Infeksi Odontogen
Infeksi Odontogen
Oleh
PUSKESMAS MOROKREMBANGAN
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Surabaya, ………………
ii
KATA PENGANTAR
kenaikan pangkat jenjang kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dari golongan IV/b
ke Golongan IV/c.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
2.2 Etiologi............................................................................. 4
2.9 Prognosis......................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi yang berasal dari gigi atau struktur pendukung gigi adalah infeksi
odontogenik, merupakan salah satu infeksi yang seringkali kita jumpai pada
periodontal dimana penyakit ini bisa menyebar ke jaringan sekitar atau gigi
tetangga ke wajah, rahang dan leher. Menurut penelitian Sanchez dkk di Madrid,
33,8% pencetus infeksi odontogenik berasal dari bakteri. Terdapat beberapa faktor
normal mulut, jenis kelamin dan usia. Berdasarkan sebuah penelitian tentang
Maxillofacial Service Centres, United Kingdom, dari 25 pasien yang diteliti, 80%
merupakan perokok, 16% mengkonsumsi lebih dari 25 unit alkohol per minggu
dan 24% memiliki penyakit sistemik. Penelitian yang dilakukan oleh Davis B di
yang paling sering dilaporkan dalam bidang kedokteran gigi. Di antara itu infeksi
dalam dan dapat berakibat fatal atau mengancam jiwa sehingga memerlukan
yang ditimbulkan akibat kebersihan mulut dan gigi yang buruk dengan melakukan
kesulitan, hal ini disebabkan karena anatomi leher yang rumit, etiologi
dan metronidazol), analgesik dan cairan sebelum tindakan bedah drainase serta
nonsteroid yang tidak tepat mungkin bisa menghilangkan tanda-tanda infeksi dan
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi odontogenik adalah proses infeksi yang terjadi pada gigi atau
gigi atau jaringan pendukung gigi mengalami infeksi yang meluas dari
juga dapat meluas dari tulang dan periosteum ke gigi tetangga atau struktur yang
terdekat. Infeksi odontogenik ini dapat membahayakan struktur yang lain karena
2013).
2.2. Etiologi
periimplantitis, periodontitis.8
1. Karies
8
9
2.Gingivitis
3.Periodontitis
4.Pulpitis
Pulpitis adalah inflamasi yang terjadi pada pulpa. Pulpa terdiri dari
jaringan lunak yaitu syaraf dan pembuluh darah yang ditutupi oleh struktur
10
gigi. Pada mahkota gigi, enamel dan dentin melindungi pulpa. Apabila
integritas enamel dan dentin terganggu, seperti adanya karies atau fraktur
5.Perikoronitis
pada gigi yang baru erupsi sebagian. Ini sering terjadi pada impaksi gigi
molar tiga atau gigi molar tiga erupsi sebagian. Apabila gigi molar tiga
6.Peri-implantitis
7.Nekrosis Pulpa
kematian pulpa. Nekrosis pulpa terjadi karena infeksi bakteri dan respon
pulpa atau pada seluruh korona pulpa maupun pada keduanya yaitu korona
dan saluran pulpa. Nekrosis pulpa berawal dari pulpitis. Pulpitis yang
berlanjut dan meluas dapat membunuh sel pulpa serta menyebar ke rahang.
dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus gingiva, dan mukosa mulut.
Bakteri yang utama ditemukan adalah bakteri kokus aerob gram positif, kokus
periodontitis jika mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa
dan pocket periodontal yang dalam sehingga akan terjadi infeksi odontogen
setengah kasus infeksi odontogen yang ditemukan yaitu sekitar 60% disebabkan
Fusobacterium.
sekitar 5%. Bila infeksi odontogen disebabkan oleh bakteri aerob, biasanya
banyak yang disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu
jembatan antar sel yang terbuat dari jaringan ikat (hyalin/hyaluronat). Fungsi
enzim ini adalah transpor nutrisi antar sel, sebagai jalur komunikasi antar sel,
juga sebagai unsur penyusun dan penguat jaringan. Jika jembatan ini rusak
dalam jumlah besar, kelangsungan hidup jaringan yang tersusun atas sel-sel
dapat terancam.
