Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

“Persamaan Linear Orde Satu”

Dosen Pembimbing:
Andang Sunarto, M.Kom

Oleh Kelompok :

1. Ema Andriani Marsanda (1911280058)


2. Selly Kartika Sari (1911280032)
3. Yowana Pitri Lestari (1911280034)

PRODI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
bukti bahwa kami telah melaksanakan tugas mata kuliah “Persamaan Diferensial
Biasa” dengan judul “Persamaan Linear Orde Satu”. Serta untuk melatih kami
membiasakan diri untuk memahami,  menambah dan dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami
berharap dengan terselesaikannya makalah ini, kami dapat mengetahui lebih
dalam mengenai logaritma.

Kami sebagai penulis mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami mengharapkan saran dan
kritik demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bengkulu, Mei 2022

(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang di dalamnya
berisikan suatu fungsi yang tidak diketahui memiliki beberapa turunan dari
fungsi itu, dan memiliki peubah yang tidak diketahui. Sumber lain
mengatakan bahwa persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk
suatu fungsi sebagai hal untuk mengaitkannya dari fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde. Dari pemaparan tersebut dapat peneliti
simpulkan bahwasannya persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang
erat kaitannya dengan turunan dari suku-suku pada persamaan tersebut.
Persamaan diferensial pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yang
pertama Persamaan Diferensial Biasa (PDB), kedua Persamaan Diferensial
Parsial (PDP), namun materi yang biasanya diajarkan di pendidikan
matematika adalah persamaan diferensial yang pertama yaitu persamaan
diferensial biasa atau (PDB). Persamaan diferensial biasa di dalamnya terdapat
materi persamaan diferensial orde satu yang membahas beberapa hal seperti :
persamaan linier, persamaan Bernoulli, persamaan homogen, persamaan yang
dapat dipisahkan, persamaan eksak dan non eksak, serta faktor integrasi
sebagai cara menyelesaikan persamaan yang tidak eksak.
Untuk menguasai mata kuliah persamaan diferensial, mahasiswa
diharuskan menguasai materi prasyarat seperti kalkulus diferensial dan
kalkulus integral, karena mata kuliah persamaan diferensial sangat berkaitan
erat dengan konsep-konsep diferensial/turunan dan integral. Jika mahasiswa
tidak menguasai konsep diferensial dan integral kemungkinan besar
mahasiswa tidak akan mampu menguasai materi persamaan diferensial atau
dengan kata lain mahasiswa akan mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal
persamaan diferensial. Masalah pengetahuan prasyarat ini telah dijelaskan
oleh Pazzami, dan ia menyatakan bahwa informasi awal akan sangat
mempengaruhi mahasiswa terhadap kelancaran dalam memahami konsep
selanjutnya. Jadi, dengan sederhana dikatakan bahwa bagi mahasiswa yang
sudah memahami konsep turunan dan integral akan mudah mempelajari materi
persamaan diferensial, dan sebaliknya bagi mahasiswa yang masih belum
menguasai konsep turunan dan integral akan sulit mempelajari materi
persamaan diferensial.
Persamaan diferensial memiliki banyak peranan penting dalam macam-
macam ruang seperti ekologi, ekonomi, teknik, biologi, fisika dll. Hal ini
karena persamaan diferensial membantu untuk membangun model matematika
tertentu dari fenomena-fenomena alam yang ada di dunia nyata serta untuk
mencari solusi dari permasalahan yang terjadi.
Melihat seberapa besar penting  persamaan diferensial dari berbagai
macam  ilmu, baik dalam bidang SAINS maupun teknologi.  Maka kami
menulis makalah yang berjudul persamaan diferensial linear orde satu. Tidak
hanya itu makalah ini dibuat sebagai salah satu kelengkapan mengikuti mata
kuliah persamaan diferensial biasa yang telah ditugaskan oleh dosen
Pengampuh mata kuliah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan persamaan differensial orde satu?
2. Apa yang dimaksud dengan persamaan differensial Bernoulli?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan persamaan differensial
orde satu.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan persamaan differensial
Bernoulli.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan Diferensial Linear Order Pertama


Bentuk umum :
y '+ p (x )y = q (x )

disebut persamaan diferensial linear order pertama, y dan y’ bersifat linear


sedangkan p ( x) dan q ( x) sebarang fungsi dalam x . Jika q ( x) = 0 , maka

y '+ p (x )y = 0

disebut persamaan diferensial linear homogen.

Jika q ( x) ≠ 0 , maka

y '+ p (x )y = q (x )

disebut persamaan diferensial linear tak homogen.

1. Menentukan penyelesaian persamaan diferensial linear homogen dan


persamaan diferensial tak homogen.
a. Penyelesaian persamaan diferensial linear homogen
y '+ p (x )y = 0
dy
+p(x)y=0
dx
dy
= − p ( x ) y ⇒ dy = − p( x ) ydx
dx
1
dy = − p( x ) ydx
y
1
∫ dy = − ∫ p( x ) dx
y
In y = − ∫ p( x ) dx + c
y(x) = ce − ∫ p( x ) dx
dimana: c = e c jika y > 0
c =  e c jika y > 0
c = 0 yang menghasilkan penyelesaian trivial y = 0.
Jadi penyelesaian persamaan diferensial linear homogen order pertama:
y '+ p (x )y = 0
adalah fungsi y(x) = ce − ∫ p( x ) dx
b. Penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen
y '+ p (x )y = q (x ) , dimana q ( x) ≠ 0
dy
+ p ( x ) y = q ( x) , dikalikan dx
dx
dy + p ( x ) ydx = q ( x )dx
dy + p ( x ) ydx − q ( x ) dx = 0
dy + ( py − q ) dx = 0
( py − q ) dx + dy = 0.
Andaikan py − q = P dan 1 =Q , maka ( py − q ) dx + dy = 0 dapat
dibentuk menjadi
Pdx + Qdy = 0 .
Jika P ≠0 , suatu faktor pengintegralan
1
P(x) =
f
1
P(x) dx = df
f
1
∫ P(x) dx = ∫ df
f
In  f  = ∫ P(x) dx
f(x) = e ∫ P(x) dx., ∫ P(x) dx = h(x) ⇒ P( x ) = h '(x).
Sehingga:
f ( x ) = e h(x).
Dengan demikian, persamaan diferensial y '+ p (x )y = q (x ) dikalikan dengan
f ( x ) = eh ( x ) diperoleh bentuk
(y '+ p (x )y )e h ( x ) =q (x )eh ( x ) ,
disederhanakan menjadi
e h (y '+ py )=qeh , dimana p = h ',
sehingga :
e h (y '+ h 'y )=qeh .
Selanjutnya:
( e h y ) '= e h y +' e h h 'y ,
maka diperoleh:
( eh y ) '= qeh
∫ ( e h y )'dx = ∫ qe h dx
e h y = ∫ qe h dx +c
Jadi,
y = e −h ∫ qe h dx +c ,
dimana h = ∫ p ( x )dx .
Dengan demikian, penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen
y '+ p (x )y = q (x )
adalah fungsi
y = e −h ∫ qe h dx +c .
Contoh soal 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial linear homogen y '+ y = 0.
Penyelesaian:
y '+ y = 0
∫ P (x) dx = ∫ dx = x+ c
Konstantan c diperhitungkan sama dengan nol.
Rumus penyelesaian:

−∫ P ( x ) dx
y ( x ) = ce

= ce−x .
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial linear homogen y '+ y = 0
adalah fungsi
y ( x ) = ce−x .
Cek ulang:
y ( x ) = ce− x ⇒ y '(x )=−ce−x ,
Sehingga
y '+ y =−ce− x + ce−x = 0 (benar).
Contoh soal 2:
1
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial tak homogen y ' + y = −
x
4
. Tentukan pula penyelesaian khususnya, jika diberikan nilai awal
x
y(1) = 0.
Penyelesaian:
1 4 1 4
y'+ y=− ; p(x) = , q(x) = − .
x x x x
1
h ( x ) = ∫ p ( x ) dx = ∫ dx = ln | x |
x
1
e h = e ln | x | = x ⇒ e −h =
x
Sehingga
y = e −h ∫ e h q ( x )dx +c

=
1
x [∫ ( ) ]
x
−4
x
dx +c

c
= −¿ 4 +
x
.
1
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen y ' + y =
x
4 c
− adalah fungsi y = −¿ 4 + .
x x
Penyelesaian khusus jika diberikan nilai awal y(1) = 0 ,
c
0=−4+ ⇒c=4.
1
Jadi, penyelesaian khususnya:
4
y=−4+ .
x
LATIHAN:
Tentukan penyelesaian umum bagi persamaan diferensial berikut.
1. y ' − y = 3
2. y ' − y cot x = 0
3. y ' + ay = e−ax a : konstanta

4. xy ' + 2y = 2ex2
5. xy ' + y = 2x

Tentukan penyelesaian khusus bagi persamaan diferensial berikut


dengan nilai awal yang diberikan.

1. y '− 2y = ex , y(1) = 0

2. y '+ 2y = (x + 2)2 , y(0) = 0

3. y '− x 3 y =−2x3 , y(0) =1

4. y '+ y tan x = 2x cosx , y(0) =−1

5. xy ' = (1+ x )y , y (2) = 6e2

2. Terapan Persamaan Diferensial Order Pertama


Bidang-bidang terapan persamaan diferensial adalah kajian-kajian sains
(fisika, kimia, biologi) dan teknologi: otomotif, listrik, sipil, dan
sebagainya.

(Laju pertumbuhan, peluruhan, tingkat suku bunga)

Contoh soal 1:
Terapan pada bidang fisika
Hukum pendinginan Newton diformulasikan sebagai :

dT
= −k (T −T1 ) , k: konstanta
dt
T(t) adalah suatu benda yang ditempatkan dalam medium yang sukunya
tetap T1.
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial di atas jika suku awal benda
T(0) = T0.
Penyelesaian:
dT
= −k (T −T1)
dt
= − kT +kT1 )
dT
+ kT = kT1
dt
Faktor pengintegralan f(t) = e ∫ k dt = e kt
sehingga:
dT
+ kT = kT1 (dikalikan e kt),
dt
dT
e kt + e kt kT = e kt kT1,
dt
d
(Te kt) = kT1e kt,
dt
d
∫ (Tekt) dt = ∫ kT1ektdt,
dt
1
Tekt = kT1ekt + c ,
k
c
T=T1 +
e kt

Nilai awal = suhu benda : T(0) = T0 sehingga

c
T0 =T1 + i⇔ c = T –T
e kt

T 0−T
Jadi, penyelesaiannya adalah T=T1 + kt
1

Contoh soal 2:
Terapan pada bidang Kimia.
Bak penampung cairan mula-mula berisi 120 galon air garam dapur NaCl.
Larutan tersebut mengandung 75 pon garam. Kemudian larutan air garam
yang mengandung 1,2 pon garam per gallon dialirkan ke dalam tangki
dengan laju 1 galon per menit dan dalam waktu yang bersamaan, air garam
dalam bak dialirkan keluar dengan laju 1 galon per menit. Jika larutan iar
garam di dalam bak dipertahankan supaya homogen dengan cara diaduk,
tentukan kandungan garam di dalam tangki setelah 1 jam.

Penyelesaian:

Andaikan kandungan air garam di dalam bak pada waktu t adalah y pon,
berarti tambahan aliran yang masuk 1,2 pon garam per menit dan yang
1
keluar y. Sehingga dapat dibentuk pemodelan matematis dalam bentuk
60
persamaan diferensial:

dy 1
= 1,2 − y,
dt 60

dy 1
+ y = 1,2.
dt 60

t
Digunakan factor pengintegralan f ( y , t ) = e 60 .

Sehingga:

dy 1 t
+ y = 1,2 (dikalikan e 60 ),
dt 60

t
dy t 1 t
e 60
+e 60 y = 1,2 e 60 ,
dt 60

d t t
(e 60 ) = 1,2 e 60 ,
dt

d t t
∫ (e 60 )dt = ∫ 1,2 e 60 dt ,
dt

t t
ye 60 = 1,2.60e 60 + c,
t
72e 60 c
y= t + t

e 60 e 60

Nilai awal : y(0) = 75 pon garam, berarti y = 75 jika t = 0 sehingga

c
75 = 72 + ⇒ c = 3.
1

Jadi, kandungan garam did lam bak setelah satu jam = 60 menit adalah

3
y = 72 +
e

= 73,104 pon.
B. Persamaan Diferensial Bernoulli
Persamaan ini adalah salah satu dari persamaan diferensial order
pertama yang memiliki bentuk umum:
dy
+ A (x)y = B (x)yn
dx
Dengan A, B merupakan suatu fungsi dari x atau konstanta, dan n adalah
bilangan real. PD Bernoulli dapat diselesaikan secara analitik dan numerik.
Metode numerik adalah metode yang berlaku secara umum yang dapat
menyelesaikan permasalahan matematika yang rumit dan sederhana.
Penyelesaian PD Bernoulli menggunakan metode numerik menghasilkan
suatu nilai penyelesaian yang mendekati nilai penyelesaian analitik dan jarang
menghasilkan nilai penyelesaian yang eksak, sehingga nilai penyelesaian yang
diperoleh disebut dengan nilai hampiran.
Untuk menentukan solusi dari persamaan Bernoulli, perhatikan
langkah-langkah berikut:
−n dy 1−n
a. Bagi kedua ruasnya dengan y n, diperoleh y + P y =Q
dx
b. Misalkan z= y 1−n
dz dy
=( 1−n ) y−n
dx dx
Kalikan persamaan (a) dengan (1-n), diperoleh:
dy
( 1−n ) y −n + (1−n ) P y1−n =( 1−n ) Q
dx
Substitusikan dengan persamaan (b), diperoleh:
dz
+ P z=Q1
dx 1
dengan P1=( 1−n ) P dan Q1=( 1−n ) Q, yang merupakan fungsi x.
c. Integrasikan persamaan baru tersebut, kemudian substitusikan kembali
1−n
z= y
Contoh:
Selesaikan persamaan differensial berikut!
dy 1
+ y=x y 2
dx x
Penyelesaian:
Bagi terlebih dahulu persamaan dengan y 2 , diperoleh:
−2 dy 1 −1
y + y =x
dx x
Misalkan z= y 1−n, dalam hal ini n=2⇒ z= y−1
dz dy
Differensialkan: =− y−2 , dan substitusikan ke persamaan yang telah
dx dx
dibagi dengan y 2, diperoleh:
dy 1 −1 dy 1
y−2 + y =x ⇒− y−2 − y−1=x
dx x dx x

dz 1
− z=−x
dx x

Selesaikan dengan faktor integrasi, diperoleh: z=cx−x 2

Substitusikan kembali z= y −1:

−1 2
y =cx−x

y=¿
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penyusun dapat mengemukakan simpulan
sebagai berikut.
1. Bentuk umum : y '+ p (x )y = q (x ) disebut persamaan diferensial linear
order pertama, y dan y’ bersifat linear sedangkan p ( x) dan q ( x) sebarang
fungsi dalam x . Jika q ( x) = 0 , maka y '+ p (x )y = 0 disebut persamaan
diferensial linear homogen. Jika q ( x) ≠ 0 , maka y '+ p (x )y = q (x )
disebut persamaan diferensial linear tak homogen.
2. Persamaan Differensial Bernoulli adalah salah satu dari persamaan
diferensial order pertama yang memiliki bentuk umum:
dy
+ A (x)y = B (x)yn
dx
Dengan A, B merupakan suatu fungsi dari x atau konstanta, dan n adalah
bilangan real. PD Bernoulli dapat diselesaikan secara analitik dan numerik.
Metode numerik adalah metode yang berlaku secara umum yang dapat
menyelesaikan permasalahan matematika yang rumit dan sederhana.

B. Saran
Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial
linear orde satu baik dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya.
Karena dengan menguasai  persamaan diferensial linear orde satu, kita akan
lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam persamaan diferensial biasa.
Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik turunan maupun
teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus
sebelumnya. Hal ini agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal –
soal persamaan diferensial biasa, karena dalam persamaan diferensial sangat
berkaitan dengan turunan dan integral.
DAFTAR PUSTAKA

Chrysmawati Lysta. (2014). Persamaan Differensial Peubah Terpisah Dan


Reduksi Menjadi Bentuk Persamaan Terpisah.
https://www.academia.edu/9053043/persamaan_differensial_biasa_orde_1

Djojodihardjo H. Metode Numerik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2000

Herdiana heris, dkk. (2002). Persamaan Differensial. Bandung: Pustaka Setia


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19580
4011985031.ASEP_SYARIF_HIDAYAT/
PERSAMAAN_DIFERENSIAL_I.pdf

Ifa Dame Sihombing, (2020). Persamaan Differensial. Medan : Diktat Kuliah

Munir R. Metode Numerik. Bandung: Informatika; 2003.

Stroud KA, Booth DJ. Matematika Teknik. Bondan A, alih bahasa. Ed ke-5. Jilid
II. Jakarta: Erlangga; 2003.

Anda mungkin juga menyukai