Anda di halaman 1dari 5

I.I.

I METODE
3.1 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut (Nurjanah & Anggraini, 2020) observasi adalah suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan secara langsung. Pada
tahap observasi ini peneliti melakukan suatu pengamatan langsung terhadap
kegiatan yang berlangsung di TPS3R Pringsewu Selatan yang memang salah
satu kegiatanya adalah edukasi tentang sampah kemudian penelititi
melakukan analisis untuk memecahkan masalah sehingga masalah yang
dihadapi oleh TPS3R dapat diselesaikan dan dapat berjalan sesuai yang di
inginkan kedepannya.
Observasi di TPS3R dilakukan untuk mempelajari proses pengolahan sampah
menjadi sumber energi dan bahan baku yang dapat didaur ulang diantaranya
adalah proses pemisahan jenis sampah kemudian pengolahan sampah organic
dan organic, pengolaan limbah , system control dan kemanan.
Pendampingan dilakukan melalui pelatihan dan edukasi kepada staf TPS3R
serta masyarakat sekitar. Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan, praktik pengolahan yang
tepat, dan manfaatnya bagi lingkungan.
2. Studi pustaka
Menurut (Putri, 2019) Studi pustaka berkaitan dengan kajian teoritis dan
beberapa referensi yang tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah.
Pada tahap studi pustaka ini peneliti melakukan suatu pengamatan melalui
beberapa jurnal, internet dan buku yang dibutuhkan sebagai sumber refrensi
dalam mengumpulkan data untuk mencari sebuah ide-ide baru dan
dikembangkan dalam penelitian ini serta menyelesaikan masalah yang terjadi
pada penelitian di TPS3R Pringsewu Selatan.
Berdasarkan undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah Beberapa aspek yang diidentifikasi melalui analisis
undang-undang meliputi:
a. Kewajiban Pemisahan dan Daur Ulang: Undang-undang tersebut
menetapkan kewajiban pemisahan sampah dan promosi daur ulang sebagai
langkah untuk mengurangi volume sampah yang diarahkan ke tempat
pembuangan akhir.
b. Standar Perlakuan dan Pengolahan: Undang-undang mengatur standar
perlakuan dan pengolahan sampah yang harus dipatuhi, termasuk
pengolahan limbah berbahaya, pengelolaan air limbah, dan pengendalian
emisi.
c. Kewajiban Pihak-Pihak Terkait: Undang-undang menetapkan kewajiban
bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mengelola sampah
dengan cara yang bertanggung jawab, termasuk pengelolaan limbah
industri dan peran masyarakat dalam partisipasi aktif dalam pengelolaan
sampah.
d. Sanksi dan Pengawasan: Undang-undang juga mengatur sanksi hukum dan
mekanisme pengawasan untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan
pengelolaan sampah. Ini mencakup denda, larangan, atau tindakan hukum
lainnya terhadap pelanggaran hukum lingkungan.
3. Interview
Menurut (Ngurah & Adi, n.d.) Wawancara ialah proses komunikasi atau
interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara
peneliti dengan informan atau subjek penelitian.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan pengelola
TPS3R agar mengetahui masalah-masalah apa yang sering dihadapai sehingga
pada akhirnya dapat di temukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan bapak Lukman Hakim S.Pd selaku ketua
TPS3R menjelaskan tentang bagaimana proses pengolahan sampah dimulai
dengan tahap penerimaan sampah dari pengumpul sampah atau masyarakat.
Sampah kemudian diarahkan ke area pemisahan di mana dilakukan pemisahan
antara sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik akan diolah
melalui proses fermentasi atau pengomposan untuk menghasilkan kompos
atau bahan bakar biomassa. Sedangkan sampah anorganik akan dipilah lebih
lanjut menjadi kategori seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Sampah
anorganik ini akan diolah kembali untuk dijadikan bahan baku yang dapat
didaur ulang.
Kemudian tentang teknologi kombinasi antara pengomposan, pengolahan
termal, dan proses mekanis untuk mengelola sampah. Sampah organik kami
olah melalui proses fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas, yang
kemudian digunakan untuk menghasilkan energi listrik melalui generator.
Sampah anorganik kami diproses dengan menggunakan teknologi pemisahan
secara mekanis, seperti mesin pemisah magnetik untuk logam dan mesin
pemisah optik untuk plastik.
3.2 Metode Pengembangan system informasi waterfall

Perancangan aplikasi ini menggunakan model waterfall. Metode ini melakukan


pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan system lalu
menuju ke maintance. Model ini merupakan model sekuensial diamana proses
pembangunan berjalan melalui beberapa tahap dalam urutan tertentu, tahap demi
tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.(Nanda & Maharani, 2018)
Tahap-tahapan dalam metode tersebut sebagaimana dalam gambar berikut ini.

Gambar 1. Metode Waterfal

1. Analisis system
Tujuan utama analis ini adalah menentukan semua hal tentang pekerjaan yang
dilakukan oleh system untuk melakukan sebuah analis yang mencakup studi
kelayakan dan analis kebutuhan system.

2. Design system
Desain system berfungsi sebagai pengelolaan setelah semua analisis dari
berbagai system pengembangan dari berbagai system pengembangan dan
semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh semua system yang berlaku
kebutuhan ini mempersiapkan sebuah perancangan untuk membangun
pengimplementasiaan secara baik.
Design yang dilakukan untuk membangun system edukasi sampah adalah
menggunakan diagram konteks, Data Flow Diagram , ERD agar menghasilkan
system yang dapat berjalan dengan baik.
3. Implementasi system
Implementasi ini mencakup semua taapan-tahapan serta aktivitas-aktivitas
yang dilakukan seperti.
 Pemrogaman mengunakan Bahasa pemrogaman PHP dan My SQL
 Intalasi perangkat keras dan lunak
 Pelatihan pemakai
 Pembuatan dokumen
 Konversi
4. Testing system
Testing sistem adalah proses yang dilakukan untuk menguji dan mengevaluasi
perangkat lunak, aplikasi, atau sistem yang dikembangkan. Tujuan utama dari
testing sistem adalah untuk memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, memenuhi kebutuhan pengguna,
dan bebas dari kesalahan atau bug yang dapat mempengaruhi kinerjanya.
Dalam pelaksanaan testing system menggunakan XAMPP menyediakan
lingkungan pengembangan yang lengkap dengan server web, database, dan
bahasa pemrograman yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi web
secara lokal.
5. Maintence
Maintenance sistem adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah sistem
atau perangkat lunak telah selesai dikembangkan dan diimplementasikan.
Tujuan utama dari maintenance sistem adalah mempertahankan kinerja,
keandalan, dan keberlanjutan sistem sepanjang waktu.
Maintence yang dilakukan untuk system edukasi sampah ini dilakukan dalam
jangka waktu 3 bulan sehingga ketika ada kendala yang dialami sytem dapat di
atasi kemudian dilakukan pengembangan.

3.3 Kerangka Pikir Penelitian


Pada bagian kerangka pikir peneliti disini penulis menggunakan pola ikan atau
fish bone dimana semua kerangka yang meliputi sebuah tahapan dalam
melakukan sebuah pengembangan system.
Dibawah ini merupakan tahapan peneliti dengan metode Fish bone.

Gambar 2. Metode Fishbone

1. Tahap pertama menentukan masalah yang sering muncul di kegiatan edukasi


TPS3R Pringsewu Selatan.
2. Tahap kedua mencari metode yang akan digunakan dalam memecahkan
masalah yang terjadi pada kegaiatan edukasi TPS3R seperti observasi , studi
pustaka dan interview untuk mencari data yang relevan.
3. Tahap ketiga mencari teori yang akan dibahas serta mengembangkan atau
membuat system lebih memudahkan pennguna untuk mempelajari tentang
bahaya dan manfaat apa yang dapat dihasilkan dari sampah.
4. Tahap keempat, pengimplemntasian sebuah system setelah dibuat dan uji coba
apakah system tersebut sudah berjalan dengan baik atau masih ada masalah,
dengan pengimplementasian ini bisa menggunakan data-data yang telah
diumpulkan sebelumnya.
5. Tahap terakhir penggunaan aplikasi yang sudah tersedia dan dilaksanakan oleh
pengguna serta pengelola.

Anda mungkin juga menyukai