Anda di halaman 1dari 2

Nama : Melisawati Perangin angin

Nim : 207007135
Prodi : Magister Manajemen
Mata kuliah : Rekayasa Faktor Manusia
Dosen : Prof. Dr. Eng Himsar Ambarita

Judul Work place design recommendations for the pregnant worker


Nama Jurnal, International Journal of Industrial Ergonomics, 1998, 21(5), 383-395
Tahun,
Volume,
Issue,
Halaman
Link https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0169814196000790

Latar Dengan meningkatnya persentase wanita dalam angkatan kerja, pengakuan


belakang realistis atas kebutuhan khusus pekerja hamil akhirnya mulai muncul.
penelitian Kesadaran akan perubahan fisik dan fisiologis yang terjadi selama
kehamilan dan bagaimana pengaruhnya terhadap produktivitas di tempat
kerja sangatlah penting karena di banyak industri wanita merupakan
mayoritas posisi berketerampilan menengah hingga tinggi dan karenanya
merupakan aspek ekonomi produksi yang penting, yaitu tidak selalu dapat
diganti dengan mudah atau cepat. Cara industri menanggapi perubahan
tenaga kerja ini menentukan dampak ekonomi dari kehamilan pada
perusahaan. Tanggapan terhadap pekerja yang hamil secara historis
berkisar dari memecatnya hingga mencoba menempatkannya dengan
penugasan kembali setelah kehamilan berlanjut. Namun, dalam jangka
panjang, pendekatan ini lebih hemat biaya daripada menunggu untuk
bereaksi sampai terjadi kehamilan, pekerja ingin tetap bekerja, tugas atau
pekerjaan harus didesain ulang, atau pekerja dipindahkan dan mungkin
dilatih ulang.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan faktor risiko ergonomis yang
penelitian paling sering diidentifikasi untuk kehamilan dan jika mungkin membuat
rekomendasi desain untuk faktor-faktor ini yang memungkinkan pekerja
hamil yang normal dan sehat untuk terus bekerja dengan risiko minimum
dan efisiensi kerja terbesar.
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
penelitian studi literatur atau kepustakaan.
Hasil yang Faktor ergonomi mempengaruhi pekerja hamil. Wanita hamil mungkin
diperoleh lebih sensitif terhadap berbagai tantangan ergonomis dan lingkungan
daripada rekan pria dan wanita yang tidak hamil. Namun, ini adalah area
yang sangat kontroversial. Stressor lingkungan lainnya, kebisingan,
getaran, panas, dingin dan lingkungan basah/lembab disarankan untuk
memiliki dampak yang paling merugikan. Respon manusia terhadap
lingkungan yang panas, dingin dan lembab. Lingkungan yang panas,
dingin dan sangat lembab atau basah semuanya mempengaruhi manusia
dengan memodifikasi kemampuan tubuh untuk menukar panas yang
dihasilkan oleh proses metabolisme dengan lingkungan melalui proses
radioaktif, evaporatif, dan konduktif/konvektif. Kapasitas “frustasi” dan
“kelelahan” serta efek fisiologis dan psikologis yang merugikan dari tugas
semacam itu pada pekerja telah lama diketahui, tetapi dampaknya terhadap
pekerja yang hamil belum diketahui.Postur, sebagai faktor risiko
ergonomis, mengacu pada posisi tubuh yang diadopsi selama bekerja.
Postur statis, atau posisi yang dilakukan untuk waktu yang lama tanpa
gerakan, baik duduk atau berdiri, sangat melelahkan bagi semua pekerja,
dan tugas, peralatan, dan tempat kerja harus dirancang untuk
meminimalkan terjadinya hal tersebut.
Kesimpulan Pekerja hamil dapat menjadi aset yang berharga di hampir semua
lingkungan kerja jika perubahan khusus yang terjadi selama kehamilan
diketahui dan pekerjaan serta lingkungan kerjanya disesuaikan untuk
mengakomodasi dirinya. Kemampuan pekerja dan pemberi kerja untuk
memodifikasi tempat kerja dan lingkungan kerja dapat memberikan
peningkatan yang signifikan dalam sikap, kesehatan, dan produktivitas
pekerja. Telah diamati bahwa ketika pekerja hamil dapat memodifikasi
tempat kerja mereka, jumlah hari sakit yang diambil lebih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai