Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

STOK – BINA GUNA PRODI PJKR


TAHUN AJARAN 2022 / 2023

========================================
SOAL TENGAH SEMESTER GENAP
Dosen : Benny Aprial. M, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi
Semester :V
Kelas : A, B, C , D, E dan F

KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI !

1. Kasus jaksa pinangki yang melakukan korupsi dan pencucian uang djoko Chandra.
Yang awal mulanya divonus 10 tahun penjara kemudian menjadi 4 tahun penjara dan
setelah itu melakukan bebas bersyarat! Dari kasus tersebut apakah menurut anda itu
layak dilakukan oleh seorang yang melakukan korupsi milyaran dan bagaimana wajah
hukumnya. Silahkan jelaskan dan berikan UUD yang pas serta solusinya
2. Saat ini di Indonesia mempunyai berbagai kelemahan dari setiap penanganan-
penanganan kasus korupsi baik dibidang olahraga dan di seluruh sector ekonomi. Jika
anda diberikan wewenang untuk menertibkan korupsi diindonesia tanpa panda bulu,
lembaga apa yang akan anda dirikan selain dari KPK, dan apa tujuan dari lembaga
tersebut serta visi dan misinya.

------------------------------SELAMAT MENGERJAKAN---------------------------------
JAWABAN

1. Pemberian hukuman tentu dinilai dari besarnya kerugian negara akan korupsi yang
dilakukan. Undang-undang tentang korupsi dan hukumannya yang masih berlaku di
Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan  Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebagai undang-undang
tentang korupsi dan hukumannya, berikut ini beberapa contoh pasal yang mengatur
tentang korupsi dan hukumannya yang diberlakukan:
 Pasal 2 Undang-Undang No 31 Tahun 1999
Pada pasal ini diatur jenis kejahatan melawan hukum berupa perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau juga korporasi. Tindakan memperkaya
diri ini dilakukan dengan cara merugikan negara atau perekonomian negara. Bagi
siapapun yang melakukan tindakan ini, maka akan dipenjara dengan tiga pilihan,
yaitu:
1) Penjara seumur hidup,
2) Pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun,
3) Pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun.
Selain itu, pilihan hukumannya adalah denda. Jumlah denda yang akan
diajukan paling sedikit dua ratus juta rupiah (Rp 200,000,000) atau paling banyak
denda sebesar satu milyar rupiah (1,000,000,000).

 Pasal 3 Undang-Undang No 3 Tahun 1999


Pasal ini mengatur tentang kejahatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi serta menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan, atau sarana yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena
orang tersebut memiliki jabatan atau kedudukan yang memungkinkan untuk
melakukan hal tersebut. Dan atas tindakannya ini, ia telah merugikan keuangan atau
perekonomian negara.
Jika korupsi jenis ini terjadi, maka seseorang bisa mendapatkan pidana penjara
seumur hidup. Pilihan yang lebih ringan, ia akan dipenjara minimal satu tahun atau
paling lama 20 tahun. Jika mendapatkan hukuman pembayaran denda, maka
seseorang akan didenda minimal lima puluh juta rupiah (Rp 50.000.000) atau denda
paling banyak satu milyar rupiah (Rp 1.000.000.000).

 Pasal 5 Undang-Undang No 3 Tahun 2001


Pasal ini mengatur tentang hukuman yang akan diberikan kepada seseorang
yang memberikan janji kepada PNS atau penyelenggara negara lainnya. Janji ini
dimaksudkan sebagai suap agar PNS atau penyelenggara negara melaksanakan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pemberi suap. Sesuatu
yang diminta ini tentu yang bertentangan dengan kewajiban PNS atau penyelenggara
negara tersebut.

2. Korupsi di sektor olahraga dapat mewujud dalam beragam bentuk. Salah satunya
adalah pengaturan pertandingan (match fixing). Dalam hal ini, wasit atau pemain
menerima suap untuk mengatur hasil akhir pertandingan. Selain karena pengaruh
campur tangan para petaruh atau penjudi, match fixing dimungkinkan karena ambisi
sekelompok pihak yang selalu ingin berada di peringkat atas dalam sebuah kompetisi
olahraga.
Sebagai salah satu negara paling korup di kawasan Asia-Pasifik, saya yakin
sektor olahraga di Indonesia juga tidak luput dari belitan korupsi. Seperti kita ketahui,
virus korupsi telah menyusup ke hampir semua sendi kehidupan bangsa ini. Karena
itu, upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi harus pula diarahkan ke sektor
olahraga kita.
Transparansi menjadi salah satu unsur krusial dalam melawan korupsi. Subsidi
pemerintah kepada sektor olahraga wajib dibarengi transparansi dalam soal
pengelolaannya. Karena itu, kebijakan dan program-program yang akan membuat
sistem keolahragaan kita semakin transparan dan akuntabel harus terus diupayakan
secara sungguh-sungguh.
Yang juga tidak kalah penting adalah aspek kejujuran dari para pengurus
olahraga kita, dalam level apa pun. Keberadaan para pengurus olahraga yang jujur
menjadi modal besar dalam memberantas dan menangkal praktek-praktek korup
dalam sektor olahraga kita. Bagaimanapun, benih-benih korupsi dapat tumbuh subur
karena absennya kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai