Maklah
Maklah
Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh
tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Tujuan disusun nya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “ Ragam Belajar Menurut Pandangan Teori Humanistik
dan Konstruktivistik“. Ucapan Terimakasih kami haturkan kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Psikologi ibu Dalima Septiria, M.Pd, teman – teman dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama
pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Teori-teori belajar hadir di belantika kehidupan, mengisi lembaran sejarah
dalam dunia pendidikan. Belajar tidak hanya sekedar menghafal melainkan
mencoba mengaitkan antar konsep yang sudah ada di dalam struktur kognitif
dengan informasi baru sehingga menjadi lebih bermakna. Belajar adalah berubah.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar adalah usaha untuk mengubah
tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan bagi individu-individu yang
belajar. Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dan menyangkut semua aspek
organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga psiko-fisik
untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur rasa, cipta, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Teori-teori tentang belajar dan pembelajaran itu termasuk cara guru untuk
mendidik para peserta didiknya, agar mereka memahami bagaimana proses belajar
dan pembelajaran yang baik, sehingga mereka dapat mendidik para peserta didik
yang baik.
B. Rumusan Masalah
1
M Arsyad, Teori Belajar dan Peran Guru pada Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
(Lambung Mangkurat Universitas Press, 2021), h. 5.
1. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran humanistik dan
konstruktik?
2. Apa saja prinsip pembelajran humanistik dan konstruktik?
3. Siapa saja tokoh teori pembelajaran humanistik dan konstruktik?
4. Bagaimana aplikasi teori pembelajaran humanistik dan konstruktik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran humanistik dan
konstruktik?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan teori pembelajaran humanistik dan konstruktik
2. Untuk mengetahui prinsip humanistik dan konstruktik
3. Untuk menyebutkan tokoh teori pembelajaran humanistik dan konstruktik
4. Untuk menjelaskan penerapan teori pembelajaran humanistik dan
konstruktik
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan humanistik dan konstruktik
BAB II
PEMBAHASAN
2
Roberta Uran Hurit dkk, Belajar dan Pembelajaran (Media Sains Indonesia dan Penulis,
2021), h. 6.
Asri budiningsih memandang bahwa teori belajar humanistik
sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian, dan psikoterapi daripada bidang kajian-kajian psikologi
belajar. Teori humanistik sangat mementingkan sesuatu yang dipelajari
daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara
tentang konsep-konsep pendidikan untu itu focus model humanisti ialah
pengembangan berbagai aspek manusia, seperti emosional, sosial, mental,
dan keterampilan.3
3
Chairil Anwar, Teori-teori Pendidikan (IRCiSoD, 2017), h. 277.
4
Novina Suprobo, Teori Belajar Humanistik (academia.edu, 2008), h.10.
h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya,
baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat
memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih
mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri
dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain
merupakan cara kedua yang penting.
j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern
ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang
terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam
diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
5
Novina Suprobo, Teori Belajar Humanistik (academia.edu, 2008), h.3.
membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa
banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa
mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya.
b. Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri
masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti
rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia
miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke
arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri
menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima
diri sendiri(self).
c. Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas
Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan
akademik membuat Rogers mengembangkan metode client-
centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan
istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan
memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar,
yaitu:
(1) Kognitif (kebermaknaan)
(2) Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
6
Ellyana IIsan Eka Putri, “Humanis dalam Mendidik (Analisis Terapan Aliran Psikologi
Humanistik), Jurnal Tarbiyatuna, vol. 2 no. 2 (September 2018): h. 63.
7
Teori pembelajaran konstruktivistik adalah senuah teori
pendidikan yang mengedepankan peningkatan perkembangan logika
dan konseptual.
Dalam teori ini benar-benar diakui jika siswa dapat cari sendiri
permasalahannya, membuat pengetahuannya sendiri lewat
kekuatannya berpikir serta rintangan yang ditemui oleh beberapa
siswa. Mereka bisa mengakhiri serta membuat ide tentang
keseluruhnya pengalaman yang berbentuk fakta serta membuat ide
tentang keseluruhnya pengalaman yang berbentuk fakta serta teori
pada sebuah bangunan yang utuh.
7
Roberta Uran Hurit dkk, Belajar dan Pembelajaran (Media Sains Indonesia dan Penulis,
2021), h.6.
8
Feida Noorlaila Isti’adah, Teori-teori Belajar dalam Pendidikan (Edu Publisher, 2020),
h. 226.
9
Tokoh-tokoh teori belajar konstruktivistik adalah sebagai berikut:
a. Driver dan bell
Mereka mengajukan karakteristik teori belajar konstruktivistik
sebagai berikut:
(1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
memiliki tujuan
(2) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses
ketertiban siswa
(3) Pengetahuan bukan sesuatu yang dating dari luar melainkan
dikontruksi secara personal
b. Jean piaget
Jean piaget mengatakan perkembangan intelektual terjadi melalui
tahap-tahap beruntung yang selalu terjadi dengan urutan yang
sama. Maksudnya setiap manusia akan mengalami urutan-urutan
tersebut dengan urutan yang sama.
c. Lev Vigotsky
Konstruktivistik yang dikembangkan vigotsky adalah belajar bagi
anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan social maupun
fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah
diperoleh dalam konteks social budaya seseorang.
9
Muh. Yunus Pasanreseng Andi Padi, Psokologi Pendidikan (FORSILADI, 2022), h. 105.
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivistik
Kelebihan dari teori konstruktivistik sebagai berikut :
a. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, Maksudnya yaitu dalam
proses pembelajaran guru hanya sebagai pemberi ilmu dalam
pembelajaran, siswa tuntut untuk lebih aktif dalam proses
pembelajarannya, baik dari segi latihan, bertanya, praktik dan lain
sebagainya, jadi guru hanya sebagi pemberi arah dalam
pembelajaran dan menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan oleh
siswanya. Sebab dalam kosntruktivistik pengetahuan itu tidak
hanya di dapatkan dalam proses pembelajaran akan tetapi bisa juga
di dapatkan melalui diskusi, pengalaman dan juga bisa di dapatkan
di lingkungan sekitarnya.10
b. Siswa (pembelajaran) lebih aktif dan kreatif. Maksudnya di mana
siswa dituntut untuk bisa memahami pembelajarannya baik di
dapatkan di sekolah dan yang dia dapatkan di luar sekolah,
sehingga pengetahuan-pengetahuannya yang dia dapatkan tersebut
bisa dia kaitkan dengan baik dan seksama, selain itu juga siswa di
tuntut untuk bisa memahami ilmu-ilmu yang baru dan dapat di
koneksikan dengan ilmu-ilmu yang sudah lama.
c. Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Belajar bermakna berarti
menginstrksi informasi dalam struktur penelitian lainnya. Artinya
pembelajaran tidak hanya mendengarkan dari guru saja akan tetapi
siswa harus bisa mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman
pribadinya dengan informasi-informasi yang dia dapatkan baik dari
temanya, tetangganya , keluarga, surat kabar, televisi, dan lain
sebagainya.
d. Pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar. Maksudnya siswa
bebas mengaitkan ilmu-ilmu yang dia dapatkan baik di
10
Suparlan, “Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Jurnal Keislaman dan Ilmu
Pendidikan, vol. 1 no. 2 (Juli 2019): h. 85.
lingkungannya dengan yang di sekolah sehingga tercipta konsep
yang diharapkannya. Kelima, perbedaan individual terukur dan di
hargai. Keenam, guru berfikir proses membina pengetahuan baru,
siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah, dan membuat
keputusan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pendidik harus bisa mendorong peserta didiknya untuk belajar atas
inisiatif sendiri bukan karena paksaan, pendidik juga harus memahami apa
jalan pikiran peserta didik dan menerima apa adanya, pendidik harus
mampu mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis dan memaknai
proses pembelajaran.
Anwar ,Chairil, 2017. Teori-teori Pendidikan. (IRCiSoD, 2017).
IIsan , Ellyana Eka Putri, 2018. “Humanis dalam Mendidik (Analisis Terapan
Aliran Psikologi Humanistik), Jurnal Tarbiyatuna, Vol. 2 No. 2
M Arsyad, 2021. Teori Belajar dan Peran Guru pada Pendidikan di Era Revolusi
Industri 4.0. Lambung Mangkurat Universitas Press.
Noorlaila, Feida Isti’adah, 2020. Teori-teori Belajar dalam Pendidikan. Edu
Publisher.
Suparlan, 2019. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Jurnal Keislaman
dan Ilmu Pendidikan, Vol. 1 No. 2
Suprobo, Novina, 2008. Teori Belajar Humanistik. (academia.edu).
Uran, Roberta Hurit dkk, 2021. Belajar dan Pembelajaran. (Media Sains
Indonesia dan Penuli).