Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No.

2, 2021, halaman 2849 – 2863 2849

PERSEPSI CALON GURU KIMIA MENGENAI LITERASI DIGITAL SEBAGAI


KETERAMPILAN ABAD 21

Puspa Mawarni*, Burhanudin Milama, dan Rizqy Nur Sholihat


Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda, No. 95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten
E-mail: mawarniarnipuspa@gmail.com

ABSTRAK

Calon guru sebagai kunci utama keberhasilan penggunaan teknologi di sekolah ke


depannya harus mampu membangun literasi digital. Berbagai penelitian telah dilakukan sebagai
upaya untuk mengasah kemampuan literasi digital ini, salah satunya dengan mengetahui sejauh
mana pemahaman masyarakat mengenai literasi digital melalui persepsi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana persepsi calon guru kimia mengenai literasi digital sebagai
keterampilan abad 21. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,
dengan instrumen berbentuk angket. Responden merupakan mahasiswa pendidikan kimia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016, 2017, dan 2018. Data
penelitian diperoleh dari jawaban 187 orang responden terhadap angket yang diberikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada komponen literasi media dan informasi calon guru kimia
memiliki persepsi yang sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 81,06%, begitupun
pada komponen literasi TIK, calon guru kimia memiliki kriteria persepsi yang sangat baik dengan
nilai persentase sebesar sebesar 84,47%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan persepsi calon guru kimia mengenai literasi digital memiliki kriteria persepsi yang
sangat baik dengan hasil persentase rata-rata dari keseluruhan indikatornya sebesar 82,19%.

Kata kunci: Calon guru kimia, Literasi Digital, Keterampilan abad 21, Persepsi.

ABSTRACT

Prospective teachers as the main key to the success of using technology in schools in the
future must be able to build digital literacy. Various studies have been carried out as an effort to
hone digital literacy skills, one of which is by knowing the extent of public understanding of digital
literacy through perception. This study aims to determine the perception of prospective chemistry
teachers regarding digital literacy as a 21st century skill. The method used in this research is
descriptive quantitative, with an instrument in the form of a questionnaire. Respondents were
students of chemistry education at Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, class of
2016, 2017, and 2018. The research data was obtained from the answers of 187 respondents to
the questionnaire given. The results showed that the media and information literacy components
of chemistry teacher candidates have very good perceptions with an average percentage of
81.06%, as well as in the ICT literacy component, chemistry teacher candidates have very good
perception criteria with a percentage value of 84 ,47%. Thus, it can be seen that the overall
perception of prospective chemistry teachers regarding digital literacy has very good perception
criteria with the average percentage of all indicators being 82.19%.

Keywords: Prospective chemistry teacher, Digital Literacy, 21st century skills, Perception
2850 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

PENDAHULUAN media, informasi, maupun TIK yang


Abad 21 terbuka dengan segala terangkum dalam satu keterampilan yang
perubahan yang bersifat fundamental disebut Literasi Digital (Suryanti, 2018).
(Wijaya et al., 2016). Salah satunya yaitu Literasi digital ini merupakan bentuk
pada bidang teknologi informasi, khususnya ketertarikan, sikap dan kemampuan indi-
media sosial (Redhana, 2019). Perkem- vidu dalam menggunakan teknologi komun-
bangan ini berdampak pada gaya hidup dan ikasi digital untuk mengakses, mengelola,
kebutuhan masyarakat yang memben-tuk mengintegrasikan, menganalisis dan meng-
komunitas masyarakat yang membutuh-kan evaluasi informasi, membangun pengetahu-
keterampilan dan kompetensi dalam an baru, membuat dan berkomunikasi
memanfaatkan potensi teknologi terbaru dengan orang lain agar dapat berpartisipasi
secara maksimal (Rizal et al., 2019). secara efektif dalam masyarakat
Perkembangan teknologi ini dapat diman- (Setyaningsih et al., 2019).
faatkan dalam bidang pendidikan, khusus- Literasi digital ini memiliki banyak
nya pada proses kegiatan belajar mengajar cakupan, tidak hanya tentang sejauh mana
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. peserta didik dapat memanfaatkan tek-
Sehingga perlu adanya keterampilan yang nologi sebagai media maupun sumber
dibutuhkan di abad 21 yang mencakup belajar, namun juga bagaimana guru
keterampilan belajar dan berinovasi, mengarahkan peserta didik agar dapat
keterampilan menggunakan teknologi dan menghadapi arus informasi dengan bijak
media informasi, serta dapat bekerja, dan yang didapatkan melalui teknologi, sehingga
bertahan dengan menggunakan keteram- terhindar dari segala bentuk distorsi
pilan untuk hidup (life skills) (Wijaya et al., informasi yang sengaja diciptakan oknum
2016). Keterampilan ini dibutuhkan untuk tertentu dengan menyebar berita-berita
mengatasi segala permasalahan yang ada hoax ke publik, menyalahgunakan informasi
di era kemudahan informasi ini. untuk memprovokasi orang lain agar
Apalagi saat ini generasi milenial menghujat dan membenci lawan mainnya.
sedang dihadapkan dengan era revolusi Penggunaan teknologi yang tidak bijak juga
industri 4.0 yang secara masif memanfaat- bisa berdampak pada kondisi psikis
kan segala bentuk kemajuan teknologi. seseorang, seperti banyaknya kasus
Selain itu, adanya fenomena digital native cyberbullying yang menjadikan media sosial
juga menuntut guru untuk memiliki sebagai sarana untuk mencemooh
keterampilan dalam mengintegrasikan tek- seseorang, memberikan komentar negatif
nologi di lingkungan persekolahan. Pen- terhadap seseorang yang dianggap tidak
didikan yang terintegrasi teknologi tentunya sesuai dengan pemikirannya. Oleh karena
perlu didukung oleh berbagai elemen itu, perlu dibangun literasi media, informasi,
pendidikan, terutama guru. Oleh karena itu, maupun TIK baik bagi guru maupun calon
guru perlu memiliki keterampilan di bidang guru atau mahasiswa keguruan sebagai
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2851

bentuk antisipasi dari dampak buruk yang pemahaman masyarakat, khususnya maha-
disebabkan rendahnya literasi media, siswa keguruan mengenai tingkat literasi
informasi, maupun TIK sebagai komponen digital yang dimiliki. Persepsi berperan
penting dari literasi digital. sebagai tolok ukur pemahaman calon guru
Namun sayangnya, pada kenyataan- mengenai literasi digital dan bagaimana
nya beberapa penelitian menyebutkan tingkat literasi digital yang dimiliki oleh calon
bahwa masih rendahnya literasi digital yang guru seperti yang disampaikan oleh Listyana
dimiliki guru maupun calon guru, baik di & Hartono (2015) bahwa persepsi
bidang literasi media, literasi informasi, mengandung proses untuk mengetahui dan
maupun literasi TIK dimulai dari pendidikan mengevaluasi sejauh mana kita menget-
guru yang tidak terlalu memperhatikan ahui orang lain. Dalam hal ini persepsi
kompetensi digital mahasiswa keguruan digunakan untuk mengukur sejauh mana
(Helleve, 2019), sehingga perlu adanya pemahaman calon guru mengenai literasi
upaya untuk membangun literasi TIK bagi digital.
mahasiswa keguruan. Selain itu, di bidang Berbagai penelitian telah dilakukan
literasi media, terungkap bahwa guru-guru terkait literasi digital ini, seperti yang telah
jarang menggunakan media pembelajaran dilakukan oleh Rizal, Setiawan, dan
berbasai Informasi dan Teknologi atau IT, Rusdiana (2019) yang mengukur literasi
seperti e-learning (Hartini, 2019), hal terjadi digital calon guru SD di salah satu
dikarenakan kurang tersedianya sarana dan universitas di Sumedang, penelitian lain juga
prasarana pada media pembelajaran, juga dilakukan oleh Nelson, Courier & Joseph
kurangnya pemahaman dan keteram-pilan yang mengukur persepsi literasi digital yang
guru dalam merancang media pem- dibutuhkan oleh mahasiswa di berbagai
belajaran berbasis e-learning. Adapun di universitas. Pentingnya menge-tahui
bidang literasi informasi, saat ini kemam- persepsi mahasiswa mengenai literasi
puan guru dan tenaga perpustakaan digital diperkuat oleh pernyataan Suyanto, et
sekolah kurang memadai. Tantangan al. (2018) yang menyampaikan bahwa
terbesar dalam penerapan literasi informasi pentingnya mengetahui persepsi maha-
di sekolah berasal dari internal sekolah, di siswa terhadap maraknya fenomena hoax di
antaranya kemampuan guru dan tenaga media sosial. Hoax ini merupakan salah satu
perpustakaan sekolah di bidang literasi bentuk rendahnya literasi digital mahasiswa.
informasi yang kurang memadai Oleh karena itu sebagai upaya untuk
(Kurnianingsih et al., 2017). membangun literasi digital maha-siswa serta
Melihat masih rendahnya literasi mendukung penelitian yang telah dilakukan
digital yang dimiliki calon guru maupun guru sebelumnya, dilakukan penelitian terhadap
di sekolah, maka diperlukan upaya yang mahasiswa keguruan program studi
konsisten dan berkesinambungan untuk Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
membentuk literasi digital yang baik, salah Jakarta untuk mengetahui seberapa tinggi
satunya diawali dengan mengetahui persepsi yang dimiliki oleh mahasiswa
2852 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah melibatkan dosen Pendidikan Kimia. Pada
Jakarta mengenai literasi digital sebagai proses validitas isi dan konstruk, terjadi
keterampilan abad 21. reduksi indikator sebanyak 1 pernyataan
yaitu pada indikator mengkomunikasikan
METODE PENELITIAN produk pembelajaran yang memiliki hak
Metode yang digunakan dalam cipta, karena dianggap tidak sesuai dengan
penelitian ini yaitu metode deskriptif kondisi sampel yang masih merupakan
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mahasiswa keguruan. Setelah uji validitas isi
menggunakan metode survey. Penelitian ini dan konstruk, dilakukan uji validitas secara
dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal empiris kepada mahasiswa angkat-an 2019.
13 Mei 2020 sampai dengan 01 Juni 2020. Pernyataan yang tidak valid direvisi,
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh sedangkan pernyataan angket yang valid
Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif diinput ke dalam google, sehingga angket
Hidayatullah Jakarta, sedangkan sampel- dapat diisi secara online oleh Mahasiswa
nya yaitu Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016, Jakarta angkatan 2016-2018. Tautan
2017, dan 2018 yang berjumlah 187 orang, dikirimkan melalui grup di setiap angkatan.
terdiri dari 33 mahasiswa dan 154 maha- Setelah data angket terisi dan terkumpul
siswi melalui teknik purposive sampling. maka dilakukan analisis dari data yang telah
Peneliti menetapkan sampel dari maha- didapatkan.
siswa pendidikan kimia angkatan 2016 - Teknik analisis data dilakukan melalui
2018 yang merupakan mahasiswa yang tahap pengkodean data dimana setiap
masih aktif dalam perkuliahan dan sudah jawaban yang didapatkan dari responden
menyelesaikan mata kuliah media dan diberikan nilai sesuai dengan skala yang
teknologi pembelajaran kimia. Teknik telah ditentukan, selanjutya yaitu tahap
pengumpulan data yang digunakan dalam pemindahan data ke komputer, kemudian
penelitian ini berupa angket online melalui pembersihan data angket dimana angket
google form. yang diisi berulang kali oleh responden yang
Prosedur penelitian diawali dengan sama dibersihkan atau dihilangkan dan
pembuatan instrument yang berupa angket hanya diambil salah satu datanya saja,
dengan skala likert beserta kisi-kisinya setelah itu dilakukan penyajian data berupa
berdasarkan komponen-komponen literasi data numerik atau angka, data dihitung
digital yang diadopsi dari Towards Media dengan proses persentase yaitu:
and Information Literacy Indicators (2010) P = f / N x 100%
dan A Review on ICT Literacy in Science Keterangan:
Learning (2019). Instrumen tersebut f = Frekuensi jawaban responden
kemudian dilakukan validitas isi, konstruk, N = Number of cases (jumlah frekuensi atau
dan empiris. Validitas isi dan konstruk banyaknya individu)
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2853

P = Angka persentase yang kemudian dikelompokkan sesuai


(Sari S. M., 2019) dengan kategori tertentu sesuai tabel 1.
Tahap terakhir dilakukan analisis data
dari hasil angket menggunakan skala Likert

Tabel 1. Klasifikasi berdasarkan persentase

No Persentase Penafsiran
1 81-100% Sangat baik
2 61-80% Baik
3 41-60% Cukup
4 31-40% Kurang
5 0-20% Sangat kurang
(Sari, 2019)

HASIL DAN PEMBAHASAN 2016). Kebutuhan informasi dalam


Berdasarkan penelitian yang telah memenuhi tugas yang diberikan dosen
dilakukan pada responden calon guru kimia sedikitnya membangun literasi digital
sebanyak 187 orang, dapat diketahui bahwa mahasiswa.
calon guru kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta memiliki literasi digital yang sangat Literasi Media dan Informasi
baik. Literasi digital yang penting dikuasai Literasi media dan informasi
oleh mahasiswa secara umum yaitu literasi merupakan keterampilan yang saling
informasi, literasi media, serta literasi TIK berkaitan erat dan sulit untuk dipisahkan.
(Sujana & Rachmatin, 2019). Literasi media dan informasi memberi
Perkembangan literasi digital sebagai pengetahuan pada individu mengenai fungsi
tuntutan akademik di setiap jenjang media dan sistem informasi, sehingga
pendidikan di Indonesia berbeda-beda, individu dapat mengevaluasi kualitas konten
khususnya pada perguruan tinggi. Maha- informasi yang diterima. Tujuan dari literasi
siswa saat ini bergantung pada peng- media dan informasi adalah agar
gunaan ponsel karena lebih sering masyarakat dapat mengguna-kan hak
searching google daripada membuka buku mereka dalam kebebasan bereks-presi,
sebagi referensi. Hal ini menunjukkan mengevaluasi konten informasi yang
bahwa internet menyediakan berbagai tersedia baik yang disediakan lembaga
kebutuhan dalam mencari informasi formal maupun informal, memahami solusi
(Liansari, 2018). Kebutuhan informasi dari permasalahan yang ada, dan agar bisa
mahasiswa sebagai pemustaka di berkomunikasi secara proporsional dan
Perguruan Tinggi berkaitan dengan aktivitas bertanggungjawab (Moeller, 2010).
perkuliahan atau minat pribadi yang Literasi media dan informasi ini
didorong oleh adanya pemenuhan tugas memuat enam aspek penting yang perlu
tertentu dari aktivitas perkuliahan (Ready, dimiliki oleh mahasiswa keguruan. Setiap
2854 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

aspek memiliki indikator yang memiliki persentase persepsi yang sangat


menggambarkan kompetensi yang perlu baik, seperti yang dapat dilihat pada grafik
dimiliki oleh mahasiswa keguruan sebagai berikut yang menunjukkan persentase
literat media dan informasi Secara setiap aspek dari komponen literasi media
keseluruhan, literasi media dan informasi ini dan informasi.

86% 84,63%
84,02%
84%
82% 80,82%
80,48%
80% 78,72%
77,71%
78%
76%
74%

Gambar 1. Rata-rata persentase aspek literasi media dan informasi


Keterangan:
Definisi dan artikulasi kebutuhan media dan informasi
Lokasi dan pengambilan media dan informasi
Penilaian media dan informasi
Organisasi media dan informasi
Penciptaan pengetahuan
Penggunaan komunikasi dan etika serta media dan informasi

Definisi dan Artikulasi Kebutuhan Media baik pada aspek definisi dan artikulasi
dan Informasi
kebutuhan media dan informasi ini
Responden mahasiswa Pendidikan
menggambarkan bahwa responden secara
Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sadar mengakui dan mengetahui kebutuhan
memiliki kemampuan yang sangat baik
akan media maupun informasi yang harus
dalam mendefinisikan dan mengartikulasi-
dipenuhi untuk memecahkan permasalahan
kan kebutuhan media dan informasi dengan
yang ada. Proses pemenuhan kebutuhan
nilai persentase persepsi sebesar 84,02%.
informasi ini dipengaruhi oleh beberapa
Kebutuhan akan informasi ini didasari
faktor, salah satunya yaitu pengalaman
dari pemikiran seseorang untuk mencari
yang didapatkan responden melalui tugas
jawaban dari apa yang tidak diketahuinya.
yang didapatkan selama perkuliahan
Seseorang dikatakan mem-butuhkan
berlangsung, seperti yang dijelaskan oleh
informasi saat ia menyadari bahwa adanya
Ready (2016) bahwa kebutuhan informasi
jarak antara pengetahuan yang dimilikinya
mahasiswa sebagai pemustaka di Perguru-
dengan informasi yang harus dipenuhinya
an Tinggi berkaitan dengan aktivitas
(Silvana, 2019, hlm. 151). Kemampuan
perkuliahan atau minat pribadi. Kebutuhan
responden calon guru kimia yang sangat
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2855

informasi ini didorong oleh adanya sebagaimana yang dijelaskan oleh Fitryarini
pemenuhan tugas tertentu dari aktivitas (2016) mahasiswa memiliki kemampuan
perkuliahan. Mahasiswa sebagai salah satu mengakses yang sangat baik berkaitan
occupation yang secara aktif melakukan dengan aktivitas pencarian informasi untuk
pemenuhan kebutuhan informasi didorong mencari berita dan pemenuhan tugas-tugas
oleh kebutuhan akademisnya dengan kampus melalui media baru (internet).
tuntutan penggunaan sumber informasi
yang mempertimbangkan relevansi, up to Penilaian Media dan Informasi
date, serta kredibilitas. Evaluasi atau penilaian adalah ke-
mampuan untuk menghubungkan pesan
Lokasi dan Pengambilan Media dan antar media melalui pengalaman yang
Informasi
didapatkan. Evaluasi dalam hal ini memiliki
Lokasi dan pengambilan media dan arti menyadarkan khalayak bahwa mereka
informasi digambarkan sebagai kemampu- tetap memiliki hak prerogratif dalam
an untuk menghargai pentingnya menyim- memaknai pesan media yang ia peroleh
pan informasi yang kemudian akan untuk dirinya sendiri (Fitryarini, 2016).
digunakan kembali nanti. Kapasitas untuk Evaluasi ini juga meluas pada proses
menyimpan dan mengambil kembali sumber pesan, metode pendistribusian,
informasi yang telah didapatkan merupakan tujuan dari pesan itu sendiri (Cherner, 2019).
salah satu dari indikator literasi informasi Beragam tujuan yang disediakan
(Catts, and Lau, 2008). Mengakses yang media, khususnya media online, seperti
merupakan langkah untuk mengumpulkan yang disampaikan oleh Krisnawati (2016)
dan mengambil informasi dari perangkat alasan dan dorongan dalam diri manusia
digital (Astini, 2019). yang menyebabkan seseorang mengguna-
Pada aspek ini responden calon guru kan media tersebut memiliki tujuan yang
kimia memiliki kemampuan literasi yang terbagi menjadi empat macam motif,
sangat baik, hal ini dilihat dari skor rata-rata diantaranya yaitu : motif informasi (mencari
aspek lokasi dan pengambilan media dan berita dari peristiwa yang terjadi, mencari
informasi senilai 80,82% artinya responden bimbingan (menemukan penunjang nilai-
memiliki kemampuan yang sangat baik nilai pribadi, menemukan model perilaku,
dalam menentukan sumber informasi yang serta meningkatkan pemahaman tentang
relevan, serta mengakses media (khusus- diri sendiri), motif integrasi dan interaksi
nya media baru, internet) dan informasi sosial (menemukan bahan percakapan dan
sebagai langkah awal dalam pengambilan interaksi sosial, membantu menjalankan
informasi. Kemampuan responden yang peran sosial, serta memperoleh pengetahu-
sangat baik dalam mengakses sumber an tentang keadaan orang lain), serta motif
media dan informasi ini tidak terlepas dari hiburan (bersantai, mengisi waktu, pe-
pengalaman yang didapatkannya saat nyaluran emosi). Motif informasi ini dilaku-
melaksanakan tugas mata perkuliahan kan mahasiswa untuk memenuhi kebutuh-
2856 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

an akademiknya seperti yang disampaikan puan berpikir, serta untuk mencari informasi
oleh Ready (2016) yang menyebutkan yang relevan (Walidaini, 2018).
bahwa alasan utama mahasiswa meng- Kemampuan responden calon guru
akses media online adalah untuk kimia yang baik pada aspek organisasi
mendapatkan informasi akademik di sela- media dan informasi menunjukkan bahwa
sela kegiatan yang mereka lakukan. responden dapat dengan baik mengorgani-
Persentase persepsi yang sangat tinggi dari sasi media dan informasi yang paling
aspek penilaian media dan informasi pada bermanfaat untuk dikonsumsi baik dari jenis
calon guru kimia menggambarkan bahwa maupun tujuannya. Adapun tujuan dari
responden memiliki kemampuan yang baik penggunaan media dapat didasarkan pada
dalam menilai media dan informasi, tujuan kognitif, tujuan afektif, atau tujuan
terutama mengenai tujuan dari media dan psikomotorik (Yaumi, 2017).
informasi.
Penciptaan Pengetahuan
Organisasi Media dan Informasi Responden calon guru kimia memiliki
Organisasi media dan informasi salah kemampuan yang sangat baik pada aspek
satunya dengan mengidentifikasi media dan penciptaan pengetahuan dengan nilai per-
informasi terbaik dan paling bermanfaat, hal sentase sebesar 84,63%. Aspek pencipta-
ini dimaksudkan sebagai kemampuan an pengetahuan ini terdiri dari beberapa
responden dalam mengenali manakah rangkaian kemampuan dimulai dari kemam-
media dan informasi yang paling baik dan puan dalam mempelajari atau menginter-
bermanfaat untuk dikonsumsi. Informasi nalisasi media dan informasi sebagai
yang baik dan bermanfaat adalah informasi pengetahuan pribadi hingga mengevaluasi
yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang telah diterima yang pada
seseorang untuk membantu menangani akhirnya membentuk suatu pengetahuan.
masalah yang ditemuinya sehari-hari. Responden yang masih tergolong
Beragam media dapat digunakan untuk fase remaja merupakan target utama yang
mencari informasi yang baik dan potensial bagi produser media. Ketika
bermanfaat, salah satunya yaitu internet. remaja berhadapan dengan media, remaja
Internet sangat bermanfaat dalam proses menampakkan karakternya yang dinamis.
pendidikan sebagai sarana untuk Remaja pada dasarnya selalu ingin tahu,
menambah ilmu pengetahuan (Suharmanto mudah terpengaruh, cenderung menerima
& Sunarso, 2017). Internet merupakan salah begitu saja isi media (Fitryarini, 2016).
satu media yang dapat difungsikan secara Berdasarkan hasil data dengan nilai
meluas seperti untuk menemukan jawaban persentase yang tinggi menggambarkan
atau mencari informasi tambahan, bahwa responden yang masih tergolong
mengevaluasi data, meningkatkan kemam- remaja dengan mudah menginternalisasi
pesan yang disampaikan dari media dan
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2857

informasi yang didapatkannya. Hal ini cukup praktik, perlindungan, dan aturan mengikat
mengkhawatirkan mengingat banyaknya untuk melindungi informasi pribadinya serta
dampak negatif yang ditimbul-kan dari memastikan bahwa subjek tetap
internalisasi media jika tanpa kemampuan mengendalikan informasi data yang di-
untuk mengevaluasi pesan yang milikinya (Aswandi, 2020). Data atau
disampaikan oleh media. Artinya responden informasi dalam media elektronik merupa-
juga perlu memiliki kemampuan untuk kan hal berharga, terutama data pribadi
mengevaluasi pengetahuan agar yang berkenaan dengan kependudukan dan
bermanfaat bagi dirinya. Kemampuan demografis di Indonesia seperti NIK, E-KTP
responden yang sangat baik dalam dan KK sangat penting untuk dilindungi agar
mengevaluasi pengetahuan yang didapat- tidak mudah diekploitasi (Sautunnida, 2018).
kan baik dari media maupun informasi juga Mengingat belum adanya regulasi
akan menjadikan responden lebih teliti mengenai perlindungan data pribadi
dalam memilih manakah media dan (Aswandi, 2020) yang tegas dan
informasi yang perlu diterapkan secara komprehensif pada Pasal UU ITE
kontekstual ataupun yang tidak perlu (Sautunnida, 2018), diperlukan kemampuan
diterapkan. Oleh karena itu diperlukan untuk melindungi data privasi. Beberapa
adanya pendidikan dan pelatihan untuk faktor yang mempengaruhi kemampuan
membantu orang memperoleh keterampilan untuk melindungi data pribadi yaitu aspek
yang tidak hanya menemukan, tetapi juga pengetahuan, perilaku, dan pengalaman
dapat mengevaluasi informasi yang privasi pengguna yaitu mahasiswa (Sari,
dimilikinya (Catts, and Lau, 2008). 2019). Aspek pengetahuan salah satunya
dimiliki saat pengguna menggunakan PC,
Penggunaan Komunikasi dan Etika serta internet, dan media sosial, dan pemaha-
Media dan Informasi
mannya mengenai pengaturan privasi di
Pada aspek in responden calon guru media sosial. Aspek perilaku salah satunya
kimia memiliki kriteria yang baik, hal ini dilihat dari cara mengendalikan peng-
dilihat dari rata-rata aspek penggunaan ungkapan informasi antar sesama peng-
komukasi dan etika serta media dan guna, khususnya media sosial. Sedangkan
informasi yang bernilai 77,71%. Pembuat- pada aspek pengalaman, salah satunya
an, penggunaan dan pendistribusian infor- dikenal dengan experience, yang berasal
masi diperlukan etika dalam praktiknya dari pengalaman mendasar pengguna saat
(Catts, and Lau, 2008). Etika informasi berinteraksi menggunakan media sosial
menyangkut masalah hak kekayaan (Sari, 2019). Melihat sangat baiknya
intelektual, kebebasan intelektual, akses persepsi responden dalam kemampuan
yang sama terhadap informasi serta untuk melindungi data pribadinya, maka
perlindungan informasi tentang seseorang artinya responden calon guru kimia memiliki
(Basuki, 2019). Perlindungan data secara aspek yang baik dari segi pengetahuan,
umum pengertiannya mengacu pada perilaku, maupun pengalaman dalam
2858 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

menggunakan media, khusunya media an yang terkait dengan kolaborasi, peng-


sosial. aturan pembelajaran yang strategis, dan
kemampuan untuk menggunakan TIK dalam
Literasi TIK masyarakat belajar yang berubah dengan
Literasi TIK atau disebut dengan cepat. Artinya calon guru perlu diberikan
melek teknologi informasi dan komunikasi pendidikan mengenai literasi TIK untuk
berfokus pada cara untuk mengadopsi, diajarkan pada peserta didiknya kelak
menyesuaikan, dan menggunakan perang- (Hakkinen, 2016). Literasi TIK ini memuat
kat digital berbasis TIK baik berupa aplikasi tiga aspek penting terdiri dari aspek
maupun layanan lainnya (Setyaningsih, pengetahuan dasar, keterampilan teknis,
2019). Pendidikan guru telah ditantang oleh serta keterampilan penilaian kritis Aspek ini
kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan merupakan serangkaian kompetensi yang
baru guru dalam pemanfaatan TIK untuk membentuk literasi TIK. Setiap aspek
pengajaran dan belajar. Secara memiliki indikator yang menggambarkan
keseluruhan, saat ini pendidikan guru kompetensi yang perlu dimiliki oleh
memiliki cara kerja yang tidak cukup sesuai mahasiswa keguruan sebagai literat TIK.
dengan kebutuhan lingkungan pembelajar- Berdasarkan hasil data yang
an abad kedua puluh satu, seperti didapatkan, dapat diketahui bahwa
pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri responden calon guru kimia memiliki
yang berfokus pada kolaborasi dan bentuk persentase persepsi yang sangat baik pada
sosial pembelajaran, serta penggunaan TIK setiap aspek dari literasi TIK. Hasil data dari
(media sosial, wiki, blog) dalam proses keseluruhan aspek Literasi TIK
belajar mengajar. Pada gilirannya, hal ini divisualisasikan dalam Gambar 2.
menuntut siswa untuk memiliki keterampil-

92%
90,41%
90%

88%

86%

84% 82,75%
82%
80,24%
80%

78%

76%

74%
Pengetahuan Dasar Keterampilan Teknis Keterampilan
Penilaian Kritis

Gambar 2. Rata-rata persentase aspek literasi TIK


Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2859

Pengetahuan Dasar menggunakan segala macam gadget dan


Aspek pengetahuan juga digambar- aneka media digital lainnya dalam melayani
kan sebagai kesadaran akan peran, fungsi, kepentingan dan kebutuhannya setiap hari
maupun sifat dari penggunaan TIK sebagai (Fatmawati, 2019).
pengalaman mereka dalam penggunaan
Keterampilan Teknis
teknologi ini (Pernia, 2008). Tingginya nilai
Keterampilan teknis digambarkan
persentase pada aspek pengetahuan dasar
sebagai kemampuan menggunakan tek-
ini, menggambarkan bahwa responden
nologi untuk mencari informasi dan
memiliki pengalaman yang baik dalam
pengetahuan mencakup keterampilan untuk
penggunaan teknologi di kehidupan sehari-
mengakses, mengambil kembali, menyim-
harinya. Pengalaman ini didapatkan salah
pan, mengelola, mengintegrasikan, meng-
satunya dari kegiatan perkuliahan yang
evaluasi, membuat dan mengkomunikasi-
berkaitan dengan penggunaan media dan
kan informasi dan pengetahuan, dan
teknologi, khususnya teknologi yang biasa
berpartisipasi dalam jaringan internet. Pada
digunakan sebagai media pembelajaran,
aspek ini responden calon guru kimia
salah satunya yaitu pada mata kuliah media
memiliki kriteria yang sangat baik. Dimensi
dan teknologi pembelajaran kimia. Mata
keterampilan literasi TIK berkaitan dengan,
kuliah ini memberi pengaruh yang cukup
dan seringkali dihasilkan dari penggunaan
signifikan dalam membangun pengetahuan
atau pengalaman dengan teknologi (Pernia,
dasar responden pada literasi TIK melalui
2008). Aspek ini memiliki persentase
pengalaman yang didapatkan responden
persepsi sebesar 82,75% dengan kriteria
selama kegiatan perkuliahan berlangsung.
persepsi sangat baik. Kemampuan yang
Hal ini sejalan dengan apa yang
sangat baik pada aspek keterampilan teknis
disampaikan oleh Tondeur (2015) bahwa
ini menunjukkan bahwa responden memiliki
kualitas dan kuantitas dari pengalaman
kemampuan dalam mengoperasikan
calon guru dapat diidentifikasi sebagai faktor
teknologi secara teknis untuk mendapatkan
penting yang mempengaruhi perkem-
informasi yang dibutuhkan.
bangan kompetensi calon guru.
Teknologi yang biasa digunakan
Selain itu, karakter responden calon
dalam proses pencarian informasi
guru kimia yang juga tergolong sebagai
dinamakan sebagai mesin pencari atau
generasi milenial memiliki pengaruh yang
search engine. Search engine merupakan
cukup signifikan dalam membentuk aspek
bagian dari browser. Ada berbagai macam
pengetahuan dasar ini. Generasi milenial
browser misalnya Google Chrome, Mozilla
dikenal sebagai generasi yang terbiasa
Firefox, Opera Browser, dan masih banyak
dalam menggunakan teknologi modern
browser jenis lain. (Ningrum, 2019).
sebagai alat bantu dalam menjalankan
Responden memiliki kemampuan yang
fungsi kehidupannya sehari-hari. Generasi
sangat baik dalam menggunakan situs web
Milenial sangat bergantung pada teknologi
sebagai upaya mendapatkan informasi.
terutama internet. Generasi ini sangat mahir
2860 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

Mahasiswa mengakses web sesuai aspek lain, namun masih dalam kriteria
keinginan dan minat tertentu; berupa materi persepsi yang baik dengan nilai persentase
tugas, media sosial, dan web lain. Aktivitas sebesar 80,24%. Artinya responden masih
inilah yang membentuk kemampuan perlu diberikan pelatihan dalam mencerna
responden untuk mengakses situs web informasi yang diterima, agar lebih kritis dan
dengan sangat baik (Ningrum, 2019), bijak dalam menerima informasi, sehingga
dengan begitu informasi yang didapatkan tidak dengan mudah termakan isu hoaks,
bisa dipastikan keandalannya. karena informasi ini dapat membentuk
persepsi dan tingkah laku tertentu.
Keterampilan Penilaian Kritis Berbagai upaya dapat dilakukan
Keterampilan penilaian kritis diartikan untuk menjadi masyarakat yang tidak
sebagai kemampuan untuk memahami mudah terkena dampak dari berita hoaks,
bahwa penggunaan TIK berdampak pada seperti yang dijelaskan oleh Gumilar et al.
perkembangan pribadi dan sosial, termasuk (2017) diantaranya yaitu dengan melakukan
persepsi nilai dan tanggung jawab, hoax busting, berupa praktik fact checking
komunikasi, dan perilaku lainnya. Kom- (pengecekan fakta agar dapat dilakukan
petensi sosial dan etika berkembang kontra narasi), membentuk engagement
sebagai hasil dari penilaian dan refleksi kritis yang masuk dalam perbincangan publik.
ini. Dengan refleksi kritis inilah seseorang Selain itu, upaya yang tak kalah penting
dapat memahami implikasi dan kompetensi untuk mengantisipasi hoax yaitu dengan
sosial serta etika dari peng-gunaan TIK meningkatkan budaya baca, literasi media
(Pernia, 2008). dan literasi informasi pun merupakan hal
Pada aspek keterampilan penilaian yang sangat penting untuk ditanamkan pada
kritis, responden calon guru kimia memiliki masyarakat. Upaya-upaya ini bisa
kemampuan yang baik. Kriteria pemaham- dikenalkan dan dibiasakan di lingkungan
an kritis meliputi kepercayaan informan pendidikan, agar seseorang lebih kritis
terhadap media massa atau internet; dalam menilai informasi yang diterima.
mampu membedakan kebenaran konten Adanya korelasi antara tingkat pendidikan
situs berita; kemampuan memahami dengan kemampuannya dalam mengenali
regulasi pemerintah terkait media; dan informasi secara kritis juga dibahas dalam
melakukan cek sumber berita (Setyaningsih, penelitian yang dilakukan Khan & Idris
2019). Sikap kritis ini dapat menangkal (2019) bahwa individu dengan pendidikan
segala informasi yang tidak jelas sumber tinggi mengetahui lebih banyak tentang
dan kebenaran dari sebuah informasi, salah maraknya berita palsu sehingga mereka
satu kasus yang marak terjadi di era kelelahan menghadapinya. Sedangkan
kemudahan informasi ini yaitu merebaknya individu dengan pendidikan rendah mungkin
berita hoaks. Aspek ini memiliki nilai kurang mengetahui tentang masalah utama
persentase persepsi terendah dibanding yang dihadapi pengguna internet dan
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2861
penyebar-an informasi yang salah. Individu persepsi responden calon guru kimia
yang berpendidikan lebih rendah cenderung mengenai literasi media dan informasi
menjadi mandiri dalam mengenali informasi memiliki persentase rata-rata sebesar
yang salah. Oleh karena itu, perlu adanya 81,06% dengan kategori yang sangat baik,
peran dari seluruh pihak kampus dalam sedangkan persepsi calon guru kimia pada
membangun kemampuan untuk menilai literasi TIK memiliki nilai persentase rata-
informasi secara kritis dan reflektif ini, salah rata sebesar 84,46% dengan kategori
satunya dosen yang dapat memper- persepsi yang sangat baik pula. Sehingga,
timbangkan penggunaan pengetahuan dapat disimpulkan bahwa responden calon
calon guru untuk mengevaluasi pesan guru kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
media berdasarkan sumber, daya tarik, memiliki persepsi yang sangat baik pada
estetika, akurasi, lokasi online, bahasa, seluruh komponen dari literasi digital ini
struktur, keakuratan informasi, dan desain dengan rata-rata persentase total senilai
(Cherner, 2019). 82,19%, baik dari literasi media, informasi,
Berdasarkan data yang didapatkan maupun literasi TIK.
secara keseluruhan pada komponen literasi
DAFTAR PUSTAKA
media, informasi maupun TIK menunjukkan
Astini, N.K. 2019. Pentingnya Literasi
bahwa responden calon guru kimia memiliki
Teknologi Informasi dan Komunikasi
kriteria persepsi yang sangat baik, maka bagi Guru Sekolah Dasar untuk
Menyiapkan Generasi Milenial. 113-
dapat dikatakan secara keseluruhan
120.
responden calon guru kimia memiliki tingkat
Aswandi, R. 2020. Perlindungan Data dan
literasi digital yang baik, hal ini sejalan Informasi Pribadi melalui Indonesian
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kazu Data Protection System (IDPS).
LEGISLATIF, 3(2): 167-190.
& Erten (2013) bahwa persepsi literasi
media, informasi, dan TIK ini berkaitan Basuki, S. 2019. Etika Informasi. Media
Pustakawan, 26(1): 4-11.
dengan penggunaan komputer dan internet
yang cukup. Dengan kata lain, penggunaan Çam, E., & Kiyici, M. 2017. Perceptions of
Prospective Teachers on Digital
komputer dan internet yang cukup dalam Literacy. Malaysian Online Journal of
keseharian memiliki dampak positif pada Educational Technology, 5(4): 29-44.

persepsi literasi media, informasi dan TIK. Catts, R., & Lau, J. 2008. Towards Infor-
mation Literacy Indicators. Paris:
Cam & Kiyici (2017) menambahkan bahwa
UNESCO.
penggunaan perangkat TIK dan internet
Cherner, T.S., & Curry, K. 2019. Preparing
pada calon guru dalam aktivitas di luar Pre-Service Teachers to Teach Media
maupun dalam kelas akan menentukan Literacy: A Response to “Fake News”.
Journal of Media Literacy Education,
tingkat literasi digital. 11(1): 1 – 31.

Fatmawati, N.I. 2019. Literasi Digital,


SIMPULAN Mendidik Anak di Era Digital bagi Orang
Berdasarkan data yang didapatkan Tua Milenial. Jurnal Politik dan Sosial
Kemasyarakatan, 11(2): 119-138.
dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa
2862 Puspa Mawarni et al., Persepsi Calon Guru Kimia Mengenai Literasi Digital sebagai ….

