Jobsheet 1 - Praktikum Telekomunikasi - Henri Ansyah Praniko
Jobsheet 1 - Praktikum Telekomunikasi - Henri Ansyah Praniko
PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPU:
Ryan Fikri, S.Pd., M.T.
Oktaria, S.Pd, MT.
OLEH:
Henri Ansyah Praniko
20065005
A. PETUNJUK UMUM:
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami modulasi AM
2. Indikator Pencapaian
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian modulasi AM
b. Mahasiswa mampu menvisualisasikan bentuk gelombang dari persamaan gelombang
c. Mahasiswa mampu membentuk persamaan gelombang dari bentuk gelombang yang
diketahui
d. Mahasiswa mengerti dan hafal formula persamaan gelombang AM
e. Mahasiswa mampu membentuk dan menvisualisasikan persamaan hasil modulasi
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian indeks modulasi serta pengaruhnya
terhadap hasil modulasi
B. TEORI SINGKAT
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi sinyal frekuensi rendah pada gelombang
frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa
mengubah frekuensinya. Frekuensi rendah ini disebut sinyal pemodulasi dan frekuensi tinggi
disebut sinyal pembawa. Metode ini dipakai dalam transmisi radio AM untuk memungkinkan
frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara penumpangkan frekuensi audio
pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan melalui antena.
Mixer
Penyimpangan yang tidak linear akan menghasilkan harmonik (multiple pada frekuensi
masukan). Sebagai contoh dalam gambar 1, jika tegangan base-emitter Vbe pada transistor
adalah sebuah gelombang sinus murni dengan frekuensi 1 Khz. Kemudian arus kolektor adalah
gelombang sinus yang menyimpang dengan frekuensi dasar pada 1 KHz dan frekuensi
harmonik pada 2 KHz, 3KHz, 4KHz dst. Umumnya jika f adalah frekuensi dasar, keluarannya
terdiri dari frekuensi f, 2f, 3f, ... nf.
2
Gambar 1. Kurva transconductance dari transistor
Mixer merupakan rangkaian nonlinear dengan dua sinyal masukan dan satu sinyal keluaran.
Pada gambar 2 sinyal masukan mempunyai frekuensi Fx dan Fy. Karena penyimpangan
nonlinear, sinyal masukan terdiri dari sinyal masukan asli dengan harmoniknya. Tambahan
bagi keharmonisan yang dibentuk, frekuensi baru muncul pada masukan yang sama dengan
jumlah dan perbedaan pada dua masukan frekuensi.
Gambar 2. Mixer
Jika fx dan fy merupakan masukan, maka frekuensi baru adalah :
Jumlah (sum) = fx + fyBeda (diff) = fx – fy
Gambar 3 merupakan contoh dari sebuah mixer. Satu sinyal menggerakkan basis dan yang
lainnya menggerakkan emiter. Satu dari sinyal masukan lebih besar, karena diperlukan untuk
menjamin operasi nonlinear. Sinyal masukan yang lainnya biasanya lebih kecil, kecilnya
sinyal ini karena sering muncul suatu sinyal lemah dari antena.
Rangkaian pengumpul pada kolektor biasanya diset pada frekuensi yang berbeda. Oleh
karena itu, dua frekuensi asli harmoniknya dan jumlah (sum) frekuensi di-filter keluar pada
masukan. Hanya frekuensi berbeda yang mencapai masukan akhir.
Gambar 3. Mixer bipolar
Modulasi amplitudo (AM) didapat bila frekuensi rendah mengontrol amplitudo dari sinyal
frekuensi tinggi. Gambar 4 menunjukkan proses modulasi amplitudo. Sinyal frekuensi tinggi
disebut carrier dan sinyal frekuensi rendah adalah sinyal pemodulasi. Ratusan dari siklus
3
carrier secara normal muncul ketika satu siklus dari sinyal modulasi. Untuk lintasan ini,
gelombang AM pada osiloscope terlihat seperti sinyal pada gambar 4(c), puncak positif dari
carrier berjarak dekat dari bentuk padat diatas melingkari yang diketahui sebagai selubung
teratas (upper envelope), sama juga puncak negatif membentuk selubung terendah (lower
envelope).
Gambar 6. Gelombang AM
Frekuensi Sampling
Suatu modulator (gambar 5) adalah rangkaian nonlinear. Karena itu didapat penjumlah
frekuensi dan perbedaan frekuensi sama seperti pada mixer. Frekuensi baru disebut frekuensi
5
sampling. Sum (penjumlahannya) adalah frekuensi side teratas dan difference (perbedaannya)
adalah frekuensi side terendah. Seperti sebuah mixer, menghasilkan dua frekuensi asli yang
sum dan frekuensi difference. Tidak seperti mixer, bagaimanapun masukan akhir pada
gambar 5 terdiri dari frekuensi carrier dan dua frekuensi side.
