Anda di halaman 1dari 19

Laporan K3 Bulan Desember 2021

SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2


TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia sangat peduli dengan Hak Asasi Manusia, salah satunya yaitu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
tangung-jawab perusahaan, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Manajemen harus
mempromosikan suatu “perilaku K3” di tempat kerja yang didukung oleh kebijakan-
kebijakan dan program nasional yang memadai. Manajemen perusahaan harus
menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, sehingga kecelakaan-kecelakaan dan
penyakit-penyakit di tempat kerja dapat dicegah.
Tingkat kecelakaan yang fatal di negara berkembang empat kali lebih tinggi
dibandingkan di negara industri. Di negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja terjadi pada bidang pertanian, perikanan, perkayuan, pertambangan
dan konstruksi. Namun, diantara bidang-bidang tersebut, kecelakaan kerja paling banyak
terjadi pada bidang konstruksi. Tingginya angka kecelakaan kontruksi bersumber dari
berbagai faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain pekerjaan yang
beresiko tinggi, rendahnya pengetahuan akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
oleh tenaga kerja, serta kurangnya tenaga ahli K3 konstruksi.
Pada umumnya penyebab kecelakaan kerja pada konstruksi, selain rendahnya
pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan resiko kontruksi, juga karena pekerja
tidak menguasai peralatan keselamatan diri dan metoda kerja kontruksi yang benar, tidak
terpenuhi persyaratan dan standard K3, masih lemahnya hukum maupun sanksi K3,
belum ada penerapan Sistem Manajemen K3 yang benar, kurangnya kesadaran
perusahaan akan pentingnya K3, serta kurangnya pendidikan dan pelatihan K3 bagi SDM
konstruksi. Sehingga belum adanya komitmen yang sama dari seluruh pihak yang
berkepentingan untuk selalu menghargai dan mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan
kerja sebagai hak asasi pekerja.
K3 jika diperhatikan secara komperehensif ternyata sangat berpengaruh pada
proses jalannya pembangunan konstruksi. Diharapkan dapat memberikan nilai ekonomis,
seperti jarang mengeluarkan biaya untuk keperluan membayar kerugian harta benda atau
kerugian proses produksi akibat kecelakaan kerja, kurangnya pekerja yang absen, proses
produksi tidak terganggu dan terhenti karena terjadi kecelakaan serta pekerja dapat

1
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

bekerja dengan aman dan nyaman. Para pekerja akan terpacu untuk bekerja dengan
optimal. Akibatnya output produk yang dihasilkan pun dapat optimal dan kuantitas suatu
produk juga meningkat.

1.2 Maksud

Laporan Bulanan Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dimaksudkan menjadi
bahan monitoring bagi pihak terkait dalam pengendalian kelancaran pekerjaan
Pengendalian Banjir SWD 1 dan SWD 2 sudah sesuai dengan standar K3 yang berlaku di
perusahaan.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rangka pembentukan Keselematan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah :
a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan K3 di lapangan.
b. Meningkatkan penyebaran informasi K3.
c. Memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan APD selama pelaksanaan
kegiatan berlangsung.
d. Mewujudkan penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Umum

Petugas K3 Konsultan Supervisi Pengendalian Banjir SWD 1 dan SWD 2


dipercayakan kepada PT. Tuah Agung Anugrah KSO PT Hilmy Anugerah.

2.2 Dasar Hukum K3

Sebagai dasar hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :


a. Undang-undang No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan
c. Undang-undang No. 18/1999 tentang jasa kontruksi
d. Peraturan No. 01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi
e. Peraturan Menteri PU No. : 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
f. Peraturan Menteri PUPR RI No. : 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
g. Instruksi Menaker No. 01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan unit organisasi
K3.
h. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada
tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan
konstruksi.
i. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte pengawasan pekerjaan
konstruksi bangunan.
j. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor pekerjaan
proyek konstruksi.penyusun rencana sistem kontrol keamanan dan organisasi terkait
berikut metode pemantauannya selama pelaksanaan pekerjaan;

2.3 Tugas-tugas K3

Berikut uraian tugas dan tanggung jawab petugas K3, yaitu :

3
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di


lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya
(impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability);
b. Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi upaya
preventif dan upaya korektif. Upaya prenventif bertujuan untuk mengurangi
terjadinya bahaya atau kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan
untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
c. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan memelihara
barang atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
d. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis akar
masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.

4
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

BAB III
PROTOKOL KESEHATAN DI LOKASI PROYEK KONSTRUKSI PADA MASA
PADEMI

Pandemi COVID-19 telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan, bahkan menghentikan


aktivitas perekonomian di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Banyak masyarakat
yang terkena dampaknya, mulai dari kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja
(PHK) hingga berkurangnya pendapatan. Di sisi lain, ketahanan perusahaan dalam
menghadapi situasi seperti ini sangatlah menentukan nasib keberlanjutan bisnisnya. Beberapa
perusahaan bahkan telah menyiapkan skenario terburuk dalam menghadapi dampak COVID-
19.

Dunia juga disebut akan memasuki era baru atau New Normal. Kondisi ini memungkinkan
adanya banyak perubahan tatanan kehidupan manusia yang lebih menitikberatkan pada aspek
kesehatan. Pada intinya, kondisi new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap
menjalankan aktivitas normal dengan memperhatikan penerapan kesehatan guna mencegah
penyebaran COVID-19.

Protokol kesehatan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi


Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020. Dalam dokumen ini, telah dijabarkan hal-hal teknis yang
dapat dilakukan perusahaan untuk melakukan pengendalian penyebaran COVID-19. Protokol
kesehatan tersebut kemudian diperkuat dengan disusulnya Instruksi Menteri PUPR Nomor
2/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Mengacu pada dua keputusan meneri ini, kami akan merangkum sekaligus menjelaskan
bagaimana protokol kesehatan yang dapat diterapkan perusahaan untuk pekerjaan yang
berkaitan dengan proyek konstruksi.

3.1. Membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID-19


Dalam tahap awal, perusahaan diharuskan membentuk Satuan Tugas pencegahan
COVID-19. Satuan Tugas setidaknya berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri
dari 1 ketua yang merangkap sebagai anggota dan 4 (empat) anggota yang dapat

5
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

mewakili pemilik/penyelenggara proyek, konsultan, kontraktor, subkontraktor, maupun


vendor/supplier.
Pihak Satuan Tugas yang telah dibentuk diharapkan dapat memantau dan memperbarui
perkembangan informasi mengenai COVID-19 yang berada di wilayahnya. Selain itu,
Satuan Tugas Pencegahan COVID-19 memiliki tanggung jawab untuk melakukan
sosialisasi, edukasi, mencegah, memeriksa, maupun menangani kasus yang berkaitan
dengan COVID-19.

3.2. Membuat kerja sama penanganan dengan fasilitas kesehatan setempat


Pihak perusahaan kontraktor bersama Satuan Tugas diharapkan dapat menjalin
koordinasi dan kerja sama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan setempat. Dengan
dibangunnya koordinasi yang baik, jika sewaktu-waktu terdapat kasus reaktif di area
kerja, pihak perusahaan dapat dengan cepat memberikan penanganan maupun merujuk
pasien.

3.3. Menyediakan fasilitas pencegahan COVID-19


Adapun fasilitas kesehatan yang dimaksud pada poin ini adalah ruang klinik yang
dilengkapi sarana kesehatan memadai, seperti tabung oksigen, pengukur suhu badan,
pengukur tekanan darah, obat-obatan, nomor telepon darurat, termasuk juga petugas
medis.
Selain fasilitas kesehatan pada ruang klinik, perusahaan kontraktor diwajibkan
menyediakan fasilitas pencuci tangan beserta sabun, hand sanitizer dengan konsentrasi
alkohol minimal 70%, tisu, dan poster edukasi mengenai tata cara mencuci tangan yang
baik dan benar.
Perusahaan juga diharapkan dapat menyediakan vitamin dan nutrisi tambahan bagi setiap
pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga stamina dan kekebalan tubuh pekerja dari
risiko terinfeksi virus.

3.4. Mengedukasi karyawan dan seluruh orang untuk dapat menjaga diri dari COVID-
19
Bentuk edukasi pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu melalui
sosialisasi langsung dan tidak langsung. Proses sosialisasi langsung dapat dilakukan
sebelum karyawan memulai pekerjaan atau dikenal dengan penyuluhan K3 (Kesehatan

6
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

dan Keselamatan Kerja) di pagi hari (safety morning talk) dan setelah menyelesaikan
pekerjaan.
Sementara sosialisasi tidak langsung dapat dilakukan melalui pemasangan poster pada
tempat yang strategis dan menyebar poster digital mengenai imbauan mencuci tangan
secara teratur, menggunakan masker, menjaga jarak, maupun langkah pencegahan
lainnya.

3.5. Skrining kesehatan karyawan secara teratur


Manajer proyek di lapangan haruslah menyediakan alat pengukur suhu
atau thermogun untuk memeriksa suhu setiap pekerja maupun pengunjung yang masuk
ke area lapangan. Pengecekan suhu ini sebaiknya juga dilakukan secara teratur, baik di
waktu pagi, siang, dan sore. Jika terdapat pekerja atau pengunjung yang terlihat kurang
sehat dan suhu tubuh tinggi, manajer proyek di lapangan wajib untuk melarangnya
masuk dan membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.

3.6. Menjaga kebersihan dan higienitas area kerja


Banyak orang yang menghabiskan kesehariannya di tempat kerja. Untuk itu, kebersihan
dan higienitas area kerja adalah hal yang utama. Di masa pandemi COVID-19 ini, pihak
perusahaan harus melakukan pembersihan fasilitas secara rutin.
Lakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Pemilihan disinfektan juga harus
sesuai dengan persyaratan perdagangan dari pemerintah setempat, termasuk peraturan-
peraturan yang berlaku. Larutan disinfektan harus dipersiapkan dan digunakan sesuai
instruksi dari Kementerian Kesehatan/departemen kesehatan, termasuk instruksi untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan petugas disinfeksi, penggunaan alat pelindung
diri, dan tidak mencampur disinfektan-disinfektan kimia yang berbeda.
Disinfeksi harus diprioritaskan untuk permukaan-permukaan yang sering disentuh,
termasuk juga permukaan meja, pegangan pintu, laptop, remote control, mouse, maupun
peralatan kerja yang digunakan saat di lapangan.
Selain itu, koordinator proyek di lapangan juga harus mengatur penggunaan alat kerja
masing-masing karyawan. Bila harus bergantian, pastikan peralatan kerja (sharing tools)
telah dibersihkan menggunakan cairan disinfektan.

3.7. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

7
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

Adapun alat pelindung diri yang wajib dikenakan oleh setiap pekerja adalah masker dan
sarung tangan. Jika memungkinkan, gunakan masker jenis N95, atau minimal masker
kain yang diganti setiap empat jam sekali. Tentunya, pihak perusahaan kontraktor harus
berusaha menyediakan masker bagi para pekerja.
Untuk menjaga aspek kesehatan dan kebersihan area kerja, sediakan juga tempat
pembuangan tertutup untuk membuang bahan-bahan yang telah terpakai agar area kerja
tetap terjaga higienisnya.

3.8. Melakukan physical distancing di area proyek


Virus COVID-19 dapat menular dengan mudah melalui kontak langsung maupun
percikan/partikel droplet dari penderita. Risiko paparan COVID-19 menurut WHO
adalah adanya kemungkinan kontak erat (di bawah 1 meter) dengan orang-orang yang
telah terinfeksi COVID-19. Untuk itu, sosialisasikan juga mengenai pengaturan jarak
antarpekerja minimal satu meter pada setiap aktivitas kerja.
Pengorganisasian kerja dengan menggunakan panggilan telepon, surat elektronik,
maupun rapat virtual dapat menjadi alternatif cara untuk menjalin komunikasi
antarpekerja.

3.9. Membatasi jumlah pekerja dan pengunjung di lokasi proyek


Physical distancing atau menjaga jarak akan semakin mudah jika jumlah orang yang ada
di area proyek sedikit. Untuk itu, jumlah pekerja dan pengunjung haruslah dibatasi.
Buatlah kebijakan mengenai pembatasan pengunjung maupun jadwal kerja karyawan.
Meskipun pembatasan jumlah pekerja akan berdampak terhadap jadwal proyek yang
telah ditentukan, keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja tetaplah harus diutamakan.

3.10. Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi karyawan yang terpapar


COVID-19
Menurut Instruksi Menteri PUPR Nomor 2/IN/M/2020, penyelenggaraan jasa konstruksi
dapat diberhentikan sementara jika teridentifikasi:
a. Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat/zona penyebaran COVID-
19
b. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
(PDP), atau
c. Pimpinan kementerian/lembaga/instansi/kepala daerah telah mengeluarkan peraturan
untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar

8
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

Langkah-langkah khusus untuk lokasi kerja dan pekerjaan berisiko tinggi


Selain langkah-langkah yang telah disebutkah di atas, WHO telah menerbitkan protokol
kesehatan yang dapat diimplementasikan untuk kegiatan dan pekerjaan berisiko tinggi.

1. Buatlah penilain risiko dan rencana aksi pencegahan dan mitigasi COVID-19
2. Penggunaan masker medis, jubah sekali pakai, sarung tangan, dan perlindungan mata
untuk pekerja di lingkungan yang berisiko tinggi atau berada di dalam zona merah
3. Latih pekerja dalam praktik-praktik pencegahan dan pengendalian infeksi serta
penggunaan alat pelindung diri
4. Jangan menugaskan pekerja yang memiliki gangguan kesehatan bawaan,
mengandung, atau berusia lebih dari 60 tahun untuk menjalankan tugas-tugas berisiko
tinggi

Pencegahan dan penanganan COVID-19 tidak akan berjalan sukses tanpa dukungan dari kita
semua, termasuk juga organisasi pekerja. Untuk itu, organisasi pekerja memiliki peran
penting untuk ikut berpatisipasi dalam melakukan pencegahan penularan. Organisasi pekerja
juga harus ikut mengawasi dan mengedukasi setiap pekerja agar mengikuti praktik protokol
kesehatan yang telah disusun oleh perusahaan.

Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh negara menunjukkan fungsi penting


penyelenggaraan K3 untuk setiap bidang pekerjaan. Selain untuk memastikan tempat kerja
aman digunakan, K3 sangat penting untuk menjamin kesehatan maupun membatasi
penyebaran virus yang mudah menular. Dengan begitu, penerapan K3 di area kerja menjadi
kunci dalam melindungi kesehatan pekerja dan keluarganya.

Dengan memiliki rencana mitigasi risiko darurat di tempat kerja, maka penyebaran COVID-
19 dapat dengan mudah diatasi. Selain itu, setiap pengawas K3 diharapkan tetap melakukan
pemantauan terhadap kondisi area kerja. Hal ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
langkah-langkah pengendalian COVID-19 telah dijalankan dengan baik.

