua hasil dikusi peserta didik dan memberi penguatan
terhadap konsep yang telah dikonstruksi oleh peserta didik.
Selanjutnya dilakukan kegiatan penutup yaitu peserta didik
memberikan kesimpulan dan guru menguatkan kesimpulan,
melakukan refleksi, menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya, melakukan post test
dan berdoa

B. Kegiatan praktik PPL 2 menggunakan model PJBL pada


konsep reduksi dan oksidasi dilaksanakan pad ahari rabu,
04 Januari 2023 pukul 08.00 – 10.00 WIB dilaksanakan di
kelas X IPA dengan jumlah peserta didik 17 orang. Selama
proses pembelajaran digunakan media audio visual berupa
video pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
kegiatan pendahuluan yaitu : menyapa, memberi salam,
berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, apersepsi,
motivasi menyampaikan tujuan pembelajaran dan
melakukan pre test.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan
menggunakan sintak-sintak yang dilakukan pada model
PJBL yaitu sebagai berikut:
Sintak 1: Penentuan pertanyaan mendasar, pada tahap ini,
guru menampilkan video animasi mengenai proses
terjadinya karat pada besi, peserta didik diberikan waktu
untuk mengamati dan bertanya, sehingga terciptalah
pertanyaan mendasar (mengamati), peserta didik
mengamati video, kemudian bertanya misalkan. Kenapa
besi berkarat? Reaksi apa yang terjadi pada peristiwa
tersebut? (menanya)

Sintak 2: Mendesain/ membuat perencanan proyek , pada


tahap ini guru membagi peserta didik kedalam beberapa
kelompok dan memberikan LKPD yang berisi percobaan
sederhana dan setiap kelompok diarahkan untuk memilih
ketua, sekretaris secara demokratis dan mendeskripsikan
tugas masing-masing anggota kelompok, Guru dan peserta
didik sama-sama membicarakan tata tertib untuk
disepakati dalam proses penyelesaian proyek (praktikum),
meliputi pemilihan aktifitas, waktu maksimal yang
direncanakan, sanksi yang dilakukan bila melanggar tata
tertib, tempat pelaksanaan praktikum, hal-hal yang
dilaporkan serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian praktikum, guru membagikan
bahan ajar konsep Reduksi dan Oksidasi yang bisa di akses
pada web berikut :
https://anyflip.com/center/flips/book.php?cid=3226976

Sintak 3: Menyusun jadwal pelaksanaan penyelesaian


proyek, pada tahap ini guru mengarahkan peserta didik
dalam melakukan percobaan yang ada pada LKPD secara
berkelompok, peserta didik memahami langkah-langkah
yang ada pada LKPD, guru mengarahkan peserta didik
untuk menyusun jadwal penyelesaian percobaan secara
berkelompok, peserta didik berdiskusi secara berkelompok
untuk menentukan pengerjaan LKPD,

Sintak 4: Memonitoring kegiatan dan perkembangan


proyek, pada tahap ini guru memfasilitasi peserta didik
dalam melakukan percobaan fenomena Redoks pada
Betadine dan Perkaratan pada paku, selama pengerjaan
guru memonitor perkembangan proses praktikum dan
memastikan semua proses terlaksana dengan baik dan
peserta didik mengerjakan LKPD (Menalar), peserta didik
mengisi LKPD berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, dan mencari informasi dari berbagai sumber
untuk melengkapi pengisian tugas yang ada pada LKPD
(mengumpulkan informasi)

Sintak 5: Menguji hasil dan evaluasi pada tahap ini guru


meminta semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi
dalam bentuk laporan praktikum (Mengkomunikasikan)
yang dibuat dalam bentuk Power point/ Canva atau video,
peserta didik saling memberi masukan dan evaluasi terkait
kelompok lain dan melengkapi LKPD masing-masing,
guru mengumpulkan semua hasil diskusi peserta didik dan
memberi penguatan terhadap konsep yang telah
dikonstruksi oleh peserta didik.
Selanjutnya dilakukan kegiatan penutup yaitu peserta
didik memberikan kesimpulan dan guru menguatkan
kesimpulan, melakukan refleksi, menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya,
melakukan post test dan berdoa

