Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

(INFORMED CONSENT)

UPTD PUSKESMAS SEMPOL


KAB. BONDOWOSO
A. DEFINISI

1. Informed Consent adalah pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang
(pasien) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan terhadap tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang
cukup tentanf tindakan kedokteran yang dimaksud.
2. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas baik dlam keadaan
sehat maupun sakit.
4. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang
kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan.
5. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lulusan Pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baik di dalam negeri
maupun di luar negeri yang di akui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang – undangan.
6. DPJP adalah seorang dokter yang bertanggung jawab mengelola rangkaian asuhan
medis pasien.
7. Keluarga adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara – saudara kandung atau pengampunya.
a. Ayah :
- Ayah kandung
- Termasuk ayah adalah ayah angkat yang di tetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat
b. Ibu :
- Ibu kandung
- Termasuk ibu adalah ibu angkat yang di tetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat
c. Suami
Seorang laki – laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku
d. Istri
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki - laki
berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku
B. RUANG LINGKUP

Dalam menetapkan persetujuan Tindakan Kedokteran harus memperhatikan


ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
1. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien
2. Memberi informasi dan penjelasan merupakan kewajiban dokter atau dokter gigi
3. Pelaksanaan persetujuan Tindakan Kedokteran dianggap benar jika memenuhi
persyartan di bawah ini :
a. Persetujuan atau penolakan Tindakan Kedokteran diberikan untuk persetujuan
Tindakan Kedokteran yang di nyatakan secara spesifik
b. Persetujuan atau penolakan Tindakan Kedokteran diberikan tanpa paksaan
c. Persetujuan atau penolakan Tindakan Kedokteran diberikan oleh seseorang
(pasien) yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya dari segi
hukum
d. Persetujuan atau penolakan Tindakan Kedokteran diberikan setelah diberikan
cukup informasi dan penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan
kedokteran di perlukan
4. Informasi dan penjelasan dianggap cukup jika sekurang – kurangnya mencangkup :
a. Diagnosis dan tindakan kedokteran yang akan dilakukan
b. Tujuan dan manfaat tindakan kedokteran yang akan dilakukan
c. Alternatif tindakan lain, dan resikonya
d. Besarnya resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Resiko atau akibat pasti jika tindakan kedokteran yang direncanakan tidak
dilakukan
g. Informasi dan penjelasan tentanf tujuan dan prospek keberhasilan tindakan
kedokteran yang dilakukan
h. Informasi akibat ikutan yang biasanya terjadi sesudah tindakan kedokteran
C. TATA LAKSANA

1. Pemberian Informasi
a. Dari pihak puskemas
b. DPJP sebagai dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung
jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlu kan. Apabila
berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakili
kepada dokter atau dokter gigi lain dengan sepengetahuan DPJP yang
bersangkutan. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi tanggung
jawab berada titangan DPJP yang memberikan dlegasi.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan Bahasa yang mudah dimengerti
atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman. Penjelasan
tersebut dicatat dan didokumentasikan dalam format rekam medis oleh dokter
atau dokter gigi yang memberikan penjelasan denga mencantumkan :
- Tempat
- Tanggal
- Waktu
- Nama saksi dan nama yang menyatakan
- Tanda tangan saksi dan tanda tangan yang menyatakan

Dalam hal DPJP menilai bahwa penjelasan yang akan diberikan dapat merugikan
kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka
DPJP dapat memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat dengan didampingi
seorang tenaga kesehatan lainnya sebagai saksi.

Hal -hal yang disampaikan pada penjelasan adalah :

1. Penjelasan tentanf diagnose dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi :


a. Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut
b. Diagnosis penyakit, atau dlam hal belum dapat ditegakkan, makan
sekurang – kurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding
c. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya
tindakan kedokteran
d. Prognosis apabila dilakukan tindakan dan tidak dilakukan tindakan
2. Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi :
a. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif,
diagnostic, terpeutik, rehabilitative
b. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan
sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang
mungkin terjadi
c. Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya
dibandingkan dengan tindakan yang di rencanakan
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing – masing
alternatif tindakan
e. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan
darurat akibat resiko dam komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga
lainnya
3. Penjelasan tentang resiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua
resiko dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang
dilakukan, kecuali :
a. Resiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum
b. Resiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya
4. Penjelasan tentang prognosis meliputi :
a. Prognosis tentang hidup matinya
b. Prognosis tentang fungsinya
c. Prognosis tentang kesembuhannya

Dalam hal DPJP yang merawatnya berhalangan untuk memberikan penjelasan


secara langsung, maka pemberian penjelasan harus didelegasikan kepada DPJP
lain yang kompeten. Tenaga kessehatan tertentu dapat membantu memberikan
penjelasan sesuai dengan kewenangannya. Tenaga kesehatan tersebut adalah
tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung
kepada pasien.

Demi kepentingan pasien, persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan bagi


pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh
keluarga pasien yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan
kedokteran.

2. Dari Pihak Keluarga


Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah :
1. Pasien sendiri, yaitu apabila berumur 18 tahun atau sekurang – kurangnya 18
tahun tapi telah menikah
2. Bagi pasien dibawah 18 tahun, persetujuan tindakan medis tau penolakan
tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
a. Ayah / Ibu kandung
b. Saudara – saudara kandung
3. Bagi pasien di bawah 18 tahun dan tidak mempunyai orat tua atau oranf tuanya
berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut hak sbb :
a. Ayah / Ibu adopsi
b. Saudara – saudara kandung
c. Wali
4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mentalm persetujuan atau penolakan
tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sbb :
a. Ayah / ibu kandung
b. Wali yang sah
c. Saudara saudara kandung
5. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan persetujan atau
penolakan tindakan medis diberikan menurut hal sbb :
a. Wali
b. Curator
6. Bagi pasien dewasa yang telah menikah / orang tua, persetujan atau penolakan
tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan sbb :
a. Suami / istri
b. Ayah / ibu kandung
c. Anak – anak kandung
d. Saudara kandung

3. Pemberian Informed Consent


Tata cara pasien menyatakan persetujuan dapat dilakukan secara terucap,
tersurat, atau tersirat. Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi
harus memperoleh persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan. Persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk pernyataan yang
tertuang dalam formular persetujuan tindakan kedokteran.
Sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu jari tangan kiri, formular
tersebut sudah diisi lengkap oleh DPJP yang akan melakukan tindakan kedokteran
atau leh tenaga medis yang diberi delegasi, untuk kemudian yang bersangkutan
dipersilahkan membacanya, atau jika dipandang perlu dibacakan dihadapannya.
Persetujuan secara lisan diperlukan pada tindakan kedikteran yang tidak
mengandung resiko tinggi. Dalam hal persetujuan lisan yang diberikan dianggap
meragukan, maka dapat dimintakan persetujuan tertulis.
Pada keadaan khusus perlu adanya tindakan penghentian / penundaan bantuan
hidup pada seorang pasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasien.
Persetujuan penghentian/penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien
diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari DPJP yang bersangkutan.
Persetujan/penolakan harus secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai