Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PROGRAM KERJA

1.1 Program Bidang Ketahanan Pangan


1.1.1 Pengertian Program Bidang Ketahanan Pangan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) program adalah
rancangan mengenai asas serta usaha (ketatanegaraan, perekonomian,
dan lain-lainnya) yang akan dijalankan. Sedangkan pengertian bidang
menurut KBBI adalah kata penggolong bagi barang-barang yang luas
seperti tanah, sawah, dan ladang. Sedangkan menurut KBBI
ketahanan adalah perihal tahan (kuat). Pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, dan lain-lainnya. Jadi dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa program bidang
ketahanan pangan adalah rancangan yang akan dijalankan dalam
bentuk ketahanan (kuat) dalam bidang tanah, sawah, ladang yang
menghasilkan sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, dan lain-lainnya.

1.1.2 Program Bidang Ketahanan Pangan Yang Diadakan Kampus


IAIN Bengkulu
Program bidang ketahanan pangan yang diadakan kampus iain
bengkulu ini meliputi:
a. Budidaya tanaman palawija, meliputi:
1) Ubi kayu (singkong)
2) Ubi jalar
3) Jagung
b. Budidaya tanaman obat, meliputi:
1) Temulawak
2) Temu ireng
3) Jahe merah
c. Budidaya sayur mayur, meliputi:
1) Kangkung
2) Bayam
3) Sawi
4) Ketimun
5) Terong
6) Tomat
7) Cabe
8) Paria/Pare
9) Kambas atau kisik
10) Kacang panjang
d. Budidaya perikanan, meliputi:
1) Ikan lele

