Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) p - ISSN: 2615-1227

Volume 4 Nomor 2 (2020) Halaman 114 - 124 e - ISSN: 2655-187X

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP


HARGA SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING

Budi Gautama Siregar


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan
Email : budigautamasrg20@gmail.com

Abstrak
Harga saham merupakan nilai saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut. Harga saham yang terjadi di perusahaan aneka industry ditunjukkan
dengan rata-rata pada perusahaan aneka industry mengalami penurunan yang signifikan pada 2015
dan 2018 sehingga menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk
membeli sahamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis debt to equity ratio terhadap
harga saham yang dimoderasi oleh inflasi pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang
terdaftar di BEI periode 2014-2018. Data penelitian diperoleh melalui studi dokumentasi yang
berkaitan dengan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dan moderated regression analysi dengan bantuan
aplikasi eViews. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang negative dan
signifikan Debt to Equity Rasio (DER) terhadap harga saham, inflasi berpengaruh negative tidak
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry dan inflasi
dapat berperan untuk memoderasi pengaruh dari debt to equity rasio (DER) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

Kata Kunci: Debt to Equity Ratio, Harga Saham dan Inflasi

Abstract
Share price is the share value that reflects the wealth of the company that issues of the shares.
Share prices that occur in various industrial companies are shown by an average of various
industrial companies experiencing a significant decline in 2015 and 2018, causing investors to be
more careful in making decisions for buy their shares. The purpose of this study was to analyze
the debt to equity ratio to stock prices with moderated by inflation in various industrial deposit-
taking companies listed on the IDX for the 2014-2018 period. The research data was obtained
through documentation study related to the data needed in this research. The data analysis method
used is multiple regression analysis and moderated regression analysis with the help of the eViews
application. The results found that there is a negative and significant effect of Debt to Equity Ratio
(DER) on stock prices, inflation has a negative and insignificant effect on stock prices in various
industrial depositing companies and inflation can play a role in moderating the effect of the debt
to equity ratio (DER). to stock prices in various industrial deposit-taking companies listed on the
IDX for the 2014-2018 period.

Keywords: Debt to Equity Ratio, Stock Price and Inflation

PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan sebuah lembaga yang mempunyai peranan penting dalam
menggerakkan roda perekonomian, dimana terjadi pertemuan antara demand dan suplly atas
instrument-instumen keuangan jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dengan pasar modal
tersebut, perusahaan-perusahaan akan mudah untuk mendapatkan dana dari para calon
investor sehingga aktivitas ekonomi tersebut akan terus berputar dan dapat ditingkatkan.
Perusahaan-perusahaan yang sudahn go-public akan bisa mendapatkan dana dengan
menerbitkan instrument-instrumen keuangan seperti saham, obligasi. Tentu untuk menarik
perhatian dari para investor atas isntrumen keuangan yang diterbitkan misalnya saham, maka

114
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

perusahaan saling berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan kinerja tersebut maka
akan menarik perhatian para investor untuk ikut menanamkan modalnya pada perusahaan dan
tentunya akan berakibat positif pada harga sahamnya.
Yuliana (2010:59) saham adalah salah satu surat berharga berbentuk sertifikat yang
menyatakan bukti keikutsertaan atas perusahaan dan mempunyai hak klaim atas keuntungan
yang diperoleh perusahaan. Kinerja dari perusahaan yang menerbitkan saham akan menjadi
perhatian khusus investor dalam mengambil keputusan. Dengan maksimalnya kinerja
perusahaan tersebut akan berpengaruh terhadap harga sahamnya. Harga saham adalah nilai
suatu saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut
(Yuliana, 2010:93).
Samsul (2017:210) menyatakan harga dari suatu saham akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya faktor mikro ekonomi dan makro ekonomi. Faktor ini menggambarkan
kinerja perusahaan dan risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan
memberikan respon faktor-faktor tersebut terkait keputusannya untuk berinvestasi. Jika para
investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, maka akibatnya harga
sahamnya akan mengalami penurunan. Faktor mikro ekonomi adalah faktor yang berasal dari
perusahaan tersebut sedangkan faktor makro ekonomi merupakan faktor yang bersumber dari
luar perusahaan seperti keadaan perekonomian, kebijakan pemerintah, inflasi, dll.
Perusahaan yang sudah listing di pasar modal terdiri dari berbagai sektor sehingga
memberikan berbagai pilihan bagi para investor untuk berinvestasi. Sektor aneka industri
merupakan salah satu sektor perusahaan yang ada di pasar modal yang terdiri dari enam
subsektor diantaranya subsektor mesin dan alat berat, subsektor otomotif, subsektor tekstil dan
garmen, subsektor alas kaki, subsektor kabel dan subsektor elektronik. Sektor industri ini
diharapkan pemerintah agar terus mengembangkan usahanya sehingga dapat menimbulkan
berbagai peluang bisnis. Perkembangan harga saham dari perusahaan sektor aneka industri
ditunjukkan dengan rata-rata harga sahamnya dari tahun 2014-2018 yaitu:
Tabel 1. Rata-Rata Harga Saham
Tahun Harga Saham Perubahan
2014 -3.09 % -
2015 58,86 % -0,04 %
2016 1.34 % -2,85 %
2017 15,29 % 0,36 %
2018 12,11 % -0,69 %
Sumber : www.idx.com (data diolah untuk penelitian ini)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun 2015 demikian juga dengan tahun 2018. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan sector industri belum mampu mengembangkan usahanya sesuai dengan harapan
pemerintah. Terjadinya fluktuasi harga saham tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya faktor mikro ekonomi dan makro ekonomi.
Investor akan terlebih dahulu menilai perusahaan sebelum mengambil keputusan
investasi. Penilaian yang dilakukan investor biasanya dilakukan dengan pendekatan dasar
yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis yang
menfokuskan perhatiannya pada indeks saham, harga dan statistik pasar lainnya guna

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 11
5
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

menemukan pola yang memungkinkan dapat memprediksi atas gambaran yang telah dibuat,
sedangkan analisis fundamental yaitu menghitung nilai instrinsik saham perusahaan dengan
memperhatikan data keuangan yang dilaporkan perusahaan (Hanggara & Maysandra, 2017,
hal. 3).
Analisis fundamental biasanya digunakan dengan analisis rasio keuangan diantaranya
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar, dll. Dalam penelitian ini
digunaan rasio solvabilitas yang diukur dengan debt to equity rasio. Alasannya adalah
perusahaan sudah pasti akan memerlukan tambahan dana untuk meningkatkan operasional
perusahaan, tambahan dana tersebut dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi atau
meminjam uang ke lembaga perbankan. Tentu dengan adanya utang perusahaan akan
mengakibatkan pihak investor lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dananya ke
perusahaan tersebut.
Disamping itu faktor makro ekonomi yaitu inflasi juga akan dijadikan sebagai variabel
moderating dalam penelitian ini, sebab inflasi tersebut merupakan risiko yang tidak dapat
dihindari oleh perusahaan karena penyebabnya adalah kondisi perekonomian nasional. Inflasi
merupakan salah satu faktor penting bagi para investor untuk berinvestasi.
Selain itu juga alasan lain peneliti adalah ternyata banyak penelitian-penelitian empiris
yang masih belum seragam hasilnya sehingga masih memberikan peluang untuk diteliti
kembali, misalnya dalam penelitian Sanjaya & Afriyenis, (2018:74) yang menemukan bahwa
semakin tinggi DER maka perusahaan akan memiliki rasio yang semakin tinggi terhadap
tingkat likuiditasnya dan semakin kecil DER berarti semakin baik kondisi perusahaan
sehingga akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan, demikian juga dengan hasil
penelitian dari (Robert Lambery 2014; Dorota Rath, dkk, 2013). Sedangkan penelitian Istifani
(2018), Muksal (2017) menemukan hasil yang berbeda yaitu DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham (Istifani, 2018).
Penelitian dilakukan pada perusahan yang go public pada sector aneka industry pada
periode 2014-2018 dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh DER terhadap harga saham
yang dimoderasi oleh inflasi.

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Harga Saham
Brigham & Houston, (2010) harga saham adalah faktor penentu kekayaan pemegang
saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi memaksimalkan
harga saham perusahaan. Harga saham pada waktu tertentu akan bergantung pada arus kas
yang diharapkan diterima dimasa yang akan datang oleh investor sehingga investor
mengambil keputusan untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Perubahan harga saham dari waktu ke waktu merupakan hal yang lazim terjadi, perubahan
ini disebabkan pada kekuatan permintaan dan penawaran. Jika saham mengalami kenaikan
permintaan maka sudah tentu harganya akan mengalami kenaikan, demikian sebaliknya.
Harga saham merupakan indikator penilaian terhadap keberhasilan pihak manajemen dalam
mengelola perusahaan. Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka
investor dan pihak lainnya dapat menyimpulkan bahwa perusahaan tersebut sudah dikelola
dengan baik.

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 11
6
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

Anoraga, Pandji, & Piji, (2006:59) harga saham ditentukan dari harga penutupan (closing
price). Harga saham adalah harga penutupan yang terbentuk dari interaksi antara pembeli dan
penjual di pasar modal. Pergerakan harga saham di pasar bursa dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Brigham & Houston (2010) harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
diantaranya ialah : (1) pemberitahuan iklan dan promosi barang yang akan dijual, (2)
pemberitahuan yang berkaitan dengan modal dan hutang, (3) pemberitahuan direksi mengenai
struktur organisasi, (4) pemberitahuan mengenai penggabungan investasi yang dilakukan, (5)
pemberitahuan mengenai pemberhentian usaha, (6) pemberitahuan informasi yang berkaitan
dengan sumber daya manusia, (7) publikasi mengenai laporan keuangan perusahaan.
Sementara yang menjadi faktor eksternal yaitu : (1) adanya kebijakan baru dari pemerintah
mengenai tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan berbagai regulasi lainnya, (2)
pemberitahuan mengenai kasus-kasus hukum yang sedang terjadi di perusahaan, (3)
pemberitahuan industry sekuritas.
Harga saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen perusahaan.
Semakin baik kinerja manajemen perusahaan maka akan dapat meningkatkan laba sehingga
akan berakibat pada kenaikan harga saham di pasar modal.

Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk menilai
penggunaan utang dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Kasmir, (2015:157) DER
ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang (utang lancar dan utang
jangka panjang) dengan seluruh ekuitas. Selanjutnya Munawir, (2011:158) menyatakan Debt
to Equity Ratio pada tiap perusahaan pasti berbeda-beda, hal ini tergantung pada karakteristik
bisnis dan keberagaman dari arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang relatif stabil akan
memiliki rasio yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang memiliki arus kas yang
kurang stabil.
Robert, (1997) Debt to Equity Ratio yang tinggi mempunyai pengaruh yang buruk terhadap
kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi. Artinya beban bunga yang akan
dibayarkan perusahaan akan semakin besar yang mengakibatkan pengurangan terhadap
keuntungan perusahaan. Sebaliknya semakin kecil tingkat debt to equity rasio akan
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena mengakibatkan tingkat
pengembalian yang semakin tinggi.
Semakin besar hutang perusahaan maka risiko yang akan ditanggungpun akan semakin
besar. Karena itu, perusahaan yang tetap mengambil utang akan tergantung pada biaya relatif.
Jika biaya utang lebih kecil daripada dana ekuitas dan dengan menambahkan utang dalam
laporan neraca maka perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya yang
selanjutnya akan menaikkan harga sahamnya. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
kesejahteraan para pemegang saham dan potensi pertumbuhan perusahaan juga akan lebih
besar. Sebaliknya bjika biaya utang lebih besar daripada dana ekuitas dan dengan
menambahkan utang kedalam laporan neraca justru akan dapat menurunkan profitabilitasnya
(Ciaran, 2004).

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 11
7
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

Kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pada calon
investor untuk membeli sahamnya di pasar modal. Perusahaan yang dapat menunjukkan
kinerja yang baik maka akan semaki tinggi keinginan investor dalam membeli saham
perusahaan. Hal ini disebabkan karena saham tersebut akan memberikan peluang yang
menjanjikan keuntungan bagi investor. Apabila para investor memiliki permintaan yang
banyak terhadap saham perusahaan maka akan berdampak kepada kenaikan harga saham.
Secara matematis debt to equity rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Inflasi
Roszalinda, (2014:298) inflation adalah suatu gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat
harga-harga barang secara umum yang berlangsung secara terus menerus. Selanjutnya Karim,
(2012:135) inflasi merupakan salah satu dari beberapa peristiwa moneter yang
memperlihatkan suatu kondisi dimana terjadi kecendrungan harga barang yang akan menaik
secara umum sehingga menyebabkan penurunan harga barang.
Jadi inflasi adalah keadaan dimana terjadinya kenaikan permintaan barang dalam
perekonomian suatu negara secara keseluruhan atau kenaikan harga barang secara umum dan
terjadi secara terus menerus. Naiknya tingkat inflasi ditandai dengan harga barang barang yang
menaik, sehingga akan dapat menyebabkan biaya produksi lebi tinggi dari pendapatan
sehingga mengakibatan profitabilitas perusahaan akan menurun. Penurunan profitabilitas
perusahaan tersebut akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investor untuk
membeli saham perusahaan sehingga berakibat turunnya harga saham perusahaan.

Debt to Equity (DER) dan Harga Saham


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang-utangnya baik jangka pendek maupun
jangka panjang. DER diukur dengan membandingkan antara total utang dengan total modal.
Para investor umumnya akan menggunakan rasio ini guna melihat seberapa besar utang yang
dimiliki oleh perusahaan dan pemegang sahamnya. Apabila DER yang dimiliki perusahaan
tinggi maka ada kecendungan perusahaan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan
untuk membeli saham perusahaan tersebut, sebab investor beranggapan sekalipun perusahaan
memperoleh keuntungan yang besar namun keuntungan tersebut akan terlebih dahulu
digunakan untuk menutupi utang dan bunganya dibandingkan dengan pembagian dividen.
Ujiati & Dzulqodah, (2016:109) semakin besar DER yang dimiliki perusahaan berarti
struktur modal usahanya lebih banyak diperoleh melalui utang terhadap ekuitas dan
mencerminkan risiko yang akan dihadapi perusahaan akan lebih tinggi. Demikian juga dengan
Sanjaya & Afriyenis, (2018) yang menyatakan bahwa semakin tinggi angka DER maka dapat
diasumsikan bahwa perusahaan memiliki risiko yang tinggi terhadap likuiditasnya dan
semakin kecil DER maka akan semakin baik bagi perusahaan sehingga akan menarik respon
investor dan akan mengakibatkan harga saham perusahaan akan menaik. Dalam penelitiannya
Lambey, (2014), Ema Novasari (2013) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sehingga hipotesis yang diajukan adalah:

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 11
8
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

H1 : Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018

Inflasi dengan Harga Saham


Inflasi merupakan kondisi dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan dan
penurunan terhadap nilai mata uang. Pihak manajemen perusahaan dan para investor
umumnya lebih menyukai kondisi inflasi yang ringan. Tingginya tingkat inflasi akan
menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga mengurangi pendapatan yang akan
dihasilkan oleh perusahaan (Tandelilin, 2010).
Dengan meningkatnya inflasi yang ditandai dengan harga barang yang menaik, biaya
produksi melebihi tingkat pendapatan sehingga profitabilitas yang dihasilkan perusahaan akan
mengalami penurunan. Dengan kondisi penurunan profitabilitas tersebut akan mengakibatkan
investor berpikir bahwa saham perusahaan kurang kompetitif.
Inflasi yang tinggi akan menyebabkan tingginya tingkat suku bunga pada perbankan, suku
bunga yang tinggi akan dapat memicu tingginya suku bunga utang sehingga akan menurukan
laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Dengan penurunan laba bersih tersebut juga akan
berdampak pada pembagian dividen bagi para pemegang saham. Informasi ini akan berakibat
pada penurunan harga saham perusahaan di pasar bursa. Penelitiannya Silva, (2016), Kusuma
& Badjra, (2016) menemukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham.
H2 : Terdapat pengaruh Inflasi terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor
aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018

Inflasi Memoderasi Pengaruh DER terhadap Harga Saham


Para investor akan lebih tertarik melihat perusahaan dengan kondisi DER yang rendah,
sebab risiko yang akan dihadapi akan menjadi lebih kecil. Semakin rendah nilai DER maka
akan mengakibatkan semakin banyak investor yang berkeinginan untuk membeli saham
perusahaan tersebut.
Pemerintah akan berusaha untuk menurukan tingkat inflasi dengan kebijakan moneter yaitu
menurunkan penawaran uang. Bank Indonesia selaku bank sentral akan menaikkan suku
bunga sehingga akan menarik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Dengan
banyaknya simpanan masyarakat di bank, maka pihak bank akan menyalurkan dana tersebut
kepada perusahaan yang membutuhkan dana sebagai tambahan modal melalui utang. Dengan
perolehan utang dari pihak perbankan, akan mengakibatkan nilai DER perusahaan akan
semakin meningkat. Nilai DER perusahaan yang meningkat akan menyebabkan minat investor
untuk membeli saham perusahaan perusahaan tersebut akan menurun dan mengakibatkan
harga saham perusahaan juga akan menurun.
H3 : Inflasi mampu memoderasi pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode
2014-2018

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu diatas, maka kerangka pemikiran
penelitian dapat digambarkan seperti berikut:

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 11
9
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

Debt to Equity Ratio


Harga Saham
(DER)

Inflasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu menganalisis pengaruh diantara
variable independen dengan dependen. Jika dilihat dari segi tujuan penelitian, maka penelitian
ini berjenis deskriftif kausalitatif.
Populasi dalam penelitian in adalah perusahaan sektor aneka industry yang listing di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 yang berjumlah 49 perusahaan. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
penelitian ini maka jumlah sampel yang terpilih adalah 18 perusahaan.

Pengukuran Variabel
Variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable dependen yaitu harga
saham, variable independen yaitu debt to equity rasio dan variable moderator yaitu inflasi.
Harga saham merupakan harga yang terbentuk dari proses permintaan dan penawaran
antar investor yang terjadi di pasar bursa. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga
saham penutupan (closing price) yang dirata-ratakan dan dihitung dengan menggunakan
rumus:
𝑃𝑖𝑡 − 𝑃𝑖𝑡−1
𝐶𝑔 =
𝑃𝑖𝑡−1
Debt to Equity Rasio (DERmerupakan salah satu dari rasio solvabilitas yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. Debt to Equity Rasio (DER)
dihitung dengan membandingkan besarnya utang dengan modal yang dimiliki perusahaan,
yang dihitung dengan rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑖𝑢𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
Inflasi dalam penelitian berperan sebagai variable moderator. Inflasi merupakan
kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara terus menerus diikuti dengan penurunan
nilai mata uang. Inflasi yang digunakan adalah inflasi rata-rata yang terjadi setiap bulannya
dalam satu bulan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan
dokumentasi. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan analisis terhadap dokumen yang
diperlukan dalam penelitian ini yang berupa laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan,
harga saham, teks book, jurnal dan lainnya. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 12
0
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

adalah analisis regresi data panel dan moderated regression analysis. Adapun model dalam
penelitian ini adalah:
HSit = b0 + b1DERit + eit………………………….. (1)
HSit = b0 + b1INFit + eit………………………….. (2)
HSit = b0 + b1DERit + b2INFit + b3DER*INFit + eit….. (3)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Pengujian normalitas yang digunakan adakan histogram residual dan Jarque-Bera. Hasil
yang diperoleh melalui software eViews adalah nilai Jarque-Bera yang kurang dari dua (tidak
signifikan), maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini berdistribusi nomal.
Selanjutnya untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan uji correlation
dengan menggunakan matriks. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa semua
variable berada dibawah 0.8 yang artinya bahwa model regresi ini tidak terdapat
multikolinearitas.

Pengujian Model I dan Model II


HSit = b0 + b1DERit + eit………………………….. (1)
HSit = b0 + b1INFit + eit………………………….. (2)
Hasil regresi dengan menggunakan model random effect diperoleh hasil:

Tabel 2. Perhitungan Estimasi Random Effect


Variabel Coef. Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.0162 0.1581 28.842 0.000
DER -0.004 0.0008 -9.264 0.000
INF -2.437 4.1762 -0.5176 0.4165
Sumber: Hasil output eViews (data diolah untuk penelitian)
Variabel debt to equity rasio (DER) memiliki nilai t hitung sebesar -9.264 pada tingkat alpha
5 % mendapatkan nilai ttabel sebesar 1.66277. karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka
hipotesis (H1) dapat diterima. Selanjutnya untuk nilai probabilitas mendapatkan hasil 0.000
yang lebih kecil dari nilai alpha yaitu 5 % (0.05). Dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity
Rasio (DER) berpengaruh negative signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.
Variabel inflasi memiliki nilai t hitung sebesar -0.5176 pada tingkat alpha 5 % mendapatkan
nilai ttabel sebesar 1.66277. karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka hipotesis (H2)
ditolak. Selanjutnya untuk nilai probabilitas mendapatkan hasil 0.4165 yang lebih besar dari
nilai alpha yaitu 5 % (0.05). Dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negative tidak
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang
terdaftar di BEI periode 2014-2018.

Pengujian Model III


HSit = b0 + b1DERit + b2INFit + b3DER*INFit + eit….. (3)
Hasil regresi dengan menggunakan model random effect diperoleh hasil:
Tabel 3. Perhitungan Estimasi Random Effect

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 12
1
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

Variabel Coef. Std. Error t-Statistic Prob.


C 5.0162 0.1581 28.842 0.000
DER? -0.002 0.0008 -3.154 0.120
INF? 0.117 0.0423 3.8845 0.000
DER*INF? -0.002 0.000 -4.265 0.000
Sumber: Hasil output eViews (data diolah untuk penelitian)

Nilai probabilitas koefisen dari variable interaksi DER*INF adalah 0.000, dimana nilai ini
lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dapat
berperan untuk memoderasi pengaruh dari debt to equity rasio (DER) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham
Hasil penelitian ini diperoleh Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negative signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018. Hasil ini memberikan bukti bahwa investor lebih tertarik untuk membeli
saham perusahaan aneka industry jika nilai (DER) yang rendah, kareana dengan rendahnya
DER tersebut perusahaan akan menghadapi risiko keuangan yang lebih kecil. Hasil ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai DER perusahaan maka akan semakin
besar keinginan investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Karena banyaknya
keinginan investor untuk membeli saham perusahaan tersebut maka akan meningkatkan harga
sahamnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sanjaya & Afriyenis, (2018), Lambey, (2014),
Ema Novasari (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi angka DER maka dapat
diasumsikan bahwa perusahaan memiliki risiko yang tinggi terhadap likuiditasnya dan
semakin kecil DER maka akan semakin baik bagi perusahaan sehingga akan menarik respon
investor dan akan mengakibatkan harga saham perusahaan akan menaik.

Pengaruh Inflasi terhadap harga saham


Hasil penelitian ini ditemukan bahwa inflasi berpengaruh negative tidak signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018. Hasil mengindikasikan bahwa investor tetap melakukan pembelian
terhadap saham perusahaan sekalipun terjadi inflasi, kondisi diakibatkan kemungkinan pada
periode pengamatan 2014-2018 inflasi yang terjadi tidak terlalu tinggi.Karena investor masih
tetap melalukan pembelian terhadap saham perusahaan maka mengakibatkan harga saham
perusahaan tetap mengalami kenaikan sehingga perusahaan mampu memberikan tingkat
return yang lebih tinggi kepada para pemegang sahamnya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitiannya Silva, (2016), Kusuma & Badjra,
(2016) yang menemukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham.

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 12
2
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

Inflasi mampu Memoderasi Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga
Saham
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa inflasi dapat berperan untuk memoderasi pengaruh
dari debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka
industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Dengan terjadinya inflasi, maka Bank
Indonesia akan melakukan kebijakan moneter dengan menaikkan tingkat suku bunga
simpanan dan menurunkannya untuk kredit bagi perusahaan. Dengan menaikkan tingkat suku
bunga pinjaman maka akan meningkatkan minat masyarakat untuk menyimpankan uangnya
di bank. Dan perusahaan akan mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendanaan dengan
cara utang ke perbankan.
Dengan bertambahnya utang perusahaan ke perbankan, maka akan mengakibatkan Debt to
Equity Ratio (DER) perusahaan menjadi tinggi. Apabila nilai DER perusahaan menaik maka
risiko keuangan yang akan dihadapinya pun akan semakin meningkat. Sehingga dengan
kondisi demikian akan menyebabkan para investor berpikir ulang kembali untuk melakukan
pembelian saham. Investor akan beranggapan sekalipun perusahaan memperoleh keuntungan
yang besar, namun karena DER tinggi maka akan membebani perusahaan untuk membayar
pokok utangnya sekaligus tingkat bunganya dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pembagian deviden bagi pemegang saham. Dengan rendahnya keinginan investor untuk
membeli saham perusahaan, akan mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negative signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018
2. Inflasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.
3. Inflasi dapat berperan untuk memoderasi pengaruh dari debt to equity ratio (DER) terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktor setor aneka industry yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu menggunakan variable independen yang masih
minim, kedepannya untuk penelitian lanjutannya dapat ditambahi rasio-rasio fundamental
semisal likuditas, rasio aktiva, rasio pertumbuhan. Dan Saran penelitian ini adalah untuk para
investor dan masyarakat disarankan agar sebelum memutuskan untuk membeli saham pada
sektor aneka industry sebaiknya melakukan penilaian terhadap kinerjanya. Pilihlah saham
perusahaan yang memiliki DER yang lebih rendah, karena perusahaan tersebut akan
menghadapi risiko yang relative kecil sehingga akan mengakibatkan harga saham perusahaan
akan meningkat dan pada akhirnya akan memberikan tingkat return yang lebih baik kepada
perusahaan.

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 12
3
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 4 Nomor 2 (2020)

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, & Piji, P. (2006). Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Brigham, E. F., & Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (II ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
Ciaran, W. (2004). Key Management Rations: Rasio-Rasio Manajemen Penting, Penggerak
dan Pengendali Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Hanggara, A., & Maysandra, G. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental terhadap
Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Milik Pemerintah DI BEI
2003-2012. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, 12(1).
Istifani, d. (2018). Pengaruh Debt to Equity Rasio , ROA, NPM terhadap Harga Saham pada
Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Bisnis 27. Jurnal Produktivitas, 5(1).
Karim, A. A. (2012). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kusuma, & Badjra. (2016). Pengaruh Inflasi, JUB, Nilai Kurs Dolar dan Pertumbuhan GDP
terhadap ISHG di BEI. e-Jurnal Manajemen UNUD, 5(3), 1829-1858.
Lambey, R. (2014). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Asuransi di BEI 2009-2012. Accountability, 3(2).
Mujiati, Y., & Dzulqodah, M. (2016). Pengaruh EPS, PER Terhadap DER dan Harga Saham
Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di BEI. Eksis, 11(1).
Munawir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: 2011.
Robert, A. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Soft Indonesia.
Roszalinda. (2014). Ekonomi Islam (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta:
PT. Raja Gafindo Persada.
Samsul, M. (2017). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya, S., & Afriyenis, W. (2018). Analisis Fundamental terhadap harga saham perusahaan
manufaktur sektor industi barang konsumsi. Jurnal kajian Ekonomi Islam, 3(1).
Silva, N. (2016). Effect of Inflation on Stock Prices: evidence from Sri Lanka. International
Journal of Scientific & Engineering Research, 7(4), 1-10.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (Pertama ed.). Yogyakarta:
Kanisius IKAPI.
Yuliana, I. (2010). Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN Maliki Press.

Budi Gautama Siregar: Pengaruh Debt to Equity Ratio (Der) terhadap Harga Saham dengan Inflasi….. 12
4

Anda mungkin juga menyukai