Apa Itu Project Charter
Apa Itu Project Charter
Project Charter dibuat di dalam proses Initiating. Dokumen ini berisi mengenai high-
level objectives, constraints, requirements, scope, risk, dan assumptions. Detail rencana
proyek yang berhubungan dengan Budget/ Money dan Time akan disiapkan setelah
Project Charter secara resmi disetujui oleh Project Sponsor.
1. Stetement of Work: deskripsi dari suatu produk atau jasa yang akah dihasilkan
kepada Customer dari suatu proyek.
2. Business Case: informasi penting dari suatu organisasi/ perusahaan membuat
atau menjalankan suatu proyek.
3. Agreements: bisa berupa MoU (Memorandums of Understanding), SLA (Service
Level Agreement), verbal agreement, email ataupun kesepakatan lainnya dengan
Customer.
4. Enterprise Environmental Factors: bagaimana organisasi/ perusahaan
menjalankan suatu bisnis, seperti standard industri, peraturan pemerintah,
budaya perusahaan dan kondisi pasar saat ini.
5. Organizational Process Assets: proses di dalam organisasi/ perusahaan, template
documents yang dimiliki dalam project management, pengetahuan dan
pengalaman yang didokumentasikan di dalam lesson learned.
4 hal penting yang perlu ada di dalam Project Charter:
Business Case adalah penjelasan kenapa proyek diadakan oleh suatu organisasi/ perusahaan, seperti
berapa besarnya proyek dan apa keuntungannya bagi organisasi, dan bisnis yang akan didapat di masa
depan dari adanya proyek ini.
Deliverables adalah produk atau jasa yang dihasilkan dari suatu proyek kepada Customer. Deliverable
biasanya memiliki tenggat waktu (due date), jelas/ berwujud (tangible), terukur (measurable) dan
spesifik (specific).
Constraint adalah hambatan yang muncul yang harus dihadapai oleh Project Manager dan team
members. Hambatan yang paling umum dihadapai adalah yang berhubungan dengan Scope, Schedule
dan Cost. Hal ini juga dikenal dengan nama “Triple Constraint).
Assumption adalah keputusan sementara yang dibuat sebagai kompensasi atas informasi yang belum
didapatkan atau hal-hal yang kita yakini benar berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan/ atau
informasi yang diberikan oleh anggota tim kami atau stakeholders.
Project Charter Template
Jika anda bekerja dengan struktur organisasi matrix, kemudian team anda tidak
melaporkan hasil kerjanya ke anda. Mereka melaporkan hasil kerjanya ke Functional
Manager, dan mungkin melakukan pekerjaan lainnya yang tidak berhubungan dengan
proyek. Tetapi ketika anda menjadi Project Manager, secara efektif anda adalah atasan
mereka. Jadi, bagaimana supaya team yang berada di bawah Functional Manager
melaporkan hasil kerjanya kepada anda? Anda butuh yang namanya Authorization, dan
itulah fungsinya Project Charter. Jika anda memiliki autorisasi, maka semua tim proyek
di bawah anda wajib melaporkan hasil kerja proyek kepada anda. Selain itu juga anda
memiliki wewenang terhadap penggunaan budget dan sumber daya yang ada. Hal ini
tidak hanya di struktur organisasi matrix. Ini penting untuk mengetahui siapa yang
akan menjadi Person in Charge di dalam proyek dan resources apa saja yang tersedia
ketika anda mengelola suatu proyek.