Anda di halaman 1dari 15

BAB IiI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ASSESMENT
a) Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Tanggal Lahir : 13 Maret 1947
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Pendidikan Ibu : S2 Guru
Tinggi Badan : 147,9 cm
Berat Badan : 52,1 kg
Kelurahan : Karang Mekar
Tanggal Kasus : 1 Maret 2019
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. Riwayat Penyakit
Tabel 1. Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan utama Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang Hipertensi
Riwayat Penyakit Dahulu DM dan Kolesterol
Riwayat Penyakit Keluarga -

3. Riwayat Gizi
Tabel 2. Riwayat Gizi Pasien
Status Ekonomi : Menengah Keatas
Data Sosial Ekonomi Jumah Anggota Keluarga : 6
Suku : Banjar
Jumlah Jam Kerja : -
Aktifitas Fisik Jumlah Jam Tidur : ±7 jam
Olahraga : pasien jarang olahraga
Alergi Makanan Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan

1
Pantangan Makanan Makanan yang tinggi natrium dan garam di batasi
Masalah Pasien tidak memiliki masalahh gastroentestinal
Gastrointestinal
Jenis Penyakit : Tidak ada
Penyakit Kronik Terapi Diet : diet DM
Jenis dan Lama Pengobatan : Tidak ada
Pasien tidak ada sariawan maupun gangguan kesehatan
Kesehatan Mulut
mulut lainnya.
Pasien tidak ada mengkonsumsi suplemen ataupun
Suplemen/vitamin
vitamin
Pasien mengalami perubahan berat badan dari 57
Perubahan Berat Badan
menajdi 52,1 dalam 1 tahun terakhir
Pola Makan : 1 kali sehari
FFQ :
 Makanan pokok :
Nasi : 1 kali sehari 2 centong @60 gram
= 60 gr/hr
 Lauk Hewani :
Ikan : 1 kali sehari 1 potong @ 70 gram
= 70gr/hr
 Lauk nabati :
Tempe : 2 kali seminggu 1 potong @ 120 gram
= 17,4 gr/hr
Tahu : 2 kali seminggu 1 potong @ 120 gram
= 17,4 gr/hr
 Sayur :
Sayur bening 3 kali sehari 1 mangkok @100 gram
Labu waluh = 40 gr x 3 =120
Bayam = 40 gr x 3=120
Riwayat/Pola Makan Sayur urap 3 kali sehari dalam 1 porsi :
Kacang panjang = 20 gr (2 sdm)
Kecambah = 15 gr (1 sdm)
Kelapa parur = 10 gr (1 sdm)
 Selingan
Kue lapis legit : 1 kali sehari @50 gram = 50 gr/hr
Kue bolu kukus : 4 kali seminggu @ 50 gram = 30
gr/hr
Kue pais pisang : 1 kali sehari @ 50 gram = 50 gr/hr
Kue bolu isi coklat : 3 kali seminggu @ 40 gram = 17
gr/hr
Dadar gulung : 2 kali seminggu @50 gram = 15 gr/hr
Keripik : 2 kali sehari @40 gram = 80 gr/hr
White coffe es :1 kali sehari @200ml = 200 ml/hr
Gorengan :
Tempe 1 kali sehari @25 gram = 25 gr/hr
Pisang 3 kali seminggu @ 50 gram = 21 gr/ht
Bakwan 4 kali seminggu @30 gram = 17 gr/hr
Riwayat Nutrisi Dahulu Pasien suka mengkonsumsi minuman dingin, minuman
instant,kacang goreng, kue manis, dan hanya makan nasi

2
1 kali sehari
Riwayat Nutrisi Pasien makan tidak teratur dan pasien lebih suka ngemil
Sekarang

b) Antropometri
Berat Badan : 52,1 kg
Berat Badan Ideal : (147,9 -100)
: 47,9 kg
Tinggi Badan : 147,9 cm

IMT : 52,1/(1.47)2 = 23,82 kg/m2 (Normal)

Kategori :

 Obesitas = > 27 kg/m2


 Overweight = 25-27 kg/m2
 Normal = 18.5-25 kg/m2
 Underweight tingkat ringan = 17-18,5 kg/m2
 Underweight tingkat berat = < 17 kg/m2

Status Gizi : %LILA = hasil LILA/ Standar LILA x 100%

= 26/29.0 x 100%

= 90% (Normal)

Kategori :

 Obesitas = > 120%


 Overweight = 110-120%
 Normal = 90-110%
 Underweight = <90%

c) Pemeriksaan Biokimia
Tidak ada pemeriksaan biokimia

3
d) Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 4. Pemeriksaan Klinis Pasien

Tanggal
Pemeriksaan Klinis
Nilai Normal 01/03/2019
Tekanan darah <130/<85 mmHg 160/90 mmHg (N)

e) Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 Jam
Bentuk Makanan : Nasi Biasa
Cara Pemberian : Oral
Tanggal : 28 Feberuari 2019
Tabel 6. Asupan Makanan Berdasarkan Hasil Recall 24 jam Pasien
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Makan 1876,5 kkal 76,9 gr 60,7 gr 267 gr
Kebutuhan pasien 1527,5 57,28 33,9 248,22
% asupan 120% 124% 151 % 107%
Kategori Asupan Lebih Lebih Lebih Baik

Kategori asupan menurut WNPG 2004 yaitu sebagai berikut.


Baik : 80-110%
Kurang: <80%
Lebih : >110 %

f) Terapi Medis : -

B. DIAGNOSA GIZI
a) Problem Gizi
1. Kelebihan asupan oral
2. Penurunan kebutuhan gizi (Natrium)
3. Kurangnya Pengetahuan terkait gizi
b) Penentuan Diagnosa Gizi
1. NI. 2.2 Kelebihan asupan oral berkaitan dengan kebiasaan pasien ngemil 5 kali
sehari di tandai dengan hasil recall energi, protein, dan lemak > 100%

4
2. NI. 5.4 Penurunan kebutuhan gizi (natrium) berkaitan dengan adanya hipertensi
di tandai dengan TD 160/90 (Tinggi)
3. NB. 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan perilaku makan
yang salah di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi minuman dingin,
minuman instant,kacang goreng, kue manis, dan hanya makan nasi 1 kali sehari

C. INTERVENSI GIZI
a) Planning Diet
1. Terapi diet : Diet Rendah Garam
2. Bentuk makanan : Nasi Biasa
3. Rute Pemberian : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan
4. Tujuan diet :
a. Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalamm jaringan tubuh
b. Menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

5. Prinsip diet :
a. Energi diberikan cukup
b. Protein diberikan cukup
c. Lemak diberikan cukup
d. Mineral diberikan cukup
e. Bentuk makanan diberikan biasa sesuai dengan keadaan pasien
f. Membatasi makanan yang tinggi natrium dan pemberian garam di batasi
6. Syarat diet :
a. Energi cukup yaitu sebesar
b. Protein cukup yaitu sebesar 15% dari kebutuhan energi total pasien.
c. Lemak cukup yaitu sebesar 25% dari kebutuhan energi total. Lemak diberikan
dalam bentuk yang mudah cerna.
d. Mineral cukup
e. Pemberian garam di batasi yaitu ¼ sdt per hari
f. Makanan tinggi natrium dibatasi
7. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Berat Badan : 52,1kg
Tinggi Badan : 147,9cm
BBI : 47,9 kg

5
AMB = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
` = 655 + (9,6 x 52,1 kg) + (1,7 x 147,9 cm) – (4,7 x 72 thn)
= 655 + 500,16 + 251,43 – 338,4
= 1068,19 kkal
TEE = AMB x F. aktifitas x F. stress
= 1068,19 kkal x 1.3 x 1.1
= 1527,511 kkal
Protein = (15% x 1527,511 kkal)/4
= 57,28 gr
Lemak = (20% x 1527,511 kkal)/ 9kkal
= 33,9 gr
KH = 100% - (15% + 20%)
= (65% x 1527,511 kkal)/ 4 kkal
= 248,22 gr
8. Bahan Makanan Yang Dianjurkan, Dihindari dan Dibatasi pada penaykit
Hipertensi
Bahan makanan yang dianjurkan :
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal
dari tumbuhan seperti:
 Beras, kentang, ubi, mi tawar, maizena, hunjwe, terigu dan gula pasir
 Kacang-kacangan dan hasil olah kacang-kacangan
 Minyak goreng dan margarine tanpa garam
 Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, lombok, dsb.
2. Semua bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terabtas
 Daging dan ayam, ikan paling banyak 100 gr/hari
 Telur ayam dan bebek paling banyak 1 butir/hari
 Susu segar paling banyak 2 gelas sehari. Kandungan Na pada 100 gr daging
sama banyaknya dengan kandungan Na pada 2 butir telur ayam atau ½
gelas susu.
Bahan makanan yang dibatasi : :
1. Semua makanan yang diberi garamm Natrium pada pengolahannya, seperti:
 Roti, biscuit, karackers, cake dan kue lainnya yang di masak dengan garam
dapur atau soda

6
 Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan
pindang, sardine, ebi, udang kering, telur asing, telur pindang.
 Keju, keju kacang tanah, margarine, mentega
 Acar, asinan sayuran, sayuran dalam kaleng
 Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng
 Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap terasi, petis, tauco, tomato ketchup.
2. Makanan jeroan dan makanan laut.

9. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Tabel 8. Rencana Monitoring dan Evaluasi Pasien
Pengamatan Yang Diukur Pengukuran Evaluasi/ Target
Fisik dan Klinis Tekanan Darah Setiap Hari Tekanan darah normal
Asupan zat gizi Setiap Hari Normal sesuai kebutuhan

10. Rencana Konsultasi Gizi


Sasaran : Pasien
Waktu : 30 menit
Tempat : Galuh Sari RT 13
Materi : Diet Rendah Garam
Alat : Leaflet dan Daftar Bahan Makanan Penukar
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Tabel 9. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling


 Asupan energi,  Agar pasien dapat  Pengertian
dan karbohidrat mempertahankan tentang penyakit
berdasarkan recall berat badan normal hipertensi dan
24 jam adalah pasien. diet rendah garam
lebih  Agar pasien dan  Pengertian dan isi
 Tekanan darah keluarga pasien daftar bahan
tinggi mengetahui makanan penukar
 Kurangnya informasi tentang  Tujuan dan syarat
pengetahuan hipertensi diet yang
terkait gizi  Agar pasien dan diberikan.
keluarga pasien  Bahan makanan
mengetahui yang dianjurkan,

7
informasi tentang diet dibatasi dan harus
rendah garam dan dihindari
Daftar Bahan  Jadwal makan
Makanan Penukar utama dan
 Agar pasien dan selingan
keluarga pasien
mengetahui
informasi tentang
jenis dan macam
makanan yang
dianjurkan, dibatasi
dan harus dihindari
pasien.

11. Hasil Konseling Gizi


Penerima Konseling : Pasien dan keluarga pasien
Waktu : ±15 menit
Tempat : Galuh Sari RT 12
Alat : Leaflet, dan Daftar Bahan Makanan Penukar
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Tabel 15. Hasil Konseling Gizi
Tujuan Materi Konseling Hasil Konseling
Agar pasien atau a. Penjelasan tentang a. Pasien dan keluarga
keluarga pasien Hipertensi dan pasien memahami
mengetahui diet yang Daftar Bahan mengenai konsultasi
diberikan dan Makanan Penukar yang diberikan.
mengetahui makanan b. Tujuan diet yang b. Pasien dan keluarga
yang boleh diberikan memberikan
dikonsumsi serta c. Prinsip dan syarat tanggapan berupa
yang dibatasi atau diet yang diberikan pertanyaan mengenai
dihindari. d. Bahan makanan bahan makanan yang
yang dianjurkan dianjurkan.
dan tidak c. Pasien dan keluarga
dianjurkan pasien bisa
menerapkan diet
RG/Hipertensi yang
diberikan

D. PEMBAHASAN
Pasien bernama Ny.R berumur 72 tahun. Didiagnosa hipertensi dan sudah diderita
sejak lama. Memiliki tinggi badan 147,9 cm, berat 52,1 kg dan IMT 23,52 kg/m2 termasuk

8
dalam kategori Normal. berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yaitu TD 160/90 mmHg
(tinggi). Kebiasaan makan pasien yaitu 1 kali sehari, selingan ±5 kali sehari , suka
mengkonsumsi minuman dingin, minuman instant,kacang goreng, kue manis, dan hanya
makan nasi 1 kali sehari.
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas tekanan
darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya
tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC (Joint National
Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003). Hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
Hipertensi terdiri dari 2 jenis yaitu hipertensi essesntial dan sekunder. Hipertensi
essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas.
Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas
pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang
termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan
lain-lain (Nafrialdi, 2009. Hal ini sesuai dengan jenis hipertensi yang dialami Ny. P yaitu
jenis hipertensi primer/essential. Penyebab hipertensi yang dialami Ny.R yaitu
dikarenakan faktor usia dan gaya hidup, Ny.R sangat suka mengkonsumsi minuman
isntant, kue kring , kacang dan makanan yang mengandung soda kue.. Sedangkan untuk
hipertensi sekunder merupakan hipertensi dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu
yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling
sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003).
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa
penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat
(Sunardi, 2000).
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa berdasarkan rata-rata
pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis (Tabel 1).
Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai normal tekanan darah sistolik
(TDS) <120 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi tidak

9
dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan pasien-pasien yang tekanan
darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada
dua tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus diterapi obat (JNC
VII, 2003)
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-VII 2003

Kategori Tekanan Darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg


Normal ≤120 ≤ 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat,
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema
pada diskus optikus).
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku
kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas,
berkeringat dan pusing (Price, 2005). Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada
penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi
yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas,
cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam
hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan
penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang
mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual
dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 2005).
a. Perkembangan Data Antromopetri
Data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran berat badan menggunakan berat
badan aktual, untuk pengukuran tinggi dengan cara wawancara dan pengukuran
menggunakan Microtoice. Berdasarkan hasil pemantauan dari awal kasus sampai akhir
kasus diketahui bahwa ada terjadi perubahan pada berat badan sebanyak 1 ons kenaikan
dan penurunan. Hal tersebut terjadi karena penurunan dan kenaikan berat badan batas

10
aman adalah 0,5 – 1 kg dalam seminggu, pada kasus ini pemantauan dilakukan selama 2
minggu. Selain itu perubahan asupan makan memengaruhi perubahan BB pada pasien.
Berdasarkan pemantauan, pasien mengalami perubahan pola makan sehingga asupan
makan sesuai kebutuhan normal gizi pasien. Status gizi berdasarkan LILA dari awal kasus
sampai akhir kasus sama atau tetap yaitu dalam kategori normal.
b. Perkembangan Fisik Klinis
Tabel 20. Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien

Pemeriksaan Klinis
Indikator 1//03/19 06/03/19 11/03/19
Tekanan Darah 160/90 mmHg (N) 160/80 mmHg (N) 150/80 mmHg (N)

Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
Data perkembangan fisik/klinis pasien dari awal kasus hingga akhir kasus mengalami
penurunan tekanan darah. Pada hari kunjungan pertama tekanan darah pasien tinggi yaitu
160/90 mmhg hal ini dikarenakan faktor usia dan pola makan pasien yang suka
mengkonsumsi minuman instant, kue kering, kacang goreng dan makanan kue manis.
Menurut Lovastatin (2006) menyatakan bahwa konsumsi makanan memberikan kontribusi
terbesar terhadap kejadian hipertensi, utamanya makanan berisiko. Makanan berisiko
adalah makanan yang dapat menimbulkan resiko penyakit degeneratif. Makanan yang
menjadi pencetus timbulnya hipertensi adalah makanan manis, asin, penyedap, makanan
yang diawetkan, berlemak, jeroan, dan berkafein (Lovastatin, 2006). Selanjutnya Hal ini
juga didukung oleh Black dan Hawks (2005) yang menyatakan bahwa seseorang rentan
mengalami hipertensi seiring dengan meningkatnya umur. Peningkatan kejadian hipertensi
diawali pada umur 20 tahun. Faktor lainnya seperti jenis kelamin juga memicu kejadian
hipertensi, hal ini sejalan dengan penelititian Tesyafe et al., (2007) menyatakan bahwa ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Dalam penelitiannya juga
didapatkan hasil yang menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita lebih besar
dibaningkan laki-laki. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh genetik dan umur. Pada
kunjungan kedua dan ketiga tekanan darah pasien mulai mengalami perubahan setelah
pemberian edukasi dan memotivasi pasien untuk merubah gaya hidup..

11
c. Perkembangan Diet
Berdasarkan hasil pengamatan dari awal kasus sampai akhir kasus tanggal tanggal 01
Maret 2019 , 06 Maret 2019 dan 11 Maret 2019 didapatkan hasil asupan pasien selama 3
kali kunjungan rumah mengalami perubahn. Asupan pasien pada awal kunjungan masuk
dalam kategori lebih untuk energi, protein dan lemak. Hal ini dikarenakan pola makan
pasien yang buruk dan kebiasaan makan pasien yang tidak baik. Pada hari kedua asupan
makan pasien mulai ada perubahan untuk energi dan lemak masih dalam kategori lebih
sedangkan protein dan KH normal. Dan untuk kunjungan ketiga energi protein lemak dan
KH sudah mendekati normal. Hal ini dikarenakan pada kunjungan kedua dan ketiga pasien
sudah mendapatkan edukasi serta motivasi untuk melakukan perubahan gaya hidup dan
pola makan.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien Ny.Rdengan diagnosa medis Hipertensi
2. Hasil antropometri TB 147,9 cm, BB 52,1 kg dan status gizi berdasarkan IMT 23,52
dan LILA 87% (Normal)
3. Pemeriksaan Klinis pasien yaitu TD 160/90 (tinggi)
4. Diagnosa gizi pasien yaitu NI. 2.2 Kelebihan asupan oral berkaitan dengan
kebiasaan pasien ngemil 5 kali sehari di tandai dengan hasil recall energi, protein,
dan lemak > 100%. NI. 5.4 Penurunan kebutuhan gizi (natrium) berkaitan dengan
adanya hipertensi di tandai dengan TD 160/90 (Tinggi), NB. 1.1 Kurangnya
pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan perilaku makan yang salah di tandai
dengan pasien suka mengkonsumsi minuman dingin, minuman instant,kacang
goreng, kue manis, dan hanya makan nasi 1 kali sehari
5. Pasien diberikan diet Rendah Garam dengan kebutuhan zat gizi yaitu energi 1527,5
kkal, protein 57,28 gram, lemak 33,9 gram dan karbohidrat 248,22 gram.
6. Perkembangaan antropometri pasien mengalami penurunan BB pada kunjungan
kedua 1 ons dan pada kunjungan ketiga mengalami peningkatan 2 ons
7. Perkembangan klinis pasien, pasien mengalami perubahan tekanan dari pada
kunjungan pertama 160/90, kunjungan kedua 160/80 dan kunjungan ketiga 150/80.
8. Perkembangan diet pasien menurut hasil Recall 24 jam selama 3 kali kunjungan
yaitu :
a) Kujungan pertama :
E: 1876,5 kkal
P: 76,9 gr
L: 60,7 gr
KH: 267gr
b) Kunjungan kedua :
E: 1760 kkal
P: 63,5 gr
L: 47,6 gr
KH: 250,8gr

13
c) Kunjunagn ketiga :
E: 1550,6 kkal
P: 58,7 gr
L: 43,2 gr
KH: 249,1 gr

B. Saran
- Diharapkan pasien lebih memperhatikan asupan makanan terutama bahan makanan
apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh pasien hipertensi agar
konsultasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi pasien terutama untuk
menurunkan tekanan darah.
- Untuk keluarga pasien diharapakn dapat memberikan motivasi kepada pasien agar
tetap mematuhi dan menjalankan diet yang diberikan.

14
15

Anda mungkin juga menyukai