Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Latar belakang pembuatan laporan praktek lapangan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan ini adalah untuk memenuhi mata kuliyah
“MAGANG” . Selain itu juga laporan ini digunakan untuk menambah
pengetahuan masyarakat dan khususnya mahasiswa mengenai tugas-tugas,
fungsi, serta peran dari kantor kesehatan pelabuhan. Kantor Kesehatan
Pelabuhan Semarang atau yang lebih dikenal dengan KKP Semarang,
merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan yang bernanung
pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, dengan Tugas pokok mencegah masuk dan keluarnya penyakit
karantina yang menjadi perhatian internasional melalui pelabuhan Tanjung
Emas Semarang.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), di mana KKP merupakan
sebuah institusi yang mengawasi dan mengendalikan masuknya penyakit-
penyakit maupun vektor penyakit yang terbawa dari luar wilayah Indonesia
melalui transportasi laut maupun udara. Pada beberapa tahun belakangan ini
terbukti bahwa KKP memegang peranan amat penting dalam mencegah
masuknya penyakit-penyakit berbahaya dari wilayah Indonesia, seperti
SARS, Avian disease, Penyakit Kuku dan Mulut, dan beberapa penyakit
lainnya. Dengan semakin ramainya transportasi melalui gerbang-gerbang
pelabuhan di berbagai wilayah Indonesia, maka semakin besar pula
kebutuhan akan tenaga kesehatan lingkungan yang profesional untuk
ditempatkan di KKP.
Faktor risiko yang mengarah pada potensi bahaya menimbulkan
penyakit pada Anak Buah Kapal (ABK) dapat ditimbulkan pada semua
ruangan kapal, namun dengan tingkat risiko yang berbeda. Risiko tinggi
biasanya terjadi pada area engine room, stores, galley, dan cargo. Di dalam
Permenkes RI Nomor: 356/ MENKES/PER/IV/2008 dan SK Menkes

1
Nomor : 431/ MENKES/IV/2007, bahwa KKP dalam hal ini Seksi
Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi ( PKSE ) dan
Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) mempunyai tanggung jawab besar
untuk melaksanakan fungsi pengendalian risiko lingkungan di wilayah
pelabuhan dan sekitarnya.

1.2. Waktu dan Pelaksanaan Magang


Waktu : Tanggal 22 Februari s/d 22 Maret 2016

Tempat : Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang

Pelaksanaan magang ini akan dilaksanakan dengan cara:

1. Mengikuti kegiatan rutin kantor dengan jadwal kegiatan  yang telah

disusun oleh pembimbing lapang di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Semarang.

2. Mengikuti Progam Sub. Bidang Pengendalian kekarantinaan dan

surveilans epidemiologi Dalam Upaya Pemeriksaan Kedatangan

Kapal Melakukan kegiatan Pengendalian dengan staf ahli serta

melakukan pengamatan langsung dilapangan dan sebagai Bahan

Laporan magang.

2
1.3. 1. Tujuan Umum

a. Mengetahui gambaran umum KKP Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi yang relevan

sehingga dapat memberikan analisis situasi umum di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Semarang.

b. Mempelajari pelaksanaan progam pengendalian karantina dan

surveilans epidemiologi.

c. Mampu memahami Fungsi dan tugas pokok Kantor Kesehatan

Pelabuhan Semarang.

d. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara Universitas

Pekalongan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang.

1.4. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh wawasan tentang ruang lingkup dan kemampuan
praktik yang diperlukan oleh sarjana kesehatan masyarakat.
b. Memperoleh pemahaman, penghayatan dan sikap kerja
profesional di bidang kesehatan, khususnya Epidemiologi
kesehatan.
c. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi
dan tugas pokok Institusi tempat Magang.
2. Bagi Fakultas
a. Sebagai jembatan penghubung antar dunia pendidikan tinggi
dengan dunia kerja.

3
b. Mendapatkan masukan tentang perkembangan di bidang
keilmuan dan teknologi yang diterapkan dalam praktik kerja di
instansi tersebut .
c. Menjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan
dengan instansi untuk memberikan bekal mahasiswa
mengetahui dunia kerja

3. Bagi Instansi
a. Memperoleh informasi tentang sikap dan kemampuan
profesional Sarjana Kesehatan Masyarakat.
b. Sebagai jembatan penghubung antara Institusi dengan
lingkungan pendidikan tinggi.

4
BAB II

ANALISI SITUASI UMUM

2.1. Gambaran Umum


Berdasarkan Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/ Menkes/Per/IV/2008 tentang
organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuahan kelas II Semarang
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan di wilayah kerja yang
meliputi:
1. Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang
2. Bandara Ahmad Yani Semarang
3. Bandara Adi Sumarmo Surakarta
4. Pelabuhan Laut Tegal
5. Pelabuahan Laut Batang
6. Pelabuhan Laut Pekalongan
7. Pelabuhan Laut Jepara
8. Pelabuhan Laut Karimun Jawa
9. Pelabuahn Laut Juwana
10. Pelabuahn Laut Rembang

Wilayah kerja Pelabuahan Tanjung Emas Semarang terletak pada


posisi 6 0 LS 110 0 BT di ujung pantai utara Jawa Tengah termasuk dalam
wilayah kecamatan Semarang utara kota Semarang. Pelabuhan Tanjung
Emas memiliki luas wilayah 178.638 ha yang di rinci sebagai berikut +
178.000 ha sebagai daerah perairan laut dan + 638 untuk daerah daratan.

Wilayah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang di bagi dalam dua daerah


pengawasan yaitu :

a. Daerah Perimeter adalah daerah Pelabuhan tempat kapal bersandar,


tempat melaksanakan bomgkar muat barang, gudang-gudang dan
kantor-kantor pemerintahan maupun swasta yang berada di sekitar
pelabuhan. Daerah perimetr Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
seluas 11,24 ha dan tidak boleh di jadikan pemukiman.

5
b. Daerah Buffer adalah daerah pelabuhan di luar perimeter dengan
radius 2 km yang meliputi wilayah pemukiman penduduk, perumahan
karyawan, sekolah, pasar, dan sarana olahraga. Luas daerah buffer
Pelabuahan Tanjung Emas Semarang 136,36 ha.

Dari seluruh wilayah kerja tersebut di atas, dapat kami sampaikan luas daerah
perimeter dan buffer area serta jarak dari induk ke wilayah kerja yaitu :

6
7
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang terletak di Semarang sebagai
ibukota provinsi Jawa Tengah dan sebagai kantor induk berada di JL. WR. Supratman
No. 6 Semarang. Wilayah kerja KKP Kelas II Semarang tersebar wilayah provinsi
Jawa Tengah khususnya di pantai utara.

2.2. Dasar Hukum


Dalam melaksanakan program kerjanya di lndasi oleh beberapa
peraturan perundang-undangan dan peraturan lainya yang mengatur yaitu :
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1962 tentang karantina laut.
2. Undang-undang nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara.
3. Undang-undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
4. Undang-undang nomor 11 tahun 1962 tentang higiene untuk usaha-
usaha bagi umum, pasal 2(d) alat pengangkutan umum.
5. Undang-undang nomor 2 tahun 1966 tentang higiene, antara lain pasal
4 tentang tindakan pencegahan penyakit menular.
6. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
7. International Health Regulations (IHR) 2005, IHR bertujuan
mencegah, melindungi, mengendalikan terhadap penyebaran penyakit
secara internasional sesuai dengan dan terbatas pada faktor resiko yang
dapat mengganggu kesehatan dengan sedikit mungkin menimbulkan
hambatan pada lalu lintas dan perdagangan internasional.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang pelimpahan
kewenangan pusat kepada daerah (otonomi daerah).
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang penanggulangn
wabah.
10. Keputusan Menteri Kesehatan 1762 dan 1735 tahun 2000 tentang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pusat.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/SK/III/2004
tentang kriteria klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan.
2.3. Kebijakan dan Strategi
1. Kebijakan
a. Capability Building

8
Membangun kapasitas yang di miliki secara optimal.
b. Strengthening
Menguatkan potensi secara maksiamal.
c. Performance
Meninghkatkan eksistensi melalui peningkatan kinerja.
2. Strategi
a. Pendekatan kemampuan dan pengembangan:
1) Sumber daya
2) Management / organisasi
b. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
c. Kebersamaan ( collectivity ) dan keterbukaan.
d. Peningkatan koordinasi dan kerjasama.
e. Mawas diri dalam evaluasi.
2.4. Visi dan Misi
1. Visi
Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah KKP
Tangguh dan Prima.
2. Misi
Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah :
a. Memelihara dan menghasilkan pelayanan kesehatan pelabuhan
yang bermutu, merata dan memadai.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, masyarakat
pelabuhan beserta lingkungannya.
c. Menggerakan pembangunan pelabuhan berwawasan kesehatan.
d. Mendorong kemandirian masyarakat pelabuhan untuk hidup sehat.
2.5. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Terselengaranya pencegahan masuk dan keluarnya penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah melaui kapal dan
pesawat, pengendalian resiko lingkungan di pelabuhan, serta pelayanan
kesehatan terbatas di pelabuhan laut dan udara.
2. Sasaran

9
a. Pelaksanaan administrasi umum.
b. Pelaksanaan upaya karantina dan surveylans epidemiologi secara
optimal di pelabuhan / bandara dan alat angkut.
c. Pelaksanaan upaya pengendalian risiko lingkungan di pelabuhan /
bandara dan alat angkut.
d. Pelaksanaan upaya kesehatan pelabuan di wilayah pelabuhan /
bandara.
2.6. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas pokok kantor kesehatan pelabuhan adalah :
Melaksanakan pencegahan masuk dan keluar penyakit, penyakit
potensial wabah, surveylans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kegiatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara.
2. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :
a. Pelaksanaan kekarantinaan.
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di bandara, pelabuhan
dan lintas batas darat negara.
d. Pelaksanaan pengamatan penyakiy, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali.
e. Pelaksanaan pengamtan radiasi pengion dan non pengion, biologi
dan kimia.
f. Pelaksanaan sentra dan simpul,jejaring surveylans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas nasional, regional,
dan internasional.
g. Advokasi kesiap siagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
( KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra
termasuk penyelenggaraan ibadah Haji.

10
h. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
dan lintas batas darat.
i. Pelaksanaan pemberian sertifikasi kesehatan obat, makanan,
kosmetika dan alat kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi
persyaratan dokumen kesehatan OMKA impor.
j. Pelaksanaan pengawasan kesehtan alat angkut dan muatanya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehtan terbatas di wilayah
kerja pelabuhan, bandara, dan lintas batas darat.
l. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehtan
pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.
m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan
pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.
n. Pelaksanaan kajian karantina, pengendalian resiko lingkungan, dan
surveylans kesehatn pelabuhan.
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan.
p. Pelabuahan / bandara dan lintas batas darat.
q. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
2.7. Kegiatan Kantor kesehatan Pelabuhan
1. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveylans E pidemiologi (PKSE)
Berdasarkan Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 356 / Menkes / Per / IV /
2008 tanggal 18 april 2008 tentang organisasi dan tata kerja Kanto
Kesehatan Pelabuhan, Seksi Pengendalian Karantina dan Surveylans
Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang mempunyai
tugas antara lain: melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi pelaksanaan
kekarantinaan, surveylans epidemiologi penyakit, penyakit potensial
wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan
alat angkut dan muatanya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja,
kemitraan, kajian, serta pengembangan teknologi, pelatihan teknis
bidang kekarantinaan dan surveylans epidemiologi di wilayah kerja
pelabuhan dan lintas batas darat negara.

11
Kegiatan Pengendalian Kekarantinaan dan Surveylans Epidemiologi :
a. Pemeriksaan kapal.
b. Pemeriksaan pesawat.
c. Penerbitan certificate of pratique
d. Penerbitan Ship Sanitation Control Exemption Certificate
( SSCEC) dan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC).
e. Penerbitan Health Book.
f. Penerbitan Sailing Permit.
g. Penerbitan One Month Extention Certificate (OMEC).
h. Penerbitan Port Health Clearence (PHC).
i. Pemberian Health allert Card (HAC).
j. Tindakan pengawasan pelanggaran UU karantina ( tindakan
administratif).
k. Pengawasn lalu lintas ABK / crew.
l. Pengawasan lalu lintas penumpang.
m. Pemeriksaan OMKABA dan penerbitan sertifikat OMKABA.
n. Surveylans Epidemiologi Penyakit berdasarkan data sarana
kesehatan.
o. Surveylans Epidemiologi Cholera melalui sampling rectal swab
terhadap ABK penjamah makanan pada kapal penumpang.
p. Surbeylans Epidemiologi Penyakit Cholera melalui pemeriksaan
air pada kapal interinsulair.
2. Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan
Berdasarkan Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang perubahan
atas Peraturan MenKes RI Nomor 356 / MenKes / Per / IV / 2008
tanggal 14 april 2008 tentang organisasi dan tata kerja Kantor
Kesehtan Pelabuhan, Seksi Pengendalian Resiko Penularan penyakit
serta pembinaan sanitasi lingkungan mempunyai ruang lingkup tugas
dalam pengendalian vektor dan binatang penularan penyakit serta
pembianaan sanitasi lingkungan termasuk alat angkut melalui
berbagai upaya kegiatan yang di lakukan.
Kegiatan Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan

12
a. Pengamtan pinjal ( Trapping)
b. Pengamatan tikus di kapal.
c. Survey nyamuk.
d. Survey jentik nyamuk ( di perimetr dan buffer area ).
e. Pemberantasan nyamuk (Fogging ).
f. Larvasidasi.
g. Pemberantasan kecoa.
h. Survey lalat.
i. Pemberantasan lalat.
j. Pengawasan pelaksanaan deratisasi / fumigasi.
k. Diinseksi alat angkut.
l. Monitoring dan evaluasi pelabuhan sehat.
m. Pemeriksaan dan pengambilan sampel air.
n. Pemeriksaan sampel air kapal.
o. Inspeksi sanitasi kapal.
p. Inspeksi sanitasi pesawat.
q. Pengambilan dan pemeriksaan sampel lingkungan.
r. Inspeksi sanitasi TPM ( Tempat Pengolahan Makanan).
s. Inspeksi sanitasi TTU ( Tempat Tempat Umum ).
t. Pengukuran kebisingan.
u. Pemeriksaan dan pengambilan sampel makanan / minuman.
v. Pengawasan limbah.
w. Penyuluhan PSN / DBD.
3. Seksi Upaya Kesehatan damn Lintas Wilayah ( kelas II )
Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah ( UKLW ) mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan
koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan Haji, kesehatan
kerja, kesehtan matra, vaksinasi internasional, pengembangan jejaring
kerja, kemitraan, kajian dan teknologi serta pendidikan dan pelatihan
bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja pelabuhan /
bandara dan lintas batas darat.
Program kerja UKLW mempunyai tugas :

13
a. Melakukan penyiapan bahan perencanaan .
b. Evaluasi dan koordinasi pelayanan pengujian kesehatan nahkoda,
anak buah kapal dan penjamah makanan.
c. Pengawasan persrdiaan obat / P3K di kapal, pesawat udara.
d. Kajian ergonomik.
e. Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja.
f. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi.
g. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja di wilayah kerja
pelabuhan / bandara dan lintas batas.
h. Melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi
pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi
internasional ( ICV).
i. Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah.
j. Kesehtan Haji.
k. Kesehatan matra.
l. Pelayanan kesehatan terbatas.
m. Rujukan gawat darurat medik.
n. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi.
o. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan matra di wilayah kerja
pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.
4. Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi
dan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan,
urusan tata usaha, keuangan, penyelengaraan pelatihan, kepegawaian,
serta perlengkapan dan rumah tangga.
a. Melakukan penyusunan program
Penyusunan progran di lakukan setiap tahun guna
mengantisipasi perkembangan dan tuntutan struktur organisasi dan
tata kerja KKP. Berbagai program yang di susun berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan, anggaran, SDM, dan sarana prasarana
lainnya dengan melibatakan seluruh jajaran di KKP Semarang
sampai di wilayah – wilayah kerjanya diantaranya :

14
1) Rencana kegiatan dan anggaran satuan kerja.
2) Rencana penetapan kinerja.
3) Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan.
b. Pengelolaan informasi, evaluasi dan laporan
Untuk keperluaan pengelolaan informasi, evaluasi, dan
laporan ke KKP kelas II Semarang telah menggunakan sistem
informasi berbasis computer. Adapun sustem informasi yang di
gunakan antara lain :
1) SIMKA ( Sistim Informasi Kepegawaian ).
2) Sistem Informasi Keuangan Terintegrasi, terdiri dari berbagai
aplikasi antara lain : RKAKL ( Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian / Lembaga ), SPM (Surat Perintah Membayar ),
GPP ( Gaji Pokok Pegawai ), SAI ( Sistem Akutansi Instansi ),
SABMN ( Sistem Akuntansi Barang Milik Negara ).
3) SISKOHATKES ( Sistem Komputerisasi Manajemen
Kesehatan Pelabuhan ).
4) SIM-KKP ( Sistem Informasi Manajemen Kantor Kesehatan
Pelabuhan ).
c. Urusan-urusan Tata Usaha
Kesehatan yang dilakukan antara lain pengarsipan surat
dan administrasi penyelenggaraan kegiatan ibadah Haji.
d. Keuangan
Anggaran yang di sususn tetap mempertimbangkan
penggunaan anggaran yang tersedia dan tidak lepas dari peraturan
perundang yang berlaku.
e. Kepegawaian
Urusan kepegawain berkaitan dengan kegiatan administratif
yang berkaitan dengan pengelolaan pegawai, meliputi penyusunan
formasi kebutuhan dan distribusi, pengajuan usulan yang berkaitan
dengan jejaring karier, klasifikasi dan pengolahan data, serta
oeningkatan kualitas pegawai.
f. Perlengkapan dan rumah tangga

15
Kegiatan utam bidang ini adalah pengelolaan inventaris
kantor serta pengadaan barangdan jasa.
2.8. Struktur Organisasi
Berdasarkan Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang perubahan
atas peraturan Menkes RI Nomor 356 / Menkes / Per / IV / 2008 tanggal
14 april 2008 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Semarang termasuk kelas II dengan struktur organisasi sebagai
berikut :

Bagan Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Semarang

KEPALA
SUBBAG TU

SEKSI SEKSI SEKSI

PKSE PRL UKLW

BAND. A BAND. A BAND. A PLB PLB PLB


SUTCIPTO SUMARMO YANI TEGAL PKLNG BTNG

PLB TJ PLB PLB PLB PLB KR


MAS PEJRA JWNO RMBNG JAWA

INSTALASI

16
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1.    Pengertian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang adalah Unit Pelaksana
Teknis  (UPT) di lingkungan Departemen Desehatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Pembrantasan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dengan tugas pokok mencegah masuk dan keluarnya
penyakit karantina yangg menjadi perhatian internasional melalui pelabuhan
Tanjung Emas Semarang.
KKP Semarang termasuk dalam KKP Kelas II diantara sekitar 45 kantor
serupa di seluruh pelabuhandan bandar udara se indonesia (update..2009),
struktur organisasi KKP Semarang menurut Permenkes
No.1575/MenKes/Per/XI/2005 adalah Kepala Kantor , memiliki 3 bagian, yaitu
Bagian tata Usaha, Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi ,
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas
Wilayah.

3.2.     Penyakit Karantina
Karantina adalah pembatasan aktivitas orang sehat/binatang yng talah
terexpose kasus penyakit menular salama masa menular (misal melalui kontak).
Karantina berasal dan kata ‘QUADRAGINTA (latin)” yang artinya : 40,
Dulu semua penderita diisolasi selama 40 hari Pada tahun 1348 lebih dari 60 juta
orang penduduk dunia meninggal karena penyakit “Pes” (Black Death). Pada
tahun 1348 Pelabuhan Venesia sebagai salah satu pelabuhan yang terbesar di
Eropa melakukan upayakarantina dengan cara menolak masuknya kapal yang
datang dan daerah terjangkit Pes serta terhadap kapal yang dicurigai terjangkit
penyakit PES (PLAGUE). Pada tahun 1377 di Roguasa dibuat suatu peraturan
bahwa penumpang dari dareah terjangkit penyakit pes harus tinggal di suatu
tempat diluar pelabuhan dan tinggal di sana selama 2 bulan supaya bebas dari
penyakit. Itulah sejarah tindakan karantina dalam bentuk isolasi pertama kali

17
dilakukan. terhadap manusia.Pada tahun 1383 di Marseille, Perancis, ditetapkan
UU Karantina yang pertama dan didirikan Station Karantina yang pertama. Akan
tetapi, peran dari tikus dan pinjal belum diketahui dalam penularan penyakit Pes
pada waktu itu.Pada Kurun waktu 1830 – 1847,WABAH KOLERA melanda
EROPA. Atas Inisiatif Ahli Kesehatan telah terlaksana diplomasi penyakit infeksi
secara intensif dan kerja sama multilateral kesehatan masyarakat menghasilkan:
Internasional Sanitary Conference, paris 1851 dikenal sebagai ISR
1851.1951 World Health Organization. Mengadopsi regulasi yang di hasilkan
oleh internasional Sanitary conference pada tahun 1969 WHO mengubah
Internasional Sanitary Regulatoions (ISR)yang di hasilkan oleh  Internasional
Sanitary Conference menjadi: International Health Regulations (IHR) dan dikenal
sebagai IHR 1969 Tujuan IHR adalah untuk menjamin keamanan maksimum
terhadap penyebaran penyakit infeksi dengan melakukan tindakan yang sekecil
mungkin mempengaruhi  lalu lintas dunia. Sehubungan perkembangan Situasi dan
Kondisi serta adanya Revisi INTERNATIONAL SANITARY REGULATIONS
(ISR) antara lain Third Annotated edition (1966) of the INTERNATIONAL
SANITARY REGULATIONS 1951.
1. WHO juga melakukan revisi seperlunya terhadap IHR 1969 antara lain :
Pada tahun 1973 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL
HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation
1973. Pada tahun 1981 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL
HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation
1981. Pada tahun 1983 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL
HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai IHR 1969 third annotated
edition 1983 (sejak saat ini Penyakit Karantina yang dulunya 6 (enam) Penyakit
berobah menjadi 3 (tiga) Penyakit yaitu :
Penyakit yaitu:
(1) Pes (Plague)
(2) Kolera (Cholera)
(3) Demam kuning (Yellow fever)

18
6 Penyakit karantina ialah:
  

(1) Pes (Plague)


(2) Kolera (Cholera)
(3) Demam kuning (Yellow fever)
(4) Cacar (Smallpox)
(5) Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa
(6) Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)

Periode HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) Pada tahun 1911 DI


INDONESIA, Pes masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kemudian
1916 Pes masuk melalui Pelabuhan Semarang dan selanjutnya tahun 1923 Pes
masuk melalui Pelabuhan Cirebon. Pada saat itu Indonesia masih hidup dalam
zaman kolonial Belanda. Regulasi yang diberlakukan adalah Quarantine
Ordonanti (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911). Dalam perjalanan sejarahnya
Quarantine Ordonanti (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911) telah berulang kali
dirubah. Penanganan kesehatan di pelabuhan di laksanakan oleh HAVEN ARTS
(Dokter Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar). Saat itu di
Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di Pulau Rubiah di Sabang & Pulau
Onrust di Teluk JakartaPeriode Pelabuhan Karantina.Pada masa Kemerdekaan,
sekitar tahun 1949/1950 Pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan Karantina,
yaitu : Pelabuhan Karantina Klas I : Tg. Priok dan Sabang, Pelabuhan Karantina
Klas II : Surabaya dan Semarang serta Pelabuhan Karantina Klas III : Cilacap.

3.3.    Vektor Penyakit Karantina


Vector Transmisi penyakit karantina : nyamuk, lalat, pinjal,dan
binatang penular hanya dapat merupakan ancaman kesehatan bagi negara
lain.

3.4.    Kegiatan Kerja KKP Semarang


1.      Sub Bagian Tata Usaha
a.      Penyusunan program dan pengelolaan informasi
b.      Evaluasi laporan dan urusan tata usaha
c.      Urusan keuangan dan kepegawaian

19
d.      Urusan perlengkapan dan rumah tangga
2.      Seksi Pengendalian Karantina
a.      Pengawasan kekarantinaan
b.      Surveilans epidemiologi penyakit karantina dan penyakit menular wabah
c.      Evaluasi dan laporan
3.      Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan
a.      Perencanaan , evaluasi , koordinasi pengendalian vektor dan binatang
penular
b.     Pembinaan sanitasi lingkungan.
c.     Pengawasan penyediaan air bersih.
d.    Pengawasan makanan dan minuman.
e.     Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung atau bangunan.
f.      Pengawasan pencemaran air, udara dan tanah.
g.      Pemeriksaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi  kapal, pesawat di
lingkungan pelabuhan , bandar udara dan lintas batas darat.
4.      Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
a.       Kesehatan haji dan kesehatan kerja
b.      Vaksinasi international
c.       Pelayanan kesehatan terbatas

3.5. PENGAWASAN SANITASI KAPAL


1. Dasar Pedoman
-          UU No.1 Th 1962 ttg Karantina Laut
-          SK Menkes Nomor: 265/MENKES/SK/III/2004
-          IHR 2005 & serta Guide To Ship Sanitation”  WHO
2. Tujuan
-          Meningkatkan & memelihara sanitasi kapal.
-          Melindungi Kesehatan orang-orang di kapal.
3. Cara
-          Mengawasi & memeriksa kapal-kapal yg berlabuh di Indonesia.
-          Memberi penerangan & bimbingan kepada nakhoda & secara langsung
kepada awak kapal & penumpang
4. Pelaksanaan

-          Pada saat boarding Kapal


-          Pada saat perpanjangan Sertifikat DC/DEC diantaranya memeriksa
tanda-tanda kehidupan tikus
      Dropping/kotoran
      Runways/bekas jalan
      Track/bekas tapak kaki
      Gnawing/bekas gigitan
      Burrows/lubang tikus

20
5. Prosedur Pemeriksaan

1.      Pada saat pemeriksaan, petugas KKP harus didampingi nakhoda atau


perwira kapal yg bertugas.
2.      Pemeriksaan dimulai dari main deck  ke bawah main deck secara
lengkap sesuai formulir.
3.      Semua food handler diperiksa secara  visual.
4.      Bila pada saat pemeriksaan menjumpai hal-hal yg tdk memenuhi
standar, diberikan penerangan & nasehat untuk perbaikan sesuai dgn
“standar sanitasi kapal”
5.      Formulir pemeriksaan diisi lengkap, setelah ditandatangani
nakhoda/master (rangkap 3).
-          1 lbr untuk nakhoda
-          1 lbr untuk arsip DC/DEC
-          1 lbr untuk arsip seksi PRL
6.         Penilaian sanitasi didasarkan atas jumlah “X”.
     0 – 5     : nilai baik
     6 – 12   : nilai sedang
     13 – 17        : nilai kurang
17 – up        : nilai jelek
6. Standar Sanitasi Kapal

1.      Deck
a.    Tiap hari dibersihkan minimal 1 kali, bila basah dikeringkan.
b.    Kotoran/sampah tidak boleh berserakan.
c.    Semua barang-barang/alat-alat diatur rapi
2.      Kamar ABK/penumpang
a.    Bersih, cukup ventilasi, cukup penerangan
b.    Tidak ada binatang-binatang
3.      Kamar mandi/WC
a.       Bersih, cukup ventilasi, cukup penerangan

21
b.      Tidak berbau sengit (tidak enak).
c.       Tidak dipergunakan sebagai tempat penyimpanan
d.      Kran berfungsi baik
4.      Dapur& Tempat penyimpanan Makanan
a.         Sering dibersihkan dgn air panas untuk menghilangkan kotoran & minyak
b.     Tersedia tempat sampah yang bertutup
c.         Makanan yg sudah masak selalu tertutup
d.         Alat-alat masak & alat makan dicuci sampai bersih (dgn air panas 40OC –
50OC & sabun) & dikeringkan
e.        Makanan yg jatuh di lantai hrs segera dimasukkan ke tempat sampah agar tdk
menarik lalat & kecoak
5.      Kamar Pendingin
a.    Harus ada termometer, temperatur kurang dari 10OC
-          Termometer ditempatkan di bagian ruangan yg terpanas
-          Temperatur yg dianjurkan untuk makanan yg mudah membusuk   adalah:
             Frozen food                         : -12OC atau kurang
             Meat & Fish                        : 0OC – 3OC
             Milk & Milk pruducts        : 5OC – 7OC
             Fruits & vegetables            : 7OC – 10OC
b.      Bersih
c.       Tidak berbau busuk
d.      Jika ada bahan yang telah busuk segera dikeluarkan
6.      Dry Provision Store Room
a.         Bersih, bebas serangga, dan bebas tikus
b.         Bahan simpanan ditaruh diatas rak (tidak di lantai)
c.         Tidak ada barang busuk
7.         Food Handlers (Koki, Pelayan Makan)
a.         Tidak menderita penyakit menular
b.         Berpakaian bersih
c.         Badan, rambut, tangan dan kuku bersih

22
e.         Mempunyai kebiasaan higienis:
            - Bekerja Higienis
            - Selalu mencuci tangan bila kotor
            - Menutup hidung & mulut sewaktu batuk/bersin
            - Tdk merokok sewaktu bertugas

3.6. TEKNIK BOARDING


1.       Agen Kapal berlabuh ke pelabuhan
2.       Petugas KKP memeriksa kelengkapan kapal dan formulir.
3.       Pemeriksaan dilakukan pada kapal, meliputi:
a. FREE PRATIQUE
b.MDH
c.JOURNAL BOARDING
d.SERTIFIKAT SANITASI
e.SERTIFIKAT AIR
f.CERTIFICATE MEDICINE
g.(PPPK)
h.CHECK LIST
i.DEC/DC
j.HEALTH BOOK
k.VACCINATION LIST
l.CREW LIST
m.NARCOTIC LIST
n.PORT OF CALL /
0.VOYAGE MEMO
p.HEALTH ALERT CARD
4.      Setelah pemeriksaan kapal, kapal dinyatakan sehat atau tidak .
5.      Apabila kapal SEHAT maka  FREE PRATIQUE => KAPAL SANDAR =>KE
PELABUHAN DLM  WILAYAH  INDONESIA (HEALTH) ALERT
CARD=>KELUAR NEGRI

23
6.      Apabila kapal TIDAK SEHAT
maka KARANTINA  atau PENDERITA DIRUJUKKE RSUD
FUMIGASI
1.      Fumigasi dengan gas SO2 (belerang)
Belerang dengan dosis 1 kg/20 m3 atau 50 gr/m3, lama waktunya 6-8 jam.
2.      Fumigasi dengan HCN
Gas HCN berua lempengan dengan dosis 2 gr/m3, lama fumigasi 2-3 hari.
Sifat gas HCN:
  Lebih ringan dari pada udara dengan BD:0,9483
  Tdak berbau dan tidak berwarna
  Larut dalam air, minyak, mentega, garam dan meresap dalam bantal serta kasur
  Dapat merusak kulit.
Fumigasi dengan HCN minimal dilakukan oleh 2 orang.dengan tugas
masing-masing : Orang 1 membawa gas HCN, dan orang kedua membawa
pembuka kaleng atau can opener karena beratnya ± 5 kg.
Fumigasi yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan SO2 (belerang) dan
fumigasi dengan menggunakan HCN (hidrocarbon cyanida), sehingga
penggunanya dapat mengerti perbedaan diantaranya.
Keuntungan penggunaan HCN:
  HCN lebih praktis dari pada SO2
  Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan fumigasi relatif pendek
  Gas HCN dalam tubuh tidak bersifat komulatif
Kerugian penggunaan HCN:
  Sangat berbahaya bagi fumigator karena HCN sangat toksik
  Perlu tenaga ahli
  Memerlukan alat yang lebih mahal
  Gas masih report
  Susah dalam penyimpanan, karena sebaiknya di tempat khusus

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.          HASIL
Pada Kunjungan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang kami
melakukan kegiatan Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal didapatkan hasil
sebagai berikut :
Nama Kapal                   : MV. Kota Rancak
Bendera                          : Singapore
Besar Kapal                   : 9678 GT
Nama Nahkoda              : Capt. Chakrit Sudtichati
Datang dari                    : Singapore
Tanggal Datang             : 09 Maret 2016
Nama Agen     : PT. PMS
Lokasi Labuh-Sandar    : TPKS
Jenis Kapal                    : Cargo
Jumlah ABK                 : 23 Orang
Bagian-bagian kapal yang kami periksaan meliputi :
a.       Dapur / Galley
-          Cukup Bersih
-          Pertukaran udara bagus
-          Pencahayaan bagus
-          Cara pencucian Cukup bagus
-          Tidak Bebas serangga
b.      Ruang Tempat Penyimpanan Makanan / Pantry
-          Tidak Bersih
-          Pertukaran udara bagus
-          Pencahayaan tidak bagus
-          Bebas serangga
c.       Makanan / Food

25
-          Persediaan makanan segar
-          Cara penyimpanan makanan bagus yaitu makanan kering dan basah
disimpan tersendiri dalam lemari pendingin
-          Penyiapan makanan dilakukan secara hygienis
-          Pelayannya telah memiliki sertifikat
d.      Gudang / Stores
-          Terlihat ada kotoran , kurang rapih
-          Pertukaran udara menggunakan AC
-          Pencahayaan sudah bagus
-          Masih ditemukan serangga
e.       Ruangan / Quarters (Kelasi,Perwira,Penumpang,Geladak)
-          Terlihat bersih
-          Pertukaran udara menggunakan AC
-          Pencahayaan bagus
-          Masih ditemukan serangga seperti kecoa.
f.       Air Minum Siap Saji / Portable water
-          Tersedianya air minum siap saji
g.      Sarana penyediaan air / Water supply
-          Tersedia sumber air (air dapat diminum setelah melalui proses pengolahan)
-          Sarana penyimpanan air tidak terkontaminasi dan bersih
-          Saluran air bersih
h.      Limbah / Sewage
-          Sarana penampungan berupa saluran tertutup dan tidak bocor
-          Limbah cair dibuang kelingkungan  melalui pengolahan
-          Tidak ditemukan serangga di sekitar tempat penampungan limbah
i.        Tangki Ballast / Ballast Tanks
-          Kualitas air dalam tangki balas telah memenuhi sarat
j.        Limbah Padat / Solid Waste
-          Tidak tampak adanya limbah padat yang berserakan didalam kapal
-          Tersedianya tempat sampah yang memenuhi sarat

26
k.      Sampah / Waste
-          Sarana pengumpulan sampah / tempat sampah tertutup
-          Tersedia sarana pengolahan sampah padat
-          Tersedianya tempat pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari
lingkungan
-          Bebas dari serangga
l.        Ruang Mesin / Engine Room
-          Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya
-          Pertukaran udara menggunakan AC dan sudah bagus
-          Pencahayaan bagus
-          Bebas serangga
m.    Fasilitas Medik / Medikal Facilitas
-          Tersedia perlengkapan dan peralatan medis dan P3K
-          Tersedia peralatan oprasional
-          Adanya obat-obatan

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan pada  komponen kapal


MV. Kota Rancak ditinjau dari  Hygiene Sanitasi Kapal dapat diketahui Tingkat
Resiko Gangguan Kesehatan RENDAH (Sanitasi kapal sudah cukup baik dan
resiko terjangkitnya penyakit menular ataupun tidak menular cukup rendah).

4.2.            PEMBAHASAN
    Pengamatan dan pemeriksaan hygiene sanitasi kapal MV. Kota Rancak
dilakukan oleh 1 mahasiswa dengan 2 pembimbing. Pemeriksaan tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode pengisian check list. Variable yang kami
periksa meliputi : dapur, ruang tempat penyimpanan, makanan, gudang, ruangan
kapal, air minum siap saji, sarana penyediaan air, limbah dan limbah padat, tangki
ballast, sampah ruang mesin dan fasilitas medik. Kami melakukan pemeriksaan
hygiene sanitasi kapal bertujuan sebagai panduan untuk melakukan fumigasi di

27
kapal. Yang bertujuan untuk membasmi kehidupan tikus dan serangga sebagai
vektor penyebab penyakit  dikapal.
Dari hasil pemeriksaan  sanitasi kapal yang kami lakukan, didapatkan
hasil bahwa tingkat resiko gangguan kesehatan RENDAH karena jumlah rata-
rata  jawaban POSITIF pada lembar chek list yang kami gunakan, negatif dari 42
yaitu 6 dan tidak ditemukan vektor dan binatang pengganggu di dalam kapal
tersebut.

28
BAB V
PENUTUP

5.1.           KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kapal yang kami


periksa hygiene sanitasinya yaitu MV. Kota Rancak sudah cukup baik sanitasinya
karena kapal tersebut temasuk dalam tingkat resiko gangguan
kesehatan rendah dengan jumlah jawaban “Positif” dalam komponen yang dinilai
negatif dari 42, yaitu 6.

5.2.            SARAN

Dengan hasil tingkat resiko gangguan kesehatan rendah, penulis dapat


menyarankan agar resiko gangguan menjadi lebih sehat, antara lain dengan:
 Melakukan fumigasi untuk memberantas vektor dan serangga pembawa
penyakit.
 Menambah jumlah tempat sampah
 Diharapkan penghuni kapal membuang sampah pada tempatnya.
 Melakukan pembersihan gudang secara teratur.

29

Anda mungkin juga menyukai

  • LAMPIRAN
    LAMPIRAN
    Dokumen13 halaman
    LAMPIRAN
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat
  • Proposal Magang Saya
    Proposal Magang Saya
    Dokumen22 halaman
    Proposal Magang Saya
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat
  • CV Muner
    CV Muner
    Dokumen1 halaman
    CV Muner
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat
  • Proposal KKP
    Proposal KKP
    Dokumen10 halaman
    Proposal KKP
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Magang
    Laporan Magang
    Dokumen12 halaman
    Laporan Magang
    TuanMudaTakBersalah
    Belum ada peringkat