Fitryarini, I. 2016. Literasi Media pada Ningrum, N. R., Toenlioe, Anselmus J.E. , &
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Abidin, Z. 2019. Analisis Pemanfaatan
Universitas Mulawarman. Jurnal Search Engine dalam Meningkatkan
Komunikasi, 8(1): 51-67. Self-Regulated Learning Mahasiswa
Teknologi Pendidikan. JKTP Jurnal
Gumilar, G.. 2017. Literasi Media: Cerdas Kajian Teknologi Pendidikan, 02 (02):
Menggunakan Media Sosial dalam 149-157.
Menanggulangi Berita Palsu (Hoax)
oleh Siswa SMA. Jurnal Pengabdian Pernia, E.E. 2008. Strategy Framework for
Kepada Masyarakat, 1(1): 35-40. Promoting ICT Literacy in the Asia-
Pasific Region. Bangkok: UNESCO.
Hartini, S.. 2019. Media Pembelajaran Fisika
SMA Berbasis E-Learning di Ready, A. 2016. Penggunaan Media Online
Kabupaten Tanah Laut sebagai Upaya sebagai Sumber Informasi Akademik
Melatihkan Literasi Digital. Pro Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas
Sejahtera, 1: 20-24. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau . JOM FISIP, 3(1).
Helleve, I., Almas, A.G., & Bjorkelo, B. 2019.
Becoming a Professional Digital Rizal, R. 2019. Digital Literacy of Pre-service
Competent Teacher. Information Sys- Science Teacher. Journal of Physic.
tems Education, 22(2): 95-109.
Sari, S.M. 2019. Persepsi Guru Kimia
Kazu, I., & Erten, P. Prospective Teachers’ mengenai Keterampilan Abad 21. UIN
Perception Levels of Their Digital Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas
Literacy. International Journal of Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta:
Multidisciplinary Thought, 3(1): 51-68. Tidak Diterbitkan.

Khan, M.L., & Idris, I. 2019. Recognise Sari, Z.A. 2019. Literasi Privasi pada Media
Misinformation and Verify Before Sosial Instagram di Kalangan
Sharing: A Reasoned Action and Mahasiswa Strata 1 Universitas
Information Literacy Perspective. Airlangga Surabaya. 1-14.
Behaviour & Information Technology,
1-19. Sautunnida, L. 2018. Urgensi Undang-
Undang Perlindungan Data Pribadi di
Krisnawati, E. 2016. Perilaku Konsumsi Indonesia; Studi Perbandingan Hukum
Media oleh Kalangan Remaja dalam Inggris dan Malaysia. Kanun Jurnal
Pencarian Informasi. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 20(2): 369-384.
Komunikasi, 5(1): 43-69.
Setyaningsih, R. 2019. Model Penguatan
Kurniangsih, I. 2017. Upaya Peningkatan Literasi Digital melalui Pemanfaatan e-
Kemampuan Literasi Digital bagi Learning. Jurnal ASPIKOM, 3(6): 1200-
Tenaga Perpustakaan Sekolah dan 1214.
Guru di Wilayah Jakarta Pusat Melalui
Pelatihan Literasi Informasi. Jurnal Silvana, H. 2019. Kebutuhan Informasi Guru
Pengabdian kepada Masyarakat, 3(1): di Era Digital: Studi Kasus di Sekolah
61-76. Dasar Labschool Universitas
Pendidikan Indonesia. Jurnal
Listyana, R., & Hartono, Y. 2015. Persepsi Dokumentasi dan Informasi, 40(2):
dan Sikap Masyarakat terhadap 147-158.
Penanggalan Jawa dalam Penentuan
Waktu Pernikahan (Sudi Kasus Desa Suharmanto, A., & Sunarso. 2017.
Jonggrang Kecamatan Barat Pemanfaatan Internet sebagai Media
Kabupaten Magetan Tahun 2013. dalam Pembelajaran Pendidikan
Jurnal Agastya, 5(1): 118-138. Pancasila dan Kewarganegaraan di
SMA Negeri 1 Sleman. Jurnal
Nelson, K. Teaching Tip An Investigation of Pendidikan Kewarganegaraan dan
Digital Literacy Needs of Students. Hukum, 24-41.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 15, No. 2, 2021, halaman 2849 – 2863 2863
Suryanti, & Wijayanti, L. 2018. Literasi Walidaini, B. Pemanfaatan Internet untuk
Digital: Kompetensi Mendesak Pen- Belajar pada Mahasiswa. 37-49.
didik di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(1): 1-9. Wijaya, E.Y. 2016. Transformasi Pendidik-
an Abad 21 sebagai Tuntutan
Suyanto, T. 2018. Persepsi Mahasiswa Pengembangan Sumber Daya Manu-
terhadap Kemunculan Berita Bohong di sia di Era Global. Prosiding Seminar
Media Sosial. Jurnal Civics: Media Nasional Pendidikan Matematika (hal.
Kajian Kewarganegaraan, 15(1): 52-61. 263-278). Malang: Universitas Kan-
juruhan Malang.
Tondeur, J. 2015. Developing a Validated
Instrument to Measure Preservice Yaumi, M. 2017. Ragam Media Pem-
Teachers’ ICT Competencies: Meeting belajaran: Dari Pemanfaatan Media
the Demands of the 21st Century. Sederhana ke Penggunaan Multi
British Journal of Educational Media. Pemanfaatan Media Pembe-
Technology, 1-11. lajaran dan Pengembangan Evaluasi
Sistem Pembelajaran Berorientasi
Multiple Intelligences, Pare-Pare.

Anda mungkin juga menyukai