Sinyal radio AM menggunakan frekuensi carrier antara 540 dan 1600 KHz. Dalam studio,
suatu suara sinyal memodulasikan frekuensi carrier untuk menghasilkan suatu sinyal AM.
Sebuah antena transmit menangkap sinyal modulasi RF. Gambar 7 menunjukkan salah satu
tipe dari demodulasi, pada dasarnya merupakan sebuah puncak detector. Secara ideal puncak
dari sinyal masukan dideteksi untuk memperbaiki selubung teratas. Karenanya, rangkaian
tersebut sebagai suatu detector pembungkus. Pada setiap siklus pembawa, dioda menyala
dengan cepat dan mengisi kapasitor pada puncak tegangan dari siklus pertikular pembawa.
Diantara puncak-puncak, kapasitor turun menuju resistor. Dengan membuat waktu RC
konstan lebih baik daripada periode pada pembawa, didapat hanya penurunan tipis antar
siklus. Dalam hal ini, kebanyakan sinyal pembawa berpindah. Masukannya kemudian terlihat
seperti pembungkus teratas (upper envelope) dengan sebua ripple kecil yang ditunjukkan
dalam gambar 7. Pemutusan frekuensi dari detektor pembungkus adalah:
1
f y(max)
2RCm
6
Dengan m adalah koefisien modulasi. Jika frekuensi pembungkus lebih besar dari f y(max),
masukan dideteksi turun 20 dB/decode dengan menambah sebuah low pass filter pada bagian
masukan dapat dipindahkan ripple RF kecil yang menyisakan pada sinyal yang dideteksi.
C. ALAT DAN BAHAN
Komputer dengan program matlab
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Modulator Amplitudo
a. Jalankan program Matlab
b. Buka lembar kerja simulink dengan klik File ->New -> Model
e. Ambil blok “Sine Wave” di Simulink -> Source, kemudian taruh di lembar kerja
Simulink
7
f. Ambil “Scope” dan taruh di lembar kerja Simulink untuk pengamatan gelombang.
Scope berada di Simulink -> Sink
g. Double klik scope sehingga propertiesnya terbuka. Klik properties di menu bar atas
8
Klik Data History dan uncheck limit data point to last
9
Klik OK
Note: Sinyal yang dihasilkan mempunyai frekuensi 10 Hz
i. Hubungkan AM modulator, sin wave, dan scope seperti pada gambar berikut:
j. Ubah panjang simulasi menjadi 1 detik. Jalankan simulasi dengan klik simbol
k. Setelah simulasi selesai, double klik scope untuk mengamati hasil simulasi
Sinyal masukan:
Amplitudo = 1 ..........
Frekuensi = 2..........
l. Gambar sinyal masukan dan keluaran AM Modulator
10
m. Hitung persen modulasi yang terjadi
n. Ganti parameter di AM modulator sebagaimana tabel pengamatan
o. Gambar sinyal hasil modulasi dan hitung persen modulasi yang terjadi
11
Tabel 1. Pengamatan Persen Modulasi
Input
Parameter Persen
Signal Bentuk Sinyal Modulasi
hasil modulasi modulasi
Offset
Vmaks = 1.5 100%
0.5 Vmin = 0
Vmaks =2 100%
1 Vmin = 0
Vmaks = 3 50%
2 Vmin = 1
12
= 1 x 100%
= 100%
b. Input signal offset 1
m = Vmaks – Vmin / Vmaks+Vmin
= 2 – 0 / 2+0
=2/2
= 1 x 100%
= 100%
c. Input signal offset 1.5
m = Vmaks – Vmin / Vmaks+Vmin
= 2.5 – 0.5 / 2.5+0.5
=2/3
= 0.66 x 100%
= 66%
d. Input signal offset 1
m = Vmaks – Vmin / Vmaks+Vmin
= 3 – 1 / 3+1
=2/4
= 0.5 x 100%
= 50%
2. Demodulator Amplitudo
a. Klik dan drop blok “DSB AM Demodulator Passband” ke lembar kerja simulink.
Double klik pada blok tersebut dan ganti cutoff frequency menjadi 100 Hz
b. Klik kanan scope -> copy, klik di sembarang tempat kosong di lembar kerja
kemudian klik kanan -> paste
13
c. Hubungkan semua blok seperti pada gambar berikut:
d. Atur nilai parameter sesuai tabel pengamatan kemudian amati dan gambar sinyal hasil
demodulasi. Tabel 2. Pengamatan sinyal keluaran demodulator AM
Input
Persen Parameter hasil
Signal Bentuk Sinyal Demodulasi
Modulasi demodulasi
Offset
100% Amplitudo = 0.08
1 Frekuensi = 12.5
14
50% Amplitudo = 0.08
2 Frekuensi = 12.5
16