Sumber daya atau materi yang diperlukan


Dalam pelaksanaan praktik ini, terdapat beberapa sumber daya
atau materi yang menjadi penunjang keberhasilan praktik,
diantaranya :
a. Media pembelajaran meliputi laptop, LCD proyektor, dan
slide PPT
b. Jaringan internet yang berguna dalam mencarai referensi
c. Bahan ajar elektronik dan LKPD
d. Ketersediaan prasana kelas
e. Alat dan bahan untuk pelaksanaan praktikum
Refleksi Hasil dan dampak A. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi Ada beberapa dampak dari aksi yang telah dilakukan,
dari Langkah-langkah yang antara lain:
dilakukan? Apakah hasilnya 1. Pembelajaran inovatif PBL menjadi lebih menarik bagi
efektif? Atau tidak efektif? peserta didik dan guru. Penggunaan model
Mengapa? Bagaimana respon pembelajaran PBL efektif untuk membuat peserta
orang lain terkait dengan didik menjadi berfikir lebih kritis, meningkatkan
strategi yang dilakukan, Apa aktivitas siswa, dan merangsang peserta didik untuk
yang menjadi faktor menemukan pengetahuan baru secara mendiri.
keberhasilan atau 2. Pembelajaran inovatif PJBL dengan berbantuan
ketidakberhasilan dari praktikum membuat peserta didik menjadi lebih
strategi yang dilakukan? Apa tertarik dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
pembelajaran dari karena siswa terlibat secara langsung dalam proses
keseluruhan proses tersebut praktikum dan pembuatan projek
3. Teknologi dan media yang bervariatif terbukti
membuat peserta didik merasa senang mengikuti
pembelajaran karena merasa memperoleh pengalaman
dari berbagai macam sumber.
4. Keaktifan dan kerja sama peserta didik menjadi lebih
baik
5. Hasil belajar peserta didik meningkat setelah
dilakukanya proses pembelajaran inovatif

B. Hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif


Berikut gambaran hasil pembelajaran yang
memperlihatkan keefektifan aksi yang telah dilakukan
dengan menggunakan model PBL
a. Hasil penilaian kognitif meningkat terlihat dari hasil
kemampuan awal dan akhir peserta didik dengan
persentase nilai pre test 100% belum mencapai KKM
dan pada saat post test ketercapaian KKM sebesar 64
% artinya terjadi peningkatan 64% nilai peserta didik
setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan
model PBL
b. Hasil penilaian sikap peserta didik dengan aspek sikap
disiplin, bekerja sama dan bertanggung jawab
didapatkan hasil kategori sangat baik , kecuali pada
penilaian keaktifan hanya 71%
c. Hasil kemampuan presentasi dengan nilai rata-rata
kelas 85 dengan kategori baik.

Berikut gambaran hasil pembelajaran yang memperlihatkan


keefektifan aksi yang telah dilakukan dengan menggunakan
model PJBL
a. Hasil penilaian kognitif meningkat sebesar 68%, n-gain
yang dihasilkan adalah 0,9 yang menunjukan pada
kriteria tinggi
b. Hasil penilaian sikap peserta didik sikap disiplin,
bekerja sama, bertanggung jawab dan keaktifan
didapatkan hasil kategori sangat baik 64%(11 dari 17
peserta didik), katagori baik 29 % (5 dari 17 peserta
didik) dan kategori cukup baik 5% (1 dari 17 peserta
didik)
c. Rata-rata nilai projek peserta didik adalah 92
d. 100% peserta didik telah mencapai KKM hal ini
berdasarkan penilaian 40% pengetahuan dan sikap + 60
% nilai proyek.

C. Respon orang lain dari strategi yang dilakukan


1. Respon peserta didik dari pembelajaran ini adalah sangat
senang mengikuti pembelajaran didapat data 90% dengan
menggunakan model PBL dan 100 % dengan
menggunakan model PJBL.
2. Respon dari observer (teman sejawat) bahwa model
pembelajaran PBL dan PJBL dapat meningkatkan
semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
ditandai dengan keaktifan siswa di dalam kelas. Media
yang digunakan mampu menggiring peserta didik untuk
mencapai tujuan. Peserta didik terlihat tidak jenuh selama
pembelajaran karena terdapat interaksi dinamis antara
guru dengan peserta didik serta peserta didik dengan
peserta didik.

D. Faktor keberhasilan
Faktor keberhasilan dalam praktik ini sangat ditentukan oleh:
1. penguasaan guru terhadap model, metode, media, modul
ajar yang sudah dibuat
2. kemampuan guru mengelola kelas
3. antusias dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
4. kerjasama dan dukungan dari teman sejawat serta kepala
sekolah
E.Pembelajaran dari keseluruhan Proses
Proses pembelajaran yang hanya mengandalkan buku paket
dan guru sebagai satu-satunya sumber utama menjadi hal yang
sulit untuk dijadikan sebagai pembelajaran yang mutakhir
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Guru harus
berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam mengelola
pembelajaran antara lain mengelola metode pembelajaran,
model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, menyediakan
media serta menyediakan alat dan bahan sebagai pendukung
pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat melaksanakan
pembelajaran yang mengintegrasi TPACK, HOTS dan sesuai
tuntutan abad 21. Tuntutan tersebut tentunya disesuaikan
dengan karakteristik materi dan peserta didik masing-masing.
Peserta didik harus belajar cara melacak, menganalisis,
mensintesis, mengubah, mendekontruksi bahkan menciptakan
lalu membagikan pengetahuan kepada orang lain. Fokus guru
sebenarnya memberikan kesempatan peserta didik untuk
menghubungkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai