Anda di halaman 1dari 17

STUDI FIQIH DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Studi Fiqih
Dosen Pengampu: Abdullah, M. Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Nayya Ma’rifatunnisa (2250410071)
2. Dyah Fitriyani (2250410075)
3. Wahyuning Kusumawati (2250410095)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. rasul terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang
mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan
akhirat.
Makalah dengan judul “Studi Fiqih dengan Pendekatan Sosiologis” disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Fiqih. Kami telah berusaha
semaksimal mungkin, agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai
dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah Swt, sebagai makhluk yang tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun
dari teman-teman.
Terakhir kami mengucapkan jazakumullah akhsanal jaza kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kudus, 22 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Pendekatan Sosiologis................................................................ 3
B. Metode Pendekatan Sosiologis .................................................................... 4
C. Bentuk-Bentuk Pendekatan dalam Studi Islam ............................................ 5
D. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Sosiologis ...................................... 8
E. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam ...... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan menyebarnya kaum muslimin di berbagai wilayah, dengan
terbentuknya kaum muslimin sebagai masyarakat sosial, maka secara
otomatis kajian-kajian ke-Islaman, khususnya tentang masyarakat kaum
muslimin layak untuk didekati dengan pendekatan sosiologis. Karena
sosiologi itu sendiri merupakan ilmu yang berkenaan dengan masyarakat
sosial, hubungan yang terjadi di dalamnya dan pengaruhnya kepada struktur
masyarakat tersebut. Pentingnya pendekatan sosiologis dalam memahami
agama dapat dipahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan
dengan masalah sosial.
Beberapa gejala dalam masyarakat kaum muslimin, selain juga bisa
didekati dengan beberapa pendekatan lain, tentu menyediakan ruang untuk
dikaji dengan pendekatan sosiologis. Karena banyak bidang kajian agama
yang baru dapat dipahami secara proporsional sosiologi sebagai salah satu
instrumen dalam memahami ajaran agama.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang sosiologi sebagai
pendekatan kajian-kajian ke-Islaman yang dapat mengarah pada studi Islam
terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan sosiologis?
2. Bagaimana metode pendekatan sosiologis?
3. Bagaimana bentuk-bentuk studi dalam Islam?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan pendekatan sosiologis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan pendekatan
sosiologis

1
2. Untuk mendeskripsi bagaimana metode pendekatan sosiologis
3. Untuk mendeskripsi bagaimana bentuk-bentuk studi dalam Islam
4. Untuk mendeskripsi apa saja kelemahan dan kelebihan pendekatan
sosiologis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Sosiologis


Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa Latin “socius”
yang berarti teman dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara. Secara
terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.1 Adapun objek
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan daya kemampuan
manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sosiologi
adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia yang berusaha
mencari tahu tentang hakekat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikir dan
tindakan manusia yang teratur dapat berulang. Berbeda dengan psikologi
yang memusatkan perhatiannya pada karakteristik pikiran dan tindakan
orang perorangan, sosiologi hanya tertarik kepada pikiran dan tindakan
yang dimunculkan seseorang sebagai anggota suatu kelompok atau
masyarakat. Namun perlu diingat, sosiologi adalah ilmu yang luas dan
mencakup banyak hal, dan ada banyak jenis sosiologi yang mempelajari
sesuatu yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula.2
Sosiologi merupakan kajian ilmiah tentang kehidupan sosial
manusia yang berusaha mencari tahu tentang hakikat dan sebab-sebab dari
berbagai pola pikiran dan tindakan manusia yang teratur dapat berulang.
Sosiologi hanya tertarik pada pikiran dan tindakan yang dimunculkan
seseorang sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi

1
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2001.
2
Ismah, “Kontribusi Pendekatan Sosiologi Dalam Studi Islam”, Jurnal Ilmiah Komunikasi dan
Penyiaran Islam, vol 4 no. 1, 2020, 14.

3
tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti
memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan
kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Sosiologi juga
membahas tentang proses-proses sosial.3

B. Metode Pendekatan Sosiologis


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam
masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai
kehidupan itu. Pendekatan sosiologi antara lain:
1. Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional adalah memandang bagaimana
masyarakat sebagai sistem yang terdiri atas bagian yang saling
berkaitan. Maka yang menjadi kajian penelitian agama dengan
pendekatan sosiologi dengan teori fungsional adalah dengan
melihat atau meneliti fenoemna masyarakat dari sisi fungsinya.
Terdapat dua jenis status atau kedudukan dalam teori
fungsional:
a. Ascribed status, status yang didapat seseorang secara
otomatis, tanpa usaha atau tanpa memperhatikan
kemampuan. Misalnya anak bangsawan sejak lahir
mendapat gelar bangsawan.
b. Achieved status, status yang diperoleh seseorang dengan
usaha yang disengaja. Misalnya seseorang mendapat
gelar profesor.
2. Pendekatan Interaksional
Dalam msyarakat pasti ada hubungan antara masyarakat
dengan individu, individu dengan individu lain. Teori ini
sering dikatakan sebagai deskripsi yang interpretative, yaitu
suatu sebab yang menawarkan suatu analisis yang menarik

3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), cet. 1, 18 dan 53.

4
perhatian besar pada pembekuan sebab yang secara nyata
ada. Prinsip dasar teori interaksional adalah bagaimana
individu menyikapi sesuatu atau apa saja yang ada di
lingkungan sekitarnya.
3. Pendekatan Konflik
Adalah teori yang percaya bahwa manusia memiliki
kepentingan dan kekuasaan yang merupakan pusat dari
segala hubungan manusia. Teori ini dapat digunakan untuk
mengembangkan masyarakat Islam dari masa ke masa.

C. Bentuk-Bentuk Pendekatan dalam Studi Islam


Studi sosiologi Islam tentu saja merupakan bagian dari kajian
sosiologi agama. ada perbedaan tema sentral sosiologi agama klasik dan
modern. Dalam agama klasik, tema sentralnya adalah hubungan antara
agama dan masyarakat, bagaimana agama mempengaruhi pemikiran dan
pemahaman keagamaan.
Sementara tema sentral dalam sosiologi agama modern adalah satu
arah, yaitu bagaimana agama mempengaruhi masyarakat, Studi Islam
dengan pendekatan sosiologis tampaknya lebih luas daripada konsep
sosiologi agama klasik, yaitu studi agama dan hubungan antara agama dan
agama dan masyarakat.
Studi islam dengan pendekatan sosiologi dapat mengambil beberapa
tema:
1. Studi pengaruh agama terhadap masyarakat, atau lebih khusus
pengaruh agama terhadap perubahan masyarakat.
Perubahan masyarakat (social change) biasanya diartikan
sebagai “perubahan budaya, struktur sosial dan pola perilaku sosial
sepanjang waktu” (perubahan sosial adalah perubahan pola budaya,
struktur sosial dan perilaku sosial selama kurun waktu tertentu). Dalam
bentuk ini, studi Islam berusaha memahami sejauh mana pola budaya
masyarakat (seperti penilaian terhadap sesuatu yang baik atau buruk)

5
didasarkan pada nilai-nilai agama, atau sejauh mana struktur
masyarakat (seperti superioritas laki-laki) didasarkan tentang ajaran
agama tertentu, atau sejauh mana perilaku masyarakat.
Misalnya, bagaimana ajaran Islam tentang muhrim cenderung
mendorong masyarakat di Arab Saudi untuk menilai bahwa kehidupan
yang baik adalah yang mempraktekkan pemisahan antara laki-laki dan
perempuan. Juga, misalnya, bagaimana pengaruh ajaran turun-temurun
Islam terhadap pemisahan laki-laki dan perempuan mendorong
munculnya struktur sosial di mana laki-laki lebih berkuasa daripada
perempuan. Fenomena ini hanyalah beberapa contoh dari realitas umat
beragama, karena masih banyak lagi yang serupa secara lokal.
2. Studi untuk pengaruh struktur dan perubahan sosial terhadap
pemahaman ajaran agama atau konsep-konsep keagamaan.
Topik ini mengingatkan kita pada teori pilihan rasional agama,
yang pada hakekatnya didasarkan pada pengamatan masyarakat Kristen
di Barat? Misalnya pada era sejarah Islam klasik kita juga dapat melihat
bagaimana konflik politik antara Ahlu Sunnah Wal Jamaah dengan
Kharij dan Syi'ah menimbulkan perbedaan konsep teologis Islam
mengenai konsep imamah, dosa besar dan lain-lain.
Dalam bidang hukum, misalnya, bagaimana perbedaan
lingkungan geografis Basrah dan Mesir berkontribusi terhadap lahirnya
qaul qadim dan qaul Jadid Imam Syafi'i. Di Arab Saudi, beberapa tahun
lalu, akibat pembangunan dan pengoperasian Bandara King Abdul Aziz
yang letaknya agak jauh dari bandara lama, konsep hukum sahur Miqat
dalam ibadah haji harus dirumuskan kembali. Di Indonesia, pabrik di
beberapa kawasan industri dapat beroperasi 24 jam sehari. Ada juga
rotasi sholat jumat di kalangan siswa di tempat-tempat tertentu karena
mereka belajar di kelas satu di sekolah non-muslim yang tidak memiliki
sholat jum'at, dan masih banyak contoh lainnya.
3. Penelitian pada tingkat pengalaman keagamaan masyarakat.

