Penempatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

PENEMPATAN PASIEN

TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pembelajaran, Setelah mengikuti pembelajaran, peserta di
peserta di harapkan mampu harapkan mampu :
memahami penempatan pasien 1. Memahami konsep infeksi
2. Memahami transmisi penularan infeksi
3. Memahami tatalaksana penempatan
pasien sesuai transmisinya
PEMBAHASAN

1.Pendahuluan
2.Konsep infeksi
3.Konsep penularan infeksi
4.Tatalaksana penempatan pasien
PENDAHULUAN
1. Penyakit infeksi adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti
virus, bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa jenis infeksi bisa menyebar antar manusia,
sebagian lain berpindah dari kontaminasi silang saat perawatan pasien di fasyankes

2. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada untuk
menimbulkan infeksi. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian
infeksi dengan efektif, perlu dipahami secara cermat rantai infeksi

3. Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi bagi pasien setelah diketahui


transmisinya, maka pasien harus dipisahkan dalam penempatannya sehingga
mencegah kontaminasi terhadap pasien lainnya
Healthcare Associated Infections ( HAIs )

 Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections) adalah


infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi
 5 - 10% pasien dirawat di RS
 32 % dapat dicegah
 Sekitar 5 - 10% dipengaruhi lingkungan dan 90 - 95% dipengaruhi perilaku
KEWASPADAAN STANDAR
Adalah dasar untuk pencegahan infeksi di area
perawatan
Kewaspadaan Standard dilakukan :
• Setiap saat
• Untuk semua orang
Pasien
Staff
Pengunjung
KEWASPADAAN STANDAR
• Dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh
pasien di RS dan fasyankes lainnya, baik yang telah didiagnosis, diduga
terinfeksi atau kolonisasi.
• Diterapkan untuk mencegah transmisi silang sebelum pasien di
diagnosis, sebelum adanya hasil pemeriksaan laboratorium dan
setelah pasien didiagnosis.
Tanggung Jawab …..

Tanggung jawab seluruh


anggota staff tanpa
harus diberitahu untuk
melakukan setiap saat
Penempatan
Pasien
PENGERTIAN
1. Penempatan pasien
a) Prosedur menempatkan dan memisahkan pasien yang potensial mengkontaminasi
lingkungan, sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi dan mengacu pada
standart PPI RS
b) Upaya menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien yang memiliki peningkatan
kerentanan terhadap infeksi karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu

2. Imunocompromise adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh terganggu


dan oleh karena itu tidak mampu memiliki respon imun yang efektif
Penempatan Pasien
 Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
 Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi
penyakit pasien (kontak, droplet, airborne) sebaiknya ruangan
tersendiri.
 Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama
pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan sistem
cohorting. Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter. Semua
ruangan terkait cohorting harus diberi tanda kewaspadaan
berdasarkan jenis transmisinya (kontak,droplet, airborne).
ISOLASI
• Isolasi adalah pemisahan pasien dari kontak dengan orang lain untuk
mengendalikan penyebaran penyakit menular atau menyebar
• Isolasi bertujuan mengontrol dan mencegah penyebaran infeksi
• Tindakan pencegahan isolasi di rancang (seperti kamar / bangsal) untuk
meminimalkan penularan infeksi
• Isolasi membantu melindungi pasien, anggota keluarga, pengunjung dan
petugas kesehatan dari penyebaran
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
(Lapiskedua)

Airborne/ Udara Kontak Droplet/ Percikan


Penempatan pasien berdasarkan
Kewaspadaan berdasar transmisi
 Diterapkan pada :
pasien dg gejala/dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman patogen sebagai
tambahan Kewaspadaan Standart

 Tujuan :
memutus rantai penularan dengan mewaspadai cara transmisi patogen penyebab dari
infeksi yang ditemui

2-14
Kewaspadaan Transmisi Kontak
Permukaan lingkungan dapat terkontaminasi melalui kontak dengan tangan pasien
atau petugas, gaun/ alat / tissue yang telah dipakai dan benda yang terkontaminasi
cairan tubuh
APD
Sarung tangan
Gaun
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan !
Minimalisasi gerak pasien
Kontrol lingkungan : cleaning & desinfeksi permukaan terkontaminasi
Kewaspadaan Transmisi Droplet
 Penyakit menular lewat droplet ,ditularkan melalui batuk, bersin dan
berbicara  droplet kecil dan droplet besar
 Droplet :
Percikan > 5 µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa mata,
hidung atau mulut orang tanpa pelindung dan akan jatuh pada jarak < 1m
Kewaspadaan Transmisi Droplet
 APD
Masker bedah/medik
Sarung tangan
Gaun
 Batasi gerak pasien keluar ruang rawat
 Ruang terpisah, TT berjarak > 1m atau kohorting
 Cuci tangan tiap melepas APD
Transmisi Jumlah droplet mengandung
Droplet mikroba

Berbicara 10
Batuk 100
Bersin keras 10 000
Kewaspadaan Transmisi Airborne
 Tempatkan pasien di ruang dg ventilasi memadai atau ruang
dg 12 ACH (bila mungkin), pisahkan dari pasien lain
 Pakai respirator partikulat saat memasuki ruang dg risiko
tinggi, check tiap akan pakai
 Batasi gerak pasien, edukasi untuk etika batuk, pakai masker
bila keluar ruang rawat
Kewaspadaan Transmisi Airborne
 Partikel kecil < 5 mm mengandung mikroba melayang/ menetap di udara beberapa
jam, ditransfer sebagai aerosol melalui aliran udara dalam ruangan / jarak lebih jauh
dari 2 m
 APD
Respirator partikulat (mis N95)
Sarung tangan
Gaun
Apron
 Kebersihan tangan
Ruang Isolasi Transmisi Airborne
 Pertukaran udara ≥ 12 kali/jam
 Arah aliran udara terkontrol
 Ventilasi mekanis  Tekanan Negatif
 Ada kamar mandi pasien di dalam
 Ada tempat cuci tangan
 Memiliki anteroom
 Ada tempat linen kotor
 Tersedia tempat pembuangan limbah
Penempatan Pasien
 Pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri atau
lingkungannya seyogyanya dipisahkan tersendiri.
 Mobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya melalui
udara (airborne) agar dibatasi di lingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya
transmisi penyakit kepada yang lain.
 Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat bersama
dengan pasien TB dalam satu ruangan tetapi pasien TB-
HIV dapat dirawat dengan sesama pasien TB.
Tanda penempatan pasien
TRANSPORT PASIEN
• Gunakan rute yang sudah ditentukan untuk mengurangi resiko
terhadap petugas dan pasien lain
• Pasien wajib memakai masker medis
• Persiapkan area penerimaan pasien sebelum pasien tiba
• Pastikan petugas menerapkan protokol kesehatan saat mengantar
pasien
KESIMPULAN
1. Transmisi penyakit infeksi dapat terjadi melalui penularan
kontak, droplet dan airborne
2. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dapat dilakukan
melalui penempatan pasien dengan tepat
3. Perlu pemantauan /monitoring dan evaluasi secara berkala
terhadap tatalaksana penempatan pasien

Anda mungkin juga menyukai