Anda di halaman 1dari 17

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

“PENILAIAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu:
Dra. Ni Wayan Suniasih, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Nama : Putri Ayu Gangga Dewi


Nim : 2011031175
Kelas : I/3
Absen : 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nyalah makalah
yang berjudul “Penilaian Pembelajaran” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian ........................................................................................3
2.2 Fungsi dan Tujuan Penilaian ............................................................................ 4
2.3 Teknik Penilain ............................................................................................... 6
2.4 Prinsip-Prinsip Penilaian ................................................................................. 7
2.5 Aspek aspek Penilaian ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 12

Daftar Pustaka

iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pradigma baru, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dinamis ,
berkembang secara terus-menerus sesuai dengan berbagai pengalaman siswa.
Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan semakin banyak,
luas, dan sempurna pengetahuan mereka (Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya,
2017: 220). Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan
komponen penting dalam program pembelajaran disamping komponen-
komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang
lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya
untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum.
Penilaian merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembelajaran,
dimana merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dengan model atau
metode pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan serta
keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Penilaian
sendiri biasanya digunakan di dalam proses belajar-mengajar,sebagai usaha
untuk melihat keberhasilan proses belajar siswa atau cara mengajar seorang guru
yang ditunjukkan dalam bentuk nilai. Penilaian juga digunakan sebagai
standarisasi terhadap usaha dalam rangka perbaikan suatu penampilan. Cara
tersebut dapat menjadi teknik penilaian tersendiri yang digunakan sebagai
tolak ukur pencapaianhasilbelajarpeserta didik pada satuan atau jenjang
pendidikan tertentu. Tolak ukur pencapaian hasil belajar dalam penilaian
pendidikan memiliki Standar yang dapat dicapai mana kala hal tersebut dapat
mengikuti aturan baku tentang sistem penilaian pendidikan. Aturan baku
tersebut telah diatur sedemikian rupa, dimana setiap penilaian pendidikan
haruslah mencangkup beberapa ranah yang sesuai dengan kurikulum 2013
yaitu mengandung ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari penilaian?
1.2.2 Apa fungsi dan tujuan penilain?
1.2.3 Bagaimana teknik penilaian?
1.2.4 Apa saja prinsip-prinsip dari penilaian?
1.2.5 Apa saja aspek aspek dalam penilaian?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari penilaian
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dan tujuan penilaian
1.3.3 Untuk mengetahui teknik dari penilaian

1
1.3.4 Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari penilaian
1.3.5 Untuk mengetahui aspek aspek dalam penilaian

2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Penilaian
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dengan berbagai cara
dan beragam alat penilaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan bagian terpenting
dari proses pembelajaran. Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu
mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Nana Sudjana (1995: 3) bahwa penilaian
mempunyai ciri-ciri adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai
dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria atau apa
seharusnya. Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian (assesment):
1. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika
dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut
guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai
dengan kenyataan objektif
2. Menurut Arikunto (2009), penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Untuk dapat
melakukan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan
pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan penilaian.
3. Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment
is the process of gathering evidence and making judgement about students’ needs,
strenghts, abilities and eachievement. Penilaian adalah proses mengumpulkan
fakta-fakta dan membuat keputusan tentang kebutuhan peserta didik, kekuatan,
kemampuan, dan kemajuannya.
4. Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to monitor
progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition
of test, an assesment may include a test, but also include methods such as
observations, interview, behavior monitoring, etc. Artinya: asesmen adalah suatu
proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan
pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan
5. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17
dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
6. Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang
saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan
melalui upaya perbaikan sistem penilaian.
7. Menurut Bob Kizlik (2009) Penilaian adalah suatu proses dimana informasi
didapatkan berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian merupakan istilah
yang luas yang mencakup tes (pengujian).

3
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat saya simpulkan bahwa penilaian
adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu atau memperoleh informasi
mengenai hasil belajar siswa (pengamatan, penilaian penampilan atau proyek, tes tulis)
dan pembentukan nilai dan pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa. Sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian
yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik
dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam
upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang
diterapkan.
2.2 Fungsi dan Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya
untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan,
diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
Fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak
yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-
referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik
yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh
masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian
untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan
membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan
berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes
bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Fungsi dari penilaian menurut Nana Sudjana, (1995: 4) yaitu sebagai berikut :
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
Dengan demikian penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan
intruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar
siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.

4
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa
dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Fungsi Penilaian sebagai alat untuk mengetahui seberapa berhasilkah proses
belajar mengajar yang terjadi. Selain itu juga sebagai perbaikan dalam melakukan proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dan juga sebagai laporan kemauan
belajar siswa yang diberikan kepada orang tua agar orang tuanya mengetahui hasil belajar
anaknya dalam bentuk raport yang biasanya diberikan pada akhir semester.
Fungsi penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan kemajuan
belajar siswa, tetapi sangat luas. Fungsi penilaian adalah sebagai berikut:
1) Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan perilakunya.
2) Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3) Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakannya telah memadai.
4) Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi.
(Cronbach, 1954 dalam Hamalik, 2002: 204). Fungsi penilaian sebagai alat untuk
membantu siswa dalam mewujudkan dan mengubah perilakunya sesuai dengan tata tertib
yang ada. Di sini juga siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya yang berupa
nilai. Apabila mereka sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu maka hasil yang
didapatkan akan bagus sehingga mereka akan puas dengan hasil yang didapatkannya.
Penilaian juga membantu guru dalam menetapkan metode yang digunakan telah tepat
diterapkan.
Sedangkan tujuan dari penilaian menurut Nana Sudjana, (1995: 4) yaitu sebagai berikut :
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah
tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaanya.
4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,
masyarakat, dan para orang tua siswa.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian mempunyai
tujuan mendeskripsikan hasil belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Selain itu juga dapat
mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, di sini
dapat terlihat berhasil tidaknya guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Apabila hasilnya kurang baik maka dapat dilakukan perbaikan dan

5
penyempurnaan proses pendidikan sehingga dapat memberikan
pertanggungjawaban terhadap pihak sekolah.

2.3 Teknik Teknik dalam Penilaian


Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun
hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetens i
dasar yang harus dicapai. Menurut BSNP, (2007) teknik penilaian tersebut yaitu:
1. Tes tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,
baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi
pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya
berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. Tes tertulis lebih banyak
digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan
diamati. Misalnya tingkah laku siswa di dalam kelas pada waktu mengikuti
pelajaran.
3. Tes praktik
Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes
tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes tulis
keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang
diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain
atau sketsa gambar.
4. Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan
kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat
diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang berupa
pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus
diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya menyelesaikan soal-
soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang me libatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
5. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta
didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan
secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan
pedoman pensekoran. Tes lisan ini dapat mengetahui secara langsung sampai
sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang telah diberikan.
6. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik

6
dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Setiap akhir periode pembelajaran hasil karya atau tugas belajar
dikumpulkan dan dinilai bersama-sama antara guru dan peserta didik, sehingga
penilaian portofolio dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. (Mimin Haryati, 2008: 59).
7. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja
ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
8. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Menurut Mimin Haryati (2008:
67), menilai diri dapat memberikan manfaat/dampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seorang peserta didik diantaranya:
1) Menumbuhkan rasa percaya diri, karena peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri,
2) Peserta didik dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan diri sendiri,
metode ini merupakan ajang instropeksi diri,
3) Memberikan motivasi untuk membiasakan dan melatih peserta didik
untuk berbuat jujur dalam menyikapi suatu hal.
9. Penilaian antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai
hal. Untuk itu perlu ada pedomanan penilaian antarteman yang memuat indikator
prilaku yang dinilai.
2.4 Prinsip-Prinsip Penilaian
Kesalahan dalam memberikan penilaian dapat berdampak pada terganggunya
psikologis siswa, pelaksanaan penilaian harus bisa membangkitkan motivasi belajar
siswa. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa, bagi siswa dapat
mengetahui sejauhmana hasil belajarnya sehingga mendorong siswa untuk terus
memotivasi dirinya. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru menjadi ukuran dan
pembanding atas kerja keras dan frekuensi belajar siswa. Oleh karena itu, sebagai guru
dalam memberikan penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip penilaian. Berikut
Prinsip Prinsip dalam penilaian
1. Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap pencapaian hasil
belajar siswa,dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi bagi siswa berhasil
dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan yasil belajar yang kurang
maksimal
2. Valid
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi
yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan
standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya
dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

7
3. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh
subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya,
bahasa, gender, dan hubungan emosional.
4. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian,
kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta
didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
5. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
terkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial onomi, dan gender.
6. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
7. Bermakna
penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru,
peserta didik, orang tua serta masyarakat.
8. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
2.5 Aspek Aspek dalam Penilaian
Sudijono (2006) menyebutkan bahwa salah satu prinsip dasar yang harus
senantiasa diperhatikan dan dipegangi da lam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip
kebulatan, dengan prinsip mana evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik baik dari segi
pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek
kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalamannya (aspek
psikomotor).
1. Aspek Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom (Sudijono, 2006), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling
tinggi. keenam jenjang dimaksud adalah:
a) Pengetahuan (knowledge)
Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir yang
paling rendah.
b) Pemahaman (comprehension)
Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah

8
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal
itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan.
c) Penerapan atau aplikasi (application)
Kesangggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Aplikasi
atau penerapan ini merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman
d) Analisis (analysis)
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan
faktor-faktor yang lainnya. jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi
ketimbang jenjang aplikasi.
e) Sintesis (synthesis)
Kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir
analisis. Sintesis merupakan suatu proses memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang analisis.
f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) merupakan jenjang berpikir
paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian
atau evaluasi di sini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu
pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang
ada.
Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap
(tumpang tindih), di mana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada
dibawahnya.
2. Aspek Non Kognitif
a. Ranah Afektif
Menurut David R. Krathwohl (Sudijono, 2006), ranah afektif adalah ranah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif ini oleh Krathwohl
(Sudijono, 2006) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke
dalam lima jenjang yaitu;

9
a) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) adalah kepekaan
seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Pada
jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau
nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan
diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh
hasil belajar afektif jenjang receiving misalnya, peserta didik menyadari
bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus
disingkirkan jauh-jauh.
b) Responding (menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang ini setingkat
lebih tinggi ketimbang jenjang receiving. Contoh hasil belajar afektif
jenjang responding misalnya, peserta didik tumbuh hasratnya untuk
mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi mengena i
kedisiplinan.
c) Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian
atau penyesalan. Valuing merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dengan proses belajar
mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau
fenomena, yaitu baik atau buruk. Contoh hasil belajar afektif
jenjang valuing misalnya, tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta
didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah -
tengah kehidupan masyarakat.
d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan) artinya mempertemukan
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang
membawa kepada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan
merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan
dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh hasil belajar afektif
jenjang organization misalnya, peserta didik mendukung penegakan
disiplin nasional. Mengatur atau mengorganisasikan ini merupakan jenjang
sikap atau nilai yang lebih tinggi lagi ketimbang receiving, responding,
dan valuing.
e) Characterization by a Value or Value Complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai) yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Di sini proses internalisasi nila i telah menempati tempat tertinggi
dalam suatu hierarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan
tingkatan afektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar

10
bijaksana. Ia telah memiliki philosophy of life yang mapan. Jadi pada
jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol
tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama, sehingga membentuk
karakteristik “pola hidup”; tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat
diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah
memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah
Tuhan sebagai pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut
kedisiplinan, baik kedisiplinan di sekolah, di rumah maupun di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.
b. Ranah Psikomotor
Menurut Sudijono (2006), ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson (Sudijono, 2006) yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar afektif (yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk
berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil
belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya.

11
BAB III
PENUTUP

2. 2 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan berbaga i


data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan serta
menafsirkan hasil pengukuran, menggambarkan informasi mengenai sejauh mana hasil
belajar siswa atau ketercapaian kompetensi siswa.Selain itu, penilaian memberikan
informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, karena tidak hanya
mengunakan instrument tes saja, melainkan mengunakan tekhnik non tes lainya.
Penilaian merupakan kegiatan mengambil keputusan dalam menentukan sesuatu
berdasarkan kriteria baik dan buruk serta bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendir i
meskipun bersifat kualitatif, bisa berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata -
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Arnie Fajar. (2005). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan T
eknologi
KUSMIJATI, Neneng. Penerapan Penilaian Autentik Sebagai Upaya Memotivasi Belajar
Peserta Didik. In: Proceeding Seminar Nasional LPP. Purwokerto. 2014. Diakses
pada laman http://www.digilib.ump.ac.id/files/disk1/23/jhptump-ump-gdl-
nenengkusm-1139-3-a-04ne-).pdf.
Mimin Haryati. (2008). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung persada Press.
Nana Sudjana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian da n Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.
Nn.2014. Prinsip-Prinsip Dalam Melaksanakan Penilian. Diakses pada laman :
http://wavekuliahonline.blogspot.com/2014/05/prinsip-prinsip-dalam-
melaksanakan.html
Nn.2016. Pengertian Pengukuran dan Penilaian menurut para Ahli. Diakses pada laman :
https://mathedc.wordpress.com/2016/10/22/pengertian-pengukuran-dan-
penilaian-menurut-para-ahli/
Marito.2012. Pengertian Penilaian. Diakses pada laman :
http://maritosukses.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html
Muhzuhri.2017.Tujuan dan Fungsi Penilaian. Diakses pada laman:
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/04/materi-utn-2017-tujuan-fungsi-
dan.html
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Surapranata, Sumarna. Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
SULFEMI, Wahyu Bagja. 2019. Manajemen Kurikulum di Sekolah. 2019. Diakses pada
laman https://osf.io/preprints/inarxiv/9a7yr/.
Widiyaningrum, N., Pitoewas, B., & Yanzi, H. (2015). Kesulitan Guru dalam
Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses
pada laman : http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/8709:
Yudi, Kustiana.2011. Teknik Penilaian Hasil Belajar Siswa. Diakses pada laman :
https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/25/teknik-penilaian-hasil-belajar-
siswa/

Anda mungkin juga menyukai