6
Penelitian Islam dengan pendekatan sosiologis juga dapat
digunakan untuk mengkaji penyebaran agama dan penyebaran
ajaran agama di masyarakat. Pengamatan atau survei memberi tahu
orang seberapa dekat mereka mengikuti ajaran agama yang
dianutnya. Misalnya, sejauh mana mereka melakukan ritual sesuai
ajaran agama. Juga sejauh mana misalnya masyarakat mendukung
ajaran zakat, puasa, haji dll. Informasi ini sangat dibutuhkan oleh
para pelayan dan pengembangan gereja.
Kajian evaluasi semacam itu juga dapat digunakan untuk
menguji dan mengukur keefektifan program seperti sistem
pendidikan Islam. Atau juga untuk mengukur keberhasilan program
dukungan di bidang agama, sejauh mana misalnya UU Perkawinan
Paket No 1 Tahun 1974 dan UU Peradilan Agama No 7 Tahun 1989
berhasil menekan angka perceraian. atau poligami dan banyak
contoh lainnya.
4. Studi tentang pola interaksi sosial masyarakat muslim.
Dengan pendekatan sosiologis, kajian Islam juga dapat
mengkaji pola perilaku masyarakat muslim pedesaan dan perkotaan.
Perilaku Islami dalam organisasi ekonomi di daerah tertentu,
perilaku toleransi beragama pada masyarakat muslim terpelajar dan
kurang terpelajar, keterkaitan antara tingkat ekonomi dan perilaku
politik, keterkaitan antara perilaku beragama dan perilaku
kebangsaan, agama sebagai faktor integrasi dan disintegrasi,
hubungan antara agama dan birokrasi perilaku, dll. Demikian
seterusnya, selama kajian tentang tingkah laku menyangkut umat
Islam, maka dapat digolongkan sebagai Kajian Islam.
5. Studi tentang gerakan masyarakat yang mengusung ide-ide yang
dapat merusak atau mendukung kehidupan beragama. Gerakan
kelompok Islam yang mendukung kolonialisme, kapitalisme,
sekularisme, komunisme, dan ateisme adalah contoh gerakan yang
mengancam kehidupan beragama dan karenanya perlu dicermati

7
secara seksama. Demikian pula munculnya kelompok-kelompok
masyarakat Islam yang mendukung Spiritualisme, Tasawuf dan
kehidupan keagamaan lainnya pada tingkat tertentu juga perlu kajian
yang cermat. Gerakan-gerakan ideologi tersebut terkadang
mengancam agama sebagai doktrin atau mengancam agama sebagai
komunitas, seperti gerakan sempalan dan fundamentalisme.

D. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Sosiologis


1. Kelebihan
Dengan menggunakan pendekatan sosiologis, maka agama akan
dijelaskan dengan beberapa teori, misalnya agama merupakan
perluasan dari nilai-nilai sosial, agama adalah mekanisme integrasi
sosial, agama itu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui dan
tidak terkontrol, dan masih banyak banyak lagi teori lainnya. Sekali
lagi, pendekatan ilmu-ilmu sosial menjelaskan aspek empiris orang
beragama sebagai pengeruh dari norma sosial, dorongan instinktif
untuk stabilitas sosial, dan sebagai bentuk ketidak berdayaan manusia
dalam menghadapi ketakutan. Tampak jelas bahwa pendekatan ilmu-
ilmu sosial memberikan penjelasan mengenai fenomena agama dalam
kerangka seperti hukum sebab-akibat, supply and demand, atau
stimulus and respons.4
2. Kelemahan
Kelemahan dari pendekatan ilmu sosial adalah kecenderungan
mengkaji manusia dengan cara membagi aktivitas manusia ke dalam
bagian-bagian atau variabel yang deskrit, akibatnya, seperti yang dapat
dilihat, terdapat ilmuwan sosial yang mencurahkan perhatian studinya
pada perilaku politik, interaksi sosial dan organisasi sosial, perilaku
ekonomi, dan lain sebagainya. Sebagai akibat lebih lanjut dari

4
Mukmin, Rizalul, 2016, “Studi Islam Pendekatan Sosiologis”,
https://rizalthere.blogspot.com/2016/07/studi-islam-pendekatan-sosiologis.html, diakses pada 22
Maret 2023 pukul 07.11

8
kelemahan ini, muncul dan dikembangkan metode masing-masing
bidang atau aspek, kemudian berdirilah fakultas dan jurusan ilmu-sosial
di beberapa universitas. Fakta tersebut membuktikan bahwa telah
terjadi fragmentasi pendekatan dan terkotaknya konsepsi tentang
manusia.5
Adapun contohnya antara lain:
a. Fanatisme, Pengelompokan masyarakat berdasarkan demensi
horizontal ini memiliki dampak pada fanatisme kelompok yang
bersangkutan. Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat
dengan kelompoknya dan sekaligus membedakan dirinya dengan
kelompok lain. Misalnya deferensiasi berdasarkan agama, akan
menmimbulkan fanatisme bagi setiap pemeluk agama yang
bersangkutan dan mereka sekaligus membedakan diri dengan
kelompok beragama lainya.
b. Solidaritas, Solidaritas atau ikatan kebersamaan dapat juga terjadi
akibat deferensiasisocial yang ada. Solidaritas tumbuh dan
berkembang diantara mereka. Deferensiasi karena suku bangsa
atau etnik akan membuat ikatan mereka seetnik jauh lebih kuat
dibandingkan dengan ikatan mereka diluar etnik. Lebih-lebih bila
mereka berada di luar etniknya sebagai pendatang pada etnik yang
berbeda, maka solidaritas diantara mereka akan tumbuh dan
berkembang sehingga rasa solidaritas diantara mereka semakin
tinggi.
c. Toleransi, Pemahaman akan perbedaan yang horizontal diantara
kelompok sosial yang digolongkan berdasarkan deferensiasi
social akan menumbuhkan toleransi diantara mereka. Mereka
mengetahui perbedaan dan batas-batas sosial di antara mereka.

5
Mukmin, Rizalul, 2016, “Studi Islam Pendekatan Sosiologis”,
https://rizalthere.blogspot.com/2016/07/studi-islam-pendekatan-sosiologis.html, diakses pada 22
Maret 2023 pukul 07.20

9
Batas kelompok mereka, mereka pahami; kesadaran akan
kelompoknya juga mereka merasakan.6

E. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam


Pentingnya pendekatan sosiologis dalam kajian Islam, salah satunya
adalah dapat memahami fenomena sosial yang berkaitan dengan ibadah dan
muamalat. Pentingnya pendekatan sosiologis untuk memahami agama dapat
dipahami karena banyak sekali ajaran agama yang berhubungan dengan
masalah sosial. Jalaludin Rahmat menunjukkan betapa besar perhatian yang
dinikmati agama Dalam hal ini, Islam adalah tentang isu-isu sosial,
menyarankan lima untuk alasan berikut. Pertama, dalam Alquran atau Kitab
Hadits, hubungan Sumber hukum Islam terbesar kedua berkaitan dengan
urusan Mu'amalah. Kedua, bahwa fokusnya adalah pada masalah Muamalah
atau sosial. Dalam Islam itu adalah fakta bahwa masalah ibadah bertepatan
waktu untuk hal-hal penting Muamalah, maka kebaktian boleh dipersingkat
atau ditunda, tetapi tetap dilakukan sebagaimana adanya. Ketiga, ada aspek
sosial dari ibadah ini akan mendapat pahala lebih dari ibadah individu.
Keempat, ada perintah dalam Islam ketika ibadah tidak dilakukan lengkap
atau kosong karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan masalah sosial. Kelima, Islam
memiliki amal kebaikan dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan pahala
yang lebih besar daripada ibadah sunnah. Yang dimaksud dengan
pendekatan ini adalah perspektif atau paradigma yang terkandung dalam
disiplin lain terbiasa memahami agama. Terkait hal ini, Jalaluddin Rakhmat
mengatakan bahwa agama dapat dipelajari dengan berbeda paradigma
pengungkapan realitas keagamaan memiliki nilai yang nyata sesuai dengan
kerangka paradigmatinya. Oleh karena itu tidak ada masalah apakah itu
penelitian agama, penelitian ilmu sosial, penelitian hukum atau penelitian
filosofis. Dengan pendekatan ini, siapa pun bisa memahami agama. Di sini

6
Mukti Ali, “Penelitian Agama di Indonesia” dalam Mulyanto Sumardi, Penelitian Agama:
Masalah dan Pemikiran, (Jakarta: Sinar Harapan, 1982), 12.

10
kita melihat bahwa agama bukan sekadar monopoli antar kalangan teolog
dan normalis, tapi semua orang bisa mengerti agama sesuai dengan
pendekatan dan keterampilannya. Oleh karena itu, agama merupakan
hidayah Allah dan kewajiban manusia sebagai umat-Nya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa Latin “socius”
yang berarti teman dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara. Secara
terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan social. Tujuannya
untuk meningkatkan daya kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya. Sosiologi juga membahas tentang proses
proses social.
Pendekatan sosiologi antara lain:
1. Pendekatan fungsional
2. Pendekatan interaksional
3. Pendekatan konflik
Ada perbedaan tema sentral sosiologi agama klasik dan modern.
Dalam agama klasik, tema sentralnya adalah hubungan antara agama dan
masyarakat, bagaimana agama mempengaruhi pemikiran dan pemahaman
keagamaan. Sementara tema sentral dalam sosiologi agama modern adalah
satu arah, yaitu bagaimana agama mempengaruhi masyarakat, Studi Islam
dengan pendekatan sosiologis tampaknya lebih luas daripada konsep
sosiologi agama klasik, yaitu studi agama dan hubungan antara agama dan
agama dan masyarakat.
Kelebihan dan kelemahan pendekatan sosiologis. Kelebihannya
dengan menggunakan pendekatan sosiologis maka agama akan dijelaskan
dengan beberapa teori misalnya agama merupakan perluasan dari nilai-nilai
sosial, agama adalah mekanisme integrasi sosial, agama itu berhubungan
dengan sesuatu yang tidak diketahui dan tidak terkontrol, dan masih banyak
banyak lagi teori lainnya. Kelemahannya adalah cenderung mengkaji
manusia dengan cara membagi aktivitas manusia dengan cara membagi
aktivitas manusia kedalam bagian bagian atau variable yang deskrit.

12
Pentingnya pendekatan sosiologis dalam kajian islam salah satunya
adalah memahami fenomena sosial yang berkaitan dengan ibadah dan
muamalat. Pentingnya pendekatan sosiologis untuk memahami agama
karena banyak sekali ajaran agama yang berhubungan dengan masalah
sosial.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat dijadikan
pembelajaran untuk lebih baik dalam pembuatan makalah kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ismah, “Kontribusi Pendekatan Sosiologi Dalam Studi Islam”, Jurnal Ilmiah


Komunikasi dan Penyiaran Islam, vol 4 no. 1, 2020.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), cet.
1
Mukti Ali, “Penelitian Agama di Indonesia” dalam Mulyanto Sumardi, Penelitian
Agama: Masalah dan Pemikiran, (Jakarta: Sinar Harapan, 1982.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2001.
Mukmin, Rizalul, 2016, “Studi Islam Pendekatan Sosiologis”,
https://rizalthere.blogspot.com/2016/07/studi-islam-pendekatan-sosiologis.html,
diakses pada 22 Maret 2023

14

Anda mungkin juga menyukai