Anda di halaman 1dari 27

PORTOFOLIO

TPI 503 – PROFESIONALISME

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi


Insinyur

Disusun Oleh
Novita sari
202204070278

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA


ATMA JAYA JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

TPI503 – PROFESIONALISME

Disusun Oleh:

Novita sari
202204070278

Program Studi Program Profesi Insinyur

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Disetujui pada tanggal:


Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

Nama Lengkap
NIP.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
segala rahmat, karunia dan ridho-Nya akhirnya Laporan Portofolio no TPI 503 tentang
Profesionalisme Keinsinyuran dapat penulis selesaikan. Laporan portofolio ini disusun
untuk sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Insinyur (Ir). Oleh karena itu,
pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Prof. Dr. M.M. Lanny W. Panjaitan, M.T., (IPU) dan Ir. Jimmy Chandra, S.T., M.Eng.,
Ph.D., IPM, atas bimbingan, arahan dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis
untuk berdiskusi guna menyelesaikan tugas portofolio ini.
2. Seluruh civitas akademika Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD yang telah
masukan dan kritikan dalam penyusunan tugas laporan portofolio tentang
profesionalisme
3. Suami dan orang tua tercinta, anak tersayangku serta seluruh keluarga dan rekan-
rekan yang sudah memberi dukungan dan semangat dalam mengukuti program
Profesi Insinyur.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung dan tidak landsung
dalam penyelesaian tugas portofolio ini.
Laporan Portofolio ini tentu saja masih memiliki kelemahan dan kekurangan, untuk itu
demi kesempurnaan penulisan dan isinya dalam tujuan memberikan manfaat bagi ilmu
pengetahuan terutama dalam hal ke Insinyuran. Maka kami mengharapkan kritik dan
saran seluruh pembaca Laporan ini.
Atas perhatian, saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.

Banjarbaru, 16 Maret 2023

Novita Sari
RINGKASAN

Pengalaman penulis sebagai dosen dibidang Teknik sipil dalam mengajar, melakukan
penelitian dan pengabdian masyarakat terkait keilmuan di bidang keinsinyuran tidak lepas
dari Profesionalisme keinsinyuran. Tugas dan tanggungjawab yang dikerjakan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi profesionalisme, diantaranya:

a. Peran sebagai dosen


Dalam menjalankan tugas sebagai dosen, ada beberapa hal yang menjadi tanggungjawab,
antara lain:
1. Menjaga semangat untuk melaksanakan kejujuran dan integritas akademik
dengan mengacu kepada perundangundangan, berbagai peraturan pemerintah
dan kebijakan yang berlaku.
2. Memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa tentang mata kuliah,
pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan dan standar pencapaian hasil belajar.
3. Menggunakan format pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan ujian yang
sesuai dengan aturan akademik.
4. Menunjukkan kerja sama dengan dosen lain,petugas administrasi baik tingkat
program studi, fakultas dan universitas dalam rangka meminimalisasi berbagai
masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan perkuliahan, pelaksanaan dan
pelaporan hasil atau nilai ujian.
5. Mendorong taruna untuk melaksanakan kejujuran dan integritas kademik.
6. Menjelaskan kepada taruna prosedur dan cara yang dapat ditempuh dalam
melaporkan berbagai jenis pelanggaran etika akademik baik oleh dosen, staf
administrasi akademik maupun oleh taruna.
7. Memonitor pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan berdasarkan kejujuran dan
integritas akademik.
8. Menentukan pencapai hasil belajar sesuai dengan kemampuan akademik taruna
dan menjauhi unsur yang bersifat subjektivisme.
9. Menjauhi segala bentuk plagiat dan pelanggaran hak cipta intelektual.

b. Keputusan Keinsinyuran yang diambil


Beberapa putusan keinsinyuran terkait profesi sebagai dosen, adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan pendidikan/pengajaran mata kuliah keinsinyuran sesuai
dengan keahlian dan kompetensinya.
2. Mengarahkan praktek, survey dan praktikum dengan mempertimbangkan
perlengkapan keselamatan, dan kesehatan kerja (K3).
3. Memberikan penilaian kepada mahasiswa/taruna dengan obyektif dan adil.
4. Melaksanakan penelitian dengan penuh tanggungjawab, jujur dan sesuai dengan
bidang kompetensi serta berasaskan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Menghormati dan menghargai hasil penelitian orang lain serta menyantumkan
referensi sumber jika melakukan kutipan.
6. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan wawasan keilmuan serta
mengaplikasikannya untuk kepentingan masyarakat luas.
7. Bekerjasa sama dengan sesama dosen untuk melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi memajukan sektor transportasi.

c. Profesionalisme Insinyur yang diterapkan:


1. Prinsip Dasar Integritas:
Insinyur harus bertindak dengan jujur, adil, dan konsisten dengan nilai-nilai etika
dan moral. Mereka harus memprioritaskan kepentingan masyarakat dan lingkungan
serta tidak mengejar keuntungan pribadi atau organisasi yang merugikan orang
lain.
2. Prinsip Dasar Kompetensi:
Insinyur harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
memadai untuk menjalankan tugas mereka dengan baik dan menghasilkan produk
dan jasa yang berkualitas tinggi. Mereka harus mengikuti perkembangan teknologi
dan inovasi terbaru serta menerapkan praktik terbaik dalam pekerjaan mereka.
3. Prinsip Dasar Tanggung jawab:
Insinyur harus memperhatikan dampak dari pekerjaan mereka pada masyarakat
dan lingkungan. Mereka harus bertanggung jawab atas kualitas, keamanan, dan
kesehatan produk dan jasa mereka serta meminimalkan dampak negatif pada
lingkungan.
4. Prinsip Dasar Kerja sama:
Insinyur harus mampu bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan jelas
dan efektif dengan rekan kerja, klien, dan pengguna produk mereka. Mereka harus
siap menerima masukan dan kritik konstruktif dari rekan kerja dan berusaha untuk
memperbaiki hasil kerja mereka.
5. Keselamatan dan Kesehatan:
Insinyur harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta
lingkungan dalam setiap tahap pekerjaan mereka. Mereka harus
mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan dalam perancangan,
pengembangan, dan pengujian produk mereka serta selalu mematuhi standar
keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
RINGKASAN .......................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................... 2
1.2. Tujuan Praktik Keinsinyuran ..........................................................................................3
1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran.......................................................................... 3
1.4. Permasalahan .................................................................................................................... 3
BAB II. PENGERTIAN PROFESIONALISME KEINSINYURAN................................................ 4
2.1. Prinsip Dasar Profesionalisme ...................................................................................... 5
BAB III. STUDI KASUS .................................................................................................................... 7
3.1. Studi Kasus 1...................................................................................................................... 7
3.2. Studi Kasus 2.....................................................................................................................10
3.3. Studi Kasus 3.....................................................................................................................13
3.4. Studi Kasus 4.....................................................................................................................15
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................................................18
4.1. Umum ..................................................................................................................................18
4.2. Kesimpulan ........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................20

vii
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesionalisme insinyur merujuk pada sikap, perilaku, dan praktek yang memastikan
bahwa insinyur bekerja secara etis, kompeten, dan bertanggung jawab. Insinyur harus
mematuhi kode etik profesi mereka dan bertindak dengan integritas dan kejujuran.
Seorang insinyur harus memberikan prioritas pada keselamatan dan kesehatan
masyarakat serta menjaga kualitas pekerjaan mereka dengan melaksanakan praktek
insinyur yang etis. Insinyur harus memiliki pengetahuan teknis yang memadai dan
terus mengembangkan keahlian mereka sesuai dengan perkembangan teknologi dan
tuntutan pasar. Dalam menyelesaikan suatu proyek, seorang insinyur juga harus
memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang diperlukan agar proyek
tersebut dapat selesai secara efektif dan efisien. Insinyur harus bertanggung jawab
pada masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka. Mereka harus mempertimbangkan
dampak dari proyek yang mereka kerjakan pada masyarakat dan lingkungan, dan
mencari cara untuk meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.
Profesionalisme insinyur sangat penting untuk menjaga integritas profesi, memastikan
kualitas hasil kerja, dan memberikan kepercayaan pada masyarakat tentang kualitas
dan keselamatan produk dan jasa yang dihasilkan oleh insinyur. Insinyur yang
profesional juga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada masyarakat dan
membantu memecahkan masalah yang kompleks dan penting.
Dalam pembangunan, profesionalisme insinyur sangat penting untuk memastikan
bahwa produk dan jasa yang dihasilkan oleh insinyur aman, andal, dan berkualitas
tinggi. Insinyur juga harus mematuhi kode etik mereka dan bekerja sama dengan
pihak lain dalam tim, termasuk sesama insinyur, klien, dan pengguna akhir, untuk
mencapai tujuan proyek secara efektif dan efisien.
Seorang Insinyur harus memahami dan mematuhi kode etik profesi yang mencakup
prinsip-prinsip seperti integritas, kejujuran, keahlian teknis, dan tanggung jawab
sosial. Dalam meningkatkan profesionalisme, Insinyur harus terus meningkatkan
pengetahuan teknis mereka dan mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan
pasar. Mereka dapat melakukannya dengan mengikuti pelatihan, seminar, atau kursus

1
yang sesuai dengan bidang keahlian mereka. Insinyur harus selalu memprioritaskan
keselamatan dan kesehatan masyarakat dan lingkungan dalam pekerjaan mereka.
Mereka harus memastikan bahwa produk dan jasa yang mereka hasilkan aman dan
berkualitas tinggi. Dalam menjaga hubungan dengan klien, rekan kerja dan
masyarakat, Insinyur juga harus bertindak secara professional. Saling menghormati
hak dan privasi orang lain serta bertanggung jawab atas semua tindakan yang
dilakukan. Untuk mempromosikan profesionalisme dalam bidang pekerjaan, Insinyur
dapat berpartisipasi dalam organisasi profesi atau asosiasi.
Dosen merupakan salah satu profesi yang menuntuk profesionalisme. Seorang dosen
dituntut memiliki keahlian professional serta dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan
tri dharma perguruan tinggi sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan memenuhi kebutuhan dunia kerja. Kebutuhan akan sumber daya
manusia yang kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri
juga akan semakin meningkat menuntut seorang dosen untuk menjadi tenaga pendidik
yang berkualitas.
Pada Program Studi Program Profesi Insinyur Universitas Atmajaya (PS-PPI Atmajaya),
portofolio merupakan salah satu karya ilmiah yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa
PS-PPI Atmajaya untuk dapat menyelesaikan program insinyurnya.
Portofolio ini disusun dengan studi kasus berdasarkan pengalaman sebagai dosen

di bidang teknik sipil dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.2 Tujuan Praktek Keinsinyuran


Tujuan dari praktek keinsinyuran adalah sebagai berikut:
a. Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan Keinsinyuran
yang bertanggung jawab;
b. Memberikan pelindungan kepada Pengguna Keinsinyuran dan Pemanfaat
Keinsinyuran dari malapraktik Keinsinyuran melalui penjaminan kompetensi dan
mutu kerja Insinyur;
c. Memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme Insinyur sebagai
pelaku profesi yang andal dan berdaya saing tinggi, dengan hasil pekerjaan yang
bermutu serta terjaminnya kemaslahatan masyarakat;
d. Meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam pembangunan nasional
melalui peningkatan nilai tambah kekayaan tanah air dengan menguasai dan
2
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membangun kemandirian
Indonesia; dan
e. Menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola
yang baik, beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri kebangsaan.

1.3 Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran


Ruang lingkup praktik keinsinyuran ini diambil dari pengalaman sebagai dosen di
bidang teknik sipil dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD Bekasi.

1.4 Permasalahan
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai dosen di bidang teknik sipil, terdapat
beberapa permasalahan yang muncul dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Masalah ini mucul pada saat proses pengajaran, melakukan penelitian dan
pengabdian masyarakat. Masalah yang akan diangkat dalam kasus ini adalah pekerjaan
studi-studi di daerah yang merupakan bagian dari pengabdian masyarakat sebagai
seorang dosen, evaluasi dalam proses pengajaran dan pengambilan keputusan dalam
penilaian. Adapun kendala tersebut adalah sebagai berikut:
a. Beragamnya latar belakang Pendidikan dosen yang terlibat dalam tim penelitian
mempersulit pembagian tugas dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas,
terutama dalam bidang penelitian
b. Masih ditemukan peserta didik diakhir program yang belum dinyatakan kompeten
c. Hasil luaran studi yang terkadang besinggungan dengan kebijakan yang ada
d. Dalam hal penelitian terdapat data dari responden yang kurang akurat/kurang
lengkap.

3
BAB II.
PENGERTIAN PROFESIONALISME KEINSINYURAN

Menurut KBBI (1994) Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran,


cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat
pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal dari
kataprofesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya. Selanjutnya berdasarkan Longman
(1987) dalam Waisapi (2022) Profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau
kualiti dari seorang yang professional. Sehingga Profesionalisme keinsinyuran
mengacu pada standar tinggi perilaku dan praktik yang diterapkan oleh insinyur
dalam pekerjaan mereka. Ini mencakup prinsip-prinsip etika, tanggung jawab sosial,
dan kompetensi teknis yang harus dipenuhi oleh insinyur agar dapat dianggap
sebagai profesional yang berkualitas dan dapat dipercaya.
Profesionalisme keinsinyuran melibatkan penggunaan pengetahuan teknis dan
keterampilan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi
yang inovatif dan efektif untuk masalah teknis. Insinyur yang profesional harus
mampu memahami dan menerapkan standar terbaik dalam industri mereka dan
selalu mempertimbangkan dampak dari proyek mereka pada masyarakat dan
lingkungan.
Profesionalisme keinsinyuran juga mencakup sikap yang tepat, seperti integritas,
kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab. Insinyur yang profesional harus dapat
memenuhi tuntutan proyek yang rumit, menyelesaikan tugas sesuai waktu yang
ditentukan, dan bekerja dengan baik dalam tim. Selain itu, mereka juga harus dapat
berkomunikasi dengan jelas dan efektif, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam menjalankan pekerjaan mereka, insinyur harus mematuhi kode etik profesi
mereka dan selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta
lingkungan. Hal ini mencakup penggunaan bahan-bahan yang aman dan
berkelanjutan dalam proyek mereka, serta memastikan bahwa produk dan jasa yang
mereka hasilkan berkualitas tinggi.
Seseorang insinyur yang memiliki profesionalisme senantiasa menghasilkan produk
yang tepat guna, efektif dan efisien.
4
Kualitas profesionalisme seorang insinyur didukung oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki keterampilan dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas i.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam
mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
4. Mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak
dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik
bagi diri dan perkembangan pribadinya.

2.1 Prinsip Dasar Profesionalisme


Prinsip dasar profesionalisme adalah seperangkat nilai dan norma yang menjadi
dasar untuk perilaku profesional yang berkualitas dan dapat dipercaya. Dengan
mengikuti prinsip dasar profesionalisme ini, para profesional dapat membangun
reputasi yang baik dan meningkatkan kepercayaan orang lain dalam kemampuan
dan integritas mereka. Berikut adalah beberapa prinsip dasar profesionalisme yang
umumnya diterapkan dalam berbagai bidang profesi:
1. Integritas: Insinyur harus bertindak dengan jujur, adil, dan konsisten dengan nilai-
nilai etika dan moral. Mereka harus memprioritaskan kepentingan masyarakat dan
lingkungan serta tidak mengejar keuntungan pribadi atau organisasi yang
merugikan orang lain.
2. Kompetensi: Insinyur harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang memadai untuk menjalankan tugas mereka dengan baik dan
menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi. Mereka harus mengikuti
perkembangan teknologi dan inovasi terbaru serta menerapkan praktik terbaik
dalam pekerjaan mereka.
3. Tanggung jawab: Insinyur harus memperhatikan dampak dari pekerjaan mereka
pada masyarakat dan lingkungan. Mereka harus bertanggung jawab atas kualitas,

5
keamanan, dan kesehatan produk dan jasa mereka serta meminimalkan dampak
negatif pada lingkungan.
4. Kerja sama: Insinyur harus mampu bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi
dengan jelas dan efektif dengan rekan kerja, klien, dan pengguna produk mereka.
Mereka harus siap menerima masukan dan kritik konstruktif dari rekan kerja dan
berusaha untuk memperbaiki hasil kerja mereka.
5. Keselamatan dan Kesehatan: Insinyur harus memprioritaskan keselamatan dan
kesehatan masyarakat serta lingkungan dalam setiap tahap pekerjaan mereka.
Mereka harus mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan
dalam perancangan, pengembangan, dan pengujian produk mereka serta selalu
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.

6
BAB III.
STUDI KASUS

Pada bab ini dijabarkan beberapa studi kasus yang berhubungan dengan profesi penulis
sebagai dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Politekik
Transportasi Darat Indonesia-STTD yaitu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat.

3.1. Studi Kasus 1

Bidang : Penelitian
Judul Penelitian : Inventarisasi Keselamatan Infrastruktur Jalan pada
Daerah Tikungan (Studi Kasus Tikungan Jalan Prabumulih Indralaya Palembang
Sumatera Selatan)
Tempat Pelaksanaan : Palembang-Sumatera Selatan
Jangka Waktu Pelaksanaan : Enam bulan (2014)
Tanggung Jawab penulis : Koordinator Peneliti
Berdasarkan data kecelakaan dari kepolisian setempat, tikungan pada jalan Prabumulih
merupakan daerah rawan kecelakaan. Guna lahan pada daerah kajian tersebut terdiri
dari wilayah pendidikan, komersil (stasiun dan pabrik, kesehatan, dan pertanian).
Setelah dilakukan inventarisasi dan survei kecepatan pada tikungan dapat disimpulkan
jari-jari tikungan tidak sesuai standar sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi
untuk meningkatkan keselamatan pada daerah tikungan tersebut.

Uraian Tugas:
1. Melakukan penelitian sesuai dengan kaidah dan metode ilmiah guna mendapatkan
informasi, data, serta keterangan yang berkaitan erat dengan pemahahaman.
2. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan pengumpulan
data
3. Melakukan koordinasi dengan anggota peneliti dalam melakukan analisis data
4. Bekerjasama menyusun laporan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan penelitian.
5. Menyusun karya tulis ilmiah hasil penelitian dan hasil pemikiran ilmiah.

7
Putusan Insinyur yang di ambil:
1. Mengutamakan K3 dalam melakukan survei di lapangan.
2. Melakukan pengecekan terhadap persiapkan kebutuhan alat-alat survei yang
dibutuhkan dilapangan.
3. Melakukan survei inventarisasi, kecepatan kendaraan dan pencacahan lalu lintas ke
lapangan untuk pengambilan data primer dengan mengikuti standar/pedoman yang
telah ditentukan.
4. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan setempat
dalam melaksanakan survei lapangan untuk kelancaran dan keamanan pada saat
melakukan survei.
5. Menyusun tugas dari masing-masing personal yang melakukan survei di lapangan
6. Memberi penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan untuk memberikan
penerangan secara ringkas teknis pelaksanaan survei kepada petugas survei.
7. Mengusulkan pemasangan perkengkapan keselamatan jalan pada daerah tikungan,
seperti pemasangan rambu peringatan dan pagar pengaman

Profesionalisme Insinyur yang diterapkan:


1. Prinsip Dasar Integritas:
Dalam melaksanakan tugas, secara jujur mengumpulkan data-data dilapangan
sesuai dengan fakta yang ada. Mengananisis data dengan didukung teori-teori
dengan metode yang jelas, serta melaporkan hasil studi dengan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Prinsip Dasar Kompetensi:
Menggunakan metode-metode survei sesuai dengan pedoman dan standar
nasional yang berlaku. Menganalisis data dengan metodologi yang jelas dan
sesuai dengan pedoman.
3. Prinsip Dasar Tanggung jawab:
Semua hasil yang dilaporkan dapat dipertanggungjawabkan
4. Prinsip Dasar Kerja sama:

8
Bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan
kerja pada saat pelaksanaan survey sehingga mencapai target data yang
diinginkan.

5. Prinsip Dasar Keselamatan dan Kesehatan:


Mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta lingkungan dalam
setiap tahap pekerjaan. Mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan dalam perancangan, pengembangan, dan pengujian serta selalu
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.

9
3.2. Studi Kasus 2

Bidang : Pengabdian Masyarakat


Nama Pekerjaan : Evaluasi Pengemudi angkutan umum bersertifikasi
Tempat Pelaksanaan : DKI Jakarta
Pemilik Pekerjaan : Dishub DKI Jakarta
Jangka Waktu Pelaksanaan : Tiga Bulan (2019)
Tanggung Jawab penulis : Tenaga Ahli
Perilaku pengemudi angkutan umum di Kota Jakarta yang tidak tertib sering dikeluhkan
oleh masyarakat. Hal yang sering dikeluhkan oleh pengguna angkutan umum adalah
para pengemudi angkutan umum itu sering memacu kendaraan yang melampaui batas
kecepatan yang ada, kurang menghormati pengguna jalan lain, berhenti untuk
menunggu penumpang dengan waktu yang tidak pasti (lama), dan
menaikkan/menurunkan penumpang di sembarang tempat.
Secara umum tidak ada pengemudi angkutan umum yang memulai profesinya dengan
mengikuti pendidikan dan latihan pengemudi sebelum menjalani profesi sebagai
pengemudi, seperti yang diamanatkan dalam UU LLAJ No. 22 Tahun 2009. Mengingat
pentingnya menumbuhkan sikap berperilaku yang berkeselamatan di kalangan
pengemudi angkutan umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018 telah menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan bagi Pengemudi Angkutan Umum.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan meliputi teori dan praktek, di focuskan pada
sikap dan prilaku pengemudi serta pemahaman terhadap peraturan berlalu lintas. Pada
tahun 2018 pendidikan dan pelatihan diikuti oleh sebanyak 750 orang pengemudi dan
dilaksanakan bekerja sama dengan BPSDM Perhubungan yang bertempat di Sekolah
Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi. Proses pendidikan dan pelatihan bagi
pengemudi dilaksanakan secara bertahap yang diikuti oleh wakil-wakil pengemudi
angkutan umum yang ada di wilayah DKI Jakarta. Setelah mengikuti pendidikan dan
pelatihan ini diharapkan pengemudi angkutan umum mempunyai kompetensi dan
mengalami perubahan perilaku mengemudi yang lebih baik.
Dalam rangka memastikan hasil Pendidikan dan Pelatihan Pengemudi Angkutan Umum
sesuai dengan tujuan dan terjadi perubahan perilaku terhadap pengemudi, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta memandang
10
perlu untuk dilakukan evaluasi terhadap perubahan perilaku mengemudi yang telah
mengikuti pendidikkan dan pelatihan.
Uraian Tugas:
1. Melakukan kajian terhadap permasalahan yang ada sesuai dengan kaidah dan
metode ilmiah guna mendapatkan informasi, data, serta keterangan yang berkaitan
erat dengan pemahahaman.
2. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan pengumpulan
data.
3. Melakukan koordinasi tim yang lain dalam melakukan analisis data agar data yang
didapat di lapangan tepat guna dan memenuhi kebutuhan data untuk kelanjutan
analisis.
4. Bekerjasama menyusun laporan hasil dari kajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan hasil temuan di lapangan.
5. Melaporkan hasil temuan dari kajian di lapangan kepada pemilik pekerjaan.

Putusan Insinyur yang di ambil:


1. Mengutamakan K3 dalam melakukan survei di lapangan.
2. Melakukan pengecekan terhadap persiapkan kebutuhan alat-alat survei yang
dibutuhkan dilapangan.
3. Melakukan survei wawancara terhadap pengemudi angkutan umum yang sudah
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan untuk pengambilan data primer dengan
mengikuti standar/pedoman yang telah ditentukan.
4. Melakukan observasi di lapangan terhadap pengemudi untuk melikah kemampuan
afektif meyangkut peningkatan pengetahuan pengemudi mengenai informasi
peraturan dalam berlalu lintas di jalan dan psikomotorik menyangkut keterampilan
dalam mengemudi, serta kognitif meliputi etika dalam berlalu lintas.
5. Melakukan koordinasi dengan pihak Jaklingko dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta
dalam melaksanakan survei lapangan untuk kelancaran dan keamanan pada saat
melakukan survei.
6. Menyusun tugas dari masing-masing personil yang melakukan survei di lapangan.
7. Memberi penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan untuk memberikan
penerangan secara ringkas teknis pelaksanaan survei kepada petugas survei.

11
8. Mengusulkan perubahan kurikulum pada diklat pengemudi angkutan umum
terutama pada untuk meningkatkan kinerja pelayanan prima dari pengemudi.
9. Mengusulkan adanya batasan usia minimum dan maksimum sebagai pengemudi
berdasarkan analisis hasil wawancara dan observasi di lapangan dikaitkan dengan
psikologis pengemudi, sehingga diusulkan usia pengemudi mulai dari 20 tahun
sampai maksimum 60 tahun.

Profesionalisme Insinyur yang diterapkan:


1. Prinsip Dasar Integritas:
Dalam melaksanakan tugas, secara jujur mengumpulkan data-data dilapangan
sesuai dengan fakta yang ada. Mengananisis data dengan didukung teori-teori
dengan metode yang jelas, serta melaporkan hasil studi dengan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Prinsip Dasar Kompetensi:
Menggunakan metode-metode survei sesuai dengan pedoman dan standar
nasional yang berlaku. Menganalisis data dengan metodologi yang jelas dan
sesuai dengan pedoman.
3. Prinsip Dasar Tanggung jawab:
Semua hasil yang dilaporkan dapat dipertanggungjawabkan
4. Prinsip Dasar Kerja sama:
Bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan
kerja pada saat pelaksanaan survey sehingga mencapai target data yang
diinginkan.
5. Prinsip Dasar Keselamatan dan Kesehatan:
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta lingkungan dalam
setiap tahap pekerjaan. Mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan dalam perancangan, pengembangan, dan pengujian serta selalu
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.

12
3.3. Kasus 3

Bidang : Pengabdian Masyarakat


Jenis Kegiatan : Uji Kompetensi Pemerikasaan Emisi Gas Buang
Tempat Pelaksanaan : Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kab.
Indramayu
Pemilik Pekerjaan : LSP-STTD
Jangka Waktu Pelaksanaan : 23-25 Juli 2019
Tanggung Jawab penulis : Asesor Kompetensi

Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi sebagai unit pelaksana diklat
pemberdayaan masyarakat di lingkungan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Darat mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan Diklat
Pemeriksaan Emisi Gas Buang yang ditujukan untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan
guna menyiapkan dan membekali siswa Sekolah Menengah Kejuruan agar mempunyai
pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan tentang pengetahuan dan keterampilan
dalam pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor. Diklat ini diikuti oleh Pelajar
SMK di wilayah Kabupaten Indramayu. Peserta yang telah mengikuti Diklat Pemeriksaan
Emisi Gas Buang dengan 30 Jam Pelajaran dan dinyatakan berhasil menurut hasil
evaluasi belajar, berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi
Transportasi Darat yang ditanda tangani oleh Direktur Sekolah Tinggi Transportasi Darat
dan Seritikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh BNSP apabila peserta lulus ujian
kompetensi.
Uraian Tugas:
1. Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengkaji Uji Kompetensi.
2. Menilai asesi secara objektif.
3. Menguasai penggunaan perangkat asesmen
4. Bekerja sesuai perintah tugas LSP
5. Melakukan penilaian uji tertulis, wawancara dan praktek terhadap asesi
6. Menilai hasil uji kompetensi bahwa telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk
dinyatakan kompeten pada unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan serta
merekomendasikan hasil tersebut kepada BNSP.
Putusan Insinyur yang di ambil:

13
1. Mengutamakan K3 dalam melakukan uji kompetensi di TUK (Tempat Uji
Kompetensi).
2. Melakukan pengecekan terhadap persiapkan kebutuhan perangkat yang dibutuhkan
dalam pengujian.
3. Menguji asesi sesuai dengan materi uji kompetensi dan berusaha secara objektif
menggali kompetensi asesi.
4. Melakukan pengujian secara tertulis, wawancara dan praktek terhadap asesi untuk
menggali kompetensi yang ada pada asesi
5. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk kelancaran dan keamanan pada
saat melakukan pelaksanaan uji kompetensi.
6. Memberikan putusan kompeten terhadap asesi yang lolos uji pada aspek kritis dan
memberikan putusan belum kompeten pada asesi yang tidak lulus pada uji aspek
kritis.

Profesionalisme Insinyur yang diterapkan:


1. Prinsip Dasar Integritas:
Dalam melaksanakan tugas, secara jujur dengan melakukan eksplorasi
kompetensi yang dimiliki asesi.
2. Prinsip Dasar Kompetensi:
Menggunakan metode-metode pengujian sesuai dengan pedoman dan standar
nasional yang berlaku. Menganalisis data dengan metodologi yang jelas dan
sesuai dengan pedoman.
3. Prinsip Dasar Tanggung jawab:
Semua hasil yang dilaporkan dapat dipertanggungjawabkan
4. Prinsip Dasar Kerja sama:
Bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan
kerja pada saat pelaksanaan pengujian sehingga mencapai target data yang
diinginkan.
5. Prinsip Dasar Keselamatan dan Kesehatan:
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta lingkungan dalam
setiap tahap pekerjaan. Mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan dalam perancangan, pengembangan, dan pengujian serta selalu
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.
14
3.4. Studi Kasus 4

Bidang : Pengajaran
Jenis Kegiatan : Mengajar Mata Kuliah Karakteristik Pengguna Jalan
Tempat Pelaksanaan : Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD
Jangka Waktu Pelaksanaan : Satu Semester (2019-2020)
Tanggung Jawab penulis : Dosen pengampu mata kuliah

Proses pembelajaran adalah suatu langkah/urutan pelaksanaan kegiatan yang di


dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara pengajar dan peserta ajar dalam
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pengajar dan peserta ajar merupakan dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin
interaksi yang saling menunjang agar hasil dari proses pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
Dalam konteks pembelajaran, diperlukan perencanaan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau
metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan
pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan
RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Untuk mengetahui apakah
proses pembelajaran ini efektif dan efisien salah satu tolak ukurnya adalah dengan
melakukan evaluasi di akhir pembelajaran.
Uraian Tugas:
1. Mentransformasikan, mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan
serta teknologi dan juga seni melalui pendidikan, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat.
2. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran

15
3. Meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi sebuah akademik dan diikuti
dengan kompetensi yang berkelanjutan. Terutama dengan mengikutsertakan
perkembangan teknologi masa kini.
4. Membuat bahan ajar serta modul
5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum, serta kode etik dan nilai-
nilai agama serta etika.

Putusan Insinyur yang di ambil:


1. Menentukan materi yang akan diajarkan: Dosen harus memilih materi yang sesuai
dengan tingkat pendidikan peserta ajar serta kaitannya dengan tujuan
pembelajaran. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh kemampuan dosen dalam
menguasai materi tersebut.
2. Metode pengajaran: Dosen harus memilih metode pengajaran yang tepat untuk
memfasilitasi pembelajaran. Keputusan ini dipengaruhi oleh karakteristik peserta
ajar dan materi yang diajarkan.
3. Penilaian: Dosen harus menentukan jenis penilaian yang digunakan untuk
mengukur pemahaman dan kemampuan peserta ajar dalam menguasai materi.
Keputusan ini harus didasarkan pada tujuan pembelajaran dan dapat mencakup
ujian, tugas, presentasi, atau proyek.
4. Tindakan perbaikan: Jika dosen menemukan bahwa peserta ajar kesulitan dalam
memahami materi, maka dosen perlu mengambil tindakan perbaikan. Keputusan ini
dapat mencakup memberikan tambahan waktu untuk pembelajaran, memberikan
bimbingan, atau merekomendasikan sumber belajar tambahan.
5. Penyesuaian: Dalam situasi tertentu, dosen perlu menyesuaikan materi, metode
pengajaran, atau penilaian dengan kondisi kelas atau kebutuhan individu.

Profesionalisme Insinyur yang diterapkan:


1. Prinsip Dasar Integritas:
Dalam melaksanakan tugas, secara jujur dengan menyampaikan materi sesuai
dengan teori-teori dan pedoman yang berlaku.
2. Prinsip Dasar Kompetensi:
Mengajarkan teori-teori dan praktek dengan metode-metode yang sesuai dengan
pedoman dan standar nasional yang berlaku.

16
3. Prinsip Dasar Tanggung jawab:
Semua hasil yang dilaporkan dapat dipertanggungjawabkan
4. Prinsip Dasar Kerja sama:
Bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan
kerja pada saat pelaksanaan pengajaran sehingga mencapai target yang
diinginkan.
5. Prinsip Dasar Keselamatan dan Kesehatan:
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta lingkungan dalam
setiap tahap pekerjaan. Mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dan
kesehatan dalam perancangan, pengembangan, dan pengujian serta selalu
mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh regulasi.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Umum

Pengalaman sebagai seorang dosen wajib memiliki tanggung jawab dalam


melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, dengan memperhatikan prinsip profesionalisme dalam
praktik keinsinyurannya. Dalam praktik keinsinyuran, seorang dosen dapat mengalami
berbagai tantangan dan situasi yang memerlukan pengambilan keputusan yang tepat
secara etis dan profesional.
Dalam menjalankan tuntutan sebagai seorang dosen dalam profesionalisme, dosen
harus mampu mengintegrasikan keahlian akademik, etika, pengajaran, penelitian,
layanan masyarakat, dan pengembangan diri secara sinergis untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas tinggi dan mendorong kemajuan masyarakat.

4.2 Kesimpulan
Seorang dosen memiliki tuntutan tinggi dalam hal profesionalisme karena mereka
berperan sebagai pengajar, pembimbing, dan peneliti di dunia pendidikan. Beberapa
tuntutan sebagai seorang dosen dalam profesionalisme antara lain:
1. Kompetensi akademik: Seorang dosen harus memiliki kompetensi akademik yang
memadai, yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar
dan melakukan penelitian di bidangnya. Dosen harus mengikuti perkembangan
terbaru dalam bidangnya dan memperbarui pengetahuan mereka secara teratur.
2. Etika dan moralitas: Seorang dosen harus menjunjung tinggi etika dan moralitas
dalam segala aspek pekerjaannya. Dosen harus menghindari konflik kepentingan
dan memprioritaskan kepentingan mahasiswa serta institusi pendidikan tempat
mereka bekerja.
3. Kualitas pengajaran: Seorang dosen harus mampu memberikan pengajaran yang
berkualitas tinggi dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Dosen harus
mengembangkan materi ajar yang menarik, memberikan umpan balik yang

18
konstruktif, dan mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
4. Penelitian dan publikasi: Seorang dosen harus mampu melakukan penelitian yang
berkualitas tinggi dan menghasilkan publikasi yang bermutu dalam bidangnya.
Dosen harus memperbarui pengetahuan mereka dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan penelitian di institusi tempat mereka bekerja.
5. Layanan kepada masyarakat: Seorang dosen harus mampu memberikan
kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan pengabdian mereka. Dosen harus
mampu mengidentifikasi masalah-masalah sosial dan lingkungan yang relevan
dengan bidangnya dan memberikan solusi yang inovatif dan berguna bagi
masyarakat.
6. Pengembangan diri: Seorang dosen harus selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas diri mereka melalui pelatihan dan pengembangan diri. Dosen harus
mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan dan teknologi
informasi serta memperbarui keterampilan mereka secara teratur.

19
DAFTAR PUSTAKA

Waisapi, J. Y. (2022). Profesionalisme Keinsinyuran. Formosa Journal of Social Sciences


(FJSS), 1(3), 299–314. https://doi.org/10.55927/fjss.v1i3.1285

20

Anda mungkin juga menyukai