Anda di halaman 1dari 18

PORTOFOLIO

TPI 503 – PROFESIONALISME

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi


Insinyur

Disusun Oleh

YUSTINA DIAN ANGGRAINI


NIM 202204070253

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA


ATMA JAYA JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

TPI503 – PROFESINALISME

Disusun Oleh:

Nama
Yustina Dian Anggraini
202204070253

Program Studi Program Profesi Insinyur

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Disetujui pada tanggal:


Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

Nama Lengkap
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan karena atas berkat dan rahmat–Nya, sehingga Laporan
Portofolio TPI-503 tentang Profesinalisme keinsinyuran ini dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar. Laporan ini ditulis guna memenuhi persyaratan akademik pada Program Studi Profesi
Profesional Insinyur (PSPPI) di Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan semangat guna menyelesaikan buku laporan praktik
keinsinyuran ini. Oleh karena itu, tepat dan selayaknya bila pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan perlindungan-Nya kepada
penulis untuk menyelesaikan laporan praktik keinsinyurani ini.
2. Ibu Enny Widawati, Bapak Jimmy, dosen serta karyawan Universitas Atma Jaya Jakarta ,
atas bimbingan, arahan dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi
guna menyelesaikan tugas portofolio ini.
3. Rekan rekan staf pimpinan dan karyawan tempat saya bekerja.

4. Suami, anak dan seluruh keluarga yang sudah memberikan semangat dan dukungan.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Laporan Portofolio ini tentu saja masih memiliki kelemahan dan kekurangan, untuk itu demi
kesempurnaan penulisan dan isinya dalam tujuan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan
terutama dalam hal ke Insinyuran. Maka kami mengharapkan kritik dan saran seluruh pembaca
Laporan ini.
Atas perhatian, saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.

Tangerang, 15 April 2023

Yustina Dian Anggraini


RINGKASAN

Sebagai seorang yang menekuni bidang keinsinyuran yaitu teknik sipil, penulis telah
bekerja selama 15 tahun di perusahaan konsultan dan perusahaan developer. Bertugas
sebagai struktur engineer, bertanggung jawab terhadap suatu desain struktur
bangunan. Menerapkan etika dan professionalisme dalam bidang pekerjaannya.

Profesi seorang sarjana teknik sipil atau insinyur sipil dalam suatu proyek mempunyai
dampak yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Seorang sarjana teknik sipil
dituntut suatu keahlian profesional serta dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan
pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan jasa dan produk dengan mutu berkualitas,
serta melindungi dari perbuatan yang tidak profesional, dengan demikian akan
mendapatkan kepercayaan di mata masyarakat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


RINGKASAN ............................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran ..............................................................................1
1.3. Permasalahan .......................................................................................................................... 2
BAB II. PENGERTIAN Profesionalisme ........................................................................................... 4
2.1. Prinsip Dasar Profesionalisme ........................................................................................... 5
BAB III. STUDI KASUS ..........................................................................................................................7
3.1. Studi Kasus 1 ............................................................................................................................7
3.2. Studi Kasus 2 ............................................................................................................................7
3.3. Studi Kasus 3 ............................................................................................................................8
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 10
4.1. Umum ........................................................................................................................................10
4.2. Kesimpulan ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................12
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Sedangkan orang yang menjalankan profesinya dengan cara
berkualitas, bermutu dan beretika baik, merupakan orang yang profesional.
Profesionalisme sendiri diambil dari kata dasar “profesional” di mana seseorang harus
memahami arti kata profesional dalam melakukan suatu pekerjaan di dalam lingkup
kerja.

Profesionalisme yang di maksud adalah bagaimana seorang bisa menempatkan dirinya


selama berada dalam lingkup kerja maupun di luar lingkup kerja. Bagaimana seorang
tersebut bisa menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, tepat waktu
dan memiliki nilai integritas. Integritas sendiri dapat berkaitan dengan sifat dan
karakter dari seseorang. Bisa memanajemen emosi serta pikirannya atau membedakan
hal pribadi dengan pekerjaaan adalah salah satu sikap yang berintegritas. Sikap
tersebut bias menghindarkan dari kemungkinan pekerjaannya yang terbengkalai
dikarenakan permasalahan internal.

Insinyur (teknik sipil) adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun
perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Seorang
insinyur harus dapat memberikan solusi atas permasalahan praktis dengan cara
menerapkan teknologi yang berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah.

1.2. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran

Ruang lingkup praktik keinsinyuran penulis adalah pengalaman pribadi selaku insinyur
teknik sipil berkarir sebagai structural engineer untuk desain struktur bangunan selama
berkerja baik saat di konsultan maupun di perusahaan developer.
Sebagai engineer struktur harus bekerja professional karena bertanggung jawab untuk
menggunakan latar belakang teknik sipil mereka untuk merencanakan dan mengawasi
upaya pembangunan berbagai bidang. Menerapkan prinsip-prinsip teknik sipil untuk

1
memastikan bahwa struktur yang dibangun dengan cara paling aman. Menganalisis
berbagai faktor yang menyangkut pekerjaan konstruksi dan proses untuk
menyelesaikan pekerjaan konstruksi setiap langkah demi langkah.

1.3. Permasalahan

Berdasarkan pengalaman penulis selama berkarir selaku insinyur teknik sipil mulai dari
sebagai engineer di konsultan dan sebagai engineer sampai jabatan struktural selaku
Assistant Manager di perusahaan developer, temukan potensi yang dapat menimbulkan
terganggunya integritas dan terjadinya benturan kepentingan dalam proses
pelaksanaan tugas. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya kepentingan
perusahaan, negara dan masyarakat jika hal ini tidak dikelola dan di manage secara
baik. Potensi pelanggaran terhadap integritas dan kejujuran serta bisa mengarah
kepada fraud itu muncul dari tindakan yang tidak jujur dan memperhatikan etika moral.
Disamping itu adanya kesempatan serta tidak adanya sistem managemen operasional
dan pengawasan yang baik akan bisa juga memperbesar peluang timbulnya tindakan
yang menyalahi etika profesi insinyur dalam aktifitas pekerjaan. Oleh karena itu,
dianjurkan agar para Insinyur juga mendorong dan berinisiatif untuk menyusun dan
membuat system managemen operasi yang mampu meningkatkan pengawasan mandiri,
baik dalam hal pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan proyek dan serah terima
proyek serta aktivitas keinsinyuran lainnya.

Adapun permasalahan dalam mengimplementasikan Profesionalisme yang penulis temui


dalam pengalaman selama bekerja di industri dan pada saat melaksanakan beberapa
proyek pemeliharaan maupun pembangunan asset seperti list diatas adalah sebagai
berikut :

1. Belum ada atau belum bagusnya metoda dan system pengawasan dan
pengendalian operasional dalam sebuah perusahaan atau instansi yang bisa
mencegah terjadinya peluang dalam melakukan tindakan yang menyalahi
Profesionalisme keinsinyuran.

2
2. Masih adanya karakter pribadi yang berakhlak tidak baik, yang memanfaatkan
situasi dan kondisi dan bertindak tidak jujur untuk memenuhi kepentingan dan
keuntungan pribadi, keluarga ataupun kelompok.
3. Beberapa vendor dan kontraktor masih memiliki karakter berusaha dengan cara
tidak jujur, menggunakan cara cara yang tidak professional untuk bisa mendapat
proyek ataupun order dengan mengabaikan kepentingan umum, perusahaan dan
negara.

Kesadaran masyarakat dan pengusaha terhadap aspek pemenuhan Profesionalisme


masih tergantung pada tingkat kepentingan dan kebutuhan praktis, bukan jangka
panjang dan prioritas.

3
BAB II. PENGERTIAN PROFESIONALISME KEINSINYURAN

Dalam dunia keinsinyuran, menjadi seorang yang profesional bukanlah hal yang mudah.
Bukan hanya keahlian dan pengetahuan saja yang penting, kejujuran dan etika moral
sangat penting dan sangat membantu terciptanya profesionalisme dalam ruang lingkup
pekerjaan, dan akan membuat hasil pekerjaan lebih memuaskan. Menjadi seseorang
insinyur yang profesional terhadap pekerjaannya, berarti harus dapat memposisikan
dirinya sebagai seseorang yang paham akan tanggung jawab pekerjaannya baik secara
individu, secara tim/berkelompok serta mampu mencapai tujuan suatu
instansi/perusahaan. Persaingan yang ketat menjadikan seorang insinyur untuk dituntut
menjadi seseorang yang profesionalisme. Dengan memiliki sikap berintegritas, dan
profesionalisme maka akan meningkatkan kualitas diri seorang insinyur dan akan
memiliki lebih banyak kepercayaan dalam dunia keinsinyuran.

Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam,


mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus
selalu berpikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. Suatu
profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi
yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Profesionalisme adalah wujud dari upaya
optimal yang dilakukan untuk memenuhi apa-apa yang telah diucapkan, dengan cara
yang tidak merugikan pihak pihak lain, sehingga tindakannya bisa diterima oleh semua
unsur yang terkait.

Seseorang insinyur yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya


untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualitas profesionalisme seorang
insinyur didukung oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi.

2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah
dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

4
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

2.1. Prinsip Dasar Profesionalisme

Profesionalisme merupakan landasan dari aktivitas seorang Insinyur dalam


melaksanakan kewajiban terhadap masyarakat, serta mendapatkan kepercayaan dan
penghormatan dari masyarakat.

Etika Profesi yang didokumentasikan dalam Kode Etik Insinyur merupakan pegangan
bagi Insinyur Profesional dalam mengambil berbagai keputusan sulit dalam berpraktik
keinsinyuran.

Kode Etik Insinyur Indonesia yang diberi nama “Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia” terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu

(a) Prinsip- Prinsip Dasar yang terdiri atas 4 (empat) prinsip dasar:

1. Mengutamakan keluhuran budi.

2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan


kesejahteraan umat manusia.

3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan


tugas dan tanggung-jawabnya.

4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional


keinsinyuran.

5
(b) Tujuh Tuntunan Sikap (Canon)

1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan


kesejahteraan masyarakat.

2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.

3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-


jawabkan.

4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan


dalam tanggung-jawab tugasnya.

5. Insinyur Indonesia senantiasa membangunreputasi profesi berdasarkan


kemampuan masing- masing.

6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan


martabat profesi.

7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

6
BAB III. STUDI KASUS

3.1. Studi Kasus 1

Di perusahaan konsultan struktur, saya bertugas sebagai structural engineer untuk


beberapa proyek highrise seperti proyek hotel dan apartemen. Dalam pekerjaan yang
ditangani harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu
melakukan inovasi atas bidang yang digeluti untuk mendapatkan hasil desain yang
efektif, serta harus menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

Hasil desain harus dilakukan uji oleh tim profesional untuk kelayakan strukturnya. Bukti
bahwa struktur yang dihasilkan adalah layak dan sesuai dengan kode yang berlaku.

3.2. Studi Kasus 2

Sebagai Engineer di perusahaan developer, saya bertugas di bagian desain sebagai


structural engineer. Proyek-proyek yang ditangani adalah sebagian besar bangunan low
rise, seperti commersial ruko 2 atau 3 lantai, bangunan hunian 2 lantai dan bahkan
bangunan pendukung yang merupakan bangunan sederhana 1 lantai.

Bangunan sederhana menjadi tantangan tersendiri bagi structural engineer. Walaupun


termasuk bangunan sederhana, sebagai engineer tetap tidak boleh mengabaikan atau
menyepelekan desain struktur, tentunya tetap menggunakan perhitungan dari ilmu
yang didalami oleh professional, juga mengacu dari data-data teknis yang ada.

Struktur bangunan sederhana seringkali menjadi sesuatu yang disepelekan bagi kaum
awam bahkan ada juga sebagian pekerja konstruksi juga menganggap bukan hal yang
cukup penting. Hal ini dapat dilihat ketika masalah bencana gempa terjadi, ternyata
bangunan tidak cukup mendukung/ memenuhi gaya yang terjadi.

Ini menjadi probematika seorang insinyur untuk dapat turut mengedukasi para pekerja
konstruksi (pelaksana lapangan) serta kaum awam, bahwa pentingnya perhitungan
struktur dan kaidah-kaidah struktural yang harus terpenuhi.

7
3.3. Studi Kasus 3

Dalam suatu proyek yang sedang ditangani divisi planning & desain perusahaan kami,
yaitu proyek bangunan komersial, dimana proyek tersebut mempunyai desain arsitektur
dengan desain fasadenya unik namun mempunyai kesulitan tersendiri dalam
perwujudan desainnya, terutama desain struktur. Desain begitu kompleks dengan
banyak perbedaan variable ketinggian dan dengan beban planter. Selain itu kami
terbentur oleh batasan anggaran proyek.

Dalam pekerjaan desain kami berkerja sama dengan konsultan masing-masing antar
bidang. Kesulitan yang kami hadapi dalam pelaksanaan proyek ini adalah : Saat awal
semua sudah terdesain secara menyeluruh mengikuti desain yang diharapkan oleh
arsitektur desainer, dengan sistem struktur berdasarkan kebutuhan pembebanan yang
ada (secara general) dan struktur beton bertulang menjadi satu kesatuan secara
keseluruhan. Setelah perhitungan analisis kemudian keluar output gambar pelaksanaan,
dilanjutkan perhitungan biaya. Ternyata biaya tersebut melebihi budget yang
dianggarkan. Maka dari itu dilakukan value engineering untuk dapat mencapai budget
tersebut. Penghematan dilakukan pada semua aspek baik arsitektur, struktur,
mechanical electrical, dan landscape. Karena desain bangunan project tersebut lebih ke
struktural yang ditonjolkan dalam desain arsitekturnya, maka untuk struktur banyak
yang perlu dilakukan dalam penghematan. Namun tanpa mengurangi kaidah dan kode-
kode atau peraturan yang harus dipegang oleh desain struktur bangunan.

Dalam hitungan analisis struktur akhirnya dilakukan beberapa perumusan kembali yang
dapat dilakukan untuk value engineering :

- pemetaan kembali pembebanan berdasarkan kebutuhan beban planter masing-masing,


juga penggunaan finishing material lantai dan beban-beban lain yang terjadi pada
bangunan tersebut.

- setelah melihat perilaku struktur yang awal, salah satunya dikarenakan dalam satu
kesatuan bangunan tersebut ada perbedaan ketinggian bangunan yang mengakibatkan
bangunan yang tingkat rendah menjadi ikut membesar dimensi strukturnya akibat dari
beban gempa. Maka dilakukan perubahan sistem struktur bangunan yang sebelumnya

8
menjadi satu keseluruhan utuh menjadi dibagi 2 segmen sistem struktur bangunan
(dilakukan dilatasi).

- yang terakhir adalah dilakukan pentahapan pembangunan, dengan apabila dilakukan


extention pembangunan, maka dipakai material struktural yang lebih ringan, yaitu
dengan penggunaan material atap baja dan bahan penutup atap yang ringan (bukan
seperti desain awal dengan struktur beton)

Dengan demikian secara desain dapat terpenuhi sesuai dengan pemenuhan kewajiban
kaidah desain dan rencana biaya juga terpenuhi.

Kasus berikut menguji profesionalisme insinyur, karena sebagai profesional harus


mampu menangani permasalahan keterbatasan biaya namun desain dan pembangunan
tetap dapat terwujud, tanpa mengabaikan kode etik profesi yang dipegang. Insinyur
harus dapat bekerja sesuai dengan kompetensinya dan penuh dengan tanggung jawab.

9
BAB IV. PENUTUP

4.1. Umum

Penulis dalam rentang kerja peroda 2004 sd. 2023 melaksanakan kemampuan profesi
khususnya dalam keahlian teknis sipil dengan menjunjung kode etik dan etika profesi
insinyur serta profesionalisme untuk kepentingan lingkungan sosial dan masyarakat
secara amanah dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan konstitusi
Indonesia yang berlaku. Sebagai pemimpin kerja tim teknis/ Engineering, saya akan
mengoptimalkan semua anggota dan resource yang ada sesuai dengan kompetensinya
masing-masing untuk memastikan proses desain perhitungan struktur dan pekerjaan
struktur suatu bangunan gedung serta penunjangnya sesuai dengan kode etik insinyur
teknik sipil.

Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi
bersama dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi
integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan.

Mendesain dan merealisasikan sebuah konstruksi seaman mungkin dengan


meminimalkan resiko sehingga menghasilkan struktur konstruksi yang lebih kuat dan
awet dan berdampak pada biaya konstruksi yang mahal. Konstruksi yang dibangun
harus memenuhi standar spesifikasi yang ditentukan dan hasilnya harus selalu diuji
untuk memastikan telah memenuhi spesifikai dan aman digunakan sehingga resiko
akibat cacat ataupun kegagalan konstruksi dapat diminimalisir.

Selalu memastikan ilmu dan kompentensi dan tim kerja selalu berkembang setiap saat
dengan program pendidikan dan pelatihan yang tepat tiap tahun. Selalu mengabdikan
pengetahuan dan keterampilan saya dalam berbagai forum Bersama baik itu didalam
lingkungan pekerjaan maupun diluar pekerjaan sebagai bentuk tanggung jawab untuk
andil aktif dalam memberikan edukasi dan transfer wawasan / pengalaman profesi
kepada masyarakat.

Selalu bekerja aktif dan profesional dalam memberikan informasi yang objektif dan
pernyataan yang terkait dengan tugas keinsinyuran (teknik sipil) baik dalam hal

10
memberikan mentoring kerja dan pengembangan karir anggota dan anak buah dalam
lingkungan kerja.

4.2. Kesimpulan

Pekerjaan sebagai seorang sarjana teknik (insinyur) pada suatu proyek harus memiliki
persyaratan sebagai seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik agar menghasilkan produk yang bermutu. Penerapan Etika
Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia teknik sipil khususnya bagi
seorang insinyur sipil atau sarjana teknik. Maka dari itu sangat penting pendidikan yang
mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai seorang insinyur sipil agar dapat
diterapkan di dunia kerja untuk meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.

11
DAFTAR PUSTAKA

- KAJIAN ETIKA PROFESI KEINSINYURAN SIPIL, Ni Komang Armaeni,


PADURAKSA, Volume 4 Nomor 2, Desember 2015

- Engineering Professionalism, Jeffry Yuliyanto Waisapi, Formosa Journal of Social


Sciences (FJSS) Vol.1, No.3, 2022: 299-31

12
13

Anda mungkin juga menyukai