terjadi apabila terdapat jaringan tubuh yang terinfeksi. Sebagian besar elemen
13
pertahanan tubuh terdapat pada darah. Ini berarti sel dan bahan kimia pertahanan
tubuh akan meninggalkan darah dan memasuki jaringan yang terinfeksi. Selama
permeabilitas vaskular dan migrasi sel darah putih. Sitokin akan merangsang
sistem pertahanan tubuh untuk melepaskan neutrofil, fagosit, dan limfosit yang
limfosit, dan makrofag yang bermigrasi dari ruang vaskular ke bagian yang
terinfeksi. Abses yang terjadi disebabkan karena nekrosis sel darah putih dan
jaringan ikat. Proses kematian pulpa, salah satu yang bertanggung jawab adalah
enzim dari S.mutans, akibatnya jaringan pulpa mati, dan menjadi media
kondisi host tidak terlalu baik, dan virulensi bakteri cukup tinggi akan
menciptakan kondisi abses. Selain S.mutans yang merusak jaringan yang ada di
pseudomembran yang terbuat dari jaringan ikat, yang dikenal sebagai membran
abses. Membran ini melindungi dari reaksi inflamasi dan terapi antibiotika.
Tidak hanya proses destruksi oleh S.mutans dan produksi membran abses saja
yang terjadi pada peristiwa pembentukan abses ini, tetapi ada pembentukan pus
14
oleh bakteri pembuat pus (pyogenik), salah satunya adalah S.aureus. Pus terdiri
dari leukosit yang mati (oleh karena itu pus terlihat putih kekuningan), jaringan
nekrotik, dan bakteri dalam jumlah besar. Secara alamiah, sebenarnya pus yang
terkandung dalam rongga tersebut akan terus berusaha mencari jalan keluar
Infeksi gigi biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies
gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi
pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi atau nekrosis pulpa.
pulpa sampai apeks gigi. Foramen apikalis dentis pada pulpa tidak dapat
progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis.
menyebabkan abses, abses ini dapat dibagi menjadi dua yaitu penjalaran yang
tidak berat sehingga akan memberikan prognosis yang baik dan penjalaran yang
berat yang akan memberikan prognosis yang tidak baik. Abses merupakan
rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan oleh infeksi bakteri campuran.
proses ini memiliki enzim aktif yang disebut koagulase yang fungsinya untuk
Gigi yang nekrosis juga merupakan fokal infeksi penyakit ke organ lain,
2018):
1. Group 1 (periodontitis):
2. Group 2 (perikoronitis):
Kondisi ini terutama terkait dengan gigi impaksi molar ketiga. Kemerahan,
bengkak, dan nanah diamati di sekitar mahkota gigi impaksi molar ketiga.
sekitar tulang rahang, diamati akan sulit membuka mulut dan rasa sakit
saat menelan.
Osteomielitis dapat menjadi akut, kronis, atau sklerotik dan sering terjadi
pada mandibula.
17
Proses peradangan menyebar dari Group 1-3. Ini termasuk infeksi ruang
tulang rahang).
memisahkan suatu otot dengan otot yang lain. Fascia tersusun atas lapisanlapisan
Ruang antara fascia dan fascial planes ini merupakan potensial spaces
yang sebenarnya tidak ada pada keadaan normal, tetapi bila perlekatan jaringan
ikat ini rusak oleh karena proses penyebaran infeksi, maka ruang ini bisa terisi
dan membesar oleh karena adanya produk radang. Potensial space ini disebut
dengan fascial spaces (Pedersen, 1996). Terdapat fascial space primer dan
sekunder.
penyebaran infeksi dari gigi dimana daerah yang terlibat letaknya berdekatan
oleh area gigi-gigi rahang atas maupun rahang bawah. Fascial space primer,
terdiri dari Canine space infection, Buccal space infection, Infratemporal space
fascial space primer dimana letak dari fascial space sekunder lebih posterior dari
Ruang ini dibagi menjadi superficial dan deep temporal spaces. Temporal space
superfisial lateral dibatasi oleh fasia temporal dan medial oleh otot temporalis,
temporal spaces dapat ditemukan antara permukaan medial dari otot temporalis
ditandai dengan nyeri, edema pada fascia temporal, trismus (otot temporalis 11
dan pterygoideus medial yang terlibat), dan nyeri selama palpasi dari edema
(Fragiskos, 2007 ).
19
Hal ini dapat dilakukan baik secara intraoral maupun ekstraoral tergantung
2. Pemberian Antibiotik.
lebih besar daripada penisilin. Amoksisilin adalah obat spektrum luas yang
20
berguna dalam konteks ini walaupun banyak klinisi lebih menyukai efek
3. Pemberian Analgesik.
sedang.
sakit yang parah. Parasetamol, ibuprofen dan aspirin cukup untuk sebagian
besar nyeri ringan akibat infeksi gigi. Analgesik perlu diberikan dengan
Eliminasi sumber infeksi adalah dengan terapi saluran akar, ekstraksi atau
2.9. Prognosis
odontogen baik apabila ditangani secara cepat dan tepat waktu. Tetapi, apabila
penyembuhan yang lama (Murry AD dkk, 2017). Kontrol setelah dilakukan insisi
21
Infeksi facial space yang paling sering terjadi adalah infeksi pada ruang
nyawa, infeksi ini dapat dicegah (tindakan preventif) dimana lebih baik
mulut yang teratur dan dimulai sejak dini. Apabila saat masih berusia muda
kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka seiring bertambahnya usia
akan lebih rentan mengalami infeksi gigi yang dapat menyebakan timbulnya
abses.
Selain itu, dapat diberikan edukasi dan motivasi mengenai cara menjaga
kebersihan rongga mulut guna mencegah kebutuhan akan tindakan yang lebih
2016).
submandibular dapat disebabkan oleh bakteri campuran dari bakteri aerob dan
penyebab karies.
22
ke dokter gigi untuk melihat kondisi atau infeksi gigi sehingga dapat dilakukan
pembersihan karang gigi atau penambalan pada gigi bila terjadi karies.
Menyikat gigi secara rutin dan tepat dua kali sehari merupakan cara
pencegahan yang terbaik (Kataria dkk, 2015). Tindakan pemberian edukasi dan
motivasi tidak hanya diberikan kepada pasien, namun perlu melibatkan pihak
keluarga agar tidak hanya pasien melainkan pihak keluarga pun sadar akan
Dalam masyarakat kita, perhatian lebih harus diberikan pada kebersihan gigi
terutama pada kelompok sosial ekonomi menengah dan rendah (Kataria dkk,
2015).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
terjadi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut,
yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus gingiva, dan mukosa mulut. Infeksi facial
space yang paling sering terjadi yaitu infeksi pada ruang submandibular atau
sebenarnya tidak ada pada keadaan normal, tetapi bila perlekatan jaringan ikat
ini rusak oleh karena proses penyebaran infeksi, maka ruang ini bisa terisi dan
membesar oleh karena adanya produk radang. Fascial spaces primer yang tidak
3.2. Saran
mulut yang teratur dan dimulai sejak dini. Apabila saat masih berusia muda
kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka seiring bertambahnya usia
akan lebih rentan mengalami infeksi gigi yang dapat menyebakan timbulnya
infeksi odontogen.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Andersson, L., Kahnberg, K.E., Pogrel, M.A., 2010. Oral and maxillofacial
Assessment.
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorok. Edisi ke 7. Jakarta: Balai
Penerbit FK-UI.
Fragiskos DF. 2007. Odontogenic infections. In: Fragiskos DF, editor. Oral
Kaneko, A, Aoki, T & Ikeda, F 2018, 'The 2016 JAID/JSC guidelines for clinical