Laprak Sirkulasi Darah
Laprak Sirkulasi Darah
PENDAHULUAN
Tekanan darah menjadi salah satu faktor yang memiliki efek sangat penting
dalam sistem sirkulasi. Tinggi atau rendahnya tekanan darah akan mempengaruhi
homeostatis di dalam tubuh manusia (Zainuddin dan Labdullah, 2020). Pada orang
dewasa muda tekanan darah berkisar 120/70 mmHg dalam posisi istirahat. Namun
secara fisiologis, tekanan darah bervariasi dari waktu ke waktu karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg yang
diukur pada tiga kesempatan terpisah disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi
(Zainuddin dan Labdullah, 2020).
Tekanan darah tinggi (BP), merokok, diabetes mellitus, dan kelainan lipid
dapat dimodifikasi utama faktor risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Di antara
ini, Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan bukti terkuat untuk sebab-akibat dan
memiliki prevalensi paparan yang tinggi. Namun, ada bukti yang cukup bahwa
tingkat biologis normal BP pada manusia jauh lebih rendah daripada apa yang
secara tradisional digunakan dalam praktik klinis dan penelitian, yang mengarah ke
kurang terwakilinya peran yang dimainkan BP sebagai faktor risiko untuk
cardiaovaskular (Fuchs dkk., 2020)
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu mempraktekkan pengukuran tekanan darah arteri pada
manusia
1.2.2 Mahasiswa mampu melakukan pengukuran denyut nadi
1.2.3 Mahasiswa memahami bunyi jantung
1.2.4 Mahasiswa memahami sirkulasi darah dalam tubuh manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Denyut nadi merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia karena
dapat digunakan sebagai indikator kesehatan sistem sirkulasi darah dan jantung.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang diantaranya adalah kondisi
normal maupun tidak normal dan aktivitas fisik yang dapat dilihat setelah
pemeriksaan denyut nadi. Peralatan dunia medis saat ini dituntut untuk
menggunakan metode yang lebih efisien dan efektif dalam memberikan
pemeriksaan kepada pasien. Pada prosesnya, pemeriksaan denyut nadi dibeberapa
rumah sakit masih menggunakan sistem manual, namun hal ini dinilai kurang
efektif karena membutuhkan banyak waktu dan biaya (Dyanningrum dkk., 2018)
Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam
jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung
memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana
CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke
sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung
O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan
melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam
milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi
ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan
darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari
atrium (Amiruddin dkk.,2015)
Pada hari Senin tanggal 15 Mei 2023 telah dilaksanakan praktikum yang
membahas dan meneliti tentang sirkulasi darah, yang dilaksanakan laboratorium
kimia farmasi pada pukul 12.20 – 16.00 di Gedung Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Dilakukannya praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu
mempraktekkan pengukuran tekanan darah arteri pada manusia, mahasiswa mampu
melakukan pengukuran denyut nadi, mahasiswa memahami bunyi jantung, serta
mahasiswa mampu untuk memahami sirkulasi darah dalam tubuh manusia.
Kemudian, digunakan 3 alat pada praktikum kali ini, yaitu 1 unit Sfigmomanometer
/ tensimeter air raksa, 1 unit tensimeter digital, dan 1 unit stetoscope.
Pada praktikum pemeriksaan sirkulasi darah kali ini, digunakan 2 metode
untuk mengukur tekanan darahnya. Metode yang digunakan tesebut diantaranya
adalah metode auskultasi dan palpasi. Untuk pengukuran tekanan darah, dilakukan
dengan 2 macam alat yang berbeda, yaitu tensimeter digital dan tensimeter manual.
Selain pengukuran tekanan darah, pada praktikum kali ini juga dilakukan
pemeriksaan denyut nadi.
4.2.1. Pengukuran Denyut Nadi
Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup
selain otak. Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia.
Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak
jantung per satuan waktu. Secara umum hal tersebut direpresentasikan sebagai beats
per minute (BPM) karena waktu standar yang dapat digunakan untuk mengukur
berapa denyut jantung manusia, yaitu berdasarkan menit, tepatnya 1 menit. Denyut
jantung manusia dewasa ratarata yaitu: 60–100 bpm. Jika memang denyut jantung
di bawah atau di atas standar, maka terdapat kemungkinan organ jantung
mengalami masalah (Rozie dkk, 2016)
Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi.
Tidak semua tekanan darah berada dalam batas normal sehingga menyebabkan
munculnya gangguan pada tekanan darah yakni dikenal dengan hipertensi atau
tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Fitriani dan
Nilamsari, 2017).
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, resistensi perifer total serta
kekakuan arteri dan bervariasi tergantung pada situasi, keadaan emosi, aktivitas,
dan status kesehatan/penyakit relatif. Dalam jangka pendek, tekanan darah diatur
oleh baroreseptor yang bertindak melalui otak untuk mempengaruhi sistem saraf
dan endokrin. Faktor lain seperti usia dan jenis kelamin dapat mempengaruhi
tekanan darah seseorang. Selain itu, perbedaan antara pengukuran tekanan darah
lengan kiri dan kanan cenderung kecil. Namun, kadang-kadang ada perbedaan yang
konsisten lebih besar dari 10 mmHg yang mungkin perlu diselidiki lebih lanjut,
misalnya untuk penyakit arteri perifer atau penyakit arteri obstruktif (Risk dan
Collaboration, 2017).
Hal pertama yang dilakukan adalah dipasang manset pada lengan kan 2-3
cm di atas fosa cubiti. Usahakan manset terpasang dalam keadaan tidak longgar/
terlalu ketat. Jika pemasangan tidak kencang, maka akan menyebabkan tensimeter
tidak dapat membaca detak arteri, dan apabila pemasangan terlalu kencang akan
mengakibatkan tekanan yang berlebihan di arteri sehingga hasilnya tidak akurat)
(Irwan dan Risnah, 2022).Lalu, ditetapkan posisi air raksa pada posisi 0. Setelah
berada pada posisi 0, kemudian diraba arteri brakialis untuk meletakkan stetoskop,
dan dipasang stetoskop di atas arteri brakialis. Untuk penentuannya dengan cara
mendengakan detukan detak jantung pada stetoskop dari arteria brachialis. Ketika
manset menutupi arteria brachialis, maka detukan detak jantung tidak akan
terdengar (Isyanto dkk, 2022)
Stetoskop merupakan alat yang biasa digunakan pada bidang kesehatan
untuk mendeteksi kondisi seseorang. Stetoskop biasa digunakan untuk
mendengarkan suara yang ada di dalam tubuh seseorang, seperti suara pernafasan
pada manusia (Meranda dkk, 2020) Arteri brakialis adalah Pembuluh darah utama
yang memasok darah ke lengan atas, siku, lengan bawah, dan tangan. Dimulai di
lengan atas, tepat di bawah bahu, dan mengalir ke bawah melalui lipatan di depan
siku. Arteri tersebut terpisah menjadi beberapa cabang di sepanjang rutenya. Arteri
bercabang ini meliputi arteri brakialis dalam, arteri kolateral ulnaris superior, dan
arteri kolateral ulnaris inferior. Setelah arteri brakialis mencapai fosa kubiti, ia
terbagi menjadi cabang-cabang terminalnya: arteri radialis dan ulnaris lengan
bawah
Selanjutnya, manset dipompa dengan cepat sampai tekananannya melebihi
tekanan sistolik arteri brakialis hingga terdengar bunyi suara korotkof pertama
untuk menentukan tekanan darah sistole. Lalu, tekanan udara pada manset
dikempiskan secara perlahan, sambil di dengarkan kembali suara korotkof yang
muncul pada saat suara ke 4 atau awal dari ke 5 untuk menentukan tekanan darah
diastole. Pada titik saat tekanan sistolik arteri melampaui tekanan manset , darah
menyembur melewati arteri setiap kali jantung berdenyut dan secara sinkron
dengan tiap denyut, terdengar bunyi detak di bawah manset.
Tekanan manset waktu bunyi pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik.
Saat tekanan terus diturunkan, suara menjadi makin keras, kemudian menjadi tidak
jelas dan tersamar, bunyi ini disebut dengan bunyi korotkof. Lalu, ketika tekanan
manset semakin direndahkan lebih lanjut, maka bunyi detukan menjadi lebih keras,
lalu redup dan berkurang, dan ketika detukan mulai melemah atau bahkan
menghilang maka merupakan tekanan (Hepilita dan Mariati, 2020). Kemudian
dicatat hasil tekanan darah baik sistole maupun diastole, dan di bandingkan dengan
tekanan darah dalam persyaratan sehingga diketahui terdapat gangguan tekanan
darah atau tekanan darahnya dalam batas normal.
4.2.2.2. Metode Palpasi
Tensimeter air raksa merupakan alat ukur tekanan darah yang memiliki
keakuratan yang tinggi dibanding dengan jenis tensimeter lainnya, sistem kerja
tensimeter air raksa dikombinasikan dengan stetoskop sehingga didapatkan hasil
yang akurat karena dapat mendengar tekanan sistolik dan diastolik secara jelas,
namun kekurangan pada tensimeter air raksa apabila tensimeter air raksa pecah dan
mengenai tubuh maka akan berdambak buruk (Zunnur et al 2017). Oleh karena itu,
jenis ini sesuai digunakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih
Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup
selain otak. Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia.
Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak
jantung per satuan waktu. Secara umum hal tersebut direpresentasikan sebagai beats
per minute (BPM) karena waktu standar yang dapat digunakan untuk mengukur
berapa denyut jantung manusia, yaitu berdasarkan menit, tepatnya 1 menit. Denyut
jantung manusia dewasa ratarata yaitu: 60–100 bpm. Jika memang denyut jantung
di bawah atau di atas standar, maka terdapat kemungkinan organ jantung
mengalami masalah (Rozie, 2016).
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran denyut nadi
radialis pada seluruh sukarelawan istirahat, yaitu sukarelawan 1 hingga
sukarelawan 8 memiliki denyut nadi normal orang dewasa, yaitu berada diantara 60
– 100 bpm permenit. Sedangkan hasil pengukuran denyut nadi pada sukarelawan
aktivitas yaitu melebihi batas normal, karena lebih dari rentang denyut nadi normal
orang dewasa. Hal tesebut kemungkinan terjadi karena beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi denyut nadi, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, Indeks Massa
Tubuh (IMT), aktivitas fisik, rokok dan kafein, serta kebugaran jasmani (Sandi,
2016)
4.3.2 Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah
• Auskultasi
• Palpalasi
Namun pada relawan atas nama Bella tri memiliki tekanan darah 126/79
Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hasil tekanan darah tidak berada dalam batas
normal atau hipertensi. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg yang diukur pada tiga
kesempatan terpisah disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi (Zainuddin dan
Labdullah, 2020). Kemudian, untuk hasil pemeriksaan sukarelawan aktivitas
didapat hasil pemeriksaan sebesar 137/76 mmHg. Hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil tekanan darah tidak berada dalam batas normal atau hipertensi yang
disebabkan karena faktor sukarelawan melakukan aktivitas yang dimana aktivitas
merupakan faktor sangat mempengaruhi nilai tekanan darah yang diperoleh.
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tekanan darah, seperti umur, Indeks
Masa Tubuh (IMT), jenis kelamin, ras, merokok, konsumsi garam, alkohol, aktifitas
fisik dan stress (Luthfiyah & Widajati, 2019).
BAB V
5.1 Kesimpulan
4) Praktikan memahami sirkulasi darah dalam tubuh manusia. Hal ini ditandai
dengan diketahuinya perjalanan darah di dalam pembuluh darah serta dapat
menjelaskan apa yang terjadi dalam darah ketika sistolik dan diastolic.
5.2Saran
Epperson, T. N., & Varacallo, M. 2021. Anatomy, Shoulder And Upper Limb,
Brachial Artery. Usa: Statpearls Publishing.
Fadlilah, S., Rahil, N. H., & Lanni, F. 2020. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Tekanan Darah Dan Saturasi Oksigen Perifer (Spo2). Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada, 21-30.
Fuchs, F. D., & Whelton, P. K. 2020. High Blood Pressure And Cardiovascular
Disease. Hypertension, 75(2), 285-292.
Hepilita, Y., & Mariati, L. H. 2020. Deteksi Dini Tingkat Tekanan Darah Pada
Perokok Usia Muda. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol, 9(1).
Hermawan, L., Subiyono, H. S., & Rahayu, S. 2020. Pengaruh Pemberian Asupan
Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas
Aerobik. Journal Of Sport Science And Fitness, 1(2).
Hidayati, H., Yuderna, V., Asman, A., Dewi, S., & Asmaria, M. 2022. Pengaruh
Terapi Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah Sistole Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022. Jurnal Abdimas Saintika, 4(1),
89-98.
Ilham, D. N., Hardisal., & Candra, R. A. 2020. Monitoring Dan Stimulasi Detak
Jantung Dengan Murrotal Al-Qur’an Berbasis Internet Of Things (Iot).
Sukabumi : Cv Jejak Anggota Ikapi.
Indahsari, B., Sugiarso, B. A., & Sengkey, D. F. 2021. Kartu Interaktif Realitas
Berimbuh Sebagai Media Pembelajaran Sistem Sirkulasi Darah Manusia
Untuk Siswa Kelas Xi Sma. Jurnal Teknik Informatika, 16(4), 517-526.
Pickering, D. 2013. How To Measure The Pulse. Community Eye Health Journal,
26(82)
Zunnur, N. H., Adrianto, A., & Basyar, E. 2017. Kesesuaian Tipe Tensimeter Air
Raksa Dan Tensimeter Digital Terhadap Pengukuran