Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEKEJATI
Jl Jupiter Tengah IV Blok B2 No.5 Telp (022) 7506501
Kota Bandung 40286 email : uptdpuskesmasekejati@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKEJATI


NOMOR : KS.01.01.13/ -UPTDPKMSKJT/SK/IV/2021

TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SEKEJATI
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKEJATI

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi


UPTD Puskesmas Sekejati dan dalam rangka
mengahadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien,
staf serta pengunjung antisipasi situasi kondisi yang
sangat dinamis baik internal maupun eksternal maka
perlu adanya kebijakan manajemen fasilitas dan
keselamatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pelayanan di UPTD Puskesmas Sekejti.
b. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu di
terbitkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sekejati tentang Manajemen Fasilias dan Keselamatan;

Mengingat : a. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Undang-undang RI no. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
c. Undang-undang RI no. 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018
Tentang Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan;
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Dalam Keadaan Tertentu;
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor
KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
k. Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok;
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pengendalian Penularan
Penyakit;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2018 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PROGRAM


MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan sebagaimana dalam terlampir dalam
Keputusan ini
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan
ini dibebankan pada anggaran UPTD Puskesmas Sekejati
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 05 April 2021
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKEJATI

dr. YEPPI TISNAWATI


Pembina
NIP. 19720418 200501 2 004
Lampiran :Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Sekejati
Nomor :KS.01.01.13/ -UPTDPKMSKJT
/SK/IV/2021
Tanggal : 05 April 2021

PELAYANAN PROGRAM MENEJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


DI UPTD PUSKESMAS SEKEJATI

I. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN

1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan


ketentuan tentang pemeriksaan fasilitas ;
2. Puskesmas menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif
bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung ;
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang
efektif meliputi perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang multi
disiplin meliputi :
- Merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan
agar aman dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis yang
diberikan ;
- Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan
bagaimana memonitor dan melaporkan situasi yang menimbulkan
risiko ;
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting
dan untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan ;
- Rencana keselamatan dan keamanan ;

- Rencana penanganan bahan berbahaya ;

- Rencana manajemen emergensi ;

- Rencana pengamanan/penanggulangan kebakaran ;

4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk


mengelola risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf meliputi:
a. Keselamatan dan keamanan
Keselamatan : Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan Puskesmas tidak menimbulkan
bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung ;
Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan,
atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang ;
b. Bahan berbahaya : penanganan, penyimpanan, dan penggunaan
bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan
dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman ;
c. Manajemen Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan
keadaan emergensi direncanakan dan efektif ;
d. Pengamanan kebakaran properti dan penghuninya dilindungi dari
kebakaran dan asap ;
e. Peralatan medis peralatan dipilih, dipilihara dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi risiko ;
f. Sistem utilitas Listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara
untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian ;
g. Rencana tersebut ditulis dan di up to date yang merefleksikan
keadaan sekarang atau keadaan terkini dalam lingkungan
Puskesmas. Ada proses untuk mereview dan mengupdate ;
5. Komite risiko fasilitas/lingkungan yang kompeten mengawasi
perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola risiko
dilingkungan pelayanan Program pengawasan meliputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program ;

b. Melaksanakan program ;

c. Mendidik staf ;

d. Memonitor dan mengevaluasi uji coba program;

e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;

f. Memberikan laporan tahunan ke badan pengelola tentang pencapaian


program;
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara
konsisten dan terus menerus;
6. Puskesmas membuat monitoring yang menyediakan data insiden, cidera
dan kejadian lainnya yang mendukung perencanaan dan pengurangan
risiko lebih lanjut
II. KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1. Tim MFK merencanakan dan melaksanakan program untuk


memberikan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik ;
2. Tim MFK melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien
dan mempunyai rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta
menyediakan fasilitas fisik aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung;
3. Untuk menjamin keamanan, semua staf, pengunjung,pedagang dan
lainnya di Puskesmas diidentifikasi dan diberi tanda pengenal (badge)
yang sementara atau tetap atau langkah identifikasi lain, juga seluruh
area yang seharusnya aman, dan dipantau;
4. Puskesmas merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan
atau mengganti sistem, bangunan atau komponen berdasarkan hasil
inspeksi terhadap fasilitas dan tetap mematuhi peraturan perundangan;
5. Tim MFK menganalisa situasi, dengan melihat sumber daya yang di
miliki, sumber dana yang tersedia dan bahan potensial apa yang
mengancam keselamatan dan keamanan bekerja di Puskesmas;
6. Memonitor, mengendalikan , mengevaluasi dan merencanakan
pengembangan K3 Puskesmas;
7. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada
seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan
dan lain – lain;
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk
penggunaan alat pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi;
9. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur opersional yang berlaku, serta
sesuai dengan etika profesi dan etika Puskesmas yang berlaku;
III. BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian
dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan
dan limbah berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses
untuk :
- Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,

- Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya,

- Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exporuse) dan


insiden lainnya
- Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan SOP
yang ada,

- Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat


penggunaaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure).
- Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/lisensi atau
ketentuan persyaratan lainnya.
- Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.

4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang menggunakan


bahan – bahan berbahaya harus mempunyai lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan
harus dicantumkan penandaan yang meliputi nama dagang, bahan
aktif, isi berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut
terpisah dari bahan – bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,
penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang meliputi :
1. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten (Petugas terkait, Gudang, Laboratorium,dan
Apotik)

b. Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan secara


manual atau mekanis ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan

a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk


pemindahandari pengangkutan ke dalam gudang dilakukan
secara manual yang dilaksanakan dengan perlakuan yang benar
guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan
mempergunakan alat bantu troli. Pemindahan secara mekanis
pada umumnya tidak dilakukan mengingat berat bahan yang
diangkut tidaklah terlalu berat.
c. Penyimpanan
- Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan tempat
khusus menurut spesifikasi (jenis)
- Penyimpanan Bahan – bahan kimia tidak dibenarkan
dicampur dengan bahan lainnya (Gudang / penempatan harus
terpisah dari bahan lain) dilengkapi dengan label B3 dan
MSDS yang sesuai
- Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi
label yang jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan
bahan–bahan B3 harus diberi label peringatan yang jelas
untuk diketahui bahaya dari masing – masing bahan dan cara
penanganan.
3. Pemindahan dan Penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk dipergunakan
dilokasi kerja harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan,
kebocoran, ceceran dan kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman
teknis yang berlaku
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan
harusmemperhatikan aspek K3 dan harus mengenakan APD, alat bantu
yang memadai dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada saat
pemindahan harus ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan
pedoman kerja yang berlaku.
4. Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan kadaluwarsa

Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami kerusakan dan


kadaluwarsa ditempatkan di tempat yang aman secara khusus, tidak
dapat dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan
instruksi kerja

5. Pembuangan dan Penyimpanan Barang bekas yang dinyatakan tidak


dapat dipergunakan lagi harus disimpan sesuai ketentuan yang berlaku,
ditempatkan secara khusus dan tercatat agar tidak dipergunakan lagi.
a. Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label dengan jelas sesuai
sifat bahan tersebut (beracun, iritasi, korosif dan lain–lain)
b. Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dibenarkan dipakai
untuk kegiatan lain
c. Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku (Peraturan Lingkungan Hidup).
d. Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya dan beracun (B3) kepada seluruh karyawan dalam
bentuk pelatihan, penyuluhan dan lain–lain;
e. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk
penggunaan alat pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi;
f. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur opersional yang berlaku,
serta sesuai dengan etika profesi, visi misi, komitmen dan tata nilai
Puskesmas Bhakti Nusantara.
IV. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA
1. Puskesmas membuat rencana dan program penanganan kedaruratan
dan program menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah
dan bencana alam atau bencana lainnya. Rencana tersebut berisikan
proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya,
ancaman dan kejadian
b. Menetapkan peran Puskesmas dalam kejadian tersebut
c. Strategi komunikasi pada kejadian
d. Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk alternatif
tempat pelayanan
e. Pengelolaan kejadian klinis pada waktu kejadian, termasuk
alternatif tempat pelayanan
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staf pada
waktu kejadian
g. Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi
pertentangan antara tanggungjawab staf secara pribadi dengan
tanggungjawab puskesmas dalam hal penugasan staf untuk
pelayanan pasien.
2. Puskesmas melakukan uji coba/simulasi penanganan/menanggapi
kedaruratan, wabah dan bencana.
Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba melalui :

a. Uji coba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencana baik


secara internal maupun sebagai bagian dan dilakukan bersama
dengan masyarakat atau
b. Uji coba sepanjang tahun terhadap elemen kritis dari c) sampai
dengan g) dari rencana tersebut
3. Bila Puskesmas mengalami bencana secara nyata, mengaktifasi rencana
yang ada, dan setelah itu diberi pengarahan yang tepat, dan situasi ini
digambarkan setara dengan uji coba tahunan.
V. PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh
penghuni di puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan
lainnya ;
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun
terjadi kebakaran atau asap dengan melaksanakan program antara
lain :
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
seperti penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah
terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen - Bahaya yang terkait
dengan setiap pembangunan didalam atau berdekatan dengan
bangunan yang dihuni pasien
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran

c. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap


(smoke detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran,
d. Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air,
supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem penyeburan
(spinkler).
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran
dan asap, meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan
penghentian
(suppression) dan mendokumentasikan hasilnya ;
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :

a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem


perlindungan dan pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
b. Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran
atau ada asap.
c. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana,
dalam jangka waktu 12 bulan
d. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara
efektif dan mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
e. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran
sekurangkurangnya setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan;
- LARANGAN MEROKOK
- Puskesmas membuat larangan merokok dengan menggunakan
stiker – stiker disetiap ruangan dan membuat larangan merokok
diperaturan Puskesmas;
- Puskesmas menyusun dan mengimplenmentasikan kebijakan
larangan merokok terhadap pasien, keluarga, staf dan pengunjung
tanpa terkecuali;
- Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan merokok
kepada setiap pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang
kedapatan merokok disekitar lingkungan Puskesmas. Lingkungan
Puskesmas adalah semua Ruang Unit Kerja yang ada didalam batas
Pagar Puskesmas;
- Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan
merokok akan diberikan pengarahan dan masukan oleh tim MFK
serta membayar denda Rp. 50.000 ;
- Puskesmas melindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya
bebas dari asap rokok karena asap rokok dapat menimbulkan
penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas
hidup akibat penggunaan rokok;
- Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

VI. PERALATAN MEDIS


A. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pengadaan alat medis untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi/layak pakainya peralatan medis tersebut;
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera
dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian barang
oleh bagian teknisi medis;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh :
- Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
- Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, sehingga
mengajukan penambahan alat medis yang baru kepada Ka TU.
Ka TU melakukan koordinasi dengan unit kerja untuk
menentukan spesifikasi alat yang ingin diadakan.
- Ka TU mengajukan permohonan Puskesmas melalui Adm &
Keuangan untuk pengadaan alat medis yang baru.
4. Untuk penggantian alat yang lama :
- Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna kepada Ka
TU yang menyatakan bahwa alat tersebut sudah tidak layak
pakai tidak dapat dipergunakan lagi.
- Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama oleh
pengguna kepada Kepala Puskesmas melalui adm & keuangan.
5. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan pencatatan
ke inventaris alat masing – masing bagian.
B. Pemeliharaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi / layak pakainya peralatan medis,
- Melakukan inventarisasi peralatan medis
- Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
- Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan
dan ketentuaannya
- Melaksanakan pemeliharaan preventif.
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program
manajemen peralatan medis. Data tersebut digunakan dalam
menyusun rencana kebutuhan jangka panjang Puskesmas untuk
peningkatan dan penggantian peralatan;
3. Setiap kerusakan pada fasilitas Puskesmas segera dibuat memo
permintaan perbaikan barang atau memo permintaan pergantian
barang;
4. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera dimutasi
kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian barang;
5. Pemeriksaan hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan
didokumentasikan.
6. Pengadaan dan pergantian alat medis dilaksanakan oleh bagian
logistik, bekerja sama dengan bagian teknisi medis;
7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan pencatatan
keinventaris alat masing – masing bagian;
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali;
9. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan
C. Penggunaan Produk dan Peralatan yang dalam proses penarikan
1. Puskesmas mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan;
2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi, penarikan dan
pengembalikan atau pemusnahan produk dan peralatan medis yang
ditarik oleh pihak pabrik atau supplair;
3. Puskesmas membuat prosedur yang mengatur penggunaan setiap
produk atau peralatan yang ditarik kembali; 4. Pengendalian dalam
penggunaan barang -barang rusak dan kadaluarsa harus
diidentifikasi secara benar, barang yang sudah rusak atau kadaluarsa
disimpan ditempat yang aman secara khusus, tidak dipergunakan,
tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan instruksi kerja;
4. Pemeliharaan alat medis merupakan suatu upaya yang dilakukan
agar peralatan kesehatan tersebut dapat bertahan lebih lama;
5. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali;
6. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan.
VII. SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG)
1. Air minum dan listrik yang tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,
melaluisumber reguler atau alternatif, untuk memenuhi kebutuhan;
2. Puskesmas memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
Puskesmas dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau kegagalan
sistem pengadaan air minum dan listrik
3. Puskesmas melakukan uji coba sistem emergensi dari air minum dan
listrik secara teratur sesuai dengan sistem dan hasilnya
didokumentasikan untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut,
puskesmas :
- Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial
menimbulkan risiko tertinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh,
mengidentifikasi area yang memerlukan pencahayaan, pendinginan,
dan air bersih untuk membersihkan dan mensterilkan perbekalan)
- Melakukan asesmen dan meminimalisasi risiko dari kegagalan sistem
pendukung di tempat-tempat tersebut
- Merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat
tersebut dan kebutuhannya
- Melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik
dan air
- Mendokumentasikan hasil uji coba
- Memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik
dilakukan minimal/sekurang-kurangnya setiap tahun atau lebih sering
jika diharuskan oleh peraturan perundangan atau kondisi sumber
listrik dan air. Kondisi sumber listrik dan air yang mengharuskan
peningkatan frekuensi pengujian meliputi :
a. Perbaikan berulang dari sistem air
b. Seringnnya kontaminasi terhadap sumber air
c. Jaringan listrik yang tidak bisa diandalkan dan
d. Padamnya listrik yang tak terduga dan berulang
4. Puskesmas melakukan identifikais sistem listrik, limbah, ventilasi, gas
medis dan sistem kunci lainnya secara teratur diperiksa, dipelihara, dan
bila perlu ditingkatkan untuk menghindari bahaya.
5. Puskesmas mempunyai proses sistem pemeriksaan yang teratur dan
melakukan pencegahan dan pemeliharaan lainnya. Selama uji coba,
perhatian ditujukan pada komponen kritis (sebagai contoh, swiches dan
relays) dari sistem tersebut.
6. Sumber listrik emergensi dan cadangan diuji coba dalam lingkungan yang
direncanakan dan mensimulasikan beban aktual yang dibutuhkan.
Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya penambahan
pelayanan listrik diarea yang punya peralatan baru.
7. Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur

a. Puskesmas menyusun proses pemantauan kualitas air secara teratur,


meliputi pemeriksaan biologis/biological air yang digunakan untuk
hemodialis.
b. Pemantauan dapat dilakukan oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas, seperti staf dari Kesling.
8. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring program manajemen
sistem utiliti/pendukung.
- Data tersebut digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka
panjang puskesmas untuk peningkatan atau penggantian sistem
utiliti/pendukung.
- Pemantauan sistem yang esensial/penting membantu Puskesmas
mencegah terjadinya masalah dan menyediakan informasi yang
diperlukan untuk membuat keputusan dalam perbaikan sistem dan
dalam merencanakan peningkatan atau penggantian sistem
utiliti/pendukung. Data hasil monitoring didokumentasikan.
VII. PENDIDIKAN STAF
A. PERENCANAAN
1. UPTD Puskesmas Sekejati menetapkan Sumber Daya Manusia dengan
berbagai kompetensi.
2. Puskesmas menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan
persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf
atau perpaduan staf yang mendukung Visi, Misi, Tujuan, Nilai – Nilai
serta Komitmen UPTD Puskesmas Sekejati
B. ORIENTASI DAN PENDIDIKAN
Seluruh staf, baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang
Puskesmas.
Adapun orientasi staf tersebut meliputi:
- Visi, Misi, Komitmen, dan Tata nilai Puskesmas
- Patien Safety
- Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Keselamatan Kerja
- Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana dan lain–lain.
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 05 April 2021
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKEJATI

dr. Yeppi Tisnawati


Pembina
NIP. 19720418 200501 2 004

Anda mungkin juga menyukai