1.1.3 Program Bidang Ketahan Pangan Kelompok 35 (Ubi Jalar)


Dimana kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ketahanan pangan
yang di lakukan kampus IAIN Bengkulu ini bermaksud untuk
membantu ketahanan pangan di provinsi Bengkulu yang mengalami
krisis ekonomi karena kasus covid-19. Dimana hasil dari kegiatan
kuliah kerja nyata yang dilakukan mahasiswa/i IAIN Bengkulu ini
nanti akan diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu maupun
ke panti-panti asuhan yang ada di sekitar IAIN Bengkulu.
Ketahanan pangan yang di lakukan di area kampus IAIN
Bengkulu ini dibagi dalam 45 kelompok dimana kelompok 1-35
melakukan program ketahanan pangan dalam bentuk pertanian
sedangkan kelompok 36-45 dalam bidang ketahanan pangan
perikanan. Dimana bidang ketahanan pangan yang dilakukan
mahasiwa/i kuliah kerja nyata (KKN) kelompok 35 lakukan yaitu,
terdapat pada bagian a, budidaya tanaman palawija (ubi jalar). Selain
itu, alasan mengapa pihak kampus mengambil keputusan untuk
melakukan KKN tahun ini di kampus karena pada saat ini negara kita
Indonesia sedang mengalami pandemi Corona atau Covid-19 yang
dapat membahayakan seluruh mahasiswa KKN jika dilakukan diluar
kota Bengkulu, KKN yang dilakukan di kampus ini juga dapat
memudahkan panitia untuk mengontrol mahasiswa yang sedang
melakukan KKN sehingga sesuai dengan protokol yang telah
ditentukan.
Menurut wikipedia ubi jalar merupakan ras lokal asal kecamatan
Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Ubi jalar ini popular dikalangan
konsumen semenjak tahun 1990 an. Tanaman merambat in merupakan
bahan makanan pokok, jika dibandingkan dengan nasi beras putih, ubi
jalar lebih baik dan kaya manfaatnya karena ubi jalar memiliki sekala
indeks glikemik (makanan menjadi gula dara). Dalam ubi jalar juga
banya varian terutama pada ubi yang berwarna ungu, karena dalam
ubi ungu ini memiliki kandungan yang lebih baik dari ubi lainnya,
disamping kaya manfaat juga banyak olahan menjadi bahan makanan.
Ubi ungu salah satunnya sumber anthocyanin dan vitamin c ,
keduanya merupakan antioksidanya sangat kuat yang telah terbukti
melindungi dari kerusakan sel dan kanker juga mengandung gizinya
yang sangat melimpah. Adapun manfaat ubi jalan ini adalah sebagai
sumber energi, mampu menstabilkan kadar guka dalam darah dan
untuk menjaga kesehatan jantung. Maka dari itu panitia KKN memilih
tanaman ubi jalar.
Namun kegiatan budidaya ubi jalar di kampus IAIN Bengkulu
ini bukan untuk perjual belikan. Namun setelah tanaman ubi jalar siap
untuk dipanen maka hasilnya akan dibagikan kepanti asuhan dan
masyarakat kurang mampu disekitar IAIN Bengkulu. Dimana hal itu
sesuai dengan tujuan kampus mengadakan KKN dalam bentuk
ketahanan pangan yaitu, untuk membatu perekonomian di kota
Bengkulu khususnya dalam bentuk pangan.
a) Persiapan
1) Bibit
Penyiapan bibit dalam budidaya ubi jalar bisa dilakukan
dengan dua cara, yakni cara generatif dan vegetatif. Pertama
adanya perbanyakan melalui umbi. Caranya pilih umbi
berkualitas baik dan sehat, kemudian dibiarkan ditempat
lembab dan teduh hingga keluar tunasnya. Cara kedua adalah
perbanyakan vegetatif dengan cara di stek. Calon indukan
diambil dari tanaman yang berumur diatas dua bulan dengan
ruas yang pendek – pendek caranya, potong batang tanaman
kira – kira 15 – 25 cm . maka dengan ini kami menggunakan
sistem vegetatif.
2) Lahan
Sebelum melakukan penanaman ubi jalar maka hal
utama yang harus disiapkan yaitu menyiapkan lahan. Pertama
lahan di bersihkan terlebih dahulu dari rumput dan daun –
daun kering. Setelah itu melakukan pengukuran untuk setiap
baris lahan . Setelah itu tanah di gemburkan dengan cara di
cangkul lalu dibuat gundukan atau guldan dengan jarak
setengah meter untuk jarak setiap barisnya dan dengan tinggi
satu baris yaitu 20 - 30 cm dan panjangnya 12 m. Setelah itu
dibuat siring untuk menuju pembuangan agar air tidak
menggenang.
b) Cara penanaman
Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan
pada awal musim hujan, atau pada awal musim kemarau bila
keadaan cuaca normal. Bibit yang telah disiapkan, dibenamkan
kira-kira 2/3 bagian, ditimbun dengan tanah kemudian disirami air.
Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke
satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian batang
yang ada daunnya tersembul di atas bedengan. Pada tiap bedengan
ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 15 cm. Untuk areal
seluas 10x15 dibutuhkan bibit kurang lebih 200 batang.
c) Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi
jalar harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati
atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera
disulam. Cara menyulam dengan mencabut bibit yang mati,
kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam
sepertiga bagian pangkal ditimbun tanah. Penyulaman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar
matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
Bibit untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau
ditanam ditempat yang teduh.
2) Penyiangan dan Pembumbunan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman
ubi jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma).
Gulma merupakan pesaing tanaman ubi jalar, terutama dalam
pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahari.
Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi. Setelah
dilakukan penyiangan maka dilakukan pembumbunan, yaitu
menggemburkan tanah dan kemudian ditimbunkan pada
guludan tersebut. Pembubunan tanah biasanya dilakukan pada
umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman
berumur 2 bulan. Cara penyiangan dan pembumbunan meliputi
tahap-tahap sebagai berikut:
Rumput liar (gulma) dibersihkan dengan cara kored atau
cangkul secara berhati-hati agar tidak merusak akar tanaman
ubi jalar. Tanah disekitar guludan digemburkan dengan cara
memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke
dalam saluran antar guludan. Tanah ditimbunkan kembali ke
guludan semula, kemudian diairi hingga tanah cukup basah.
3) Pemupukan
Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula dibuat
larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari
batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian pupuk disebarkan
secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah.
Apabila akan diberikan pupuk hayati, maka sebaiknya
diberikan pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu, 6
minggu dan 9 minggu setelah tanam. Pemberian masing-
masing dengan cara mencampurkan merata di tanah disekitar
perakaran. Pemberian pupuk hayati tidak bersamaan atau di
campur dengan bahan kimia, diberi tenggang waktu selama 3
atau 5 hari Sebelum atau sesudah aplikasi pupuk kimia atau
pestisida.
4) Pengairan dan penyiraman
Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan,
fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah
yang cukup memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan
tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit
hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan
keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih
diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-
2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi,
yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi
atau dihentikan. Waktu pengairan yang paling baik adalah
pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber airnya
memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali.
Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah
menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
5) Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah
tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain:
bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan
kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya
enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar
didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar
lokal berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan,
sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur
4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3
bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan.
Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan
hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan
kenaikan hasil ubi.
Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai
berikut: Batang ubi jalar diotong (dipangkas) dengan
menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya
disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan. Guludan
digali dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya. Ubi jalar
dimbil dan kumpulkan di suatu tempat pengumpulan hasil. Ubi
dibersihkan dari tanah atau kotoran dan akar yang masih
menempel. Ubi disortasi dan diseleksi dan berdasarkan ukuran
besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang
seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang
oleh hama atau penyakit. Dimasukkan ke dalam wadah atau
karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan
(pengumpulan) hasil.
1.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah yang wajib diikuti
oleh mahasiswa yang telah memasuki semester atas. Dikutip dari Wikepedia
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian
kepada masyarakat oleh  mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan
sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai
dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. Direktorat Jenderal Tinggi
di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan
KKN sebagai kegiatan intrakulikuler yang memadukan tri dharma perguruan
tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Biasanya KKN itu dilaksanakan di Desa-Desa dan dijadikan sebagai sebuah
program pengabdian kepada masyarakat.
Namun, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu sedikit
berbeda dengan KKN yang dilaksankan pada tahun sebelumnya. IAIN
Bengkulu melaksanakan KKN Daring dan KKN PKP. Nah, Kelompok 35
sendiri mendapatkan KKN PKP. Dimana KKN PKP ini merupakan KKN
yang dilaksanakan di Kampus dan membudidayakan sayuran dan pangan.
Kelompok 35 melaksanakan budidaya ubi jalar yang dilaksanakan selama
kurang lebih 2 bulan terhitung dari tanggal 20 Juli sampai dengan 20
September.
Dalam proses pembudidayaan ubi jalar Kelompok 35 menemui
beberapa faktor yang mendukung dan menghambat terlaksanya proses
pembudidayaan. Akan Tetapi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di IAIN Bengkulu
tepatnya pada kelompok 35, alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar. Hal
tersebut tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor Pendukung
faktor pendukung kegiatan sehingga bisa berjalan dengan lancar, diantaranya
yaitu sebagai berikut:
a. Mendapatkan dukungan dan arahan dari pembimbing menjadi salah satu
faktor pendukung dan penyemangat bagi kami, sehingga program yang
kami lakukan dapat berjalan dengan lancar.
b. Jalinan komunikasi dan silaturahmi antara anggota dan pembimbing yang
baik sehingga memudahkan untuk melaksanakan program.
c. Sikap bergotong royong, bertanggung jawab dan kekeluargaan yang
terjalin sangat baik antara anggota.
d. Kekompakan anggota dalam melaksanakan program kegiatan bersama
kelompok.
e. Mendapatkan peralatan pertanian dari pihak panitia merupakan salah satu
faktor pendukung bagi kami dalam pengelolahan lahan.
f. Masih banyaknya hutan di sekitar lahan merupakan salah satu faktor
pendukung bagi kami untuk mendapatkan kayu, sehingga kami tidak
perlu membeli pancang untuk membuat pondok dan membuat pagar.
g. Adanya kolam yang terletak di dekat lahan sehingga memudahkan kami
untuk mengambil air untuk menyiram tanaman.
Faktor penghambat
Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambar alam pelaksanaan
program KKN-PKP, adapun beberapa faktor yang menjadi penghambat yaitu
sebagai berikut:

a. Kondisi tanah yang padat dan kuning, banyaknya akar pohon menjadi
salah satu faktor penghambat, maka dari itu kami harus membuang akar-
akar tersebut dan melakukan penggemburan tanah berkali-kali.
b. Kondisi tanah yang gersang yang mengakibatkan tidak adanya cacing
untuk menyuburkan tanah hal itulah yang menjadi penghambat dalam
bercocok tanam, sehingga kami harus rutin melakukan penyiraman dan
penyampuran skam padi, pupuk kandang dan solid (limbah sawit).
c. Tidak adanya pembagian bibit ubi jalar dari pihak panitia atau pihak
kampus, sehingga kami harus mencari bibit sendiri ke tempat lain.
d. Lokasi yang kurang strategis sehingga membuat kami sulit untuk pergi
kelahan.
e. Tidak ada pepohonan disekitar lahan sehingga mengakibatkan lahan yang
cukup gersang dan tidak adanya tempat untuk berlindung

1.3 Evaluasi Program Kerja


Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program (Arikunto, 2012).
Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang
direncanakan. Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan untuk
melihat pencapaian target. Untuk menentukan seberapa jauh target program
sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah
dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan.
Pada saat pandemi covid-19 pihak kampus IAIN Bengkulu telah
melaksanakan KKN dengan sangat efektif. Dimana pihak kampus
mempersiapkan tanah seluas 15x10 meter untuk setiap kelompok KKN
Perkebunan. Dimana program kerja yang dilakukan budidaya ubi jalar
kelompok 35 adalah sebagai beriku:
a. Persiapan lahan KKN-PKP
Persiapan lahan KKN-PKP bertujuan untuk memperluas lahan dan
membersihkan lahan sehingga memudahkan dalam proses penanaman
bibit ubi jalar. Hal ini dilakukan oleh semua anggota KKN-PKP
kelompok 35. Persiapan lahan KKN-PKP di kampus IAIN Bengkulu pada
tanggal 13 juli 2020.
b. Kebersihan lahan KKN-PKP
Kerja bakti lahan KKN-PKP kelompok 35 mulanya melihat kondisi lahan
yang tidak terawat dan sudah lama tidak dibersihkan sebelumnya karena
lahan itu belum pernah dipakai, KKN-PKP kelompok 35 melakukan kerja
bakti lahan agar tercipta suasana lahan yang lebih nyaman dan bersih
untuk melaksanakan bercocok tanam yang akan dilaksanakan anggota
KKN-PKP kelompok 35 untuk 45 hari kedepannya. Dilakukan pada
tanggal 14 juli 2020
c. Pemasangan pancang, waring dan pembuatan pondok KKN-PKP
Mengingat lahan KKN-PKP ini berdampingan dengan lahan kelompok
lain sehingga kami memasang pancang dan tali supaya ada pembatas
lahan santara lahan yang lain dan lahan terlihat lebih jelas batas-
batasannya, tali ini juga bertujuan untuk menghindari berbagai ancaman
dari luar yang bisa membahayakan atau merugikan tanaman dan kami
juga membuat pondok untuk tempat bertedu. Dilakukan pada tanggal 15
juli 2020
d. Pepenggeburan tanah lahan KKN-PKP
Penggeburan tanah sangatlah penting untuk dilakukan karena melihat dari
kondisi tanah yang keras dan kuning, penggeburan ini bertujuan untuk
memudahkan untuk bertanam sehingga tanah terlihat subur dan rapi
karena penggeburan ini dibuat seperti gundukan lahan akan terlihat sangat
indah. Penggeburan tanah terhitung dari tanggal 16-18 juli 2020.
e. Pengambilan sekam padi
Mengingat kondisi tanah lahan KKN-PKP tanah kuning yang bisa
berdampak tanaman menjadi tidak subur, maka KKN-PKP kelompok 35
berinisiatif mencampurkan sekam padi dengan tanah lahan KKN-PKP
agar tanahnya gembur dan subur. Pengambilan sekam padi pada tanggal
19 juli 2020.
f. Pengambilan bibit tanaman
Setelah semua proses telah dilakukan program selanjutnya adalah
pengambilan bibit tanaman. Pengambilan bibit ini dilakukan oleh
perwakilan kelompok KKN-PKP kelompok 35. Dimana dalam
pengambilan bibit ubi jalar kita harus memilih tanaman ubi yang sudah
berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat dan normal,
batang tanaman dipotong sepanjang 20-25 cm,
g. Penyiraman bibit
Pada tanaman ubi jalar ini kelompok 35 melakukan penyiraman pada sore
hari hal ini dikarenaka untuk menghindari pembusukan pada tanaman bi
jalar. Penyiraman bibit ini dilakukan sesuai sihft yang telah dibuat.
f. Pemberian pupuk mutiara
Pemeberian pupuk mutiara pada tanaman ubi jalar dilaksanakan pada saat
tanaman berumur 40 hari.
Dimana program KKN-PKP ini dievaluasi secara langsung setiap
minggu sekali oleh para tim dan dosen pembimbing magang. Hal ini
bertujuan agar program yang dikerjakan dapat terarah dengan benar.

1.4 Rekomendasi
a. Kepada LPPMIAINBengkulu
1. Didalam proses pengenalan sampai pelaksanaan KKN-PKP di perlukan
alokasi waktu yang lebih lama agar perencanaan program kerja dan
pelaksanaan dalam kegiatan ini dapat berjalan lebih maksimal.

2. Pada pembekalan KKN-PKP yang diberikan sebaiknya lebih efektif


dan pengarahan sebaiknya dilakuka ndengan lebih efisien.

3. Pada pembekalan KKN-PKP sebaiknya dapat diikuti oleh seluruh


anggota kelompok atau tidak hanya perwakilan saja sehingga setiap
orang dapat memahami contoh solusi atas permasalahan yang
mungkin dihadapi dilokasi penempatan nantinya.

4. Pada pihak LPPM sebaiknya memberikan pengarahan yang jelas akan


alokasi dana yang diberikan untuk setiap individu.

5. Pada pihak LPPM sebaiknya memberikan rekomendasi perusahaan-


perusahaan yang dapat diberikan atau diajukan dalam pencarian dan
babantuan pendukung program kerja sehingga memudahkan
mahasiswa dalam mencari bantuan dana tambahan.
6. Jangka waktu dalam observasi lapangan serta pengumpulan laporan
sebaiknya diperpanjang dan disesuaikan dengan jadwal akademik
mahasiswa.

7. Pada pihak LPPM sebaiknya lebih meningkatkan koordinasi dengan


pihak Kampus utamanya DPL agar memberikan informasi yang lebih
jelas dan mengupayakan pendampingan dan pemantauan yang
maksimal.

8. Dalam memfasilitasi sarana pendukung bermanfaat atau hal terkait


baik pra maupun selama mengikuti kegiatan secara langsung KKN-
PKP agar mahasiswa mampu menjadikan KKN- PKP sebagai proses
pembelajaran dan bukanhanya sebagai syarat wajib kelulusan.

b. KepadaPeserta KKN-PKP Berikutnya

1. Mahasiswa hendaknya melakukan pendekatan yang lebih baik dengan


pihak-pihak terkait serta membangun hubungan yang lebih kuat agar
program kerja yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lebih
baik kepada masyarakat.
2. Melanjutkan, mengembangkan, dan memperbaiki program yang
dilakukan oleh peserta KKN-PKP sebelumnya.
3. Membuat program yang inovatif yang berpotensi dalam peningkatan
pembangunan masyarakat.
4. Melakukanpengamatanyang lebih rinci akan kondisi tempat
penempatan sehingga dapat menyusun program kerja yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga hasil yang
didapatkan menjadi lebih maksimal dan tepat sasaran.
5. Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dalam suatu
program kerja yang memiliki dampak positif bagi masyarakat
disekitar kampus IAIN Kota Bengkulu.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan lain-
lainnya. Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa program
bidang ketahanan pangan adalah rancangan yang akan dijalankan dalam
bentuk ketahanan (kuat) dalam bidang tanah, sawah, ladang yang
menghasilkan sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, dan lain-lainnya.
1. Faktor Pendukung
faktor pendukung kegiatan sehingga bisa berjalan dengan lancar,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Mendapatkan dukungan dan arahan dari pembimbing menjadi
salah satu faktor pendukung dan penyemangat bagi kami,
sehingga program yang kami lakukan dapat berjalan dengan
lancar.
b. Jalinan komunikasi dan silaturahmi antara anggota dan
pembimbing yang baik sehingga memudahkan untuk
melaksanakan program.
c. Sikap bergotong royong, bertanggung jawab dan kekeluargaan
yang terjalin sangat baik antara anggota.
d. Kekompakan anggota dalam melaksanakan program kegiatan
bersama kelompok.
e. Mendapatkan peralatan pertanian dari pihak panitia merupakan
salah satu faktor pendukung bagi kami dalam pengelolahan lahan.
f. Masih banyaknya hutan di sekitar lahan merupakan salah satu
faktor pendukung bagi kami untuk mendapatkan kayu, sehingga
kami tidak perlu membeli pancang untuk membuat pondok dan
membuat pagar.
g. Adanya kolam yang terletak di dekat lahan sehingga
memudahkan kami untuk mengambil air untuk menyiram
tanaman.

2. Faktor penghambat
Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambar alam pelaksanaan
program KKN-PKP, adapun beberapa faktor yang menjadi penghambat
yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi tanah yang padat dan kuning, banyaknya akar pohon menjadi
salah satu faktor penghambat, maka dari itu kami harus membuang
akar-akar tersebut dan melakukan penggemburan tanah berkali-kali.
b. Kondisi tanah yang gersang yang mengakibatkan tidak adanya cacing
untuk menyuburkan tanah hal itulah yang menjadi penghambat dalam
bercocok tanam, sehingga kami harus rutin melakukan penyiraman
dan penyampuran skam padi, pupuk kandang dan solid (limbah sawit).
c. Tidak adanya pembagian bibit ubi jalar dari pihak panitia atau pihak
kampus, sehingga kami harus mencari bibit sendiri ke tempat lain.
d. Lokasi yang kurang strategis sehingga membuat kami sulit untuk
pergi kelahan.
e. Tidak ada pepohonan disekitar lahan sehingga mengakibatkan lahan
yang cukup gersang dan tidak adanya tempat untuk berlindung
Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang
direncanakan. Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan untuk
melihat pencapaian target. Untuk menentukan seberapa jauh target
program sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang
sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan.
Rekomendasi menurut kelompok kami didalam proses pengenalan
sampai pelaksanaan KKN-PKP di perlukan alokasi waktu yang lebih
lama agar perencanaan program kerja dan pelaksanaan dalam kegiatan
ini dapat berjalan lebih maksimal. Pada pembekalan KKN-PKP yang
diberikan sebaiknya lebih efektif dan pengarahan sebaiknya dilakuka
ndengan lebih efisien.

B. Kritik Dan Saran


1. Peserta program KKN-PKP IAIN Bengkulu selanjutnya ada baiknya
melakukan observasi lapangan secara mendetail agar dapat
menentukan program kerja yang sesuai serta dapat merealisasikannya
sehingga dapat benar-benar membantu masyarakat.
2. Mahasiswa hendaknya mengetahui secara rinci akan prioritas
kebutuhan masyarakat dan menilai sumber daya yang ada untuk dapat
dimanfaatkan secara maksimal agar dapat memaksimalkan peran
mahasiswa dan juga masyarakat.
3. Program kerja agar dilakukan dengan bersungguh-sungguh agar
mencapai hasil yang maksimal dan dapat membantu masyarakat
dengan hasil panen yang didapat
4. Mahasiswa dapat melanjutkan, mengembangkan, dan membenahi
program yang dirintis oleh peserta KKN-PKP sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai