MAKALAH-WPS Office
MAKALAH-WPS Office
2022
Latar Belakang
Jika mencermati fenomena yang terjadi akhir- akhir ini pada remaja,marak sekali terjadi
kasus kriminalitas diantaranya tawuran antar pelajar,kenakalan di sekolah, begal dan
perampokan, pemerkosaan pada anak dibawah umur oleh para pelajar Sekolah
Menengah Pertama (SMP),dan kasus- kasus bullying. Hal-hal ini adalah gambaran
merosotnya moral remaja anak bangsa. F. B. Surbakti secara sederhana menjelaskan
latar belakang terjadinya kasus-kasus tersebut sebagai berikut: “Lemahnya pendidikan
kerohanian dapat menjadi salah satu pemicu remaja terlibat tindak kriminal…
merosotnya budi pekerti: para remaja yang tidak memperoleh didikan budi pekerti yang
memadai atau tidak peduli dengan budi pekerti pasti mengalami kesulitan dalam hal
menghargai ketertiban dan ketenteraman hidup bermasyarakat.”1Gagasan pendidikan
karakter membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Bangsa ini belum memberikan tempat dan hati bagi pengembangan pendidikan
moral. Tidak jarang dijumpai lulusan sekolah yang memiliki otak cerdas serta piawai
menghadapi soal-soal ujian, namun bermentalkan “penakut” bahkan memiliki perilaku
tidak terpuji. Patut disayangkan, anggaran pendidikan yang sangat besar yang ditunjang
program pemerintah ternyata belum mampu mencetak lulusan yang beriman, taqwa,
profesional serta memiliki karakter yang kuat seperti yang tertuang dalam Undang-
Undang Pendidikan Nasional pasal 3 No 20 tahun 2003. Maraknya tawuran, kasus
bullying, dan fenomena kriminalitas di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi,
menimbulkan sebuah tanda tanya besar akan realisasi fungsi Pendidikan Nasional.
Pendidikan Nasional yang pada hakikatnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
ternyata berbanding terbalik dengan realitas yang ada. Merupakan sebuah ironi, jika
bangsa yang selalu menjadi pemborong medali dalam setiap kompetisi olimpiade sains
internasional, namun di sisi lain, kasus siswa-siswi cacat moral seperti married by
accident, aksi pornografi, kasus narkoba, plagiarisme dalam ujian, dan sejenisnya
senantiasa marak menghiasi sejumlah media. Bukan hanya terbatas pada peserta didik,
lembaga-lembaga pendidikan maupun instansi pemerintahan yang notabene diduduki
oleh orang-orang penyandang gelar akademis pun tak luput terjangkit virus dekadensi
moral.
Kasus-kasus yang terjadi itu semata-mata dikarenakan kurangnya penanaman karakter
pada diri anak bangsa ini. Ratna Megawangi, mencontohkan bagaimana kesuksesan Cina
dalam menerapkan pendidikan moral sejak awal tahun 1980-an. Menurutnya,
pendidikan karakter adalah “untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good,
loving the good, and acting the good. Yakni, suatu proses pendidikan yang melibatkan
aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the
mind, heart, and hands.”² Penanaman moral bangsa perlu diintegrasikan dalam
pendidikan formal, sehingga akan didapatkan nilai-nilai kebaikan pada diri peserta didik
sejak dini.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN IMAN KRISTEN
Iman Kristen menjadi hal yang harus dimiliki oleh umat Kristen. Iman juga menjadi
syarat untuk mendapat keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Tanpa iman,
kehidupan rohani akan mati dan seseorang tidak dapat berkenan di hadapan Allah.
Pada dasarnya, iman Kristen adalah keyakinan yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
Iman Kristen merupakan tindakan percaya dan penyangkalan diri. Di mana
seseorang tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri, namun hanya bergantung
kepada Yesus. Di sisi lain, iman Kristen digambarkan sebagai dasar dari semua
harapan. Selain itu, iman juga menjadi bukti untuk sesuatu yang tidak bisa dilihat
secara jasmani.
Hal ini terkandung dalam Alkitab, tepatnya injil Ibrani 11:1 yang berbunyi:
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat."Ada beberapa hal yang mendasari iman Kristen. Salah
satunya adalah kepercayaan terhadap Yesus Kristus. Berikut adalah dasar-dasar dari
iman Kristen.
Dasar iman Kristen yang pertama adalah pendiri yang dapat dipercaya. Pendiri aliran
Kristen adalah Yesus Kristus. Di mana Yesus datang ke bumi untuk menggenapi
nubuat yang dimuat dalam Alkitab, yakni menebus dosa manusia dengan mati di
kayu salib.
2. PENGERTIAN MORAL
Moral adalah salah satu bagian dari tatanan hidup masyarakat. Kebanyakan orang
cenderung bertindak secara moral dan mengikuti pedoman sosial. Moralitas sering
kali menuntut orang mengorbankan kepentingan jangka pendeknya untuk
kepentingan masyarakat.
Moral adalah tata yang menyangkut budaya, keadilan, hingga sosial. Moral Adalah
prinsip yang memandu perilaku individu dalam masyarakat. Meski moral dapat
berubah seiring waktu, moral tetap menjadi standar perilaku yang digunakan untuk
menilai benar dan salah.
Moral adalah standar perilaku yang berlaku yang memungkinkan orang untuk hidup
secara kooperatif dalam kelompok. Moral mengacu pada sanksi masyarakat apa
yang benar dan dapat diterima. Orang yang melanggar standar moral adalah orang
yang disebut dengan amoral.
Moral adalah tata yang bisa berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Wilayah
geografis, agama, keluarga, dan pengalaman hidup semuanya mempengaruhi moral.
Moral adalah konsep yang bisa berubah seiring perkembangan manusia.
Pengertian moral secara umum
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Moral adalah
rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral adalah
ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan
sebagainya.
Menurut KBBI, moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral adalah standar perilaku yang berlaku yang
memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok. Moral
mengacu pada sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat diterima.
Kata moral juga sering disinonimkan dengan etika, yang berasal dari kata ethos
dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,
sikap, atau cara berfikir. Moralitas menggambarkan nilai-nilai tertentu dari
kelompok tertentu pada titik waktu tertentu. Kebanyakan moral tidak tetap. Mereka
biasanya bergeser dan berubah seiring waktu.
Pengertian Moral Menurut Para ahli
Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, moral adalah perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam
jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya
secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.
Baron, dkk
Moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang
membicarakan salah atau benar.
Chaplin
Moral adalah segala akhlak yang cocok dengan ketentuan sosial, atau mencantol
hukum atau adat kelaziman yang menata tingkah laku.
Hurlock
Moral merupakan suatu tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan
konsep konsep moral atau ketentuan perilaku yang sudah menjadi kebiasaan untuk
anggota sebuah budaya.
Immanuel Kant
Moral adalah sesuatu urusan kenyakinan serta sikap batin dan tidak saja hal sebatas
penyesuaian dengan sejumlah aturan dari luar, entah tersebut aturan berupa hukum
negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat.
Mewajibkan
Nilai moral mewajibkan secara absolut dan tak bisa ditawar-tawar.Sebagai contoh
adalah bila seseorang memiliki nilai estetis, makadia akan menghargai lukisan yang
bermutu, sebaliknya orang lainboleh saja tidak menghargai lukisan tersebut. Namun
pada nilaimoral, orang harus mengakui dan harus merealisasikan. Kewajiban
absolute melekat pada nilai-nilai moral, karena nilainilai ini berlaku bagi manusia
sebagai manusia.
Bersifat formal
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai moral membonceng pada nilai-nilai lain.
Hal ini berarti dalam merealisasikan nilai-nilai moral seseorang mengikut sertakan
nilai-nilai lain dalam suatu tingkah laku moral.
Macam-macam moralitas
Moralitas objektif
Moralitas subyektif
Moralitas intrinsik
Moralitas intrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatanmenurut
hakikatnya bebas dari setiap bentuk hukum positif.
Moralitas ekstrinsik
3. Degradasi Moral yang Mengancam Para Remaja Merupkan Tantangan bagi Orang
Beriman
“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-
anakku hidup dalam kebenaran.”*3 Yohanes 1:4*
Anak-anak adalah berkat dari Tuhan, mereka adalah milik pusaka Tuhan (Mazmur
127:3).
Sayangnya banyak orang tua yang tidak menyadari dan mengabaikan firman Tuhan
di atas.
Orang tua yang berada, merasa cukup bila mereka menyediakan gadget, smart
phone dan uang saku yang relatif besar bagi anak-anaknya. Mereka, suami dan istri
sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing dan menyerahkan anak-anak mereka
diasuh oleh asisten rumah tangga. Mereka juga tidak berkesempatan untuk
mengawasi pergaulan, perkembangan sikap mental dan perilaku anak-anak mereka.
Bagi orang tua semacam ini, tidak terbersit dalam benak mereka akan pentingnya
pendidikan agama dan budi pekerti.
Pantas bahwa pada zaman ini generasi muda mengalami degradasi moral.
Tadi pagi, di TVOne diberitakan ada seorang guru perempuan yang dianiaya oleh
murid SMP sehingga harus dirawat di rumah sakit karena kepalanya dihantam oleh
kursi plastik dan telinganya berdarah terkena lemparan hp. Kejadian di atas
disebabkan karena ditengah berlangsungnya pelajaran, sang murid bermain game di
hp, ketika dilarang malah membentak-bentak gurunya. Ketika hpnya dirampas oleh
sang guru, terjadilah penganiayaan tersebut. Pada bulan Pebruari yang baru lalu juga
terjadi pembunuhan seorang guru oleh muridnya sendiri di Sampang, Madura. Saat
ini, banyak murid yang tidak punya rasa hormat kepada guru mereka.
Berikut ini data bukti degradasi moral yang dilakukan oleh para remaja beberapa
tahun belakangan ini:
* 15 ~ 20 persen remaja di sekolah sudah melakukan hubungan sex bebas dan LGBT.
* 1,5 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun mengandung di luar pernikahan.
* Semakin banyak remaja pada usia 15-20 tahun yang terkena AIDS/HIV.
Di Lampung pada tahun lalu 28.8 persen berpotensi terserang HIV.
* Dari sekitar 270,000 pekerja sex perempuan (yang tercatat), 60 persennya terdiri
dari remaja dan perempuan muda.
* Setiap tahun ada 2.3 juta orang yang melakukan aborsi dan 20 persennya
dilakukan oleh remaja.
* Semakin meningkatnya remaja dan bahkan anak-anak yang menggunakan
narkoba.
* Semakin meningkatnya skala kejahatan remaja (pencurian, begal, pembunuhan,
mabuk-mabukan, pengedar narkoba, gang motor, tawuran, dan lain-lain)
Mengapa terjadi eskalasi kemerosotan moral tersebut?
* pola hidup hedonisme, di mana orang tua berlomba untuk hidup mewah (memiliki
super car, rumah mewah, hidup berfoya-foya di kelab-kelab malam, dll)
* Pengaruh kemajuan teknologi yang sangat pesat yang memberi motivasi yang
sangat kuat terhadap para remaja untuk meniru dan meninggalkan budaya bangsa
sendiri.
* Film-film/sinetron barat dan nasional yang tidak mendidik bahkan memberi contoh
negatif bagi para remaja/pemuda, seperti film Dilan (pemukulan guru) dan sinetron
Anak Langit (gang-gang motor yang tidak bermoral, fitnah, dll)
* Kurang efektifnya pendidikan agama dan budi pekerti di sekolah-sekolah.
* Gereja-gereja banyak ysng lebih fokus pada pembangunan gedung gereja yang
besar dan nyaman, khotbah-khotbah yang menarik (klasik/membosankan) dan
tidak/kurang memperhatikan *Christian moral development* bagi para
remaja/pemuda gereja.
Kita sebagai orang yang beriman dituntut untuk selalu berdoa untuk memohon
Tuhan memberikan hikmat dan pengertian yang benar kepada generasi muda kita
agar mereka memahami kehendak Tuhan, sehingga hidup mereka layak di hadapan
Tuhan serta berkenan di hadapan-Nya dalam segala hal (baca Kolose 1: 9~10).
*”Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang
pemburit,. . . . tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”*
*”Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.. . . mereka
akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterimakasih, tidak
mempedulikan agama. . . “*
Negara dan bangsa ini akan hancur bila generasi muda kita banyak yang tidak
bermoral. Bukan hanya tugas pemerintah dan institusi agama, tapi kita sebagai
individu harus memikul tanggungjawab.
Amin.
KESIMPULAN
SARAN