9
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

BAB IV
HASIL MONITORING LAPANGAN

Pada bulan Desember 2021 pekerjaan lapangan yaitu:

4.1. Pekerjaan Fisik :


a. Pekerjaan Galian SWD 1 dan SWD 2
b. Pekerjaan Hauling (Angkutan) DT ke tempat Disposal
c. Pekerjaan Timbunan di Disposal
d. Pekerjaan Pembersihan dan Striping
e. Pekerjaan Timbunan Tanah untuk Peninggian Tanggul dan Pemadatan

4.2. Pekerjaan Fisik yang berpotensi bahaya:


4.2.1. Pekerjaan Galian SWD 1 dan SWD 2
Hal - hal yang berpotensi bahaya pada pekerjaan tersebut yaitu:
a. Terkena Peralatan Kerja Tangan/kaki/kepala terkena material
b. Terhantam bucket alat berat
c. Terkena tumpahan hasil galian
d. Terperosok masuk ke dalam lubang galian
e. Alat Berat menabrak fasilitas pekerjadi sekitar area kerja

Pengendalian resiko K3:


a. Dilarang mendekati Alat yang sedang beroperasi, kecuali
petugas/operator
b. Memberi pengaman tambahan berupa pemasangan perancah atau yang
lain sesuai dengan kebutuhan lapangan
c. Memberi Patok-patok batas galian dan pemasangan pita pengaman
(safety tape)
d. Menyiapkan tangga untuk naik/turun pekerja & Akses Jalan
e. Membuat Turap Penahan Tanah & Pagar Pelindung

10
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

f. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja


g. Penggunaan rambu peringatan di badan alat berat
h. Penempatan Flagman di sekitar alat berat
i. Memastikan Kendaraan dalam kondisi yang siap pakai
j. Operator alat berat harus memilik keahlian dan memiliki sertifikat
keahlian
k. Operator alat berat tidak terpengaruh obat obatan dan minuman keras
l. Menempatkan petugas untuk mengawasi
m. Menempatkan petugas K3 & Kotak P3K dilokasi pekerjaan
n. Memakai APD (helm, safety shoes & masker)

4.2.2. Pekerjaan Hauling (Angkutan) DT ke tempat Disposal


Hal - hal yang berpotensi bahaya pada pekerjaan tersebut yaitu:
a. Kecelakaan tangan/kaki/kepala akibat terkena material
b. Kecelakaan lalu lintas
c. Gangguan kemacetan
d. Jalan rusak berdebu
e. Jalan licin karena ceceran tanah dari ban DT

Pengendalian resiko K3:


a. Memasang rambu-rambu peringatan keamanan (Safety cone, baricade
tape)
b. Memasang Rotary lamp di area keluar masuk DT
c. Pengecekan DT sebelum dioperasikan
d. Sopir yang memobilisasi DT harus memiliki keahlian dan memiliki
surat iji mengemudi
e. Pekerja dalam kondisi sehat tidak terpengaruh alkohol ataupun obat
obatan
f. Menutup bak DT dengan terpal agar tidak debu atau tanah tercecer di
jalan
g. Membersihkan tanah yang menempel di ban DT sebelum berjalan di
jalan raya
h. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
i. Membersihkan tanah yang tercecer di jalan
j. Menempatkan petugas untuk mengawasi dilarang mendekati Alat yang
sedang beroperasi, kecuali petugas/operator

11
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

k. Menempatkan petugas K3 & Kotak P3K dilokasi pekerjaan


l. Memakai APD (helm, safety shoes, sarung tangan, baju kerja &
masker)

4.2.3. Pekerjaan Timbunan di Disposal


Hal - hal yang berpotensi bahaya pada pekerjaan tersebut yaitu:
a. Kecelakaan akibat tertimbun tanah
b. Kecelakaan akibat terjatuh ke Lubang
c. Kecelakaan akibat tertabrak alat berat
d. Terkena peralatan kerja
e. Kecelakaan akibat terhantam bucket alat berat
f. Kecelakaan akibat alat berat menabrak fasilitas pekerja di sekitar area
kerja,

Pengendalian resiko K3:


a. Memasang rambu-rambu peringatan keamanan (Safety cone, baricade
tape)
b. Memasang Rotary lamp di area keluar masuk DT
c. Sopir yang memobilisasi DT harus memiliki keahlian dan memiliki
surat ijin mengemudi
d. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
e. Pengecekan Alat Berat sebelum dioperasikan
f. Operator alat berat dalam kondisi sehat tidak terpengaruh alkohol
ataupun obat obatan
g. Membersihkan tanah yang menempel di ban DT sebelum berjalan
keluar dari area disposal ke jalan raya
h. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
i. Membersihkan tanah yang tercecer di jalan
j. Menempatkan petugas untuk mengawasi dilarang mendekati Alat yang
sedang beroperasi, kecuali petugas/operator
k. Menempatkan petugas K3 & Kotak P3K dilokasi pekerjaan
m. Memakai APD (helm, safety shoes, sarung tangan, baju kerja &
masker)

4.2.4. Pekerjaan Pekerjaan Pembersihan dan Striping


Hal - hal yang berpotensi bahaya pada pekerjaan tersebut yaitu:
a. Kecelakaan terkena manuver alat berat
b. Kecelakaan tertabrak alat berat

12
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

c. Kecelakaan terkena gigitan binatang berbisa


d. Kecelakaan tertusuk Kayu

Pengendalian resiko K3:


a. Penggunaan rambu peringatan di badan alat berat
b. Penempatan Flagman di sekitar alat berat
c. Memastikan Kendaraan dalam kondisi yang siap pakai
d. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
e. Menempatkan petugas untuk mengawasi dilarang mendekati Alat yang
sedang beroperasi, kecuali petugas/operator
f. Menempatkan petugas K3 & Kotak P3K dilokasi pekerjaan
g. Memakai APD (helm, safety shoes, sarung tangan, baju kerja &
masker)

4.2.5. Pekerjaan Timbunan Tanah untuk Peninggian Tanggul dan Pemadatan


Hal - hal yang berpotensi bahaya pada pekerjaan tersebut yaitu:
a. Kecelakaan akibat tertimbun tanah
b. Terjatuh ke Lubang
c. Kecelakaan akibat tertabrak alat berat
d. Terkena peralatan kerja
e. Pekerja Terkena Alat Pemadat

Pengendalian resiko K3:


h. Memasang rambu-rambu peringatan
i. Dilarang mendekati Alat yang sedang beroperasi, kecuali
petugas/operator
j. Pengaturan Lalu Lintas
k. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
l. Menyediakan Spare Part Alat Pemadat
m. Pengecekan Alat Pemadat sebelum dioperasikan
n. Memastikan Kendaraan dalam kondisi yang siap pakai
o. Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja
p. Menempatkan petugas untuk mengawasi dilarang mendekati Alat yang
sedang beroperasi, kecuali petugas/operator
q. Menempatkan petugas K3 & Kotak P3K dilokasi pekerjaan

13
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

n. Memakai APD (helm, safety shoes, sarung tangan, baju kerja &
masker)

4.3. Patroli Keamanan (Safety Patrol) :


Beberapa pekerjaan yang berjalan di bulan Desember 2021 Konsultan Supervisi K3
memonitoring dengan mengadakan Patroli Keamanan (Safety Patrol) dan Evaluasi
Pelaksanaan K3 Pekerjaan Pengandalian Banjir SWD 1 dan SWD 2, yaitu :
a. Perlu penambahan rambu rambu
b. Kurang peduli dengan penataan material bekas, penataan peralatan ataupun
kebersihan (housekeeping).

14
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

BAB V

ANALISA PENGAMATAN DAN TINDAK LANJUT

5.1. ANALISA PENGAMATAN

Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa pada Bulan Desember 2021 tidak terjadi
kecelakaan kerja akibat kelalaian kerja. Organisasi K3 dari penyedia jasa konstruksi belum
opimal dalam pelaksanaan, sehingga pengarahan tentang K3 dan pelaksanaan K3 belum bisa
optimal. Penyedia Jasa belum sepenuhnya melaksanakan pekerjaan sesuai metoda
pelaksanaan dan prosedur K3 yang telah dituangkan dalam kontrak, khsususnya yang terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pada bulan Maret ini jenis aktivitas kerja dan tempat aktivitas kerja bertambah banyak,
sehingga banyak hal potensi bahaya, kepedulian K3 semua pihak yang berkecipung di
pekerjaan ini sangat dibutuhkan. Penyedia Jasa harus secepatnya mengoptimalkan organisasi
K3.
Oleh karena itu, Konsultan Supervisi telah mengupayakan pengawasan dan
pengendalian pekerjaan di lapangan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Tim K3 konsultan supervisi melaksanakan Patroli Keamanan (safety patrol),
2. Mengkoordinasikan dengan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dan PPK,
3. Berkoordinasi dan mengevaluasi dengan personil K3 Penyedia Jasa Konstruksi
untuk perbaikan program pelaksanaan K3 di pekerjaan Pengendalian Banjir SWD 1
dan SWD 2.

15
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

5.2. TINDAK LANJUT

Berdasarkan pengawasan dan tindakan K3 Konsultan Supervisi pada Bulan Desember


2021, penyedia jasa telah melaksanakan:

1. Pengaturan lalu lintas DT menuju / keluar STA 7+400 kanan menuju Disposal desa
Gedangan SWD 1

Pengaturan lalu lintas DT menuju / keluar STA 7+400 kanan menuju Disposal desa Gedangan SWD 1

2. Kebersihan jalan DT menuju / keluar STA 7+400 kanan menuju Disposal desa
Gedangan SWD 1

16
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

Kebersihan jalan DT menuju / keluar STA 7+400 kanan menuju Disposal desa Gedangan SWD 1

3. Pengaturan lalu lintas DT menuju / keluar STA 7+300 kiri menuju Disposal desa
Sidigede SWD 2

Pengaturan lalu lintas DT menuju / keluar STA 7+300 kiri menuju Disposal desa Sidigede SWD 2

4. Kebersihan jalan DT menuju / keluar STA 7+300 kiri menuju Disposal desa
Sidigede SWD 2

17
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

Kebersihan jalan DT menuju / keluar STA 7+300 kiri menuju Disposal desa Sidigede SWD 2

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil monitoring kunjungan lapangan di beberapa area kerja dapat


disimpulkan bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di
lokasi kerja belum tertanam pada setiap pekerja. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan
pada saat bekerja dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan para pekerja dan penduduk
sekitar. Selain itu peringatan rambu lalu lintas harus selalu ditingkatkan sehingga dapat
memperkecil terjadinya kecelakaan lalu lintas.

6.2. Saran

Adapun saran yang diberikan agar pelaksanaan kegiatan kerja sesuai standar K3,
antara lain :
a. Organisasi K3 Penyedia Jasa Konstruksi segera merencanakan program K3 sesuai
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K):
b. Memberikan pelatihan mengenai K3.
c. Membudayakan / mendisiplinkan setiap pekerja untuk menggunakan APD.
d. Menjaga jarak aman antara pekerja satu dan pekerja lainnya
e. Memberikan instruksi baik secara lisan ataupun tertulis mengenai pentingnya
penggunaan APD untuk menghindari kemungkinan kecelakaan kerja yang akan
terjadi.
f. Menambah pemasangan rambu-rambu peringatan keamanan yang belum lengkap di
setiap area kerja untuk menghindari kecelakaan kerja

18
Laporan K3 Bulan Desember 2021
SUPERVISI PENGENDALIAN BANJIR SWD 1 DAN SWD 2
TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

LAMPIRAN
Patroli Keamanan (Safety Patrol) bulan Desember 2021

19

Anda mungkin juga menyukai